Jl Raya Kebayoran Lama no. 46, RT. 6 ,RW. 2, Sukabumi Sel, Kb Jeruk,
Kota Jakbar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Pajak Penghasilan PPH 22” ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3.Tujuan Penulisan..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 kesimpulan...................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pajak Penghasilan
2. Untuk mengetahui pengertian dari Pajak Penghasilan Pasal 22
3. Untuk mengetahui Objek pemungutan PPh pasal 22
4. Untuk mengetahui Cara menghitung PPh pasal 22
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak
Penghasilan atas Penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.
Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau memperoleh
penghasilan. Subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan, dalam
Undang-Undang No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh) disebut
Wajib Pajak. Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenai pajak untuk
penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektifnya
dimulai atau berakhir dalam tahun pajak. Pajak Penghasilan merupakan jenis
pajak subjektif yang kewajiban pajaknya melekat pada Subjek Pajak yang
bersangkutan, artinya kewajiban pajak tersebut dimaksudkan untuk tidak
dilimpahkan kepada Subjek Pajak lainnya. Oleh karena itu dalam rangka
memberikan kepastian hukum, penentuan saat mulai dan berakhirnya kewajiban
pajak subjektif menjadi penting.
3
2. Badan Badan Tertentu , Baik Badan Pemerintah Maupun Swasta Berkenan
Dengan Kegiatan Di Bidang Impor Atau Kegiatan Usaha Di Bidang Lain.
3. Wajib Pajang Badan Yang Melakukan Penjualan Barang Yang Tergolong
Sangat Mewah
4
2.4 Cara Menghitung PPh Pasal 22
1. Atas Impor :
a. yang menggunakan Angka Pengenal Importir (API) = 2,5% (dua
setengah persen) dari nilai impor, kecuali atas impor kedelai,
gandum, dan tepung terigu sebesar 0,5% (setengah persen) dari
nilai impor.
b. non-API = 7,5% . yang tidak menggunakan angka pengenal impor
(API), sebesar 7,5% (tujuh setengah persen) dari nilai impor;
dan/atau
c. yang tidak dikuasai = 7,5% (tujuh setengah persen) dari harga jual
lelang. Pengertian nilai impor adalah nilai berupa uang yang
menjadi dasar perhitungan bea masuk yaitu cost insurance and
freight (CIF) ditambah dengan bea masuk dan pungutan lainnya
yang dikenakana berdasrkan ketentuan peraturan perundang
undangan kepabeanan di bidang impor.
2. Atas pembelian barang yang pemungut pajaknya bendahara pemerintah
dan KPA,bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan
dengan mekanisme uang persediaan (UP), dan KPA atau penjabat penerbit
SPM yang diberi delegasi oleh KPA untuk pembayaran untuk pihak ketiga
dan mekanisme pembayaran langsung (perhatikan pemungut pajak NO. 2,
3, dan 4)sebesar 1,5%(satu setengah persen) dari harga pembelian.
3. Atas penjualan hasil produksi ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak, yaitu :
a. Kertas : 0.1% x DPP PPN (Tidak Final)
b. Semen : 0.25% x DPP PPN (Tidak Final)
c. Baja : 0.3% x DPP PPN (Tidak Final)
d. Otomotif : 0.45% x DPP PPN (Tidak Final)
4. Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen atau
importir bahan bakar minyak,gas, dan pelumas adalah sebagai berikut:
5
1. Pungutan PPh Pasal 22 kepada penyalur/agen, bersifat final. Selain
penyalur/agen bersifat tidak final
6. Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang
menggunakan API = 0,5% x nilai impor.
7. Atas Penjualan :
a. Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp
20.000.000.000,-
b. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp
10.000.000.000,
6
c. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga
pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,- dan luas bangunan
lebih dari 500 m2.
d. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari
10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle(suv), multi
purpose vehicle (mpv), minibus dan sejenisnya dengan harga jual
lebih dari Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dan dengan
kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc. Sebesar 5% dari harga jual
tidak termasuk PPN dan PPnBM.
8. Untuk yang tidak memiliki NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif
PPh Pasal 22.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan