Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) SEBAGAI DASAR

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBANTU


(Studi Pada PG. Ngadirejo Kediri - PT. Perkebunan Nusantara X)

Azmi Fahma Amrillah


Zahroh ZA
Maria Goretti Wi Endang NP
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: Fahma_azmi@yahoo.co.id

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the auxiliary raw material inventory control by PG. Ngadirejo
Kediri and determine the auxiliary raw material inventory control using Economic Order Quantity. This type
of research is descriptive research with quantitative approach. Source of data in this research using secondary
data sources obtained directly from the company. Collecting data using interviews and documentation.
Analysis of the data used in this research using Economic Order Quantity. Result of the analysis proves that
when companies apply the method Economic Order Quantity in 2013, 2014, and 2015 in the purchase of raw
materials auxiliary optimum, so there are the difference of spending cuts total cost for raw materials auxiliary
belerang consecutive Rp. 1.010.959,19574, Rp. 957.208,54419, Rp. 1.165.215,68373. So also the raw
material phosphate auxiliary in 2013, 2014, and 2015 there were a total savings respectively of Rp.
2.961.990,3358, Rp. 2.764.054,70668, Rp. 3.374.978,66496. Based on the analysis conducted, it should be
PG. Ngadirejo Kediri apply method Economic Order Quantity in determining the quantity of the purchase of
raw materials auxiliary materials optimal, so as to minimize total cost incurred by the company every year.

Keywords:Inventory control, Auxiliary raw materials, Economic Order Quantity

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengendalian persediaan bahan baku pembantu PG.
Ngadirejo Kediri dan mengetahui pengendalian persediaan bahan baku pembantu dengan menggunakan
metode Economic Order Quantity. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh
langsung dari perusahaan. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Economic Order Quantity. Hasil dari analisis
membuktikan bahwa apabila perusahaan menerapkan metode Economic Order Quantity pada tahun 2013,
2014, dan 2015 didalam pembelian bahan baku pembantu yang optimal, maka terdapat adanya selisih
pengehematan pengeluaran total biaya untuk bahan baku pembantu belerang berturut-turut Rp.
1.010.959,19574, Rp. 957.208,54419, Rp. 1.165.215,68373. Begitu juga bahan baku phospat pada tahun 2013,
2014, dan 2015 terdapat total penghematan berturut-turut yaitu Rp. 2.961.990,3358, Rp. 2.764.054,70668, Rp.
3.374.978,66496. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka sebaiknya PG. Ngadirejo Kediri
menerapkan metode Economic Order Quantity didalam menentukan kuantitas pembelian bahan baku
pembantu yang optimal, sehingga dapat meminimalkan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap
tahunnya.

Kata kunci: Pengendalian persediaan, Bahan baku pembantu,Economic Order Quantity

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 33 No. 1 April 2016| 35


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN pemesanan atau pembelian yang ekonomis dan
Perkembangan ekonomi saat ini dunia usaha optimal. Bahan baku pembantu yang digunakan
tumbuh dengan pesat di Indonesia, sehingga setiap oleh PG. Ngadirejo Kediri berupa beberapa bahan
perusahaan dituntut untuk bekerja lebih baik dalam kimia seperti belerang, phospat, flokulant, dan susu
menghadapi persaingan kedepannya. Perusahaan kapur. Namun, bahan baku pembantu yang
industri mencapai tujuan organisasi dengan cara dipergunakan untuk menghitung pengendalian
memaksimalkan kinerja pada setiap bagiannya. persediaan dengan menggunakan metode
Berlangsungnya proses produksi suatu perusahan Economic Order Quantity adalah bahan baku
dipengaruhi oleh berrbagai faktor yang ada pembantu belerang dan phospat, karena belerang
didalam perusahaan itu sendiri, diantaranya faktor dan phospat merupakan bahan baku pembantu
modal, teknologi, prsediaan bahan baku dan barang yang bersifat menetap dan dapat langsung
jadi. digunakan didalam proses pembuatan gula.
Persediaan merupakan hal yang terpenting PG. Ngdirejo Kediri adalah salah satu unit
dalam suatu perusahaan dan mempunyai pengaruh usaha dari PT. Perkebunan Nusantara X dan
penting pada fungsi bisnis terutama fungsi merupakan salah satu pabrik gula yang berada di
operasional pemasaran. Setiap perusahaan yang wilayah Jawa Timur, terletak di Desa Jambean
bergerak dibidang industri tidak akan lepas dari Kecamatan Keras Kediri dengan hasil produksi
persediaan. Bahan baku merupakan hal paling utamanya adalah gula pasir. PG. Ngadirejo Kediri
utama yang harus ada didalam perusahaan, didalam melakukan kegiatan proses produksi
terutama perusahaan industri, karena bahan baku dalam pembuatan gula menggunakan bahan baku
merupakan bagian dari suatu proses produksi yang utama yaitu tebu, dan bahan baku pembantu berupa
harus ada didalam perusahaan dan tidak dapat beberpa jenis bahan kimia seperti belerang,
diabaikan keberadaannya, baik dalam kuantitas phospat, floculant, dan susu kapur.
maupun kualitas yang telah ditentukan oleh PG. Ngadirejo Kediri merupakan salah satu
perusahaan. perusahaan industri yang memerlukan
Persediaan bahan baku pembantu memiliki pengendalian persediaan bahan baku pembantu
pengaruh signifikan terhadap proses produksi. dengan metode Economic Order Quantity didalam
Perusahaan yang bergerak dibidang industri, sering melakukan pemesanan atau pembelian bahan baku
mengalami kendala didalam menjalankan suatu pembantu. Pengendalian persediaan merupakan
kegiatan produksinya, kendala tersebut diantaranya tindakan sangat penting yang harus dilakukan oleh
adalah mengenai besar kecilnya suatu persediaan pihak perusahaan didalam menghitung berapa
bahan baku pembantu yang ada di perusahaan. jumlah optimal tingkat persediaan yang
Oleh karena itu, diperlukan pengendalian diharuskan, serta kapan saatnya mulai mengadakan
persediaan bahan baku pembantu untuk pembelian atau pemesanan kembali. Berikut
mengantisipasi kendala tersebut. Pengendalian penyajian data pembelian dan pemakaian bahan
persediaan bertujuan agar barang jadi dapat sessuai baku pembantu belerang dan phospat didalam
dengan yang diinginkan oleh pelanggaan. proses pembuatan gula di PG. Ngadirejo Kediri
Pengendalian persediaan bahan baku tahun 2013-2015.
pembantu didalam tingkat persediaan akan dapat Tabel 1 Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku
mempengaruhi perusahaan kedepannya. Apabila Pembantu Belerang dan Phospat Tahun
suatu perusahaan dapat tetap menjamin 2013-2015
kelangsungan kegiatan operasional serta dapat Tahu Bahan Frekue Pembeli Pemakai
mencapai tujuan untuk memaksimalkan nilai yang n Baku nsi an an
ada di perusahaan, maka pihak perusahaan perlu Pemban Pembel
mengadakan suatu tindakan yang terarah didalam tu ian
mengendalikan jumlah pesanan atau pembelian 2013 Belerang 6 kali 539.735 541.195
bahan baku pembantu dan jumlah persediaan bahan Phospat 6 kali 65.590 67.515
baku yang ada di perusahaan. 2014 Belerang 6 kali 459.900 433.100
Penelitian ini menggunakan metode Phospat 6 kali 84.595 77.245
Economic Order Quantity didalam pengendalian 2015 Belerang 6 kali 492.090 452.750
persediaan bahan baku pembantu, karena metode Phospat 6 kali 45.780 48.600
Economic Order Quantity merupakan metode yang Sumber : data diolah
sesuai atau tepat untuk diterapkan didalam Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat
pengendalian persediaan bahan baku pembantu bahwa terdapat selisih jumlah antara pembelian
didalam menentukan kualitas dan kuantitas dan pemakaian bahan baku pembantu belerang dan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 33 No. 1 April 2016| 36
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
phospat pada setiap tahunnya. Masa giling ini b. Biaya pemeliharaan barang
terjadi setiap tahunnya pada bulan April sampai Adapun rumus biaya pemeliharaan
dengan bulan November. Berdasarkan latar adalah sebagai berikut:
belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini Q
adalah untuk mengetahui pengendalian persedian Cc = (Cu) (i)
2
bahan baku pembantu yang dilakukan oleh PG.
Sumber: Syamsuddin, 2011:300
Ngadirejo Kediri dan untuk mengetahui
Keterangan:
pengendalian persediaan bahan baku pembantu
Cc : Carrying Cost (biaya
menggunakan metode Economic Order Quantity.
pemeliharaan per tahun)
Q : Kuantitas untuk setiap kali
KAJIAN PUSTAKA
pemesanan
Persediaan
Cu : Harga per unit
Pengertian Persediaan
i : Prosentase biaya pemeliharaan
Persediaan (inventory) adalah barang atau
Syamsuddin (2011:295) total biaya adalah
bahan yang merupakan salah satu kekayaan
merupakan penjumlahan dari biaya pemesanan dan
organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
biaya pemeliharaan. Adapun rumus TC adalah
terhadap pemenuhan permintaan (Handoko,
sebagai berikut:
2011:333).
TC = Cr + Cc
Pengendalian Persediaan Sumber: Syamsuddin, 2011:301
Pengendalian persediaan dapat dikatakan Keterangan :
sebagai suatu kegiatan untuk mengontrol jumlah TC : Total Cost (total biaya per tahun)
persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi, Cr : Cost of reordering (biaya pemesanan per
maka perusahaan dapat menghindari tergangunya tahun)
proses produksi dan mengetahui peenjualan dan
Cc : Carring cost(biaya pemesanan per tahun)
pembeliaan yang optimal (Assauri,2008:248).
Menentukan jumlah pesanan ekonomis
dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Economic Order Quantity
Economic Order Quantity adalah salah
2DCo
satu metode yang digunakan dalam penentuan EOQ = √ Cu i
jumlah kuantitas pemesanaan yang optimal
(Syamsuddin, 2011:294). Sumber: Syamsuddin, 2011:301
Syamsuddin (2011:294) ada dua jenis biaya Keterangan:
yang diperhitungkan dalam penggunaan Economic D : Total kebutuhan bahan dalam satu tahun
Order Quantity, yaitu: Co : Biaya untuk setiap kali pemesanan
a. Biaya pemesanan Cu : Harga per unit
Adapun rumus biaya pemesanan i : Prosentase biaya pemeliharaan
adalah sebagai berikut: Berdasarkan rumus EOQ tersebut, maka
Cr = F (Co) dapat diperoleh rumus frekuensi pemesanan dalam
D satu tahun adalah sebagai berikut:
Cr = (Co) 𝐷
Q
F=
𝑄
Sumber: Syamsuddin, 2011:301 Sumber: Syamsuddin, 2011:300
Keterangan: Keterangan:
Cr : Cost of reordering (biaya F : Frekuensi pemesanan
pemesanan per tahun D : Total kebutuhan bahan dalam satu tahun
D : Total kebutuhan bahan dalam Q : Kuantitas untuk setiap kali pemesanan
satu tahun
Q : Kuantitas untuk setiap kali Persediaan Pengaman (Safety Stock)
pemesanan Persediaan pengaman adalah persediaan
F : Frekuensi pemesanan dalam yang dilakukan untuk mengantisipasi adanya
satu tahun ketidakpastian permintaan dan kekurangan bahan
Co : Biaya untuk setiap kali baku (Ristono, 2009:7).
pemesanan Berikut merupakan rumus persediaan
pengaman:
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 33 No. 1 April 2016| 37
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Safety Stock= Rata-rata penggunaan bahan baku x 1. Menganalisis pengendalian persediaan bahan
Rata-rata keterlambatan bahan baku baku pembantu yang dilakukan oleh PG.
Ngadirejo Kediri
Sumber: Matz dan Ursy dalam Indrastuti, 2003:34 a. Menghitung biaya pemesanan bahan baku
pembantu.
Waktu Tunggu (Lead Time) b. Menghitung biaya penyimpanan bahan
Lead time adalah jarak waktu tunggu dari baku pembantu.
awal pemesanan sampai saat datangnya bahan c. Menghitung total biaya pemesanan dan
mentah yang dipesan dan siap untuk digunakan penyimpanan bahan baku pembantu.
dalam proses produksi (Sofyan, 2013:58). 2. Menghitung pengendalian persediaan bahan
baku pembantu dengan menggunakan metode
Titik Pemesanan Kembali atau Re Order Point Economic Order Quantity
Titik pemesanan kembali atau Re Order a. Menghitung kuantitas pembelian bahan
Point adalah suatu titik dimana harus dilakukannya baku pembantu.
pemesanan kembali (Heizer, 2008:75). b. Menghitung frekuensi pembelian bahan
Adapun rumus ROP adalah sbg berikut: baku pembantu
EOQ c. Menghitung biaya pemesanan bahan baku
ROP = ( x Lead pembantu.
Lama perputaran produksi
time) + Safety stock d. Menghitung biaya penyimpanan bahan
baku pembantu.
Sumber: Ristono, 2009:44 e. Menghitung total biaya pemesanan dan
penyimpanan bahan baku pembantu
METODE PENELITIAN f. Menentukan persediaan penyelamat.
Jenis penelitian yang digunakan adalah g. Menentukan titik pemesanan kembali.
penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Fokus penelitian dalam penelitian ini HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang pertama adalah kebijakan pengendalian Penyajian Data
persediaan bahan baku pembantu yang dilakukan Berikut merupakan data pembelian dan
oleh PG. Ngadirejo Kediri pada tahun 2013-2015 pemakaian, harga, biaya pemesanan, biaya
yang terdiri dari biaya pemesanan, biaya penyimpanan bahan baku belerang dan phospat
penyimpanan, total biaya pemesanan dan pada tahun 2013-2015 PG. Ngadirejo Kediri.
penyimpanan bahan baku pembantu, dan fokus
penelitian yang kedua adalah pengendalian Tabel 2 Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku
persediaan bahan baku pembantu dengan Pembantu Belerang dan Phospat Tahun
menggunakan metode Economic Order Quantity 2013-2015 (dalam Kg)
yang terdiri dari kuantitas pembelian bahan baku Tahu Bahan Frekue Pembeli Pemakai
pembantu, frekuensi pembelian bahan baku n Baku nsi an an
pembantu, biaya pemesanan bahan baku pembantu, Pemban Pembel
biaya penyimpanan bahan baku pembantu, total tu ian
biaya bahan baku pembantu, persediaan 2013 Belerang 6 kali 539.735 541.195
penyelamat, titik pemesanan kembali. Lokasi Phospat 6 kali 65.590 67.515
pnelitian dilakukan di PG. Ngadirejo Kediri 2014 Belerang 6 kali 459.900 433.100
berlokasi di Desa Jambean , Kecamatan Kras, Phospat 6 kali 84.595 77.245
Kawedanan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri Jawa 2015 Belerang 6 kali 492.090 452.750
Timur. Phospat 6 kali 45.780 48.600
Sumber data yang digunakan dalam Sumber: data diolah
penelitian ini adalah sumber data sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pedoman wawancara dan
pedoman dokumentasi. Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 33 No. 1 April 2016| 38


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 3 Harga Bahan Baku Pembantu Belerang Tabel 7 Biaya Penyimpanan Bahan Baku
dan Phospat Tahun 2013-2015 (per Kg) Pembantu Phospat Tahun 2013-2015
No Bahan Tahun Harga N Tahun Harga Beli Prosenta Biaya
Baku o se Penyimpana
Pembantu n
2013 Rp. 2.501,40 1 2013 Rp.13.050 1,5% Rp.195,75
1 Belerang 2014 Rp. 3.630 2 2014 Rp.12.539 1,5% Rp.188,085
2015 Rp. 3.010 3 2015 Rp.12.100 1,5% Rp.181,5
2013 Rp. 13.050 Sumber: data diolah
2 Phospat 2014 Rp. 12.539
2015 Rp. 12.100 Analisis Data dan Interpretasi Data
Sumber: PG. Ngadirejo Kediri 1. Menganalisis Realisasi Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Pembantu yang
Tabel 4 Biaya Pemesanan Bahan Baku Dilakukan Oleh PG. Ngadirejo Kediri
Pembantu Belerang Tahun 2013-2015 (1 a. Menghitung biaya pemesanan bahan baku
kali pemesanan) pembantu
N Tahu Biaya Biaya Total Biaya 1) Biaya pemesanan bahan baku
o n Penerimaa Telepon Pemesanan pembantu belerang
n a) Tahun 2013= 6 x Rp.888.250
1 2013 Rp.867.00 Rp.21.2 Rp.888.250 =Rp.5.329.500
0 50 b) Tahun 2014= 6x Rp. 893.950
2 2014 Rp.872.00 Rp.21.4 Rp.893.950 = Rp. 5.363.700
0 50 c) Tahun 2015= 6 x Rp. 892.100
3 2015 Rp.871.00 Rp.21.1 Rp.892.100 = Rp. 5.352.600
0 00 2) Biaya pemesanan bahan baku
pembantu phospat
Sumber: data diolah a) Tahun 2013= 6 x Rp. 1.280.450
= Rp. 7.682.700
Tabel 5 Biaya Pemesanan Bahan Baku b) Tahun 2014= 6 x Rp. 1.240.200
Pembantu Phospat Tahun 2013-2015 (1 = Rp. 7.441.200
kali pemesanan) c) Tahun 2015= 6 x Rp. 1.220.450
N Tahu Biaya Biaya Total = Rp. 7.322.700
o n Penerimaa Telepon Biaya b. Menghitung biaya penyimpanan bahan
n Pemesana baku pembantu
n 1) Biaya penyimpanan bahan baku
1 2013 Rp.1.260. Rp.20.4 Rp.1.280. pembantu belerang
000 50 450 539.735
2 2014 Rp.1.220. Rp.19.7 Rp.1.240. a) Q = = 89.955,8333333
6
450 50 200 89.955,8333333
Tahun 2013= x
3 2015 Rp.1.200. Rp.20.4 Rp.1.220. 2
000 50 450 Rp.2.501,40 x 0.015
Sumber: data diolah =Rp.1.687.616,41124
459.900
b) Q = = 76.650
Tabel 6 Biaya Penyimpanan Bahan Baku 6
76.650
Pembantu Belerang Tahun 2013-2015 Tahun 2014= x Rp. 3.630 x
2
N Tahun Harga Beli Prosent Biaya 0.015
o ase Penyimpana
= Rp. 2.086.796,25
n 492.090
1 2013 Rp.2.501,40 1,5% Rp.37,521 c) Q = = 82.015
6
2 2014 Rp. 3.630 1,5% Rp. 54,45 82.015
Tahun 2015= x Rp.3.010 x
3 2015 Rp. 3.010 1,5% Rp.45,15 2
Sumber: data diolah 0.015
= Rp. 1.851.488,625

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 33 No. 1 April 2016| 39


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2) Biaya penyimpanan bahan baku 2 x 541.195 x 888.250
pembantu phospat EOQ=√
2.501,40 x 0,015
65.590
a) Q = = 10.931,6666666 =160.074,5507Kg
6
10.931,6666666 b) Tahun 2014
Tahun 2013= x
2 2 x 433.100 x 893.950
Rp. 13.050 x 0.015 EOQ=√
3.630 x 0,015
= Rp. 1.096.936,87499
=119.252,2994Kg
84.595 c) Tahun 2015
b) Q = = 14.099,1666666
6 2 x 452.700 x 892.100
14.099,1666666 EOQ=√
Tahun 2014= x 3.010 x 0,015
2
Rp. 12.539 x 0.015 = 133.758,7248Kg
= Rp. 1.325.920,88124 2) Kuantitas pembelian bahan baku
45.780 pembantu phospat
c) Q = = 7.630 a) Tahun 2013
6
7.630
Tahun 2015= x Rp. 12.100 2 x 67.515 x 1.280.450
2 EOQ=√
13.050 x 0,015
x 0.015
= Rp. 692.422,5 = 29.719,77798Kg
c. Menghitung total biaya pemesanan dan b) Tahun 2014
penyimpanan bahan baku pembantu 2 x 77.245 x 1.240.200
EOQ=√
1) Total Biaya (TC) bahan baku 12.539 x 0,015
pembantu belerang = 31.916,7726Kg
a) Tahun 2013= Rp. 5.329.500 + Rp. c) Tahun 2015
1.687.616,41124 2 x 48.600 x 1.220.450
= Rp. 7.017.116,41124 EOQ=√
12.100 x 0,015
b) Tahun 2014 = Rp. 5.363.700 + Rp.
2.086.796,25 = 25.565,53077Kg
= Rp. 7.450.496,25 b. Frekuensi pembelian bahan baku
c) Tahun 2015 = Rp. 5.352.600 + Rp. pembantu
1.851.488,625 1) Frekuensi pembelian bahan baku
= Rp. 7.204.088,625 pembantu belerang
2) Total Biaya (TC) bahan baku a) Tahun 2013
541.195
pembantu phospat F= = 3,38089345016
160.074,5507
a) Tahun 2013= Rp. 7.682.700 + Rp.
b) Tahun 2014
1.096.936,87499 433.100
= Rp. 8.779.636,87499 F= = 3,63179579915
119.252,2994
b) Tahun 2014= Rp. 7.441.200 + Rp. c) Tahun 2015
1.325.920,88124 452.750
= Rp. 8.767.120,88124 F= = 3,3848259295
133.751,3386
c) Tahun 2015= Rp. 7.322.700 + Rp. 2) Frekuensi pembelian bahan baku
692.422,5 pembantu phospat
= Rp. 8.015.122,5 a) Tahun 2013
67.515
F= = 2,27171952783
2. Menghitung Pengendalian Persediaan 29.719,77798
Bahan Baku Pembantu dengan b) Tahun 2014
Menggunakan Metode Economic Order 77.245
F= = 2,42020084449
Quantity (EOQ) 31.916,7726
a. Menghitung kuantitas pembelian bahan c) Tahun 2015
48.600
baku pembantu F= = 1,90099710572
1) Kuantitas pembelian bahan baku 25.565,53077
pembantu belerang c. Menghitung biaya pemesanan bahan baku
a) Tahun 2013 pembantu
1) Biaya pemesanan bahan baku
pembantu belerang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 33 No. 1 April 2016| 40
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
a) Tahun 2013= 3,38089345016 x = Rp. 6.006.157,2155
Rp. 888.250 b) Tahun 2014=Rp. 3.246.643,85465
=Rp. 3.003.078,6071 +Rp.3.246.643,8511
b) Tahun 2014= 3,63179579915 x 6
Rp. 893.950 =Rp. 6.493.287,70581
=Rp. 3.246.643,85465 c) Tahun 2015=Rp. 3.019.436,47238
c) Tahun 2015= 3,38463902296 x +Rp. 3.019.436,46889
Rp. 892.100 =Rp. 6.038.872,94127
=Rp. 3.019.436,47238 2) Total biaya bahan baku pembantu
2) Biaya pemesanan bahan baku phospat
pembantu phospat a) Tahun 2013= Rp. 2.908.823,2694
a) Tahun 2013= 2,27171952783 x +Rp. 2.908.823,26979
Rp. 1.280.450 =Rp. 5.817.646,53919
=Rp. 2.908.823,2694 b) Tahun 2014=Rp. 3.001.533,08733
b) Tahun 2014= 2,42020084449 x +Rp. 3.001.533,08723
Rp. 1.240.200 =Rp. 6.003.066,17456
=Rp. 3.001.533,08733 c) Tahun 2015=Rp. 2.320.071,91767
c) Tahun 2015= 1,90099710572 x +Rp. 2.320.071,91737
Rp. 1.220.450 =Rp. 4.640.143,83504
= Rp. 2.320.071,91767 f. Menentukan persediaan penyelamat
d. Menghitung biaya penyimpanan bahan 1) Safety stock bahan baku pembantu
baku pembantu belerang
1) Biaya penyimpanan bahan baku 541.195
a) Tahun 2013= x2
pembantu belerang 244
160.074,5507 = 4.436,02459016 Kg
a) Tahun 2013= x 433.100
2 b) Tahun 2014= x2
Rp. 2.501,40x0.015 244
=Rp. 3.003.078,6084 = 3.550Kg
119.252,2994 452.750
b) Tahun 2014 = x c) Tahun 2015= x2
2 244
Rp. 3.630 x 0.015 = 3.711,06557376 Kg
=Rp. 3.246.643,85116 2) Safety stock bahan baku pembantu
133.751,3386 phospat
c) Tahun 2015 = x 67.515
2 a) Tahun 2013= x2
Rp. 3.010 x 0.015 244
=Rp. 3.019.436,46889 = 553,401639344Kg
77.245
2) Biaya penyimpanan bahan baku b) Tahun 2014= x2
pembantu phospat 244
29.719.77798 = 633,155737704Kg
a) Tahun 2013 = x 48.600
2 c) Tahun 2015= x2
Rp. 13.050 x 0.015 244
= 398,360655736Kg
=Rp. 2.908.823,26979
31.916,7726
g. Menentukan Titik pemesanan kembali
b) Tahun 2014= x 1) Titik pemesanan kembali bahan baku
2
Rp. 12.539 x 0.015 pembantu belerang
=Rp. 3.001.533,08723 a) Tahun 2013
25.565,53077 160.074,5507
c) Tahun 2015 = x ROP =( x2)
2 244:6
Rp. 12.100 x 0.015 + 4.436.02459016
=Rp. 2.320.071,91737 = 12.308,543477Kg
e. Menghitung total biaya bahan baku b) Tahun 2014
119.252,2994
pembantu ROP = ( x2) + 3.550
1) Total biaya bahan baku pembantu 244:6
= 9.414,8671836Kg
belerang
c) Tahun 2015
a) Tahun 2013=Rp. 3.003.078,6071 133.758,7248
+Rp. 3.003.078,6084 ROP =( x2)
244:6

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 33 No. 1 April 2016| 41


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
+ 3.711,06557376 DAFTAR PUSTAKA
= 10.289,3635147Kg Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan
2) Titik pemesanan kembali bahan baku Operasi. Edisi Revisi. Jakarta : Fakultas
pembantu phospat Ekonomi Universitas Indonesia.
a) Tahun 2013
29.719,77798 Handoko, T Hani. 2011. Dasar-dasar Manajemen
ROP = ( x2)
244:6 Produksi dan Operasi. Yogyakarta : BPFE.
+ 533,401639344
= 1.995,03006458Kg Heizer, Jay dan Render Barry. 2008. Manajemen
b) Tahun 2014 Operasi. Edisi 7. Jakarta : Salemba Empat.
31.916,7726
ROP =( x2)
244:6
+ 63,155737704 Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. Edisi 5.
Yogyakarta : STIM YKPN.
= 2.202,83307868Kg
c) Tahun 2015
25.565,53077 ______. 2007. Sistem Perencanaan dan
ROP =( x2) Pengendalian Manajemen. Jakarta : Salemba
244:6
+ 398,360655736 Empat.
= 1.655,68184114Kg
Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan.
KESIMPULAN DAN SARAN Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kesimpulan
1. PG. Ngadirejo Kediri belum menerapkan Sofyan, Diana Khairani. 2013. Perencanaan dan
metode Economic Order Quantity didalam Pengendalian Produksi. Yogyakarta : Graha
melakukan pembelian atau pemesanan bahan Ilmu.
baku pembantu belerang dan phospat.
2. Metode Economic Order Quantity dapat Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen
diterapkan pada PG. Ngadirejo Kediri didalam Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
pembelian bahan baku pembantu belerang dan dalam Perencanaan, Pengawasan, dan
phospat. Hal ini dapat dibuktikan dengan Pengambilan Keputusan. Edisi Baru. Jakarta
adanya selisih total biaya untuk bahan baku : PT. Raja Grafindo Persada.
pembantu belerang pada tahun 2013, 2014,
dan 2015 yaitu Rp. 1.010.959,19574, Rp. Skripsi :
957.208,54419, dan Rp. 1.165.215,68373. Indriastuti, Ruth. 2003. Pengendalian Persediaan
Sedangkan untuk bahan baku pembantu Bahan Baku untuk Menunjang Kelancaran
phospat pada tahun 2013, 2014, dan 2015 Proses Produksi. Malang : Fakultas Ilmu
terdapat total penghematan yaitu Rp. Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya.
2.961.990,3358, Rp. 2.764.054,70668, dan Rp.
3.374.978,66496.

Saran
1. PG. Ngadirejo Kediri sebaiknya menggunakan
metode Economic Order Quantity didalam
menentukan kuantitas pembelian bahan baku
pembantu yang optimal, sehingga dapat
meminimalkan total biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan setiap tahunnya.
2. PG. Ngadirejo Kediri sebaiknya menentukan
safety stock dan Re Order Point pada setiap
tahunnya, dengan tujuan untuk mengantisipasi
apabila terjadi kekurangan bahan baku
pembantu selama proses produksi.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 33 No. 1 April 2016| 42


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai