Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Negara Hukum
dan HAM”

Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para shahabatnya semoga kita mendapat
syafaatnya kelak di hari kiamat, amin.!

Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembina dan teman-teman yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan kami sangat
menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
membutuhkan keritik dan saran yang bersifat membangun untuk kelancaran tugas-tugas
selanjutnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan dan kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca khususnya.

Bangko,9 Oktober 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar ………………………………………………………………………………1

Daftar isi …………………………………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 3

 Latar belakang ………………………………………………………………………3


 Rumusan masalah …………………………………………………………………...3
 Batasan Masalah..……………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………. ……….5

2.1. Pengertian Negara Hukum……………………………………………………………...5

2.2. Sejarah Perkembangan HAM…………………………………………………………10

2.3. HAM di Indonesia……………………………………………………………….........10

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….14

4.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………14

4.2.Saran…………………………………………………………………………………...14

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….15

2
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan perspektif ilmu hukum administrasi, ada dua jenis hukum administrasi, yaitu
pertama,hukum administrasi umum (allgemeem deel) , Yakni berkenaan dengan teori-teori
dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang hukum administrasi,tidak terikat pada
bidang-bidang tertentu , kedua hukum administrasi khusus (bijzonder deel) , yakni hukum-
hukum yang terkait dengan bidang-bidang pemerintahan tertentu seperti hukum lingkungan,
hukum tata ruang , hukum kesehatan dan sebagainya. Sekilas Tentang Negara Hukum.
Pemikiran atau konsepsi manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang dalam
situasi kesejarahan. Oleh karena itu , meskipun konsep Negara hukum dianggap sebagai
konsep universal. Secara embrionik, gagasan Negara hukum telah dikemukakan oleh
plato.Ada tiga unsur dari pemerintah yang berkonstitusi yaitu peratama, pemerintah
dilaksanakan untuk kepentingan umum; kedua pemerintah dilaksanakan menurut hukum
yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan umum,bukan yang dibuat secara sewenang-
wenang yang menyampingkan konvensi dan konstitusi; ketiga, pemerintah berkonstitusi
berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak rakyat,bukan berupa paksaan – tekanan
yang dilaksanakan pemerintah despotik.Dalam kaitannya dengan konstitusi bahwa konstitusi
meupakan penyusunan jabatan dalam suatu Negara dan menentukan apa yang dimaksudkan
dengan badan pemerintahan dan apa akhir dari setiap masyarakat.

Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Penegakan HAM yang kuat
terjadi ketika bangsa ini memperjuangkan hak asasinya, yaitu: “kemerdekaan”, yang telah
berabad-abad dirampas oleh penjajah.

Para pendiri negeri ini telah merasakan sendiri bagaimana penderitaan yang dialami
karena hak asasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak mengherankan setelah
berhasil mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini mencantumkan prinsip-prinsip HAM
dalam Konstitusi RI (Undang-undang Dasar 1945 dan Pembukaannya) sebagai pedoman dan
cita-cita yang harus dilaksanakan dan dicapai. Sejak memasuki era reformasi, Indonesia telah
melakukan upaya pemajuan HAM, termasuk menciptakan hukum positif. Kasus pelanggaran
HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan dan tuntas sehingga
diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik.
Salah satu tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara
saat menuju Belanda dari Indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik kita
seharusnya menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status,
golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Makalah ini akan memperdalam
pengetahuan kita tentang HAM dan kaitan antara HAM dan Negara Hukum.

Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah di jelaskan pada Bab I Pendahuluan, adapun permasalahan
yang saya temukan dan saya angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud negara hukum?


2. Bagaimana ciri-ciri negara hukum?

3
3. Bagaimana perwujudan negara hukum di Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan HAM?
5. Bagaimana perkembangan HAM di Indonesia?

Batasan Masalah

1. Pengertian Negara Hukum


2. Ciri Ciri Negara Hukum
3. Perwujudan Negara Hukum
4. Pengertian HAM
5. Perkembangan HAM di Indonesia

Tujuan Penyusunan

Penyusunan Makalah ini dibuat untuk meamenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan pada Program Studi Ekonomi Syari’ah dan ingin lebih mengetahui dan
mengkaji mengenai Negara Hukum dan HAM . Sekarang peran HAM di negara ini sudah
pudar dikarenakan munculnya sifat individualisme di masyarakat. Oleh karena itu makalah
ini disusun agar kita dapat menganalisis dan memperhatikan dengan lebih rinci akar dari
permasalahan yang muncul di negara kita. Pemahaman kita tidak sampai pada apa itu HAM
dan apa permasalahan HAM saat ini tetapi kita harus mengetahui apa sebenarnya makna
negara hukum bagi Indonesia sehingga kita dapat mengerti dan memahami lebih dalam
masalah serta solusi untuk permasalahan HAM ini. Tentu saja HAM ini sangat berguna bagi
kelangsungan hidup di negara ini untuk mencapai kesejahteraan jika semua masyarakatnya
mengerti akan apa HAM sebenarnya dan mampu menempatkan HAM sebagaimana mestinya.

Sesuai dengan penelitian diatas, tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian diatas adalah :

1. Menjelaskan devinisi Negara Hukum.


2. Menjelaskan ciri-ciri Negara Hukum.
3. Menjelaskan pelaksanaan dan penegakan HAM di indonesia.
4. Menjelaskan hubungan hak asasi manusia dengan demokrasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

Negara hukum pada dasarnya merupakan Negara demokrasi. Ciri-ciri Negara hukum
antara lain adanya supremasi hukum, jaminan hak asasi manusia dan legalitas hukum. Di
negara hukum, peraturan perundang undang berpuncak pada undang undang dasar
(konstitusi) yang merupakan kesatuan sistem hukum. Negara Indonesia merupakan
negara hukum. Hal itu tertuang dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945. Sebagai konsekuensi dari
pasal 1 ayat 3 UUD 1945, ada tiga prinsip dasar yang wajib dijunjung oleh setiap negara yang
menganut paham negara hukum, yaitu supremasi hukum (supremacy of law), kesetaraan di
hadapan hukum (equality before the law), dan penegakan hukum dengan cara-cara yang tidak
bertentangan dengan hukum (due process of law) (MPR RI,2012). Perwujudan hukum
tersebut terdapat dalam UUD 1945, serta perundang undangan dibawahnya. Negara Indonesia
menganurt konsep negara hukum materil atau negara kesejahteraan (welfare state). Negara
hukum juga berkaitan dengan hak asasi manusia. Karena salah satu cirri dari negara hukum
yaitu adanya jaminan HAM.

Konsep dan Ciri Negara Hukum

1. Pengertian Negara Hukum

Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechstaat yang diberikan oleh ahli-ahli
hukum Eropa continental atau Rule of law yang diberikan oleh ahli hukum Anglo-Saxon.
Rechstaat atau Rule of law dapat dikatakan sebagai perumusan yuridis dari gagasan
konsitusionalisme. Negara yang menganut gagasan ini dinamakan constitutional state atau
rechstaat (Miriam Budiarjo,2008. Oleh karena itu, konstitusi dan negara hukum merupakan
dua lembaga yang tidak dapat terpisahkan.

Negara hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahnya didasarkan


atas hukum. Di negara hukum, pemerintah dan lembaga-lembaga lain melakukan tindakan
apapun harus dilandasi oleh hukum dan dipertanggung jawabkan secara hukum. Soetandyo
Wignjosoebroto menyatakan bahwa negara hukum mempunayi konsep berparadigma bahwa
negara dan alat kekuasaannya harus bertindak pada dasar kebenaran hukum yaitu undang-
undang yaitu undang undang dasar.Terdapat 3 karakter konsep negara hukum dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama, hukum itu harus dibentuk dalam wujudnya
yang positif. Kedua, apa yang disebut hukum disebut constitutum merupakan kesepakatan
golongan-golongan dalam suatu negara melalui suatu proses yang disebut proses legislasi.
Ketiga, hukum yang telah diwujudkan berbentuk undang-undang.

Negara hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi (supreme) sehingga ada
istilah supremasi hukum. Supremasihukum tidak boleh mengabaikan tiga ide dasar hukum
yaitu keadilan, kemanfatan, kepastian atau tiga tujuan hukum yaitu keadilan, kepastian, dan
kemanfaatan.ada dua unsure dalam negara hukum. Pertama, hubungan antara yang
memerintah dan yang diperintah tidak berdasarkan kekuasaan, melainkan berdasarkan suatu
norma objektif. Kedua, norma objektif itu harus memenuhi syarat bahwa tidak hanya secara
formal, melainkan dapat dipertahankan berhadapan dengan ide hukum.

Di negara hukum, hukum tidak hanya sekedar sebagai formalitas belaka dari kekuasaan.
Jika hanya sekedar formalitas, hukum dapat menjadi pembenaran untuk melakukan tindakan

5
menyimpang. Di negara hukum tidak boleh mengabaikan rasa keadilan masyarakat. Hukum
diwujudkan dalam peraturan perundang undangan yang berpuncak pada konstitusi atau dasar
hukum negara. Di dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum bukan
kekuasaan belaka, melainkan berdasarkan pada konstitusi yang berpaham konstitusionalisme.
Di dalam negara hukum, kontitusi negara merupakan sarana pemersatu bangsa. Hubungan
antara warga negara dengan negara, hubungan antara lembaga kerja dengan kinerja masing-
masing elemen kekuasaan berada pada satu system aturan yang disepakati dan dijunjung
tinggi.

NEGARA HUKUM INDONESIA

1. Landasan Yuridis Negara Hukum Indonesia

Dasar pijakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum sekarang ini bertuang dengan
jelas pada Pasal 1 Ayat 3 UUD 1945 perubahan Ketiga yang berbunyi “Negara Indonesia
adalah Negara hukum”. Dengan dimasukkannya landasan ini ke dalam bagian pasal UUD
1945 menunjukkan semakin kuatnya dasar hokum serta menjadi amanat Negara bahwa
Negara Indonesia adalah dan harus merupakan Negara hukum.

Sebelumnya, landasan Negara hukum Indonesia kita temukan dalam bagian penjelasan umum
UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara sebagai berikut.

1. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat). Negara Indonesia
berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka
(Machstaat).
2. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
bersifat absolutism (kekuasaan yang tidak terbatas.

Berdasarkan perumusan di atas, pleh para pendiri Negara, untuk Negara hukum Indonesia
digunakan istilah rechstaat yang dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk
dalam wilayah Eropa Kontinental. Bagian penjelasan ini sekarang tidak lagi menjadi bagian
dari UUD 1945. Akan tetapi, dengan “diangkat” dan dimuatkannya ke Pasal 1 Ayat 3 UUd
1945 tersebut, memperteguh paham bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum baik
dalam penyelenggaraan bernegara maupun dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
Masuknya rumusan tersebut juga merupakan salah satu contoh pelaksanaan kesepakatan
dasar dalam melakukan perubahan UUD 1945.

Negara hukum akan terlihat dengan ciri-ciri:

1. Jaminan perlindungan hak asasi manusia,


2. Kekuasaan kehakiman atau peradilan yang merdeka, dan
3. Legalitas dalam arti hukum.

Selain rumusan Pasal 1 Ayat 3, Pasal 24 dan pasal 27 Ayat 1 UUd 1945, paham Negara
hukum Indonesia termuat pada rumusan:

1. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (Pasal 28 D Ayat 1).
2. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja (Pasal 28 D ayat 2)

6
Konsepsi Negara hukum Indonesia dapat kita masukkan dalam konsep Negara hukum
materiil atau welfare state.Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa Indonesia adalah
Negara hukum dalam arti materiil terdapat dalam bagian pasal UUD 1945, yakni:

Pasal 33,Pasal 34.

2. Perwujudan Negara Hukum di Indonesia

Operasional dari konsep Negara hukum Indonesia dituangkan dalam konstitusi Negara, yaitu
UUD 1945. UUD 1945 merupakan hukum Negara yang menempati posisi sebagai hukum
dasar dan tertinggi dalam tatanan hukum (legal order) Indonesia.

Legal Order merupakan satu kesatuan sistem hukum yang tersusun secara hierarkis.

Hukum di Indonesia juga membentuk sistem hukum. Sistem hukum Indonesia tersusun
berdasarkan hukum tertinggi Negara, yaitu UUD 1945 kemudian dijabarkan ke dalam
peraturan hukum yang lebih rendah sehingga bersifat hierarkis piramidal. Sistem hukum
Indonesia sekarang ini sebagaimana tergambar dalam UUD No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Jenis dan hierarki peraturan perundangan, menurut Pasal 7 Undang-Undang No. 12 tahun
2011 sebagai berikut.

1945. UUD 1945.


1946. Ketetapan MPR.
1947. UU/Peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
1948. Peraturan pemerintah.
1949. Peraturan presiden.
1950. Peraturan daerah propinsi
1951. Peraturan daerah kabupaten/kota.

Negara hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Norma hukumnya bersumber pada pancasila sebagai dasar Negara dan adanya
hierarki jenjang norma (stufenbau theorie oleh Hans Kelsen).
2. Sistemnya, yaitu sistem konstitusional.
3. Kedaulatan rakyat atau prinsip demokrasi.
4. Prinsip persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat 1 UUD
1945).
5. Adanya organ pembentuk undang-undang (DPR)
6. Sistem pemerintahannya adalah presidensial.
7. Kekuasaan kehakiman yang merdeka bebas dari kekuasaan lain (eksekutif)
8. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan social.
9. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD
1945).

7
Kedudukan pancasila dalam Negara Indonesia, bahwa pancasila sebagai dasar Negara
berimplikasi yuridis, yakni menjadi cita hukum.

.HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia sejak
lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Mustafa Kamal Pasha (2002) menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia adalah hal-hak dasar yang dibawa sejak
lahir yang melekat pada esensinya sebagai anugerah Allah SWT.

Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia
sebagai makhluk Tuhan memiliki derajat dan martabat yang sama. Dengan pengakuan akan
prinsip tersebut maka setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut Hak Asasi Manusia.

Pengakuan terhadap HAM memiliki dua landasan, yaitu:

1. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia , bahwa kodrat manusia
adalah sama derajat tanpa membedakan ras, agama, suku, bahasa, dan sebagainya,
2. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni Tuhan yang menciptakan manusia.
Bahwa semua manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan Yang
Maha Esa. Karena itu dihadapan Tuhan manusia adalah sama kecuali nanti pada
amalnya.

Dengan demikian, selama manusia belum mengakui adanya persamaan harkat dan martabat
manusia maka hak asasi manusia belum bisa di tegakkan. Jika hak asasi manusia belum dapat
ditegakkan maka akan terus terjadi pelanggaran dan penindasan atas hak asasi manusia, baik
oleh masyarakat, bangsa dan pemerintah suatu negara.

Secara definitif hak artinya kekuasaan arau wewenang yag dimiliki seseorang atas sesuatu di
luar dirinya (Suria Kusuma, 1986). Kebalikan dari hak adalah kewajiban yang berarti tugas
yang harus dijalankan manusia untuk mengakui kekuasaan itu. Setiap orang memiliki hak
dasar memeluk agama yang berarti kebebasan dan kewenangan dia untuk menganut suatu
agama, sedangkan orang lain memiliki kewajiban untuk mengakui kewenangan orang
tersebut.

Istilah hak asasi manusia berawal dari Barat yang dikenal dengan “right of man” untuk
menggantikan “natural right”. Karena istilah right of man tidak mencakup right of women
maka oleh Eleanor Roosevelt diganti dengan istilah human rights yang lebih universal dan
netral.

2. Macam Hak Asasi Manusia

Berdasarkan pada Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara
hukum, pemerintah serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

8
Ciri pokok dari hakikat hak asasi manusia:

1. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, diberi, ataupun diwarisi.


2. Hak asasi manusa berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal
usul,ras, agama dan pandangan politik.
3. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar

Beberapa contoh hak dasar tersebut adalah:

1. Hak asasi manusia menurut Piagam PBB tentang deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia 1948
2. Hak asasi manusia menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak asasi
Manusia

Hak asasi manusia meliputi bidang sebagai berikut:

1. Hak asasi pribadi (personal rights).


2. Hak asasi politik ( political rights).
3. Hak asasi ekonomi (property rights).
4. Hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture rights).
5. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of
legal equality).
6. Hak untuk mendapat perlakuan sama dalam tata cara peradilan dan perlindungan
(prosedural rights).

9
SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA

1. Sejarah Pengakuan Hak Asasi Manusia

Latar belakang sejarah hak asasi manusia , pada hakikatnya muncul karena inisiatif
manusia terhadap harga diri dan martabatnya, sebagai akibat tindakan sewenang-wenang dari
penguasa penjajahan, perbudakan dan ketidakadilan.

Perkembangan pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan dan beraneka
ragam. Perkembangannya yaitu:

Perkembangan Hak Asasi Manusia pada Masa Sejarah

1. Perjuangan nabi Musa dalam membebaskan umat Yahudi dari perbudakan (tahun
6000 sebelum masehi).
2. Hukum Hammurabi di Babylonia yang memberi jamianan keadilan bagi warga negara
(tahun 2000 sebelum masehi).
3. Socrates, Plato dan Aristoteles sebagai filosofi Yunani peletak dasar diakuinya hak
asasi manusia. Mereka mengajarkan untuk mengkritik pemerintahan yang tidak
berdasar keadilan dan kebijaksanaan.
4. Perjuangan nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi wanita dan wanita
dari penindasan bangsa Quraisy (tahun 6000 masehi).

Hak asasi Manusia di Indonesia

Pengakuan Bangsa Indonesia Akan Hak Asasi Manusia

Pengakuan hak asasi manusia telah tercantum dalam UUD 1945, lebih dulu
disbanding dengan Deklarasi Universal PBB yang lahir pada 10 Desember 1948.

Pembukaan UUD 1945 Aline Pertama

Hak Asasi Manusia telah tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu,
Indonesia tidak bias lepas dari HAM. Bias dilihat pada alinea pertama yang berbunyi “Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa..”Sehingga bangsa Indonesia
mengakui hak kemerdekaan dan kebebasan. Hanya berbeda dengan dengan sejarah HAM di
barah yang lebih bersifat individual, sedangkan HAM di Indonesia berpaham kolektivitas,
hak setiap “bangsa” untuk merdeka.

Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat

Nilai-nilai luhur bangsa terumus dalam pancasila.Pancasila sebagai dasar Negara


mengandung pemikiran bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan
menyandang dua aspek, yaitu aspek individualitas (pribadi) dan aspek sosialitas
(bermasyarakat). Oleh karena itu, kebebasan setiap orang dibatasi oleh hak asasi orang lain.
Setiap orang maupun setiap organisasi, terutama pemerintah dan negara wajib untuk
menghormati dan mengakui hak asasi orang lain.

Pancasila, sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan landasan idiil
akan pengakuan dan jaminan hak asasi Indonesia. Menurut para pendiri Negara yang

10
tergabung dalam Panitia Lima (1977), dasar kemanusiaan yang adil dan beradab perlu diberi
tempat yang layak dalam perundang-undangan perihal hak dan kewajiban.Terutama hak
hidup, ha katas keselamatan badan, hak kebebasan diri karena merupakan hak dari Tuhan
Yang Maha Esa. Sedangkan hak lain, hak milik dan hak kehormatan bersifat relatif. Bagi
bangsa Indonesia yng bersifat “kekeluargaan” dan “gotong royong” tidak bias mengakui hak
milik sebagai, “hak yang tidak bias diganggu gugat dan keramat”. Hak milik itu mempunyai
dan bersifat “fungsi sosial” yaitu mengandung pertanggung jawaban dan kewajiban besar
terhadap Tuhan, mansyarakat, bangsa dan Negara.

Batang Tubuh UUD 1945

Rumusan hak tersebut mencakup hak dalam bidang politik, ekonomi, social dan
budaya yang tersebat ada pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945.Namun, rumusan itu terbatas.

Pada berakhirnya orde baru 1998 pengakuan hak asasi manusia di Indonesia tidak
mengalami perkembangan dan tetap berlandaskan pada rumusan yang ada di UUD 1945,
tertuang pada hak dan kewajiban warga Negara.

Rumusan baru HAM tertuang dalam pasal 28A-J UUD 1945 hasil amademen 1 pada
tahun 1999. Penambahan rumusan ini bukan hanya untuk mengakomodasi perkembangan
pandangan HAM yang semakin penting, juga salah satu syarat Negara hukum.HAM dapat
dijadikan indicator untuk mengukur tingkat peradaban, tingkat demokrasi, dan tingkat
kemajuan suatu Negara.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang yang menjamin HAM di Indonesia ialah Undang-Undang No.39


Tahun 1999 tentang HAM.Berikut ini hak-hak yang terdapat dalam Undang-Undang No.39
Tahun 1999.

1. Hak untuk hidup (Pasal 4).


2. Hak untuk berkeluarga (Pasal 10).
3. Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16).
4. Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17, 18, 19).
5. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27).
6. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35).
7. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42).
8. Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43-44).
9. Hak wanita (Pasal 45-51).
10. Hak anak (Pasal 52-66).

Rumusan tersebut dapat memperkuat jaminan hak asasi manusia di Indonesia.Tugas


Negara selanjutnya ialah mengadakan penegak hak asasi manusia dan memberi perlindungan
warga dari tindakan pelanggaran hak asasi manusia.

2. Penegak Hak Asasi Manusia

Disamping aturan-aturan hukum, dibentuk kelembagaan yang menangani masalah


yang berkaitan dengan hak asasi manusia, antara lain :

11
1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomNas HAM) dibentuk berdasakan Keppres
No. 5 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993 yang kemudian dikukuhkan kembali melalui
Undang-undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

KomNas HAM adalah lembaga yang mandiri, kedudukannya setingkat dengan


lembaga Negara yang lain yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitia n, penyuluhan,
pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia.

Tujuannya diantaranya :

1. Pengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan pancasila, UUD 1945, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia dan,
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia guna perkembangan
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam
berbagai bidang kehidupan.
3. Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang-undang No.26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia.

Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan umum


dan berkedudukan di daerah atau kota. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap
pelanggaran HAM yang berat.

Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara


pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan di luar batas tutorial wilayah
Negara Republik Indonesia oleh WNI.

1. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul dari DPR berdasarkan peristiwa tertentu
dengan keputusan presiden untuk memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran
hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya Undang-undang
No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
2. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). Undang-undang No.26 Tahun 2000
memberikan alternative bahwa penyelesaian pelanggaran HAM berat dapat dilakukan
di luarpengadilan HAM, yaitu melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang
dibentuk berdasarkan undang- undang, yakni Undang-undang No.27 Tahun 2004
tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Namun, dalam pengembangannya
undang-undang ini dicabut dan dinyatakan tidak memiliki kekuatan hokum mengikat
oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

Penegak dan perlindungan tidak hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga yang


dibentuk Negara. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam rangka perlindungan dan
penengakan hak asasi manusia, yang dituang dalam Bab VIII Undang-undang No.39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia yaitu Pasal 100, pasal 101, pasal 102, dan pasal 103.

Masyarakat dapat membentuk lembaga swadaya masyarakat (LSM).lembaga swadaya


masyarakat adalah organisasi atau lembaga yang secara khusus dibentuk oleh masyarakat
dengan tugas perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia di Indonesia. Beberapa contoh
LSM :

12
1. Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KONTRAS)
2. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)
3. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)
4. Hokum Right Watch (HRW)

Penegak dan perlindungan HAM dilakukan untuk menghindarkan diri dan atau
mencegah terjadinya tindakan pelanggaran HAM. Tindakan pelanggaran HAM menurut
Undang-undang No.39 Tahun 1999 adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat Negara baik sengaja maupun tidak sengaja, atau kelalaian yang secara
hokum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang atau
kelompok yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak
akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku.

Menurut ELSAM, bentuk- bentuk pelanggaran HAM diantaranya :

1. Penggunaan senjata api


2. Penggunaan kekerasan
3. Penyiksaan
4. Penangkapan atau penahanan, dan
5. Penghilangan paksa

Pelanggaran terhadap hak asasi manusia dapat dilakukan oleh dua pihak, yaitu :

1. Pihak Negara dalam hal ini aparat Negara atau pemerintahan (state actor), dan
2. Pihak masyarakat atau warga Negara (non-state actors)

Lembaga eksekutif, legislative, yudikatif, aparat kepolisian, serta tentara atau militer
dapat menjadi pihak yang melanggar HAM.Pelanggaran HAM dapat dilakukan oleh
perorangan maupun kelompok terhadap seseorang atau sekelompok orang.

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

A. KESIMPULAN

Pengertian Negara hukum yang berbeda beda memiliki makna yang sama yaitu Negara yang
menjamin keamanan warga Negara nya dan Negara yang menjadikan hukum sebagai
kekuasaan tertinggi. Hukum itu ada yang di sebut dengan hukum Formil dan hukum
Materil,hukum formil dapat di sebut juga dengan hukum dasar tertulis (UUD) yang diartikan
sebagai hukum yang mengatur tentang brita cara mengajukan perkara baik gugatan maupun
permohonan,memeriksa perkara dan memberikan putusan dengan tujuan untuk
mempertahankan hukum materil sedangkan hukum Materil dan di sebut juga dengan hukum
dasar yang tidak terulis (Convensi) memiliki arti aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.Negara
hukum memiliki ciri-ciri yaitu percaya akan adanya tuhan dan pengakuan dari perlindungan
hak-hak asasi manusia yang mengandung persamaan di bidang politik,sosial,ekonomi dan
kebudayaan serta peradilan yang bebas dan tidak memihak dan tidak terpengaruhi sesuatu
kekuasaan apapun.

Negara hukum dan HAM adalah satu kesatuan yang tidah di pisahkan satu sama lainnya,
karena kalau salah satunya tidak ada maka tidak akan berjalan dengan semestinya sebab itu
yang dapat membuat warga Negara Indonesia mendapat suatu keadialan,perlindungan dan
pengakuan secara sah dan sebagai pembentuk suatu Negara yang adil makmur dan sejahtera.

B. SARAN

Walau masih bangsa muda dibandingkan dengan Negara-negara barat, namun waktu seperti
itu bukanlah sempit bagi pemerintah kita untuk mewujudkannya. Namun mari kembali lagi
pada kenyataannya. Bangsa Indonesia belum menjamin HAM warganya.

Di butuhkan keseriusan pemerintah untuk mempelopori penegakkan HAM di Indonesia.


Tentu saja itu tidak cukup, hanya pemerintah namun,partisipasi dan kerja sama warga
nemasih sangat dibutuhkan kerjasama warna Negara Indonesia yang semoga baik-baik saja.

Kita sebagai mahasiswa dan generasi penerus bangsa, sudah semestinya membantu
pemerintah untuk terus menegakkan HAM di Indonesia. Kondisi HAM di Indonesia sudah
saatnya dibenahi dan ditata ulang agar terbentuk good goverment. Segala jenis hambatan dan
tantangan yang dapat mengganggu terwujudnya pelaksanaan HAM harus segera dihilangkan.

Demikinlah makalah yang dapat kami sampaikan , kami sadar kalau dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami mohon maaf . atas perhatiannya,
saya ucapkan terima kasih

14
DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Kewarga Negaraan Untuk Perguruan Tinggi

PROF.DR.HKAELAN,M.S. PARADIGMA Yogyakarta

Adib. MOHAMMAD. DKK. 2014. PENDIDIKAN PANCASILA &


KEWARGANEGARAAN.

Asshiddiqie, Prof. Dr. Jimly, S.H. Negara Hukum dan HAM. Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia.

Kansil, CST.1983. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: balai Pustaka.

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Undang-undang Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

15

Anda mungkin juga menyukai