Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Riset Kesehatan, 5 (1), 2016, 1 - 6

Jurnal Riset Kesehatan


http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk
_________________________________________________________________

PENGARUH LATIHAN KEGEL TERHADAP FREKUENSI


INKONTINENSIA URINE PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI
SOSIAL MARGO MUKTI REMBANG

Sutarmi*) ; Tutik Setyowati ; Yuni Astuti

Jurusan Keperawatan ; Poltekkes Kemenkes Semarang


Jl. A. Yani PO Box 2 Blora

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan kegel terhadap frekuensi
inkontinensia urine pada lansia. Penelitian ini menggunakan quasi experimental one group pre
dan post test study design, dengan 27 responden yang dipilih melalui tekhnik purposive sampling.
Responden dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok I dengan frekuensi latihan 2 kali,
kelompok II 3 kali dan kelompok III 4 kali sehari selama enam minggu. Data frekuensi
inkontinensia urine dikumpulkan pada saat pre intervensi dan post intervensi latihan kegel pada
lansia. Setelah itu data dianalisa dengan menggunakan uji t-test (t-paired test) dengan hasil
kelompok I, II & III secara berurutan nilai t-hitung 21,92, t = 11,418, dan t=15,307 dengan nilai
ketiganya p=0,00. Selanjutnya perbandingan antar ketiga kelompok menunjukan kelompok III
menunjukkan rerata frekuensi inkontinensia urine paling sedikit. Disimpulkan bahwa latihan
kegel berpengaruh terhadap penurunan frekuensi inkontinensia urine pada lansia, dan disarankan
latihan tersebut seharusnya dilakukan secara teratur.

Kata kunci: frekuensi inkontinensia ; latihan kegel ; lansia

Abstrak

[English Title: FREQUENCY OF INCONTINENSIA URINE AMONG ELDERLY PEOPLE AT


UNIT OF SOCIAL REHABILITATION MARGO MUKTI IN REMBANG DISTRICT] The
purpose of this study was to determine the influence of the Kegel exercise on frequency of urinary
incontinence in the elderly. This study used a quasi -experimental with one group pre and post test
study design, conducted on 27 respondents selected by purposive sampling technique.
Respondents were divided into three groups which were the first group with frequency of exercise
2 times, the second group with 3 times and the third group 4 times a day for six weeks. Data on the
frequency of urinary incontinence were collected in pre and post intervention Kegel exercise. Data
were analyzed using t-test (paired t-test).The results of the study revealed that group I , II & III in
sequence value of t-count 21.92, t=11,418 and t=15.307 with P values p=0, 00. Further comparisons
between the three groups showed group III showed the mean frequency of urinary incontinence at
least. It can be concluded that Kegel exercises affect the decrease in the frequency of urinary
incontinence in the elderly, and it is suggested that Kegel exercises should be done regularly.

Keywords: frequency of incontinence ; kegel exercises ; elderly

1. Pendahuluan an kemunduran dari semua system tubuh yang


merupakan fenomena biologis universal yang
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu
ditandai dengan evolusi dan maturasi organisme
proses kehidupan yang ditandai dengan
secara progresif. Secara fisiologis proses menua
penurunan kemampuan tubuh untuk
merupakan penurunan secara bertahap dan
beradaptasi dengan stress lingkungan. Proses
teratur dari organ atau sistem organ serta
menua
*) Penulis Korespondensi. penurunan kendali homeostasis (Stanley, 2007).
merupak
E-mail: sutarmis@yahoo.co.id

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 5 (1), 2016, 2 - 6

Proses menua (aging proces) biasanya akan Tingginya angka kejadian inkotinensia
ditandai dengan adanya perubahan fisik-biologis, urin menyebabkan perlunya penanganan yang
mental ataupun spikososial. Perubahan fisik sesuai, karena jika tidak segera ditangani
diantaranya adalah penurunan sel, penurunan inkontinensi dapat menyebabkan berbagai
system persyarafan, system pendengaran, komplikasi seperti infeksi saluran kemih, infeksi
system penglihatan, system kardiovaskuler, kulit daerah kemaluan, gangguan tidur,
system pengaturan temperature tubuh, system dekubitus, dan gejala ruam. Selain itu, masalah
respirasi, system endokrin, system kulit, system psikososial seperti dijauhi orang lain karena
musculoskeletal. Perubahan-perubahan mental berbau pesing, minder, tidak percaya diri,
pada lansia yaitu terjadi perubahan kepribadian, mudah marah juga sering terjadi dan hal ini
memori dan perubahan intelegensi. Sedangkan berakibat pada depresi dan isolasi sosial.
perubahan spikososial dapat berupa kehilangan Menurut Stanley 2007 dan Soetojo 2006
pekerjaan, kesepian dan kehilangan pekerjaan penanganan yang dapat dilakukan pada pasien
(Darmojo & Soetojo, 2006). yang mengalami inkontinensia urine meliputi
Salah satu perubahan fisik yang perlu di kegel exercise, manuver crede, bladder training,
perhatikan adalah perubahan pada sistem toiletting secara terjadwal, kateterisasi,
perkemihan atau system urinaria secara pengobatan dan pembedahan.
potensial memiliki tingkat kepentingan yang Terapi non operatifyang populer adalah
lebih besar. Antara lain yang terjadi adalah Kegel exercise. Kegel exercise adalah latihan
nokturia dan inkontinensia urine. Inkontenesia kontraksi otot dasar secara aktif yang bertujuan
urine adalah salah satu masalah besar yang untuk meningkatkan otot dasar panggul
banyak dialami oleh lansia dan perlu (Pujiastuti, 2003). Latihan kegel sangat
mendapatkan perhatian khusus seiring dengan bermanfaat untuk menguatkan otot rangka pada
meningkatnya populasi lanjut usia di Indonesia. dasar panggul, sehingga memperkuat fungsi
Inkontinensia urin merupakan salah satu sfingte reksternal pada kandung kemih
keluhan yang sering dialami oleh lansia, (Widiastuti, 2011). Penelitian terkait yang pernah
yang biasanya disebabkan oleh penurunan dilakukan oleh Septiastri & Siregar tahun 2012,
kapasitas kandung kemih dan berkurangnya keefektifan latihan otot pelvis dalam
kemampuan tahanan otot lurik pada uretra mengurangi inkontinensia sedang menjadi
karena perubahan fisiologis pada lansia inkontinensia ringan yang diujikan kepada 26
(Darmojo & Soetojo, 2006). orang lansia berusia lebih dari 60 tahun yang
Inkontinensia urin menurut International bertempat tinggal di komunitas Panti Sosial
Continence Society didefenisikan sebagai Lansia.
keluarnya urin secara involunter yang Hasil survey pendahuluan di Unit
menimbulkan masalah sosial dan higiene serta Rehabilitasi “Sosial Margo Mukti” Rembang
secara objektif tampak nyata (Vitriana, 2002). jumlah lansia 80 orang dan yang mengalami
Inkontinensia urin merupakan keluarnya urin inkontinensia urine sejumlah 30 orang, tetapi
yang tidak terkontrol yang mengakibatkan belum mendapatkan penanganan atau
gangguan hygiene dan sosial dan dapat pemberian latihan-latihan yang efectif untuk
dibuktikan secara objektif. mengatasi masalah tersebut.
Survei yang dilakukan Divisi Geriatri RSUP Melihat begitu besar manfaat – manfaat dari
Dr. Ciptomangunkusumo tahun 2002 pada latihan Kegel dan permasalahan yang terjadi di
208 Manula di Lingkungan Pusat Santunan Unit Rehabilitasi “Sosial Margo Mukti”
Keluarga di Jakarta, angka kejadian Rembang, mendasari penulis untuk meneliti
inkontinensia urin tipe stress sebesar 32,3%, tentang “Pengaruh Latihan Kegel Terhadap
sedangkan survei yang dilakukan di Poliklinik Penurunan Gejala Inkontinensia Urine Pada
Geriatri RSUP Dr. Ciptomangunkusumo tahun Lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Margo Mukti
2003 terhadap 179 lansia didapatkan angka Rembang”.
kejadian Inkontinensia Urin tipe stress pada laki- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
laki sebesar 20,5% dan pada wanita sebesar pengaruh latihan kegel terhadap frekuensi
32,5%. Pada tahun 2008 survei inkontinensia urin inkontinensia urine pada lansia. Sedangkan
yang dilakukan oleh Departemen Urologi FK tujuan khusus dalam penelitian ini adalah
Unair-RSU Dr. Soetomo terhadap 793 penderita, mengidentifkasi frekuensi inkontinensia urine
didapatkan hasil angka kejadian inkontinensia pada usia lanjut sebelum dan sesudah dilakukan
urin pada pria 3,02% sedangkan pada wanita tindakan latihan kegel dan menganalisa
6,79% (Soetojo, 2006). perbedaan frekuensi inkontinensia urine pada

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 5 (1), 2016, 3 - 6

usia lanjut sebelum dan sesudah dilakukan dengan gangguan kesadaran, Lansia menolak
tindakan latihan kegel. dilakukan latihan kegel dan lansia dengan
gangguan kognitif dan sakit berat. Sampel
2. Metode penelitian adalah keseluruhan lansia yang
mengalami inkontinensia urine dan memenuhi
Design penelitian ini adalah penelitian
kriteria inklusi sebanyak 27 responden, yang
quasi ekperimental dengan rancangan one group
selanjutnya dibagi dalam tiga kelompok secara
pre dan post test yang membandingkan efek
acak dilakukan intervensi. Kelompok pertama
atau pengaruh latihan kegel yang dilakukan 2x
frekuensi latihan 2x sehari, kelompok kedua
sehari, 3x sehari dan 4x sehari terhadap
frekuensi latihan 3x sehari dan kelompok ketiga
frekuensi buang air kecil pada lansia yang
dengan frekuensi latihan 4x sehari.
menderita inkontinensia urine.
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang
Rancangan yang dilakukan dengan
dimiliki oleh anggota suatu kelompok (orang,
pengukuran awal frekuensi inkontinensia urine
benda, situasi) yang berbeda dengan yang
pada lansia dalam 24 jam selama 1 minggu,
dimiliki oleh kelompok tersebut (Rafii, 1985
kemudian dilakukan intervensi dengan latihan
dikutip oleh Nursalam dalam buku Metodologi
kegel (kegel exercise) pada kelompok pertama
Riset Keperawatan, 2001 : 41). Yang menjadi
dengan latihan sebanyak 2x sehari, kelompok
variabel independent dalam studi ini adalah
kedua 3x sehari dan kelompok ke tiga 4x sehari
latihan kegel pada lansia. Sedangkan variabel
selama 6 minggu, setelah itu akan dilakukan
dependent pada penelitian ini adalah frekuensi
pengukuran kembali frekuensi inkontinensia
inkontinensia urine pada lansia.
urine dalam 24 jam selama 1 minggu.
Adapuan definisi operasional dari masing –
Penelitian ini dilaksanakan di Unit
masing variable yakni: Latihan kegel
Rehabilitasi Margo Mukti Rembang.
merupakan latihan yang digunakan untuk
Pengambilan data direncanakan pada bulan 09
memperkuat otot dasar panggul yang dilakukan
September s/d 02 Nopember 2013.
2 kali sehari, 3 kali sehari dan 4 kali sehari
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
dengan urut-urutan sebagai berikut:Lansia
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
dianjurkan beridiri dengan kedua kaki
kualitas dan karakteristik tertentu yang
diposisikan terbuka. Kemudian Lansia diminta
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
untuk mengkontraksikan rectum dan uretra
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,
seperti saat menahan buang air kecilsampai
2007). Populasi dalam penelitian ini keseluruhan
hitungan 3-5 detik, kemudian direlaksasikan.
lansia yang memiliki Inkontinensia Urin di Unit
Mengulangi lagi kegiatan diatas sampai 10 kali,
Rehabilitasi Margo Mukti Rembang sebanyak 27
selanjutnya saat berkemihdianjurkan untuk
responden. Sedangkan sampel adalah sebagian
menghentikan aliran urin beberapa kali.
atau wakil dari populasi yang akan diteliti atau
Frekuensi inkontinensia urine merupakan
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki
kekerapan/frekuensi pengeluaran urine oleh
oleh populasi (Hidayat, 2007). Tekhnik sampling
lansia dalam waktu 24 jam dalam seminggu,
yang akan digunakan dalam penelitian ini
diukur dengan skala ordinal, dengan kategori
adalah porpusive sampling.
sebagai berikut:Frekuensi sering bila berkemih/
Adapun untuk menentukan layak dan
ngompol lebih dari > 7 kali per 24 jam. Frekuensi
tidaknya sampel yang mewakili keseluruhan
sedang bila berkemih/ngompol antara 5-7 kali
populasi yang akan diteliti, beradasarkan kriteria
per 24 jamdan frekuensi ringan bila berkemih/
inklusi sebagai berikut:Lansia yang mengalami
ngompol kurang dari < 5 kali per 24 jam.
inkontinensia urine dengan usia 60 – 90 tahun
Untuk pengumpulan data dalam penelitian
menurut WHO, mempunyai respon sadar dan
ini peneliti dibantu oleh satu orang enumerator
bisa diajak komunikasi aktif, bisa
yaitu Mahasiswa Keperawatan tingkat akhir
mengendalikan intake dan intake minum antara
yang telah berpengalaman praktek di Unit
6–8 gelas perhari serta bersedia menjadi
Rehabilitasi Margo Mukti Rembang dan telah
responden. Adapun kriteria ekslusi merupakan
dilatih sesuai dengan prosedur dan tujuan dalam
kriteria dimana subyek penelitian tidak dapat
penelitian ini.
mewakili sample karena tidak mewakili
Data pre–test yaitu frekuensi berkemih
karakteristik sebagai sampel penelitian yang
dalam 24 jam dalam satu minggu, dan dicatat
disebabkan oleh suatu keadaan yang tidak
dalam lembar observasi. Kemudian diberikan
memungkinkan untuk dilakukan penelitian.
perlakuan latihan kegel kepada responden yang
Kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah: lansia
telah terbagi menjadi tiga kelompok yaitu

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 5 (1), 2016, 4 - 6

kelompok pertama dengan frekuensi latihan 2 dampak dari latihan. Otot dapat dipandang
kali sehari, kelompok kedua dengan frekuensi sebagai suatu motor yang berkerja dengan jalan
latihan 3 kali sehari dan kelompok keempat mengubah energi kimia menjadi energi mekanik
dengan frekuensi latihan 4 kali sehari selama 6 berupa kontraksi dan pergerakan untuk
minggu. menggerakkan serat otot. Proses interaksi
Setelah diberi perlakuan, responden di tersebut diaktifkan oleh ion kalsium dan
observasi kembali (post-test), tentang frekuensi adenosine triposfat (ATP) yang kemudian
berkemihnya selama 24 jam dalam seminggu. dipecah menjadi adenosine diposfat (ADP) yang
memberikan kontraksi bagi otot detrusor
3. Hasil dan Pembahasan (Pujiastuti, 2003). Latihan Kegel juga dapat
menyembuhkan ketidakmampuan menahan
Hasil pencatatan yang berupa data interval
kencing (inkontinensia urine). Melakukan
selanjutnya diolah dengan program SPSS.
latihan kegel juga bisa membantu
Instrument untuk pengumpulan data pada
menyempurnakan otot-otot cincin di lubang
penelitian ini adalah kuisoner/lembar observasi
pengeluaran, baik saluran kecing maupun poros
yang di rancang oleh peneliti sendiri. terdiri dari
usus.
dua bagian yaitu bagian pertama berisi data
Akhirnya hasil dari penelitian ini
demografi responden dan bagian kedua berisi
mengindikasikan bahwa latihan Kegel secara
lembar observasi untuk mencatat frekuensi
teratur dengan frekeunsi yang lebih banyak
berkemih selama 24 jam dalam seminggu baik
dalam waktu yang relatif lama untuk
sebelum maupun sesudah dilakukan tindakan
mengatahui pengaruh latihan kegel terhadap
latihan kegel.
penurunan frekeuensi inkontinensia urine
Untuk menganalisa data dari variabel
khususnya pada lansia.
terikat yang disajikan dalam bentuk distribusi
Dari hasil penelitian di Unit Rehabilitasi
frekuensi. Yaitu data tentang frekuensi
Sosial Margo Mukti Rembang tentang pengaruh
inkontinensia urine pada lansia. Sedangkan
latihan kegel terhadap frekuensi inkontinensia
analisa bivariate untuk mengetahui pengaruh
urine pada 27 responden yang dibagi dalam tiga
latihan kegel terhadap frekuensi inkontinensia
kelompok yaitu kelompok I dengan frekuensi
urine pada lansia sebelum dan sesudah
latihan dua kali sehari, kelompok II dengan
dilakukan tindakan kegel. Analisa statistik yang
frekuensi latihan tiga kali sehari dan kelompok
digunakan adalah dengan rumus uji T (t–
III dengan frekuensi latihan empat kali sehari,
dependent atau t-paired test).
didapatkan hasil sebagai berikut:
Setelah dilakukan analisa data
Frekuensi Inkontinensia Urine berdasarkan
menunjukkan karakteristik responden
analisis deskripsi rerata frekuensi inkontinesia
berdasarkan jenis kelamin di Unit Rehabilitasi
urine sebelum dilakukan latihan kegel untuk
Sosial Margo Mukti Rembang, dapat diketahui
masing - masing kelompok secara berurutan
bahwa dari 27 responden sebanyak 11 responden
10.03, 9.29 dan 9.24 kali. Dari data tersebut dapat
(40,7%) berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak
terlihat bahwa keseluruhan responden
16 responden (59,3%) berjenis kelamin
mengalami inkontinensia sering yaitu lebih dari
perempuan. Jadi dapat diketahui bahwa
7 kali perhari (Ganong, 2003). Hal ini bila
sebagian besar responden berjenis kelamin
dihubungkan dengan jenis kelamin sebagian
perempuan.
besar responden adalah perempuan (59,3%),
Adapun hasil analisis statistik deskriptif
dimana kondisi inkontinensia urine dapat terjadi
responden berdasarkan umur di Unit
secara fisisologis pada lansia wanita karena
Rehabilitasi Sosial Margo Mukti Rembang,
penurunan produksi esterogen menyebabkan
diperoleh mean (rata-rata) sebesar 75,3 tahun.
atrofi jaringan uretra dan efek akibat melahirkan
Median atau nilaitengah usia responden setelah
dapat dilihat pada melemahnya otot-otot dasar
diurutkan adalah 72 tahun dan modus atau nilai
panggul (Stanley, 2006). Lebih lanjut hasil
yang sering muncul adalah 65 tahun. Umur
frekuensi inkontinesia urine juga dipengaruhi
termuda responden adalah 60 tahun dan umur
oleh usia dimana rata – rata usia responden
tertua responden adalah 96 tahun.
diatas 75 tahun. Menurut WHO usia diatas 70
penelitian ini menunjukkan bahwa latihan
tahun tergolong usia lanjut dengan resiko tinggi
kegel merupakan upaya untuk mencegah
karena kemunduran fungsi fisik salah satunya
terjadinya inkontinensia urine. Mekanisme
fungsi organ perkemihan dimana terjadi
kontraksi dan meningkatnya tonus otot dapat
penurunan kekuatan otot dasar panggul yang
terjadi karena adanya rangsangan sebagai
menyebabkan terjadinnya inkontinensia urine

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 5 (1), 2016, 5 - 6

(Stanley, 2007). Inkontinensia urine dapat Perbedaan Pengaruh Latihan Kegel dengan
memberikan dampak serius pada kesehatan fisik, frekeuensi latihan Dua, Tiga Dan Empat Kali
psikologis dan sosial pada pasien, serta Sehari Terhadap Frekuensi Inkontinensia Urine -
berdampak buruk pada keluarga dan karier Perbedaan rata – rata frekuensi inkontinensia
pasien. urine setelah dilakukan latihan kegel sebanyak
Pengaruh Latihan Kegel Terhadap dua kali dan tiga kali sehari berdasarkan hasil
Frekuensi Inkontinensia Urine - Hasil distribusi penelitian dengan menggunakan uji statistik
frekuensi setelah dilakukan latihan kegel t-test independent diketahui bahwa perbedaan
diperoleh bahwa frekeunsi inkontinensia urine nilai rata–rata frekuensi inkontinensia atara
pada masing–masing kelompok mengalami kelompok I dan kelompok II dengan nilai t –
penurunan sebesar 13,22% pada kelompok I, hitung 3,056 dan nilai p = 0,012 (p < 0,05),
17,89% kelompok II dan 26,33% pada kelompok perbedaan rerata frekuensi inkontinensia urine
III. antara kelompok I dan kelompok III, diperoleh
Selanjutnya dari hasil analisa data dengan nilai t-hitung 4,368 dan nilai p=0,000 (p < 0,05),
t-test menunjukkan nilai t hitung sebesar 21,92 dan perbedaan perbedaan rerata frekuensi
dengan signifikansi 0.000, dengan demikian inkontinensia urine antara kelompok II dan
dapat disimpulkan bahwa latihan Kegel yang kelompok III, diperoleh nilai t-hitung 2,544 dan
diberikan dua kali sehari berpengaruh terhadap nilai p=0,021 (p<0,05). Secara statistik terbukti
penurunan rata-rata inkontinensia pada bahwa rata-rata frekuensi inkontinensia pada
responden. Signifikansi penurunan rata–rata kelompok III lebih sedikit bila dibandingkan
frekuensi inkontinensia urine dengan latihan dengan rata-rata inkontinensia pada kelompok I
Kegel yang diberikan tiga kali sehari dan kelompok II, kemudian rata-rata frekuensi
berpengaruh dengan nilai t hitung sebesar 11,418 inkontinensia pada kelompok II lebih sedikit bila
dengan signifikansi 0.000. Begitujuga pada dibandingkan dengan rata-rata inkontinensia
latihan Kegel yang diberikan dalam empat kali pada kelompok I. Hasil ini membuktikan bahwa
sehari berpengaruh terhadap penurunan latihan Kegel berpengaruh pada penurunan
rata-rata inkontinensia urine dengan nilai t frekuensi inkontinensia urine pada Unit
hitung sebesar 15,307 dengan signifikansi 0.000. Rehabilitasi Sosial Margo Mukti Rembang.
Hal ini sesuai dengan pendapat seorang Hasil ini didukung oleh penelitian terkait
dokter kandungan bernama kegel pada tahun yang pernah dilakukan oleh Septiastri & Siregar
1940 yang sangat bermanfaat untuk menguatkan tahun 2012, keefektifan latihan otot pelvis
otot rangka pada dasar panggul, sehingga dalam mengurangi inkontinensia sedang
memperkuat fungsi spingcter eksternal pada menjadi inkontinensia ringan yang diujikan
kandung kemih. Latihan otot dasar panggul kepada 26 orang lansia berusia lebih dari 60
yang diperkenalkan oleh Kegel, di kembangkan tahun yang bertempat tinggal di komunitas
dan dilakukan pada lansia yang mengalami Panti Sosial Lansia. Studi literatur ini
inkontinensia urine. Kegel exercise adalah menunjukkan tentang penelitian yang berkaitan
latihan kontraksi otot dasar secara aktif yang dengan pengaruh latihan kegel dalam
bertujuan untuk meningkatkan otot dasar menurunkan gejala inkontinensia urine pada
panggul (Pujiastuti, 2003). Latihan Kegel lansia di Unit Pelayanan Sosial Lansia, Medan
merupakan latihan bentuk seri untuk dengan sampel 13 lansia sebagi kelompok
membangun kembali kekuatan otot dasar kontrol dan 13 sampel lansia sebagi kelompok
panggul sehingga memperkuat fungsi spincter intervensi, menunjukan bahwa latihan kegel
ekternal pada kandung kemih (Widiastuti, 2011). efectif menurunkan derajat inkontinensia dari
Hasil penelitian ini sesuai dengan inkontenensia sedang menjadi inkontinensia
penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya ringan.
oleh Mustofa & Widyaningsih (2009) tentang Studi sebelumnya oleh Hidayati (2009) di
pengaruh latihan kegel terhadap frekuensi Panti Wreda Sindang Asih Semarang Kegel
inkontinesia urine pada lansia dengan frekuensi Exercise yang dilakukan sebanyak 10 kali dalam
latihan sekali sehari selama empat minggu 3 minggu menyebabkan terjadinya penurunan
sehingga mengalami dan hanya dilakukan pada frekuensi inkontinensia urin sebesar 18,3 % dari
satu kolompok yang sama. 9,86 kali menjadi 6,19 kali.
Untuk itu dalam penelitian ini membedakan Penelitian terkait yang pernah dilakukan
freukensi latihan pada tiga kelompok yang oleh Nurwidiyanti pada tahun 2006 keefektifan
berbeda dan waktu yang lebih lama yaitu selam latihan otot pelvis dalam mengurangi
6 minggu. inkontinensia urgensi dan inkontinensia stres

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 5 (1), 2016, 6 - 6

yang diujikan kepada 37 orang lansia yang Akhirnya hasil dari penelitian ini
bertempat tinggal di komunitas dengan rentang mengindikasikan bahwa latihan Kegel secara
usia 58 sampai 72 tahun. Latihan-latihan tersebut teratur dengan frekeunsi yang lebih banyak
efektif untuk kedua jenis inkontinensia tersebut dalam waktu yang relatif lama untuk
baik tipe urgensi maupun tipe stres. Interval mengatahui pengaruh latihan kegel terhadap
berkemih meningkat dari rata-rata 2,13 jam penurunan frekeuensi inkontinensia urine
menjadi 3,44 jam. khususnya pada lansia.
Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh
Widyaningsih (2009) dengan judul Pengaruh 5. Ucapan Terima Kasih
latihan Kegel Terhadap Frekuensi Inkontinensia
Dengan terselesaikanya penelitian ini
Urine Pada Lansia di Panti Wreda Pucang
penulis mengucapkan terima kasih yang
Gading Semarang. Hasil penelitian
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
menunjukkan, bahwa setelah dilakukan latihan
membantu yaitu Kepala Unit Rehabilitasi Sosial
kegel terjadi penurunan frekuensi inkotinensia
Margo Mukti Rembang, Direktur Poltekkkes
urine sebesar 21,6% dari 10,043 kali menjadi
Kemenkes Semarang, Ketua Jurusan
7,871 kali. Dari hasil uji t-dependent test
Keperawatan dan Ketua Program Studi
didapatkan nilai p sebesar 0,000 sehingga ada
Keperawatan Blora dan enumerator yang telah
pengaruh latihan kegel terhadap frekuensi
bersedia membantu pelaksanaan penilitian dan
inkontinensia urine pada lansia di Panti Wreda
pengumpulan data. Semoga Tuhan Yang Maha
Pucang Gading Semarang. Hasil penelitian
Esa memberi balasan yang sesuai.
tersebut mengindikasikan perlunya latihan kegel
secara teratur dalam waktu yang relatif lama
6. Daftar Pustaka
untuk mengetahui pengaruh latihan Kegel
terhadap penurunan frekuensi inkontinensia Darmojo, B. 2006. Buku Ajar Geriatri Ilmu Kesehatan
urine. Usia Lanjut (Edisi3). Jakarta: BalaiPenerbit
FKUI
4. Simpulan dan Saran Nursalam. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta:
Dengan demikian hasil dari penelitian ini Salemba Medika
menunjukkan bahwa latihan kegel merupakan Nurwidiyanti. 2008. Pengaruh Kegel Exercise
upaya untuk mencegah terjadinya inkontinensia Terhadap Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
urine. Mekanisme kontraksi dan meningkatnya Eliminasi Urin (Inkontinensia urin) pada Lansia
tonus otot dapat terjadi karena adanya diPosyandu Lansia Dusun Mangir Tengah
rangsangan sebagai dampak dari latihan. Otot Kelurahan Sendang Sari Kecamatan Pajangan
dapat dipandang sebagai suatu motor yang Kabupaten Bantul.
berkerja dengan jalan mengubah energi kimia Pudjiastuti. 2003. Fisioterapi pada Lansia.Jakarta:
EGC.
menjadi energi mekanik berupa kontraksi dan
Septiastri dan Siregar. 2012. Latihan Kegel Dengan
pergerakan untuk menggerakkan serat otot.
Penurunan Gejala Inkontinensia Urin Pada
Proses interaksi tersebut diaktifkan oleh ion Lansia. Dibuka 1 April 2013.
kalsium dan adenosine triposfat (ATP) yang Soetojo. 2006. Inkontinensia Urin perlu Penanganan
kemudian dipecah menjadi adenosine diposfat Multi Disiplin. Dibuka tanggal 2April 2013 dari
(ADP) yang memberikan kontraksi bagi otot inkontinensia-urine-perlu-penanganan-multi-dis
detrusor (Pujiastuti, 2003). Latihan Kegel juga iplin/.
dapat menyembuhkan ketidakmampuan Stanley, M. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.
menahan kencing (inkontinensia urine). Jakarta: EGC
Melakukan latihan kegel juga bisa membantu Vitriana. 2002. Evaluasi dan Manajemen Medis
menyempurnakan otot-otot cincin di lubang Inkontinensia Urin.. Dibuka tanggal 1April 2013
pengeluaran, baik saluran kecing maupun poros darihttp://repository.unpad.ac.id/bitstream/handl
e/123456789/1533/evaluasi_dan_manajemen_m
usus.
edis_inkontinensia_urin.pdf?sequence=1
Keterbatasan penelitian pada sample
Widyaningsih. 2009. Pengaruh latihan Kegel
masing–masing kelompok sangat terbatas dan Terhadap Frekuensi lnkontinensia Urine Pada
tidak menggunakan kelompok control. Saran Lansia di Panti Wreda Pucang Gading
penelitian kedepan lebih banyak menggunakan Semarang. Dibuka tanggal1 April 2013 dari
sample dan kelompok control serta mecari http://repository.unimus.ac.id/2009/pengaruhlat
variable lain yang mendukung untuk ihan kegelterhadapfrekuensi inkontinensiaurin
pencegahan inkontinensia urine pada lansia. padalansia

Copyright © 2016, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068

Anda mungkin juga menyukai