ANEMIA
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
OLEH :
FAKHRUR RIFQI A.
202010461011045
2021
A. Definisi
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Hct), atau hitung eritrosit
(red cell count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah.
Anemia bukan merupakan suatu penyakit tunggal, melainkan merupakan pencerminan
terhadap keadaan suatu penyakit / gangguan pada fungsi tubuh (Babita, 2014 dan Moshe, et
al., 2018).
B. Etiologi
2) Kehilangan darah.
Akut karena perdarahan atau trauma atau kecelakaan yang terjadi secara
mendadak.
Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorhagia.
C. Klasifikasi
Anemia Defisiensi Zat Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Besi / Iron Deficiency Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil,
Anaemia tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian
tablet besi.
Anemia Aplastik Disebabkan oleh penurunan pada prekusor sel-sel sumsum tulang
dan penggantian sumsum dengan lemak. Juga dapat disebabkan
oleh kongenital atau didapat, idiopati akibat dari infeksi tertentu,
obat-obatan dan zat kimia, serta kerusakan akibat radiasi.
Anemia Defisiensi vitamin B12 sangat jarang terjadi tetapi dapat terjadi
Megaloblastik akibat ketidakadekuatan masukan pada vegetarian yang ketat,
(Defisiensi Vitamin kegagalan absorpsi saluran gantrointestinal, penyakit yang
B12 dan Defisiensi melibatkan ilium atau pankreas yang dapat merusak absorpsi
Asam Folat) vitamin B12.
Sedangkan defisiensi asam folat terjadi karena asupan makanan
yang kurang gizi asam folat, terutama dapat ditemukan pada
orang tua, individu yang jarang makan sayuran dan buah,
alkoholisme, anoreksia nervosa, pasien hemodialisis.
Anemia Sel Sabit Anemia hemolitik berat yang diakibatkan oleh defek molekul Hb
dan berkenaan dengan serangan nyeri. Anemia ini merupakan
gangguan resesif otosom yang disebabkan oleh pewarisan dua
salinan gen hemoglobin defektis, satu buah dari masing-masing
orang tua. Hemoglobin yang cacat itu disebut hemoglobin S
(HbS), menjadi kaku dan membentuk konfigurasi seperti sabit
apabila terpajan oksigen berkadar rendah.
Anemia Hemolitik Snemia yang disebabkan oleh proses hemolysis, yaitu pemecahan
eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya. Anemia ini
jenis yangjarang dijumpai, tetapi bila dijumpai memerlukan
pendekatan diagnostik yang tepat. Anemia hemolitik dapat
disebabkan oleh anemia sel sabit, malaria, penyakit hemolitik
pada bayi baru lahir, dan reaksi transfuse.
Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli, Anemia dapat digolongkan sebagai berikut:
Hb ≥ 11 gr/dl Tidak anemia
D. Epidemologi
Anemia mempengaruhi sepertiga populasi dunia dengan IDA (Iron Deficiency Anaemia)
menjadi penyebab utama. IDA sangat revalen pada anak-anak prasekolah (<5 tahun), wanita
pada usia reproduksi, dan wanita hamil dengan tingkat prevalensi, mencapai hingga 41,7%,
32,8% dan 40,1%. Ketergantungan pada pola makan vegan, sindrom malabsorpsi, dan
perdarahan menstruasi yang berat juga merupakan kategori berisiko tinggi di negara-negara
berpenghasilan tinggi, dengan sekitar dua pertiga wanita dengan perdarahan menstruasi
berat memiliki ID / IDA. IDA lebih sulit diobati pada populasi lansia dan hanya mewakili
sekitar 30% kasus anemia, karena anemia jenis lain mungkin ada. Donor darah yang sering
juga merupakan penyebab IDA yang kurang dikenal (Cappellini, Musallam, dan Tager, 2020).
Tanda dan gejala anemia dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu :
Gejala umum anemia Atau dapat disebur juga sindrom anemia adalah gejala yang
timbul pada semua jenis anemia pada kadar Hb yang sudah
menurun di bawah titik tertentu. Gejala diklasifikasikan
menurut organ yang terkena, yaitu :
Sistem kardiovaskuler : lesu, cepat lelah, palpitasi,
takikardi, sesak nafas saat beraktivitas, angina pektoris,
dan gagal jantung.
Sistem saraf : sakit kepala, pusing, telinga mendenging,
mata berkunang-kunang, kelemahan otot, iritabilatas, lesu,
serta perasaan dingin pada ekstremitas.
Sistem urogenital : gangguan haid dan libido menurun.
Epitel : warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit
menurun, serta rambut tipis dan halus.
Gejala khas masing- Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah,
masing anemia stomatitis angularis, keletihan, kebas dan kesemutan pada
ekstremitas.
Anemia defisiensi asam folat : lidah merah (buffy tongue).
Anemia hemolitik : ikterus dan hepatosplenomegali.
Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-
tanda infeksi.
Gejala akibat penyakit Gejala ini timbul karena penyakit-penyakit yang mendasari
yang mendasari anemia tersbut. Misalnya anemia defisiensi besi yang
disebabkan oleh infeksi cacing tambang berat akan
menimbulkan gejala seperti pembesaran parotis dan telapak
tangan berwatna kuning.
F. Patofisologi
Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat digolongkan pada tiga kelompok :
1. Anemia akibat produksi sel darah merah yang menurun atau gagal.
Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang terlalu sedikit atau sel darah
merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan baik. Hal ini terjadi akibat adanya
abnormalitas sel darah merah atau kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan
agar produksi dan kerja dari eritrosit berjalan normal. Kondisi-kondisi yang
mengakibatkan anemia ini antara lain sickle cell anemia, gangguan sumsum tulang dan
stem cell, anemia defisiensi zat besi, vitamin B12, dan Folat, serta gangguan kesehatan
lain yang mengakibatkan penurunan hormon yang diperlukan untuk proses
eritropoesis.
(Camila, et al., 2019 ; Cappellini, Musallam, dan Tager, 2020 ; Ramesh, 2017 ; Stevens, 2017).
Anemia
(Camila, et al., 2019 ; Cappellini, Musallam, dan Tager, 2020 ; PPNI, 2018 ; Ramesh, 2017 ; Stevens, 2017).
G. Penatalaksanaan dan Pemeriksaan Penunjang
PENATALAKSANAAN :
Anemia Defisiensi Teliti sumber penyebab yang mungkin dapat berupa
Zat Besi / Iron malignasi gastrointestinal, fibroid uteri, atau kanker
Deficiency Anaemia yang dapat disembuhkan.
Lakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui darah
samar.
Berikan preparat besi orang yang diresepkan.
Hindari tablet dengan salut enteric, karena diserap
dengan buruk.
Lanjutkan terapi besi sampai setahun setelah
perdarahan terkontrol.
Anemia Aplastik Transplantasi sumsum tulang.
Pemberian terapi imunosupresif dengan globulin
antitimosit (ATG).
Hentikan semua obat yang menyebabkan anemia
tersebut.
Cegah timbulnya gejala-gejala dengan melakukan
transfuse sel-sel darah merah dan trombosit.
Lindungi pasien yang rentan terhadap leukopenia
dari kontak dengan orang-orang yang menderita
infeksi.
Anemia Defisiensi Vit. B12 :
Megaloblastik Pemberian suplemen vitamin atau susu kedelai
(Defisiensi Vitamin difortifikasi (pada vege tarian ketat).
B12 dan Defisiensi Suntikan vitamin B12 secara IM untuk kelainan
Asam Folat) absorpsi / tidak terdapatnya faktor-faktor instriksik.
Cegah kambuhan dengan vitamin B12 selama hidup
untuk pasien anemia pernisiosa / malabsorpsi yang
tidak dapat diperbaiki.
Defisiensi asam Folat :
Pemberian diit nutrisi dan 1 mg gram asam folat
setiap hari.
Asam folat IM untuk sindrom malabsorpsi.
Asam folat oral diberikan dalam bentuk tablet
(kecuali vitamin prenatal).
Anemia Sel Sabit Arus utama terapi adalah hidrasi dan analgesia.
Hidrasi dengan 3-5L cairan intravena dewasa per
hari.
Berikan dosis adekuat analgesik narkotik.
Gunakan obat anti inflamasi non steroid untuk nyeri
yang lebih ringan.
Transfusi dipertahankan untuk krisis aplastik,
krisis yang tidak responsive terhadap terapi, pada
preoperasi untuk mengencerkan darah sabit, dan
kadang-kadang setengah dari masa kehamilan
untuk mencegah krisis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1. Pemeriksaan laboratorium hematologis.
Tes penyaring : dilakukan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.
Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen, seperti
kadar hemoglobin, indeks eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC), asupan
darah tepi.
Pemeriksaan rutin : untuk mengetahui kelainan pada sistem leukosit dan
trombosit, meliputi laju endap darah (LED), hitung diferensial, dan
hitung retikulosit.
Pemeriksaan sumsum tulang : dilakukan pada kasus anemia dengan
diagnosis definitive meskipun ada beberapa kasus diagnosisnya tidak
memerlukan pemeriksaan sumsum tulang.
Page 12 of
60
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis : Faal ginjal, Faal
endokrin, Asam urat, Faal hati, Biakan bakteri jika perlu.
Page 13 of
60
Daftar Pustaka
Moshe, G., et al. (2013). Anemia and Iron Deficiency in Children: Association With
Red Meat and Poultry Consumption. Israel : JPGN, Original Article
Hepatology And Nutrition Vol. 57 No. 6 December 2013.
Nunes, A. R., et al. (2020). Screening for Anemia and Iron Deficiency in the Adult
Portuguese Population. Portugal : Hindawi, Research Artivle Anemia Vol.
2020.
Safavi, E., et al. (2020). Iron Deficiency Anemia in Older Females : A Comparison
Between Community-Dwelling Individuals and Nursing Home Residents in
the Southwest of Iran. Iran : Shiraz E-Medical Journals Vol. 21 No. 3 2020.
Page 15 of
60