Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

AL ISLAM KEMUHAMMADIYAH 1

ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE

DOSEN PEMBIMBING

MILA KHAERUNISA, MA

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD ILHAM

2126201055

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK INDUSTRI

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


A. PENGERTIAN ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE
Islam sebagai the way of life merupakan ajaran yang memberikan petunjuk,
arah dan aturan-aturan (syariat) pada semua aspek kehidupan manusia guna
memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek yang diatur
dalam Islam adalah aspek muamalat, dalam hal ini penulis menekankan pada
bidang ekonomi. Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua
kata, yakni oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti ilmu.
Secara sederhana, ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana manusia mencukupi kebutuhan hidupnya.
Kegiatan ekonomi dalam Islam bersifat muamalah. Kegiatan muamalah
merupakan kegiatan-kegiatan yang menyangkut hubungan antar manusia.
Kegiatan ini sama halnya dengan transaksi, sebagaimana muamalah
transaksi juga banyak macamnya salah satunya yaitu sewa menyewa. Kajian
hukum Islam tentang mu āmalah secara garis besar terkait dengan dua hal.
Pertama mu āmalah yang berkaitan dengan kebutuhan hidup yang bertalian
dengan materi dan inilah yang dinamakan dengan ekonomi. Sedangkan yang
kedua, muāmalah yang terkait dengan pergaulan hidup yang dipertalikan oleh
kepentingan moral rasa kemanusiaan dan inilah yang dinamakan sosial.

B. TUJUAN ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE

Tujuan islam sebagai way of life adalah membentuk pribadi yg kamil


disamping juga membentuk masyarakat yg ideal, yg menitik beratkan
pembentukan moral dan kerohanian sebuah masyarakat dan tidak lupa turut
membangunkan nilai ketamadunan, seterusnya membina masyarakat yg
kukuh dan berwibawa di mata dunia. Selain itu tujuan Islam sebagai the way
of live yaitu:

1. Memelihara kemaslahatan agama (Hifzh al-din)

Sebelum kedatangan islam, secara alamiah manusia menciptakan dan


membudayan berbagai jenis keyakinan terhadap tuhan. Islam datang
menyelamatkan dan menjaga manusia dari kesalahan dalam beragama
sekaligus menjaga kerukunan hidup antar umat beragama.

2. Memelihara keturunan dan kehormatan (Hifzh al-nashli)

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah memiliki naluri berkembang biak


dan ketertarikan dengan lawan jenis. Islam datang dengan tuntutan
berkembang biak dan menunaikan hasrat seksual dari Allah yang diatur
dalam syariat pernikahan serta larangan berzina.

3. Memelihara harta benda

Sebelum datangnya islam, kepemilikan harta benda manusia ditentukan


oleh kekuasaan seseorang yang menjadi dasar tegaknya hukum rimba.
perlindungan islam terhadap kepemilikan harta manusia dengan memberikan
ancaman hukuman yang sangat berat berupa hukum potong tangan bagi para
pelaku pencurian. Tidak hanya memberikan ancaman dan hukuman bagi
pencuri, islam memberikan larangan keras bagi tindakan manipulatif yang
dapat merugikan harta orang lain.

4. Menyembah Allah

Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah
dan beribadah kepada Allah SWT sebagai hamba Allah SWT, manusia wajib
menjalan segala perintah dan menjauhi segala larangan nya. Manusia juga
harus menjadikan rukun iman dan rukun islam sebagai pedoman hidupnya.

5. Menjalankan perannya sebagai khalifah


Manusia adalah khalifah dimuka bumi dan setiap manusia adalah pemimpin
bagi dirinya sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimpin dimana manusia
bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya.
Sebagai mahluk yang dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban untuk
mengelola sumberdaya alam dan menjaga kelestariannya. 

6. Meneruskan ajaran islam

Tidak hanya beribadah dan hanya menjalankan tugasnya sebagai khalifah,


manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya pada generasi
selanjutnya agar ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan dengan tujuan
pendidikan menurut islam yang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam
bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah
SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manusia dan menunjukkan
perbuatan amar ma’ruf nahi mungkar.

C. FUNGSI ISLAM

1. Sebagai pembimbing dalam hidup 

Membentuk suatu kepribadian yang harmonis agar segala unsur pokok


kehidupan terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa, agar mampu
menhadapi masalah dengan tenang. Pengendali utama kehidupan manusia
adalah kepribadiannya yang mencakup segala unsur pengalaman pendidikan
dan keyakinan yang di dapatkannya sejak kecil. Apabila dalam pertumbuhan
seseorang terbentuk sesuatu kepribadian yang harmonis, dimana segala
unsur pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka
dalam menghadapi dorongan baik yang bersifat biologi ataupun rohani dan
sosial akan mampu menghadapi dengan tenang.

2. Penolong dalam kesukaran

Karena orang yang tidak beragama cenderung mengatasi masalah hidup


dengan pesimis berberda dengan orang yang beragama yang menghadapi
dengan optimis dan percaya bahwa allah tidak akan memberi cobaan
melebihi kekuatannya. Orang yang kurang  yakin akan agamanya ( lemah
imannya ) akan menghadapi cobaan atau kesulitan dalma hidup dengan
pesimis. Bahkan cenderung menyesali hidup berlebihan dan menyalahkan
orang. Beda nya dengan orang beragama dan teguh imannya, orang yang
seperti ini akan menerima setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan
keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya merupakan ujian dari
Tuhan ( Allah SWT ) yang harus dihadapi dengan kesabran karena Allah
memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan kemampuannya.
Selain itu barnag siapa yang mampu menghadapi ujian dengan sabar akan di
tingkatkan kualitas manusia itu.

3. Penentram batin

Orang beriman tdak akan merasa gelisah, karena dia tau jika semua hal
yang dia miiki merupakan titipan allah, berbeda dengan yang tidak beriman
yang selalu merasa gelisah akan apa yang ia miliki. Jika orang yang tidak
percaya akan kebesaran Tuhan tak peduli orang itu kaya apalagi miskin pasti
akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya akan takut kehilangan harta
kekayaanya yang akan habis atau di curi oleh orang lain, orang yang miskin
apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup. 

D. SUMBER AJARAN ISLAM

Sumber hukum merupakan segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen,


naskah, dan sebagainya yang digunakan oleh suatu bangsa sebagai
pedoman hidupnya pada masa tertentu. Dalam ajaran Islam terdapat sumber
hukum pokok yang menjadi pedoman atau rujukan bagi umat Islam.

Sumber hukum Islam utama ada tiga, yaitu:

 Alquran
 Sunnah (Hadist)
 jtihad

1. Alquran

Dalam buku Ushul Fikih 1 (2018) karya Rusdaya Basri, kedudukan Al Quran


dalam Islam adalah sebagai sumber hukum umat Islam dari segala sumber
hukum yang ada di bumi.

Firman Allah SWT dalam Al Quran Surat An-Nisa ayat 59 yang artinya:

"Hai, orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."

Al Quran dan hadis merupakan dua hal pokok dalam ajaran Islam. Keduanya


merupakan hal sentral yang menjadi jantung umat Islam.

Karena seluruh bangunan doktrin dan sumber keilmuan Islam terinspirasi dari
dua hal pokok tersebut.

Kedudukan Al Quran sebagai sumber utama dan pertama bagi penetapan


hukum, maka bila seseorang ingin menemukan hukum untuk suatu
kejadian.Tindakan pertama mencari jawab penyelesaiannya dari Al Quran. Al-
quran adalah sumber hukum pertama umat islam yang berisi tentang akidah,
ibadah, peringatan, kisah-kisah yang dijadikan acuan dan pedoman hidup
bagi umat Nabi Muhammad SAW.

2. Sunah dan Hadits

Sunnah (hadis) merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al Quran.


Sunnah juga menempati posisi yang sangat penting dan strategis dalam
kajian-kajian keislaman. Keberadaan dan kedudukannya tidak diragukan lagi.
Sunnah dari segi etimologi adalah perbuatan yang semula belum pernah
dilakukan kemudian diikuti oleh orang yang lebih baik perbuatan terpuji
maupun tercela. Secara terminologi, ahli fiqih dan hadis berbeda memberikan
pengertian tentang hadis. Menurut para ahli hadis, sunnah sama dengan
hadis yaitu suatu yang dinisbahkan oleh Rasullullah SAW baik perkataan,
perbuatan maupun sikap belIau tentang suatu peristiwa. Dalam pengertian ini
sunnah merupakan salah satu dari ahkam al takhlifi yang lima, yaitu wajib,
sunnah, haram, makruh, mubah. Sunnah menurut istilah ahli ushul figh
adalah ucapan nabi dan perbuatannya dan takrirnya.

Jadi sunnah artinya cara yang dibiasakan atau cara yang dipuji. Sedangkan
menurut istilah agama yaitu perbuatan nabi. Perbuatan dan takririnya (yakni
ucapan dan perbuatan sahabat yang beliau diamkan dengan arti
membenarkan). Seluruh umat Islam telah sepakat bahwa hadis rasul
merupakan sumber dan hukum Islam setelah Al Quran. Kesepakat umat
Islam dalam mempercayai, menerima dan mengamalkan segala ketentuan
yang terkandung di dalam hadis ternyata sejak Rasullullah masih hidup.

3. Ijtihad

Menurut bahasa ijtihad artinya bersungguh-sungguh dalam mencurahkan


pikiran. Sedangkan menurut istilah ijtihad adalah mencurahkan segenap
tenaga dan pikiran secara sungguh-sungguh untuk menetapkan suatu hukum.
Ijtihat dapat dilakukan ketika suatu masalah yang hukumnya tidak ada di
dalam Al Quran dan hadis. Sehingga bisa menggunakan ijtihad dengan
menggunakan akal pikiran, namun tetap mengacu berdasarkan Al Quran dan
hadist. Ijtihad merupakan sumber hukum Islam setelah Al Quran dan hadist.
Ketika melakukan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan Al Quran dan
hadist. Bentuk ijtihad itu ada ada tiga macam, yakni:

a. Ijma
Ijma adalah kesepakatan dan ketetapan hati untuk melaksanakan sesuatu.
Ijma dilakukan untuk merumuskan suatu hukum yang tidak disebutkan secara
khusus dalam Al Quran dan hadis.

b. Qiyas

Qiyas adalah mempersamakan hukum suatu masalah yang belum ada


kedudukan hukumnya dengan masalah lama yang pernah karena ada alasan
yang sama.

c. Maslahah Mursalah

Maslahah mursalah merupakan cara dalam menetapkan hukum. Di mana


berdasarkan pertimbangan kegunaan dan manfaatnya.

E. KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

Selama ini mungkin kita sudah mengenal Islam, tapi banyak diantara kita
yang belum memahami Islam itu sendiri. Namun, banyak juga orang yang
telah mengenal Islam, tetapi sejauh mana sudah memahami potret Islam. Ini
adalah salah satu persoalan yang perlu kita diskusikan lebih lanjut. Dengan
demikian Islam itu mempunyai karakteristik yang sangat luas dan  tidak bisa

memisah-memisahkan dengan yang lainnya. Para ilmuan muslim juga


mempergunakan berbagai pendekatan, untuk mengetahui dan memahami
karakteristik ajaran Islam. Dan tidak untuk mencoba memperdebatkan antara
satu dan dengan yang lainnya. Melainkan lebih mencari sisi-sisi persamaan
untuk permaslahatan umat umumnya untuk keperluan studi khususnya. Dari
berbagai sumber tentang Islam yang di tulis para tokoh, dapat diketahui
bahwa Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenali melalui
konsepsinya dalam berbagai bidang. Konsepsi Islam dalam berbagai bidang
yang menjadi karakteristik itu dapat dikemukakan sebagai berikut:

Nurcholis Madjid banyak berbicara tentang karakteristik ajaran Islam dalam


bidang agama. Menurutnya, bahwa dalam bidang agama Islam mengakui
adanya pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah sebuah aturan
Tuhan yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau
diingkari. Dan Islam adalah agama yang kitab sucinya dengan tegas
mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan paganisme dan syirik,
untuk hidup dan menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh
kesungguhan. Memang dan seharusnya tidak perlu mengherankan, bahwa
Islam selaku agama besar terakhir, mengklaim sebagai agama yang
memuncaki proses pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dalam
garis kontiunitas tersebut. Bahkan Al-Qur’an juga mengisaratkan bahwa para
penganut berbagai agama, asalkan percaya kepada Tuhan dan hari
kemudian serta berbuat baik., semuanya akan selamat. Inilah yang
selanjutnya menjadi dasar toleransi agama yang menjadi ciri sejati Islam
dalam sejarahnya yang otentik,

Sesuatu semangat yang merupakan kelanjutan pelaksanaan ajaran Al-


Qur’an. Karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama tersebut disamping
mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan, juga mengakui
adanya universalisme, yakni mengakarkan kepercayaan kepada Tuhan dan
hari akhir, menyuru berbuat baik, dan mengajak kepada keselamatan. Dalam
hubungan ini menarik sekali apa yang dikatakan H.M Quraish Shaihab,
menurutnya, bahwa dengan menggali ajaran-ajaran-agama, meninggalkan
fanatisme buta, serta berpijak kepada kenyataan, jalan dapat dirumuskan.
Dengan demikian, karakteristik ajaran Islam dalam visi keagamaannya
bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksa, dan saling menghargai karena
dalam pluralisme agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian
kepada Tuhan.

Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat dikenal melalui konsepsinya


dalam bidang ibadah. Secara harfiah ibadah bararti bukti manusia kepada
Allah SWT, karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Ibadah
yang dibahas dalam bagian ini adalah ibadah dalam arti yang nomor dua,
yaitu ibadah khusus. Dalam yuriprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam
urusan ibadah tidak boleh kreatifitas, sebab yang mengcreate atau yang
membentuk suatu ibadah dalam Islam dinilai sebagai bida’ah yang dikutuk
Nabi sebagai kesesatan.

Anda mungkin juga menyukai