Anda di halaman 1dari 5

1

Perancangan Sistem Switching 16 Lampu Secara


Nirkabel Menggunakan Remote Control
F.D. Rumagit, J.O. Wuwung, S.R.U.A. Sompie, B.S. Narasiang
Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Email: frekarumagit@yahoo.com

Abstrak - Teknologi nirkabel telah menjadi suatu yang sinar infra merah sebagai media komunikasinya.
populer saat ini diseluruh dunia. Teknologi ini telah Disamping itu juga peralatan yang dikendalikan lebih dari
digunakan pada sebagian besar kehidupan sebagai bentuk satu buah, dan jarak masing-masing peralatan berjauhan
perkembangan dan kemajuan teknologi. karena ruangan yang sangat besar, maka ini tentu saja
Sesuai dengan keinginan manusia yang selalu ingin
tidak menghemat waktu dan tenaga manusia, sehingga
melakukan pekerjaan secara cepat tanpa membutuhkan
waktu yang lama dan tenaga. Seperti melakukan pencegahan penggunaan peralatan pengendalian lampu
pengontrolan terhadap lampu dengan menggunakan saklar, dan oleh pihak yang tidak berwenang tidak dapat
menghidupkan lampu pada rumah ataupun gedung yang dilakukan.
menguras waktu karena jarak yang berjauh-jauhan. Sistem Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas,
pengontrolan dengan menggunakan remote control infrared penulis ingin merancang sistem pengendalian peralatan
merupakan solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan listrik menggunakan remote control dalam penggendalian
manusia tersebut. on/off daya listrik berbasis mikrokontroler ATMega8535.
Ada beberapa rangkaian utama untuk pengontrolan Jika menggunakan remote control ini akan membantu kita
lampu rumah ini, diantaranya transmitter (remote control)
mempermudah menghidupkan atau mematikan
yang berfungsi sebagai pengiriman data, receiver (sensor
TSOP 1738) yang merupakan penerima data yang dikirim lampudisebuah gedung ataupun ruangan, karena pada
oleh transmitter, mikrokontroler ATMega8535 sebagai remotecontrol ini menggunakan sinar infra merah yang
pengelolah data yang diterima oleh receiver, LCD untuk mempunyai jarak tembus yang jauh asal tidak ada yang
menampilkan beban lampu yang telah ON/OFF, dan menghalangi antara pemancar dengan penerima infra
terdapat toggle switch sebagai kontrol manual. merah.
ari hasil pengukuran 1-11 meter, disimpulkan bahwa
remote dapat berkerja maksimal pada jarak 6 meter dan II. LANDASAN TEORI
tidak terhalang media serta dapat bekerja dengan stabil
pada lampu 1-16. Sedangkan pada jarak 7-11 meter, sensor
A. Infra Merah
tidak merespon dengan baik untuk beberapa beban lampu
dikarenakan adanya noise digital. Infra merah (infrared) ialah sinar elektromagnet
yang panjang gelombangnya lebih daripada cahaya
Kata Kunci : Teknologi nirkabel, remote control, Nampak yaitu diantara 700 nm dan 1 mm. sinar infra
receiver, transmitter, mikrokontroler. merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat
dengan spektroskop cahaya, maka radiasi cahaya infra
merah akan Nampak pada spectrum electromagnet
I. PENDAHULUAN dengan panjang gelombang diatas panjang gelombang
cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka
Keberadaan teknologi adalah untuk mempermudah cahaya infra merah akan tidak tampak oleh mata, namun
pekerjaan taupun kegiatan kegiatan manusia. Dengan radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa /
teknologi, pekerjaan yang sebelumnya dilakukan dalam dideteksi. Infra merh dapat dibedakan menjadi 3 macam
jangka waktu yang lama ataupun memulai proses yang yakni :
rumit dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan efisien. Near infrared 0.75 – 1.5 µm
Hal ini yang membuat teknologi berkembang dengan Mid infrared 1.50 – 10 µm
sangat pesat. Salah satu cabang teknologi ini adalah Far infrared 10 – 100 µm
dibidang elektronika, contoh menjamurnya perangkat Contoh aplikasi sederhana untuk far infrared
elektronik. Melalui elektronika, dapat direkayasa adalah terdapat pada alat-alat kesehatan. Sedangkan untuk
perangkat yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. mid infrared ada pada alat ini untuk sensor biasa,
Kebutuhan akan perangkat elektronika muncul karena sedangkan near infrared digunakan untuk pencitraan
manusia menginginkan suatu kemudahan. pandangan malam seperti pada nightscoop. Penggunaan
Teknologi nirkabel telah menjadi suatu yang infra merah sebagai media transmisi data mulai
populer saat ini diseluruh dunia. Teknologi ini telah diaplikasikan pada berbagai peralatan seperti TV,
digunakan pada sebagian besar kehidupan sebagai bentuk handphone, sampai pada transfer data PC. Media infra
perkembangan dan kemajuan teknologi. merah ini dapat digunakan baik untuk control aplikasi
Saat ini sistem pengendalian pada gedung ataupun lain maupun transmisi data. Sifat-sifat cahaya infra
ruangan masih menggunakan sistem manual, yaitu merah:
dengan cara menekan tombol on/off saklar lampu, 1. Tidak tampak manusia
sehingga hal ini kurang efisien dalam melakukan 2. Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus
pengontrolan lampu listrik tersebut dan mengakibatkan pandang
pemborosan biaya karena pemakaian yang berlebihan. 3. Dapat ditimbulkan oleh komponen yang
Sekarang telah ada peralatan elektronik khususnya lampu menghasilkan panas
listrik yang dapat dikendalikan dengan menggunakan
2

Komunikasi infra merah dilakukan dengan C. Optocoupler PC817


menggunakan diode infra ra merah sebagai pemancar dan Optocouler adalah suatu piranti yang terdiri dari
modul penerima infra merah sebagai penerimanya. Untuk dua bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara
jarak yang cukup jauh, kurang lebih 3 – 5 meter, pancaran bagian cahaya dengan deteksi sumber cahaya terpisah.
data harus dimodulasikan terlebih dahulu untuk Biasanya optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik,
menghindari kerusakan data akibat noise. Bentuk yang berkerja secara otomatis, optocoupler atau
gelombang infra merahah dapat dilihat pada gambar 1. optoisolator merupakan komponen penggandeng
Untuk transmisi data yang menggunakan media (coupling) antara rangkaian input dengan output yang
udara sebagai media perantara biasanya menggunakan menggunakan media cahaya (opto) sebagai penghubung.
frekuensi carrier sekitar 30KHz – 40 KHz . infra merah Dengan kata lain, tidak ada bagian yang konduktif antara
yang dipancarkan melalui udara ini paling efektif jika kedua rangkaian tersebut. Optocoupler terdiri dari 2
menggunakan sinyal carrier yang mempunyai frekuensi bagian,yaitu transmitter (pengirim) dan receiver
diatas. Sinyal yang dipancarkan oleh pengirim diterima (penerima).
oleh penerima infra merah dan kemudian di kodekan Transmitter
sebagai sebuah paket biner. Merupakanan bagian yang terhubung dengan
Proses modulasi dilakukan dengan mengubah rangkaian input atau rangkaian kontrol. Pada bagian ini
kondisi logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan tidak ada terdapat sebuah LED infra merah (IR LED) yang
sinyal carrier infra merah yang berkisar antara 30 KHz-
KHz berfungsi untuk mengirimkan sinyal pada receiver. Pada
40 KHz. Pada komunikasi data serial, kondisi idle (tidak transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. Jika
ada transmisi data) adalah merupakan logika ‘0’, dibandingkan dengan menggunakan LED biasa, LED
sedangkan pada komunikasi infra merah kondisi idle infra merah memiliki ketahanan terhadap sinyal tampak.
adalah kondisi tidak adanya sinyal carrier.
carrier Hal ini Receiver
ditunjukkan agar tidak terjadi pemborosan daya pada saat Merupakan bagian yang terhubung dengan
tidak terjadi transmisi data. Bentuk modulasi infra merah rangkaian output atau rangkaian beban, dan berisi
dapat dilihat pada gambar 2. komponen penerima cahaya yang dipancarkan oleh
transmitter. Komponenen penerima cahaya ini dapat berupa
B. Sensor TSOP1738 photodioda ataupun photo trangsistor.
Pada alat ini, logika yang di gunakan logika high, Prinsip kerja dari optcoupler atau optoisolator adalah
setela logika low sesaat dan itulah yang dijadikan sebagai sebagai berikut. Pada saat input bernilai HIGH, maka
data, sehingga dengan mengatur lebar pulsa high (1), LED pada optoisilator akan menyala dan transistor pada
tersebut dengan suatu nilai tertentu dan menjadikan nilai optoisolator ON sehingga
ingga output dihubungkan dengan
tersebut sebagai datanya, maka pengiriman data dapat GROUND dan output tidak menyala. Sebaliknya saat
dilakukan. input bernilai LOW,maka LED pada optoisolator tidak
IC ini mempunyai karakteristrik yaitu akan menyala dan transistor OFF. Akibatnya output
mengeluarkan
geluarkan logika high(1) atau tegangan ± 4,5 volt mendeteksi nilai Vcc. Bentuk fisik dapat dilihat pada
pada outputnya jika IC ini mendapatkan pancaran sinar gambar 4.
infra merah dengan frekuensi antara 38 – 40 Khz, dan IC
ini akan mengeluarkan sinya Low (0) atau tegangan ±
0.109 volt jika pancaran sinar infra merah dengan d
frekuensi antara 38 – 40 KHz berhenti, namun logika low
tersebut hanya sesaat yaitu sekitar 1200µs. Setelah itu,
outputnya kan kembali menjadi high. Sifat inilah yang
dimanfaatkan sebagai pengiriman data. Output dari IC ini
dihubungkan pada Mikrokontroler,
troler, Sehingga setiap kali
IC ini mengeluarkan logika low atau high pada outputnya,
maka mikrokontroler dapat langsung mendeteksinya. Gambar 3. Sensor TSOP1738
Bentuk fisik dari sensor ini dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 4.. Optocoupler PC817


Gambar 1. Bentuk gelombang Infra merah

Gambar 2. Bentuk modulasi Infra merah Gambar 5. Mikrokontroler ATMega8535


3

Gambar 6. Blok Diagram Sistem

Gambar 8. Rangkaian Driver lampu

Gambar 7. Sistem minimum mikrokontroler ATMega8535

D. Mikrokontroler ATmega8535
ATmega8535 adalah mikrokontroler 8-bit
8 CMOS
berdaya-rendah
rendah yang berbasis pada arsitektur AVR RISC.
Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu siklus clock,
ATmega8535 mendekati 1 MIPS (Juta Instruksi Per
Detik) per MHz. Mikrokontroler ini terdiri atas 32 port
por
I/O yang terbagi menjadi empat bagian yaitu, port A, port
Gambar 9. Rangkaian tampilan LCD
B, port C dan port D, masing-masing
masing terdiri atas 8 pin.
Bentuk fisik dari mikrokontroler ini dapat dilihat pada
B. Perancangan Sistem Minimum Mikrokontroler
gambar 5.
ATMega8535
Mikrokontroler ATmega8535 tidak dapat bekerja
tanpa beberapa komponen eksternal. Komponen eksternal
III. PERANCANGAN SISTEM
yang dibutuhkan agar mikrokontroler ATmega8535 dapat
bekerja adalah kristal yang bekerja sebagai osilator, dan
A. Blok Diagram Rangkaian
condensator yang dihubungkan antara kristal dan ground,
Diagram blok pada gambar 6 menjelaskan sebagai
berikut: untuk mencegah osilasi tambahan. Mikrokontroler
digunakan untuk memroses data dari sensor penerima
1. Remote control berfungsi sebagai pengirim data,
(TSOP 1738) yang dipancarkan oleh remote control.
data
ata yang dikirimkan berupa pulsa-pulsa
pulsa cahaya
Kemudian sebagai output adalah tampilan pada LCD.
dengan modulasi frekuensi. Sinyal yang dikirimkan
Data dari TSOP 1738 dimasukan dalam port D, untuk
merupakan data-data biner.
2. Dari data yang dikirim oleh remote, remote sensor LCD dikendalikan dari port C, perintah kendali untuk
driver 16 lampu terdapat pada port A dan port B.
membaca dan memproses data-data data biner berupa
Perancangan dapat dilihat pada gambar 7.
cahaya infra merah.
3. Mikrokontroler berfungsi untuk memproses
C. Perancangan Rangkaian driver Lampu.
masukan dari sensor TSOP1738 dan menghidupkan
Rangkaian ini berfungsi untuk menghidupkan
atau mematikan saklar elektrik dari optocoupler.
optocoupler
4. LCD (Liquid Crystal Display)) akan menunjukkan lampu melalui sinyal dari mikrokontroler. Sinyal dari
mikrokontroler akan diterima oleh optocoupler untuk
kondisi ON/OFF dari beban lampu 1-16.
1
kemudian diteruskan kepada transistor yang akan
5. Optocoupler berfungsi sebagai saklar elektrik yang
mengaktifkan relay. Optocoupler dapat
d diaktifkan secara
berfungsi untuk memicu relay pada rangkaian driver
manual melalui saklar yang menghubungsingkatkan
relay.
kolektor dan emitor pada internal optocoupler. Terdapat
6. Driver relay terdiri dari 16 buah relay yang setiap
relay berfungsi untuk menyalakan atau juga LED yang berfungsi sebagai indikator sinyal
masukan dari mikrokontroler. Gambar 8.
menghidupkan beban lampu. Pada rangkaian ini
juga terdapat 16 toggle switch yang berfungsi
D. Perancangan Tampilan LCD
sebagai saklar manual lampu.
Tampilan LCD telah menjadi bentuk kit dengan 16
pin. Pin-pin
pin ini nantinya dihubungkan ke mikrokontroler
sebagai monitor dari rangkaian input. Berdasarkan
4

hubungan pin dari LCD ke mikrokontroler dapat B. Pengujian jarak antara transmitter (Remote
diklasifikasikan sifat pin tersebut, dimana pin C4-C7 control) receiver (sensor TSOP 1738) secara
adalah sebagai data, pin 4-6 adalah kontrol dan pin 1-3 LOS ( line of sight ) atau tanpa ada halangan.
adalah catu daya. Pin15 dan 16 adalah kaki anoda dan Dalam pengujian ini, masing-masing lampu diuji
katoda dari LED yang menentukan tingkat kecerahan dari sesuai dengan jarak yang ditentukan, yaitu pada jarak 1-
LCD. 11 meter dengan menekan tombol 1-16 pada remote
control untuk menyalakan dan mematikan lampu. Saat
E. Perancangan maket untuk 16 buah beban lampu. melakukan pengujian, sensor dengan remote control
Untuk perancangan maket, bahan-bahan yang diarakan secara tegak lurus (90o) dan tanpa terhalang oleh
digunakan berupa triplek dengan ukuran 143x123x1,5 benda-benda apapun (LOS). Hasil dicatat dalam tabel 2.
cm, 16 buah fitting, 16 buah lampu pijar serta bahan
pendukung lainnya seperti paku dan sekrub yang dirakit
dalam papan triplek. Dalam perancangan gambar 3.7 V. KESIMPULAN
dibuat 16 ruangan berupa ruangan rumah yang
ditampilkan dalam 2D untuk menempatkan 16 titik Setelah melakukan pengujian, dapat disimpulkan sebagai
lampu. Maket ini dibuat sebagai simulasi dalam pegujian berikut:
alat nanti. Gambar perancangan dapat dilihat pada 1. Pada jarak 1-6 meter, kinerja dari pengiriman
gambar dibawah ini. data dari remote ke sensor berfungsi secara
normal, dimana beban lampu menyala sesuai
dengan perintah dari remote.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Pada jarak 7-10 meter, kinerja dari pengiriman
data dari remote ke sensor tidak sepenuhnya
A. Pengujian Catu Daya berfungsi secara normal, dimana ada beberapa
Untuk menguji catu daya, dilakukan 5 kali perintah dari remote yang tidak diterima oleh
pengukuran pada 3 tegangan keluaran, yaitu tegangan sensor dan juga ada kesalahan baca sensor
pada driver relay, LCD dan pada mikrokontroler. Untuk terhadap perintah dari remote.
pengukuran tegangan dilakukan pengukuran saat
TABEL I
diberikan beban. Tujuan dari pengujian catu daya ini
PENGUJIAN CATU DAYA
adalah untuk mengetahui apakah tegangan dalam
pengujian ini dapat menghasilkan tegangan yang sesuai +5V +5V +16V
dengan yang diharapkan, yaitu sebesar 16 V untuk Pengujian
LCD Mikro-kontroler Driver relay
rangkaian driver relay, 5V untuk LCD dan 5V untuk
mikrokontroler. Hasil pengujian rangkaian catu daya 1 4,98V 5,00V 18,38V
dapat dilihat pada tabel 1. 2 5,00V 5,01V 18,37V
Dari hasil pengukuran yang dilakukan dapat dilihat 3 5,00V 5,00V 18,35V
bahwa tegangan keluaran rata-rata dihasilkan adalah 4 5,01V 5,00V 18,24V
sebesar 4,99 V, 5,01 V dan 18,32 yang secara teori
seharusnya 5 V pada LCD, 5 V pada mikrokontroler dan 5 4,99V 5,01V 18,26V
16 V driver relay. Selisih nilai ini dapat disebabkan akibat Rata-rata 4,99V 5,01V 18,32V
tingkat akurasi alat ukur yang digunakan, dan kurang
idealnya nilai tegangan pada rangkaian yang dipengaruhi
tahanan dalam alat ukur yang bertindak sebagai beban TABEL II
tambahan yang didalam perhitungan tidak merupakan PENGUJIAN JARAK ANTARA REMOTE CONTROL
DENGAN SENSOR.
variabel yang dihitung serta komponen kapasitor yang
dapat menambah tegangan keluarannya.

Gambar 10. Maket untuk 16 buah beban lampu


5

3. Pada jarak > 11 meter, sensor tidak berfungsi


dimana perintah dari remote tidak lagi di terima
oleh sensor.

DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Blocher Dipl.Phys., Dasar Elektronika, Andi Yogyakarta


2003.
[2] U. Ronald, Perancangan Alat Pendinginan Portable
Menggunakan Elemen Peltier, Universitas Sam Ratulangi,
Manado, 2012.
[3] D. frank, Petruzella, Elektronik Industri, Yogyakarta Andi.
[4] S Rangkuti, Mikrokontroler ATMEL AVR, Bandung:
Informatika.
[5] E. Walewangko, Perancangan Dan Perakitan Sistem
Keamanan Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler
Dengan Notifikasi Hp Universitas Sam Ratulangi, Manado,
2003.
[6] A Winoto, Mikrokontroler AVR ATmega8/16/32/8535 dan
Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR,
Bandung, Informatika, 2010.

Anda mungkin juga menyukai