Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Gambaran OA Knee
Grade II :
Ringan, osteofit yang
pasti, tidak terdapat ruang
antar sendi.
B. ANAMNESIS (AUTO/HETERO)
1. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluhkan nyeri daerah lutut kanan +/- semenjak 4 bulan yang lalu
dan pasien kesulitan menekuk dan meluruskan kakinya sehingga pasien mengalami
kesulitan berjalan.
5. RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien melakukan pengobatan ACL dan LCL menggunakan obat celecoxib 200
gram (obat anti inflamasi) dan neurosanbe (vitamin) 100 gram
6. ANAMNESIS SISTEM
a. Kepala dan Leher
Pasien tidak mengeluhkan pusing dan kaku leher.
b. Kardiovaskular
Pasien tidak mengeluhkan nyeri dada dan jantung berdebar-debar
c. Respirasi
Pasien tidak mengeluhkan batuk ataupun sesak nafas
d. Gastrointestinal
Tidak ada keluhan mual, muntah, BAB terkontrol dan lancar.
e. Urogenital
Tidak ada keluhan , BAK terkontrol dan lancer.
f. Musculoskeletal
Pasien mengeluhkan nyeri pada lutut kanan terutama saat berjalan dengan jarak
yang jauh, tidak bisa berdiri lama.
g. Nervorum
Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri menjalar hingga tungkai.
C. PEMERIKSAAN
1. PEMERIKSAAN FISIK
a) TANDA-TANDA VITAL
Tekanan Darah: 120/80mmHg
Denyut nadi : 70xpermenit
Pernapasan : 23x/menit
Temperatur : 360C
Tinggi badan : 157 cm
Berat badan : 57 kg
IMT : 23,1 (kategori berat badan ideal)
√
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
c) PALPASI
(Nyeri, Spasme, Suhu lokal, tonus, bengkak, dll)
1. Nyeri tekan pada sisi medial lutut
2. Spasme pada otot Hamstring dan otot Quadriceps
3. Suhu local pada lutut kanan lebih hangat
4. Bengkak pada ankle
d) PERKUSI
Tidak di lakukan
e) AUSKULTASI
Adanya krepitasi saat digerakan fleksi ektensi pada lutut kanan
f) GERAK DASAR
Gerakan Mampu/Ti ROM Nyeri/Tidak End Feel
dak
Aktif Mampu Tidak FULL
ROM
Pasif Mampu Tidak FULL Nyeri Soft
Fleksi
ROM
Isometrik Mampu Tidak FULL Nyeri
ROM
Kognitif : Memori jangka panjang dan pendek dalam keadaan baik pada saat
di terapi. Pasien mampu menceritakan awal mula terjadinya keluhan dan
pasien mampu mengingat latihan yang di berikan pada saat dirumah.
2. PEMERIKSAAN SPESIFIK
(Nyeri, MMT, LGS, Antropometri, Sensibilitas, Tes Khusus, dll)
4)Instruksi untuk pasien : “Tekuk lutut anda. Tahan ini, jangan biarkan saya
meluruskannya”.
5)Melawan tahanan maksimal, dan knee fleksi (rata-rata 90º) tidak dapat
robek.Nilai 5 (Normal)
6)Posisi akhir gerakan fleksi dapat ditahan dengan tahanan cukup kuat
(optimum). Nilai 4 (Baik)
7)Menahan pada akhir range dan menahan posisinya tanpa tahanan pemeriksa.
Nilai 3 (Cukup)
Nilai 2 (Kurang)
8)Posisi pasien : tidur miring dengan ekstremitas yang akan dites (bagian atas)
disanggah oleh pemeriksa. Ekstremitas yang dibagian bawah di fleksikan
untuk stabilitas.
9)Posisi terapis : berdiri dibelakang pasien sejajar dengan lutut. Satu lengan
digunakan untuk menggendong bagian paha pasien, memberikan sanggahan
pada medial lutut. Tangan lainnya menyanggah kaki pada bagian ankle tepat
diatas maleolus
10)Tes : Pasien melakukan gerakan fleksi knee pada ROM yang memungkinkan
11)Instruksi untuk pasien : “Tekuk lutut anda”
12)Pasien menyelesaikan dengan full range of motion pada tidur
menyamping.Nilai 2 (Lemah) Nilai 1 (Sangat lemah) dan Nilai 0 (tidak ada
kekuatan sama sekali)
13)Posisi pasien : tengkurap dengan ekstremitas lurus dengan jari-jari berada
melebihi meja atau bed. Lutut semi fleksi dengan disanggah pada bagian ankle
oleh pemeriksa.
14)Posisi terapis : berdiri pada sisi ekstremitas yang dites sejajar dengan lutut.
Satu tangan menyanggah pada posisi fleksi pada bagian ankle. Tangan lainnya
mem-palpasi bagian medial dan lateral tendon hamstring, tepat diatas bagian
belakang lutut.
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
Nilai 2 (Kurang)
8)Posisi pasien : tidur miring dengan ekstremitas yang akan dites (bagian
atas). Ekstremitas yang tidak dites difleksikan untuk stabilitas. Ekstremitas
yang akan diuji ditahan pada posisi knee fleksi 90º. Hip dalam keadaan full
ekstensi.
9)Posisi terapis : berdiri dibelakang pasien sejajar dengan lutut. Satu lengan
digunakan untuk menggendong bagian kaki pasien yang akan di tes dengan
tangan mengelilingi pahanya, tangan ditempatkan pada bagian bahwa knee.
Tangan lainnya menahan kaki, pada bagian tepatdi atas maleolus.
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
lutut. Satu tangan mem-palpasi quadrisep tendon bagian atas knee dengan
tendon menahan dengan lemah antara ibu jari dan jari lainnya. Pemeriksa
juga bisa mem-palpasi tendon patellar dengan dua sampai empat jari pada
bagian bawah lutut.
Kanan Kiri
Aktif S 0 – 110 S 0 - 0 – 115
45 cm 42 cm
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
Tuberce Os.navicula
OS.Cuboid
Tes ini untuk melihat apakah ada cairan di dalam lutut. Pada
pemeriksaan posisi tungkai full ekstensi. Prosedurnya, recessus suprapatellaris
di kosongkan dengan menekannya satu tangan, dan sementara itu dengan jari
tangan lainnya patella ditekan ke bawah. Dalam keadaan normal patella itu
tidak dapat ditekan ke bawah: dia sudah terletak di atas kedua condyli dari
femur. Bila ada (banyak) cairan di dalam lutut, maka patella sepertinya
terangkat, yang memungkinkan adanya sedikit gerakan. Kadang-kadang terasa
seolah olah patella mengetik pada dasar yang keras itu.
Pada pemeriksaan ini hasilnya positif.
6. Tes laci sorong
Tes laci sorong ada dua macam yaitu tes laci sorong ke depan dan tes
laci sorong ke belakang, dimana tes ini dapat dikombinasi dengan berbagai
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
posisi kaki baik posisi eksorotasi maupun endorotasi. Tes laci sorong ke
depan, posisi kaki eksorotasi ditujukan untuk ligamen cruciatum anterior dan
capsul posteromedial dan dengan posisi kaki endorotasi ditujukan untuk
ligamen cruciatum anterior dan capsul posterolateral. Untuk posisi kaki sedikit
eksorotasi dan endorotasi ditujukan untuk ligamen cruciatum anterior. Tes laci
sorong ke belakang posisi kaki eksorotasi ditujukan untuk ligamen cruciatum
posterior dan capsulposterolateral dengan posisi kaki endorotasi ditujukan
untuk ligamen cruciatum posterior dan capsul posteromedial. Cara
pemeriksaannya adalah pasien berbaring terlentang dengan satu tungkai lurus
dan satu tungkai yang dites dalam keadaan fleksi lutut, dimana telapak kaki
masih menapak pada bidang. Kedua tangan terapis memfiksasi pada bagian
distal sendi lutut kemudian memberikan tarikan dan dorongan.
Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan adalah negatif.
7. Hipermobilitas varus
Tes ini ditujukan untuk mengetahui stabilitas dari sendi lutut oleh
ligamen collateral lateral. Pada pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara
full ekstensi dan fleksi 300. Cara pemeriksaannya adalah pasien berbaring
terlentang dengan salah satu tungkai yang hendak diperiksa berada di luar bed,
salah satu tangan terapis berada di sisi medial sendi lutut dan tangan yang lain
berada di sisi luar sendi pergelangan kaki untuk memberikan tekanan ke arah
dalam. Hasil yang diperoleh adalah positif.
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
8. Hipermobilitas valgus.
Tes ini ditujukan untuk mengetahui lesi ligamen collateral medial. Cara
pemeriksaannya sama dengan tes hipermobilitas varus hanya saja posisi salah
satu tangan terapis berada di sisi lateral sendi lutut dan tangan yang lain
berada di sisi dalam sendi pergelangan kaki yang berfungsi untuk memberikan
tekanan ke arah luar.
Hasil yang diperoleh adalah negatif.
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
D. UNDERLYING PROCCESS
Osteoarthritis Knee
1. Nyeri
2. Penurunan kekuatan otot
3. Kekakuan pada otot
4. ROM terbatas
5. Bengkak pada ankle
6. Penurunan stabilitas
1. IR
2. Tens
3. Strengthening knee
4. Streching Knee
5. Mobilisasi Patela
6. Miofasial release
7. Latihan Stabilitas
8. Gait training
E. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
(International Clatification of Functonal and disability)
Disease
OA Knee Grade II Dextra (M.17.9)
G. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan treatment
a) Jangka Pendek
- Mengurangi nyeri
- Mengurangi Spasme
- Meningkatkan LGS
- Meningkatkan stabilitas
2. Hold Relax
Suatu tehnik dimana kontraksi isometris mempengaruhi otot antagonis
yang mengalami pemendekan, yang diikuti dengan hilang atau
berkurangnya ketegangan dari otot-otot tersebut (Prinsip reciproke
inhibisi). Hold relax digunakan untuk relaksasi otot antagonis,
meningkatkan mobilisasi dan mengurangi nyeri.
Prosedur:
Otot yang tegang dalam posisi mengulur dan nyaman
Pasien diminta melakukan kontraksi isometrik pada otot yang
tegang tersebut selama 5-10 detik
Kemudian pasien diminta untuk relaks kembali
Fisioterapis kemudian mengulur otot tersebut sampai batas
kemampuan untuk LGS
Ulangi prosedur ini setelah beberapa detik
d. Strengthening
Merupakan suatu bentuk latihan yang penguatan otot dengan melawan
tahanan, dengan kontraksi otot secara dinamik maupun statik. Tujuan
dilakukan strengthening yaitu untuk meningkatkan kekuatan otot dan
ketahanan otot. Karena dengan memberikan latihan strengthening maka akan
terjadi penambahan jumlah sarkomer dan serabut otot (filamen aktin dan
miosin yang diperlukan dalam kontraksi otot), sehingga dengan terbentuknya
serabut-serabut otot yang baru maka kekuatan otot dapat meningkat.Terdapat
3 tipe resistance exercise yaitu :
1. Isotonik Resistance Exercise merupakan latihan dinamis dengan
melawan beban yang menetap atau berubah – ubah.
2. Isokinetik Exercise merupakan suatu bentuk latihan dinamis dimana
kecepatan otot memendek atau memanjang dikontrol oleh alat yang
mengatur kecepatan gerakan dari bagian tubuh tersebut.
3. Isometrik Resistance Exercise merupakan bentuk latihan statik yang
terjadi bila otot berkontraksi tanpa berubah panjangnya otot atau tanpa
terjadi gerakan sendi. Kekuatan otot akan meningkat bila otot
berkontraksi isometrik melawan tahanan dan dipertahankan paling
sedikit 6 detik.
e. Static contraction
Static contraction adalah suatu terapi latihan dengan cara
mengkontraksikan otot tanpa disertai perubahan panjang otot maupun
pergerakan sendi. Tujuan dari kontraksi isometris atau static contraction
adalah pumping action pembuluh darah balik, yaitu terjadinya peningkalan
perifer resistance of blood vessels. Dengan adanya hambatan pada perifer
maka akan didapatkan peningkatan blood pressure dan secara otomatis
cardiac output meningkat sehingga mekanisme metabolisme menjadi lancar
dan sehingga oedem menjadi menurun. Karena oedem menurun maka tekanan
ke serabut saraf sensoris juga menurun sehingga nyeri berkurang.
H. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
Terapi INTERVENSI EVALUASI
15 Februari 2021 Latihan proprioceptif Terapi 1
Strethening Exercise VAS :
Nyeri tekan : 5
Streching Exercise
Nyeri gerak : 3
TENS Nyeri diam : 0
Gait training
ADL Exercise MMT :
Fleksor : 3
Ekstensor :3
ROM :
Aktif : S 10-110
ROM :
Aktif : S 10 - 112
22 Februari 2021 Soft tissue release M.Hamstring dan Terapi 3
M.Quadriceps VAS :
Nyeri tekan : 3
Mobilisasi patella Nyeri gerak : 3 (medial lutut)
Static kontraksi M.Hamstring dan Nyeri diam : 1
M.Quadriceps
Tens
26 Februari 2021 IR Terapi 4
Tens VAS :
Nyeri tekan : 1
Soft tissue release Nyeri gerak : 2
Strenthening exercise Nyeri diam : 0
Home Program
I. HASIL EVALUASI TERAKHIR
Pasien 65 tahun dengan diagnosa Dokter menderita OA Knee Grade II permulaan
dilakukan FT pasien belum mampu berjalan karena adanya rasa sakit di daerah lutut.
Setelah diberikan pengobatan oleh fisioterapis dengan berbagai modalitas yang
terdapat di atas pada daerah yang nyeri, keadaan umum pasien mulai membaik dan
dapat berjalan mandiri.
L. CATATAN TAMBAHAN