I. PENDAHULUAN
Salah satu peranan penting dalam keberhasilan pengajaran dalam proses pelaksanaan
pengajaran yang baik, sangat dipengaruhi oleh perencanaan yang baik pula. Efekti
dan efesien proses pelaksanaan pembelajaran membutuhkan sebuah perencanaan
yang tersusun secara baik dan sistematis sehingga proses belajar mengajar (PBM)
akan lebih bermakna dan siswa menjadi lebih aktif dalam belajar. Proses belajar
mengajar juga merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai suatu tujuan tertentu eduktif untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Tujuan pembelajaran yang paling utama adalah bagaimana seorang guru dapat
mengaktifkan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar serta meningkatkan
hasil belajar siswa. Namun, hal ini tidak terjadi demikian di SD Negeri Gunung Batin
Ilir. Hasil belajar siswa masih sangat rendah begitupula dengan proses pembelajaran
yang tidak aktif. Antusiasme siswa dalam mengajukan pertanyaan sangat minim,
siswa tidak semangat dan kurang siap dalam menerima pembelajaran. Begitu pula
dengan proses pembelajaran yang pasif. Melihat hal itu, penulis berinisiatif untuk
mencari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan menerapkan strategi
pembelajaran berkelompok (Partisipasif) diharapkan mampu memberikan kontribusi
yang lebih baik bagi peserta didik dalam meningkatkan kreativitas dan
keberaniannya. Melalui strategi belajar partisipasif peserta didik akan dapat dengan
segera mengetahui cakupan materi yang juga di tujukan untuk membantu peserta
didik mengetahui materi pelajaran Bahasa Indonesia lebih cepat.
2
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne
(1985:40) menyatakan bahwa Prestasi Belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu :
kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan.
Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar
dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara
individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19).
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “Prestasic” yang berarti hasil usaha.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Prestasi Belajar didefinisikan sebagai
hasil penilaian yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif
dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne
(1985:40) menyatakan bahwa Prestasi Belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu :
kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan.
Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar
dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau
periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, Prestasi dalam penelitian ini adalah
hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi
prestasi belajar. Ada beberapa faktor eksternal yaitu :
a. Faktor Guru : Guru betugas membimbing, melatih, mengolah, meneliti,
mengembangkan dan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar.
b. Faktor lingkungan keluarga : Keluarga sangat berpengaruh terhadap
kemajuan prestasi belajar, karena kebanyakan waktu yang dimiliki perserta
didik ada di rumah. Jadi, banyak ada kesempatan untuk belajar di rumah.
Keterlibatan orang tua patut diperhitungkan dalam usaha memelihara
motivasi belajar pesera didik. Dalam suatu studi mengenai prestasi belajar,
ditemukan hubungan yang kuat antara keterlibatan orang tua dan prestasi
belajar (Haster dalam Suwatra 2007).
c. Faktor sumber belajar : Sumber belajar dapat berupa media atau alat bantu
belajar serta bahan buku penunjang. Alat bantu belajar adalah semua alat
yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam belajar. Belajar akan
lebih menarik, kongkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta
hasilnya lebih bermakna.
Pelajaran bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah dasar sejak kelas 1
SD. Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan disemua jenjang pendidikan formal.
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bersumber pada hakikat
pembelajaran bahasa yaitu belajar bahasa (belajar berkomunikasi) dan belajar sastra
(belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta bangsa
Indonesia (Hartati, 2003).
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diajarkan pada setiap jenjang sekolah
mulai dari jenjang sekolah dasar, menengah, sampai ke perguruan tinggi. Oleh sebab
itu, pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar memiliki nilai strategis. Pada jenjang
8
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi
menyebutkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memiliki
tujuan sebagai berikut :
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
sumber yang tersedia dan kemungkinan hambatan yang akan ditemui dalam kegiatan
pembelajaran, penyusunan prioritas kebutuhan, perumusan tujuan belajar dan
penetapan program kegiatan pembelajaran.
Pada tahap evaluasi program pembelajaran peserta didik dilibatkan dalam menetukan
apa yang akan dievaluasi, bagaimana evalusi dilakukan, dan kapan saja evaluasi akan
dilakukan. Selain itu peserta didik juga dilibatkan dalam pelaksanaan
evaluasi. Evaluasi dapat digunakan baik untuk penilaian pelaksanaan pembelajaran
maupun untuk penilaian pengelolaan program pembelajaran. Penilaian pelaksanaan
pembelajaran mencakup penilaian terhadap proses, hasil, dan dampak
pembelajaran.Penilaian terhadap proses pembelajaran untuk mengetahui sejauhmana
11
secara sehat, tidak melarikan diri dari tantangan, dan berorientasi pada
kehidupan yang lebih baik di masa datang.
h. Pendidikan mendorong dan membantu peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah yang diangkat dari kehidupan peserta didik
sehingga mereka mampu berpikir dan bertindak terhadap dan di dalam dunia
kehidupannya.
16
a. Siklus I
Dalam perbaikan pembelajaran siklus I di SD Negeri Gunung Batin Ilir siswa kurang
mampu atau memahami pembelajaran Bahasa Indonesia kususnya tentang
pemahaman terhadap sebuah cerita seperti tokoh binatang maka perlu di lakukan
pembelajaran ulang dalam kedua siklus. Siklus I, siklus II (kedua) siklus III (ketiga).
17
Perencanaan Siklus I
1. Identifikasi masalah dan penerapan internatif, pemecahan masalah.
2. Mempersiapkan konsep materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran yaitu ;
Kompetensi dasar menceritakan kembali cerita anak yang didapat melalui
menyimak.
3. Melaksanakan konsultasi dengen kepala sekolah dan guru teman sejawat
tentang akan dilaksanakan perbaikan pembelajaran.
4. Menentukan skenario pembelajaran dengan metode berfariasi.
5. Mempersiapkan buku sumber, bahan, dan alat bantu yang diperlukan
6. Mempersiapkan soal-soal yang dijadikan bahan evaluasi
7. Pengembangan program tindakan I (pertama)
Tindakan
Di dalam perlakuan siklus I (pertama) tindakan yang di lakukan adalah :
2. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenerio pembelajaran.
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku
sumber.
4. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang di pelajari
5. Siswa mengerjakan tugas yang di berikan guru.
Pengamatan
Untuk pengamatan dari kegiatan siklus I (pertama) adalah :
1. Melakukan proses pelaksanaan tindakan.
2. Menilai hasil pekerjaan siswa yang di berikan oleh guru.
Refleksi
Sedangkan refleksinya meliputi :
18
Tindakan
1. Tindakan yang di ambil dalam siklus II (ke dua) yang mengacu pada
identivikasi masalah yang mucul pada siklus I (pertama) sesuai dengan
alternatif pemecahan masalah yang sudah di tentukan, antara lain melalui ;
Guru melakukan apersepsi
Siswa diperkenalkan yang akan di bahas dan tujuan yang ingin di capai
dalam pembelajaran
Membahas materi pembelajaran dengan tanya jawab dan memberikan
contoh.
Melaksanakan evaluasi
Menyampaikan materi pelajaran
Memberikan pekerjaan rumah (PR)
Pengamatan
Sebagai keberlanjutan nya maka perlu adanya pengamatan yang meliputi :
19
1. Opservasi sesuai demgan format yang sudah di siapkan dan mencatat sama hal
yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan kelas berlangsung.
2. Memberikan penilaian hasil tindakan sesuai dengan hormat yang sudah di
kembangkan.
Refleksi
Melaksanakan pembelajaran dalam kedua siklus ternyata dapat meninngkatkan hasil
belajar siswa .Untuk memaksimalkannya maka di perlukan penambahan tindakan
kepada siswa seperti memberikan pengertian kepada siswa kurang aktif, dan dalam
pelaksanaan siklus II (ke dua) berpedoman pada rencana pembelajaran siklus I
(pertama) yang telah di buat. Pengamatan terhadap siswa dapat mengalami kemajuan
pada siklus I (pertama) dan siklus II (ke dua) dan diharapkan pada siklus ke III (ke
tiga) menjadi lebih baik.
Tindakan
Tindakan yang di ambil dalam siklus III (ke tiga) yang mengacu pada identifikasi
masalah yang mucul pada siklus II (kedua) sesuai dengan alternatif pemecahan
masalah yang sudah di tentukan, antara lain melalui ;
Guru melakukan apersepsi
Siswa diperkenalkan yang akan di bahas dan tujuan yang ingin di capai dalam
pembelajaran
Membahas materi pembelajaran dengan tanya jawab dan memberikan contoh.
Melaksanakan evaluasi
Menyampaikan materi pelajaran
20
Pengamatan
Sebagai keberlanjutannya maka perlu adanya pengamatan yang meliputi :
1. Opservasi sesuai dengan format yang sudah di siapkan dan mencatat sama hal
yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan kelas berlangsung.
2. Memberikan penilaian hasil tindakan sesuai dengan hormat yang sudah di
kembangkan.
Refleksi
Melaksanakan pembelajaran dalam kedua siklus ternyata dapat meningkatkan hasil
belajar siswa .Untuk memaksimalkannya maka di perlukan penambahan tindakan
kepada siswa seperti memberikan pengertian kepada siswa kurang aktif, dan dalam
pelaksanaan siklus III (ke tiga) berpedoman pada rencana pembelajaran siklus II
(kedua) yang telah di buat. Pengamatan terhadap siswa dapat mengalami kemajuan
pada siklus I (pertama) dan siklus II (ke dua) dan diharapkan pada siklus ke III (ke
tiga) menjadi lebih baik.
Pada tabel 3 di atas terlihat bahwa 20% siswa memperoleh nilai kurang sekali, 40%
siswa mendapat nilai kurang, 33,33% siswa mendapatkan nilai sedang, 6,67% siswa
mendapat nilai baik dan tidak ada siswa yang mendapat nilai baik sekali. Nilai
terendah 30 tertinggi 75, dengan rata-rata 57,66. Nilai tergolong kurang berdasarkan
kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu 65 oleh karena itu peneliti
mengadakan perbaikan II dengan tujuan untuk memperbaiki prestasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
11 Jatmiko 85 Tuntas
12 Muhaimin 80 Tuntas
13 Putri Anggraini 70 Tuntas
14 Sari Rahmawati 65 Tuntas
15 Yongki Hendrawan 75 Tuntas
Jumlah 1.090
Rata-rata 72,67
Berdasarkan tabel di atas pada perbaikan pembelajaran siklus III presentase belajar
siswa menunjukkan peningkatan yang baik. Pada perbaikan III tidak ada lagi siswa
yang mendapat nilai kurang sekali, 2 siswa (13,33%) mendapatkan nilai kurang, 6
siswa (40%) memperoleh nilai sedang, 7 siswa (46,67%) memperoleh nilai baik. Ini
berarti perbaikan III siswa dapat dikatakan berhasil atau tuntas belajar. Karena
peningkatan yang sangat signifikan, maka perbaikan yang dilakukan oleh peneliti
dianggap telah mewakili tujuan dari perbaikan penilitian pembelajaran.
hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas 2 SD Negeri Gunung Batin Ilir. Hal
ini dapat terlihat dari peningkatan proses dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
orientasi hingga siklus III yang dilaksanakan oleh penulis dengan bantuan teman
sejawat dan bimbingan supervisor.
Tabel 8. Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Semua Siklus
Jumlah Siswa
No Kriteria Nilai Keterangan
Siklus I Siklus II Siklus III
1 Kurang Sekali 0 – 45 3 1 0 Tidak Tuntas
2 Kurang 46 – 64 6 6 2 Tidak Tuntas
3 Sedang 65 – 74 5 5 6 Tuntas
4 Baik 75 – 85 1 3 7 Tuntas
5 Baik Sekali 86 – 100 0 0 0 Tuntas
Jumlah 15 15 15
Dengan melihat data perolehan dan temuan, deskripsi dan refleksi dapat dilihat
bahwa dengan adanya kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan guru
dengan menggunakan metode SAVI (Somatis, Auditori, Visual and Intelectual) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari
naiknya prosentase nilai proses. Pembelajaran dan hasil tes belajar siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
26
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan melalui metode pembelajaran
partisipasif terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas 2 SD Negeri Gunung Batin Ilir, hal ini dapat terlihat adanya
peningkatan proses dan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Adapun visualisasi
peningkatan proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas tersebut, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh
guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pelajaran Bahasa
Indonesia adalah :
a. Guru tidak mematahkan semangat siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru walaupun hasilnya kurang tepat tetapi harus memberirkan
motivasi dan menguatkan yan positif.
b. Guru harus menerangkan dengan menggunakan alat peraga dan metode diskusi
dalam proses pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
c. Guru sebelum mengajar harus mempersiapkan rancangan pembelajaran (RP)
terlebih dahulu.
27
d. Guru harus berusaha untuk meningkatkan suasana kelas yang kondusif dan
menyenangkan agar pembelajaran dapat mencapai tujuan dari pembelajaran
yang disampaikan.
e. Guru harus melibatkan secara aktif dalam pembelajran sehingga siswa merasa
dirinya adalah bagian dari pembelajran tersebut sehingga mereka terangsang
untuk aktif dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA