Anda di halaman 1dari 2

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan taufik-Nya sehingga kita bisa hadir di tempat ini dalam keadaan sehat
walafiat.

Hadirin yang saya hormati.

Kejujuran didalam menjalani kehidupan ini merupakan sesuatu hal yang mutlak harus kita lakukan,
seperti apa yang telah saya ungkapkan, kejujuran merupakan kunci dari kepercayaan, hal itu terbukti
dengan adanya sejarah Rosululloh. yang mana pada saat itu Rosululloh mendapatkan galar “Al-Amin”.

yang mana gelar tersebut menurut bangsa arab pada saat itu disandangnya karena Rosululloh sebagai
seorang laki-laki yang penuh amanah, jujur dan dapat dipercaya. Dan karena fakta ini, amanah dan jujur,
saja yang menarik hati seorang Khadijah yang kemudian berharap dapat menikahinya, setelah melihat
dengan mata kepalanya sendiri saat dia dipekerjakan di usaha dagang yang digelutinya.

Hadirin yang saya hormati.

Memang tidak segampang kita membalikan tangan bila kita harus bisa bersikap seperti yang telah
Rosululloh contohkan. Namun bila kita tidak berusaha dan mencobanya. kita harus malu pada diri kita
sendiri. yang mana bila kita renungkan lebih dalam lagi. Sesuatu hal kita lakukan atu kita ucapkan
kepada orang lain, jelas hal tersebut sama dengan kita membohongi diri kita sendiri.

Apakah kita tidak sakit hati bila kita dibohongi oleh orang lain?

Pasti kita akan merasa sakit hati.

Tapi… Kalau kita berbohong kepada diri sendiri, kenapa kita selalu mengganggap bahwa hal tersebut
merupakan sesuatu hal yang biasa? Sementara bila kita dibohongi oleh orang lain, kita merasa tidak
enak? Oleh sebab itu alangkah baiknya bila kita merasa malu akan diri kita sendiri karena kita telah
berbuat, melakukan atau mengucapkan sesuatu tanpa didasari dengan kejujuran atau berbohong.

Hadirin yang saya hormati.


Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan dari shahabat Abu
Hurairah radhiallahu ‘anhu:

ْ ‫َو َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر فَ ْليَقُلْ َخ ْيرًا أَوْ لِيَصْ ُم‬
‫ت‬

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah subhanahu wata’ala dan hari kiamat, hendaklah dia berkata
baik atau hendaknya dia diam (bila tidak bisa berkata baik).” (HR. Al Bukhari 6018 dan Muslim 48)

Hadirin yang saya hormati.

Sekali lagi saya perjelas, Kejujuran merupakan kunci dari kepercayaan, jadi… bila kita ingin dipercaya
oleh orang lain, sebaiknya kita secara sedikit demi sedikit untuk belajar menjadi manusia yang amanah,
yaitu manusia yang jujur dan dapat dipercaya. Tidak Khianat dan selalu taat dalam menjalankan segala
perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.

Oleh karena itu, marilah mulai sat ini, saya dan kaum muslimin khususnya, untuk belajar lebih intropeksi
diri sebelum mengucapkan maupun berbuat.

Demikian ceramah singkat dari saya ini, mudah-mudahan apa yang telah saya sampaikan tadi
bermanfaat bagi kita semua. Amin ya Rabbal alamin.

Terimakasih atas perhatiannya, mohon maaf apabila ada kata-kata yang salah maupun kehilafan. Akhirul
kalam, uushikum wa nafsii wa-iyyaaya bitaqwallahi.

Wassalamualaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai