Referat Gangguan Stres Paska Trauma
Referat Gangguan Stres Paska Trauma
Dalam satu dekade terakhir ini kita sering mendengar terjadinya kasus-kasus yang
terjadi seperti bencana alam, kekerasan-baik itu berupa kekerasan rumah tangga
maupun bentuk kekerasan lainnya serta berbagai bentuk peristiwa traumatik lainnya.
Berbagai kondisi ini merupakan stressor psikososial yang mungkin akan berdampak
terhadap individu berupa terjadinya gangguan stress pasks trauma. Dari penelitian
mengalami satu peristiwa traumatik dan 25% dari mereka yang tetap bertahan hidup
yang traumatik juga berisiko untuk mengalami berbagai jenis gangguan psikiatrik
Anak-anak dan orang dewasa yang mengalami peristiwa traumatik yang kronis
dan berulang juga berisiko untuk mengalami berbagai jenis gangguan fisik seperti
hipertensi, asma bronkial serta berbagai jenis keluhan somatik tanpa dasar kelainan
mereka sebagai pencari nafkahpun akan menurun. Mereka lebih banyak mengunjungi
1
yang dialami. Dengan demikian dampak dari gangguan stress paska trauma tidak
hanya pada individu yang mengalami, melainkan juga meningkatkan beban bagi
1. Definisi
terjadi setelah seseorang mengalami suatu stress emosional yang besar yang
akan traumatik bagi hampir setiap orang. Gangguang stress paska trauma juga
emosi pada saat peristiwa tersebut terjadi, dan peningkatan stimulasi fisiologis.
kebakaran gedung). Gangguan stress paska trauma terdiri dari (1) Pengaaman
thought), (2) penghindaran yang persisten oleh penderita terhadap trauma dan
Gangguan stress paska trauma biasanya timbul dalam waktu enam bulan
2
stress akut yang pada definisinya berlangsung maksimal satu bulan. Alas an
berubahnya diagnosis dari gangguan stress akut menjadi gangguan stress paska
trauma setelah satu bulan adalah karena kasus yang berlangsung lebih dari satu
2. Epidemiologi
berat, seperti peristiwa perang telah dikenal sejak puuhan tahun yang lalu. Pada
gangguan jiwa yang disebut sebagai gangguan stress paska trauma (post
III dan juga oleh WHO yang memasukkan diagnosis ini ke dalam ICD X.
stress paska trauma merupakan salah satu kasus psikiatri yang cukup sering
dijumpai. Kasus ini dijumpai pada sekitar 10,3% untuk pria dan 18,3% pada
wanita. (1)
dapat tampak pada setiap usia, gangguan ini paling menonjol pada dewasa
3
mengalami gangguan stress paska trauma. Trauma untuk laki-laki biasanya
3. Etiologi
trauma adalah:
seksual.
4
f. Adanya kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi secara
bermakna.
yaitu: (1)
perampokan)
b. Penculikan
c. Penyanderaan
d. Serangan militer
e. Serangan teroris
5
f. Penyiksaan
manusia
kehidupan
Pada umumnya individu yang mempunyai karakter yang extrovert atau lebih
seseorang
belakang budaya yang dianut individu yang bersangkutan serta dukungan social
6
4. Manifestasi klinis dan diagnosis
Gangguan ini selalu merupakan konsekuensi langsung dari suatu stress akut
yang berat atau trauma berkelanjutan. Stres yang terjadi atau keadaan yang tidak
nyaman tersebut merupakan faktor pemicu utama, dan tanpa hal tersebut
gangguan ini tidak akan terjadi. Gambaran klinis utama dari gangguan stress
paska trauma adalah pengalaman ulang peristiwa yang menyakitkan, suatu pola
Gambaran klinis dari gangguan stress paska trauma ini seringkali adanya
dialami serta mendesak untuk timbul ke alam sadar dan disertai dengan adanya
keluhan berupa gejala-gejala depresi, ide-ide bunuh diri, penarikan diri dari
7
lingkungan sosialnya, kesulitan tidur, penyalahgunaan alkohol/zat-zat adiktif
lainnya, serta berbagai keluhan fisik lainnya (misalnya nyeri kronik, IBS, dll).
fisik, dan penurunan taraf kesehatan secara umum, sehingga kondisi-kondisi ini
trauma 3 kali lebih banyak datang ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan
karena itu, peningkatan kesadaran dan pemahaman dari gangguan stress paska
trauma ini sangat diperlukan bagi dokter umum atau dokter-dokter yang bekerja
Diagnosis gangguan stress paska trauma tidak akan pernah dibuat jika
dokter tidak pernah menanyakan apakah individu pernah atau tidak pernah
kekerasan baik fisik, emosional atau seksual, atau apakah pernah mengalami
kecelakaan hebat atau mengalami bencana alam atau kekerasan militer atau
karena itu kadang-kadang tidak mudah untuk mengaitkan apakah ada kaitan
8
langsung antara peristiwa traumatik di masa lampau dengan keluhan psikiatrik
yang dialami sekarang. Kadang-kadang bagii pasien sendiri juga sulit untuk
malu atau karena perasaan bersalah karena merasa telah membuka aib keluarga.
mereka lebih mudah untuk berbagi perasaan dan pengalaman akan peristiwa
pada anak, kondisi ini mungkin ditunjukkan oleh adanya perilaku yang
dibawah ini.
9
1) Adanya bayangan, pikiran, atau persepsi yang berkaitan dengan
dibawah ini.
10
1) Adanya usaha untuk menghindari pikiran-pikiran , perasaan, atau
aktivitas-aktivitas.
sekitarnya.
3) Kesulitan berkonsentrasi
11
4) Hypervigilance
(satu) bulan.
Spesifikasi:
Kriteria diagnosis dari gangguan stress paska trauma berdasarkan PPDGJ III
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatik berat (masa laten yang berkisar
waktu 6 bulan, asal saja manifestasi klinisnya adalah khas dan tidak
12
b. Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan baying-bayang
(flashback)
d. Suatu sequelae menahun yang terjadi lambat setelah stress yang luar
5. Diagnosis Banding
gangguan berhubungan zat lainnya. Intoksikasi akut atau putus dari suatu zat
gangguan mental lain, yang menyebabkan pengobatan tidak tepat. Klinisi harus
13
dan gangguan mood. Pada umumnya, gangguan stress paska trauma dapat
mungkin sulit dibedakan dengan gangguan stress paska trauma. Dua gangguan
trauma yang dilaporkan oleh pasien gangguan stress paska trauma. (2)
6. Terapi
modifikasi gaya hidup. Edukasi sangat penting karena merupakan suatu bentuk
terjadi dalam fungsi diri pasien baik secara fisik maupun psikis sebagai dampak
yang mungkin muncul akibat dari diagnosis gangguan stress paska trauma.
14
Dukungan psikososial tidak hanya diberikan oleh dokter tetapi juga oleh seluruh
pola hidup seperti diet yang sehat, mengatur konsumsi kafein, alkohol, rokok,
dan obat-obatan lainnya, perlunya olahraga yang teratur, dll. Medikasi yang
golongan SSRI seperti fluoxetine 10-60 mg/hari, sertraline 50-200 mg/hari, atau
Psikoterapi yang umum diberikan pada pasien gangguan stress paska trauma
jiwa lainnya
15
d. Exposure Therapy merupakan terapi dengan pendekatan psikososial
7. Komplikasi
dengan gangguan penyalahgunaan obat dan gangguan mood onset awal yang
mnyertai kronisitas gangguan stress paska trauma. Hal ini juga mempengaruhi
8. Prognosis
tahun. Gejala dapat berfluktuasi dengan berjalannya waktu, dan paling kuat
persen terus menderita gejala ringan, 20 persen menderita gejala sedang, dan
10persen tidak berubah atau malah memburuk. Prognosis yang baik diramalkan
oleh onset gejala yang cepat, durasi gejala yang singkat (kurang dari 6 bulan),
fungsi premorbid yang baik, dukungan social yang kuat, atau tidak adanya
Pada umumnya, orang yang sangat muda atau sangat tua memiliki lebih
16
usia paruh baya. Sebagai contoh, kira-kira 80 persen anak kecil yang menderita
luka bakar menunjukkan gejala gangguan stress paska trauma satu atau dua
tahun setelah cedera awal. Hanya 30 persen orang dewasa yang menderita
cedera tersebut mengalami gangguan stress paska trauma setelah satu tahun.
kerugian fisik dan emosional akibat trauma. Demikian juga, orang lanjut usia,
memiliki mekanisme mengatasi yang lebih kaku dan kurang mampu melakukan
pendekatan fleksibel untuk mengatasi efek trauma. Selain itu, efek trauma
ataukah suatu kondisi yang lebih serius, juga meningkatkan efek stressor
keparahan dan durasi gangguan stress paska trauma. Pada umumnya, pasien
17
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Buaku ajar
2. Kaplan HI, Sadock, BJ, Grebb, JA. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu
4. Goulston, M. Review: Post Traumatic Stress Disorder. John wiley & sons,
2011.
2007.
19