Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DOMENTASI KEPERAWATAN

TENTANG: SISTEM INFORMASI KESEHATAN

OLEH :

NAMA : YUNITA NGANA REBUWULA

NIM : PO5303203200698

TINGKAT : 2A

POLTEKES KOMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

2021/2002
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan
rahmat dan hidaya-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dokumentasi
keprawatan" tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada mata kuliah "Dokumen keperawatan. Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk
menambahkan wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.

Saya mengucapkan terimah kasih kepada ibu"Leni .selaku dosen pada mata kuliah
caring dalam keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambahkan
pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang saya tekuni ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membagikan sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Waingapu,01 september

Penulis

DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...

C. Tujuan……………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Kedudukan sistem informasi kesehatan dalam kesehatan national

B.Masalah-masalah yang terjadi dalam penerapan sistem informasi kesehatan

C.Sistem informasi puskesmas(SIP)

D.Sistem informasi kesehatan daerah(SIKDA)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………...

B. Saran…………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan
dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau kemunduran Sistem Informasi Kesehatan
selalu berkorelasi dan mengikuti perkembangan Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi
Informasi dan Komunikasi ( TIK ) bahkan mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di
suatu negara. Suatu system yang terkonsep dan terstruktur dengan baik akan menghasilkan
Output yang baik juga. Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem
Kesehatan Nasional ( SKN ) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan
berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta
pembangunan berwawasan kesehatan. Dengan sistem Informasi kesehatan yang baik maka akan
membuat masyarakat tidak buta dengan semua permasalahan kesehatan.

B.Rumusan masalah

1. Menjelaskan Kedudukan sistem informasi kesehatan dalam kesehatan national


2. Menjelaskan Masalah-masalah yang terjadi dalam penerapan sistem informasi kesehatan
3. Menjelaskan Sistem informasi puskesmas(SIP)
4. Menjelaskan Sistem informasi kesehatan daerah(SIKDA)
C.Tujuan

1. Mengetahui Kedudukan sistem informasi kesehatan dalam kesehatan national


2. Mengetahui Masalah-masalah yang terjadi dalam penerapan sistem informasi kesehatan
3. Mengetahui Sistem informasi puskesmas(SIP)
4. Mengetahui Sistem informasi kesehatan daerah(SIKDA)
BAB II

PEMBAHSAN

A. Kedudukan sistem informasi kesehatan dalam kesehatan national

a.Pengertian Sistem Informasi


System didefinisikan sebagai suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan usaha dari
berbagai unsure yang saling berkaitan secara teratur menuju pencapaian tujuan dalam suatu
batas lingkungan tertentu. System juga didefinisikan sebagai kelompok elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Informasi menurut sauerborn dan Lippeveld (2000) adalah kumpulan dari fakta atau data
yang mempunyai arti. Jadi data yang terkumpul yang mempunyai arti, dengan kata lain
informasi adalah data yang telah diproses dan memiliki arti bagi penerima informasi.
Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan
kebutuhan tertentu.
Jadi, system informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan
untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan.
b.Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan
untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan
balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan kinerja sistem kesehatan.
Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur, dan kebijakan
yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung
pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
Dalam literatur lain menyebutkan SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan
informasi kesehatan disemua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk
mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari “building block”
atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara. Keenam komponen (building
block) sistem kesehatan tersebut adalah :
Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi
kesehatan)
Health worksforce (tenaga medis)
Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan)
Health information system (sistem informasi kesehatan)
Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan didalam tatanan sistem kesehatan nasional SIK merupakan bagian dari sub
sistem keenam yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuat sarana
sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem
informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pemgambilan
keputusan disemua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan
hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat
disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
c.Pengertian Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh
seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan
kepada masyarakat. Peraturan perundangundangan yang menyebutkan sistem informasi
kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan
strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan
informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung
kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatandari sudut
padang manajemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi
serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional.Teknologi informasi dan
komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang disajikan tidaktepat
dan tidak tepat waktu. Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis
computer(Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai
pada akhir iasi 80’an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu telah memanfaatkan
iasic untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada. Departemen
Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga berusaha mengembangkan
Sistem Informasi Rumah Sakit pada beberapa rumah sakit pemerintah dengan dibantu
oleh tenaga ahli dari UGM. Namun,tampaknya komputerisasi dalam bidang per-rumah
sakit-an, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak.
Ketidakberhasilan dalam pengembangan sistem informasi tersebut, lebih disebabkan
dalam segi perencanaan yang kurang baik, dimana identifikasi faktor-faktor penentu
keberhasilan (critical success factors) dalam implementasi sistem informasi tersebut
kurang lengkap dan menyeluruh. Perkembangan dan perubahan yang cepat dalam
segala hal juga terjadi didunia pelayanan kesehatan. Hal ini semata-mata karena iasi
pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem yang lebih luas dalam masyarakat
dan pemerintahan dalam suatu negara, bahkan lebih jauh lagi sistem yang lebih global.
Perubahan-perubahan di negara lain dalam berbagai sektor mempunyai dampak
terhadap sistem pelayanan kesehatan.
Dalam era seperti saat ini, begitu banyak isi kehidupan yang tidak terlepas dari
peran serta dan penggunaan teknologi iasic, terkhusus pada bidang-bidang dan lingkup
pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi iasic, baik dibidang perangkat lunak
maupun perangkat keras berkembang dengan sangat pesat, disisi lain juga berkembang
kearah yang sangat mudah dari segi pengaplikasian dan murah dalam biaya. Solusi
untuk bidang kerja apapun iasic cara untuk dapat dilakukan melalui media iasic, dengan
catatan bahwa pengguna juga harus terus belajar untuk mengiringi kemajuan
teknologinya. Sehingga pada akhirnya, solusi apapun teknologi yang kitapakai,
sangatlah ditentukan oleh sumber daya manusia yang menggunakannya.Rumah Sakit,
sebagai salah satu institusi pelayan kesehatan masyarakatakan melayani traksaksi pasien
dalam kesehariannya. Pemberian layanan dan tindakan dalam banyak hal akan
mempengarui kondisi dan rasa nyaman bagipasien. Semakin cepat akan semakin baik
karena menyangkut nyawa pasien.
Semakin besar jasa layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks pula jenis
tindakan dan layanan yang harus diberikan yang kesemuanya harus tetapdalam satu
koordinasi terpadu. Karena selain memberikan layanan, rumahsakit juga harus
mengelola dana untuk membiayai operasionalnya. Melihat situasi tersebut, sudah
sangatlah tepat jika rumah sakit menggunakan sisi kemajuan iasic, baik piranti lunak
maupun perangkat kerasnya dalamupanya membantu penanganan manajemen yang
sebelumnya dilakukan secaramanual. Departemen Kesehatan telah menetapkan visi
Indonesia Sehat 2010 yang ditandai dengan penduduknya yang hidup sehat dalam
lingkungan yang sehat,berperilaku sehat, dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu yang disediakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat sendiri, serta
ditandainya adanya peran serta masyarakat dan berbagai iasi pemerintah dalam upaya
upaya kesehatan. Dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut,
infrastruktur pelayanan kesehatan telah dibangun sedemikian rupa mulai dari tingkat
nasional, propinsi, kabupaten dan seterusnya sampai ke pelosok.Setiap unit infrastruktur
pelayanan kesehatan tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju
pencapaian visi dan misi Depkes tersebut. Setiap jenjang tersebut memiliki system
kesehatan yang yang saling terkait mulai dari pelayanan kesehatan dasar didesa dan
kecamatan sampai ke tingkat nasional. Jaringan sistem pelayanan kesehatn tersebut
memerlukan sistem informasi yang saling mendukung dan terkait, sehingga setiap
kegiatan dan program kesehatan yang dilaksanakan dan dirasakan oleh masyarakat
dapat diketahui, dipahami, diantisipasi dan di kelola dengan sebaik-baiknya.

B.Masalah-masalah yang terjadi dalam penerapan sistem informasi kesehatan

Masih banyak permasalahan dalam penerapan sistem informasi kesehatan di Indonesia yaitu
“redundant” data, duplikasi kegiatan, kualitas data, data tidak sesuai dengan kebutuhan,
ketidaktepatan waktu laporan, umpan balik yang tidak optimal, pemanfaatan informasi yang
rendah, dan sumberdaya yang tidak efisien. Studi ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor
penghambat implementasi sistem informasi kesehatan di Indonesia berdasarkan hasil-hasil
penelitian terdahulu. Metode: Studi menerapkan metaanalisis terhadap hasil-hasil penelitian
terdahulu tentang faktor penghambat dalam implementasi sistem informasi kesehatan, lalu
diklasifikasikan berdasarkan adanya kesamaan ciri. Hasil: Ditemukan adanya faktor penghambat
dari lima macam komponen yaitu: 1) health informastion system resorces (sumberdaya manusia,
keuangan, logistik, serta teknologi informasi dan komunikasi), 2) indicators, 3) data
management, 4) information products (produk-produk informasi), dan dissemination and use. Di
sisi lain tidak ditemukan faktor penghambat dari komponen data resources. Kesimpulan: faktor
penghambat implementasi sistem informasi kesehatan di Indonesia mencakup komponen
sumberdaya, indikator, manajemen data, produk informasi, dan diseminasi dan penggunaan.
Saran: Diharapkan upaya peningkatan sistem informasi kesehatan diprioritaskan pada faktor
sumberdaya sistem karena komponen ini berdampak bagi komponen-komponen berikutnya,
khususnya manajemen data, produk informasi, serta diseminasi dan penggunaan.
C.Sistem informasi puskesmas(SIP)

Puskesmas adalah dapat meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat melalui


penerapan Sistem informasi Kesehatan Puskesmas yang terintegrasi dari semua unit pelayanan.
Demikian pula dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat dan dapat dipercaya sehingga
informasi yang disajikan puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan keputusan di berbagai
tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis manajemen kesehatan baik untuk manajemen pasien,
unit dan sistem kesehatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan Dinas Kesehatan
kepada masyarakat.

Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Puskesmas

Puskesmas adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui sistem informasi yang
terintegrasi di semua unit pelayanan Puskesmas sehingga dapat meningkatkan kecepatan proses
pada pelayanan, mempermudah akses data, pelaporan dan akurasi data sehingga menjadi lebih
baik.

Teori-teori dari gambar Sistem Informasi Puskesmas

 Sub Sistem Informasi Puskesmas


 Sub Sistem Kependudukan, yang berfungsi untuk mengelola data kependudukan terdiri
dari family folder, pencatatan mutasi lahir, mutasi wafat dan mutasi pindah.
 Sub Sistem Ketenagaan, yang berfungsi untuk mengelola data ketenagaan. Data yang
diolah adalah data pribadi, anak, riwayat kepangkatan, riwayat jabatan, riwayat
pendidikan, riwayat penjenjangan, riwayat latihan teknis/fungsional, data riwayat
penghargaan serta data penugasan pegawai.
 Sub Sistem Sarana dan Prasarana, yang berfungsi mengelola data sarana dan prasarana,
seperti peralatan medis, kendaraan, gedung, tanah dan peralatan lainnya.
 Sub Sistem keuangan, yang berfungsi untuk mengelola data keuangan secara garis besar
saja yaitu mencakup besar pembiayaan menurut kegiatan dan sumber biaya.
 Sub Sistem Pelayanan Kesehatan, yang berfungsi mengelola data pelayanan kesehatan,
terdiri dari pelayanan dalam gedung yaitu sub sistem rawat jalan yang meliputi pelayanan
dasar (BP,GIGI, KIA,Imunisasi, Laboratorium) dan pelayanan puskesmas keliling, rawat
inap, rekam medis dan manajemen obat. Pelayanan luar gedung meliputi sub sistem KIA
dan GIZI, Kesling dan TTU, Pemberantasan Penyakit Menular, PKM, PSM, dan
PERKESMAS.
 Sub Sistem Pelaporan, yang berfungsi untuk menyediakan laporan-laporan, meliputi
laporan SP2TP (LB1, LB2, LB3 dan LB4) dan laporan program.
 Sub Sistem Penunjang, yang menyediakan layanan penunjang sistem seperti: membuat
backup dan restore data, data recovery, user list and right assignment, user shortcut, short
message over network.

D.Sistem informasi kesehatan daerah(SIKDA)

Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi sistem informasi kesehatan daerah yang berlaku secara
nasional yang menghubungkan secara online dan terintegrasi seluruh puskesmas, rumah sakit,
dan sarana kesehatan lainnya, baik itu milik pemerintah maupun swasta, dinas kesehatan
kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian Kesehatan. Aplikasi SIKDA Generik
dikembangkan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi manajemen kesehatan melalui
pemanfaatan teknologi informasi komunikasi.

Pemanfaatan teknologi informasi komunikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan sudah


dimulai sejak decade delapan puluhan. Pada masa itu Departemen Kesehatan RI melalui Pusat
Data Kesehatan (PUSDAKES) memanfaatkan teknologi informasi dengan system Electronic
Data Processing (EDP) namun hal ini baru diterapkan di tingkat pusat. komitmen bersama antar
pemimpin birokrasi bidang kesehatan untuk mendayagunakan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, baik di kabupaten/kota, provinsi, dan
pusat, namun karena berbagai kendala dan hambatan termasuk kurangnya dana dan tidak adanya
payung hukum (PP) membuat SIK kurang optimal dan belum berdayaguna.

SIKDA seharusnya bertujuan untuk mendukung SIKNAS, namun dengan terjadinya


desentralisasi sektor kesehatan ternyata mempunyai dampak negatif. Terjadi kemunduran dalam
pelaksanaan sistem informasi kesehatan secara nasional, seperti menurunnya kelengkapan dan
ketepatan waktu penyampaian data SP2TP/SIMPUS, SP2RS dan profil kesehatan. Dengan
desentralisasi, pengembangan sistem informasi kesehatan daerah merupakan tanggung jawab
pemerintah daerah. Namun belum adanya kebijakan tentang standar pelayanan bidang kesehatan
(termasuk mengenai data dan informasi) mengakibatkan persepsi masing-masing pemerintah
daerah berbeda-beda. Hal ini menyebabkan sistem informasi kesehatan yang dibangun tidak
standar juga. Variabel maupun format input/output yang berbeda, sistem dan aplikasi yang
dibangun tidak dapat saling berkomunikasi.

Sistem Informasi Kesehatan Daerah

Sistem kesehatan di Indonesia dapat dikelompokkan dalam beberapa tingkat sebagai berikut:

1. Tingkat Kabupaten/Kota, dimana terdapat puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar


lainnya, dinas kesehatan kabupaten/kota, instalasi farmasi kabupaten/ kota, rumah sakit
kabupaten/kota, serta pelayanan kesehatan rujukan primer lainnya.
2. Tingkat Provinsi, dimana terdapat dinas kesehatan provinsi, rumah sakit provinsi, dan
pelayanan kesehatan rujukan sekunder lainnya.
3. Tingkat Pusat, dimana terdapat Departemen Kesehatan, Rumah Sakit Pusat, dan
Pelayanan kesehatan rujukan tersier lainnya.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah gabungan perangkat dan prosedur yang
digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai
pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Sistem informasi
kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk
mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen
kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Hatta, Gemala. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta: UI Press


Beynon-Davies P. (2009:34). Management Information Systems. Palgave: Basingstoke

Anda mungkin juga menyukai