Anda di halaman 1dari 5

DISKUSI SISTEM EKONOMI ISLAM

DOSEN PEMBIMBING :
Pranita Siska Utami, SE. M.Sc

1. Nafisyah Ratna Cahyani (21.0101.005)


2. Yusuf Farrel Trisyandhi (21.0101.0061)
3. Bimo seno aji (21.0101.0068)
4. Galih Istanto (21.0101.0076)
5. Viony Dhean Prasethyas (21.0101.0077)

Program Studi S1 Manajemen


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Magelang
Tahun Ajaran 2021/2022
DISKUSI SISTEM EKONOMI ISLAM

Sistem Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam (M.A Manan). Ekonomi syariah
atau sistem ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara
kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari sistem kapitalisme, sistem ekonomi Islam
menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang
penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kacamata Islam merupakan tuntutan
kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam etika dan
moral syariah islam.

Krisis ekonomi yang sering terjadi ditengarai adalah ulah sistem ekonomi konvensional,
yang mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen profitnya. Berbeda dengan apa yang
ditawarkan sistem ekonomi syariah, dengan instrumen profitnya, yaitu sistem bagi hasil.

Sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi kapitalis, sosialis maupun
komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada di tengah-tengah ketiga sistem ekonomi itu.
Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis yang
memberikan hampir semua tanggung jawab kepada warganya serta komunis yang ekstrem,
ekonomi Islam menetapkan bentuk perdagangan serta perkhidmatan yang boleh dan tidak boleh
ditransaksikan. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.
Sebagaimana diungkapkan dalam pembahasan di atas, ekonomi dalam Islam harus mampu
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu, ekonomi
syariah menekankan empat sifat, antara lain:
1) Kesatuan (unity)
2) Keseimbangan (equilibrium)
3) Kebebasan (free will)
4) Tanggung jawab (responsibility)
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik,
karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah
kepercayaan-Nya di bumi. Di dalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat
mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti "kelebihan". Dalam Al Qur'an surat
Al Baqarah ayat 275 disebutkan bahwa Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.

Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan di


dunia. Nilai Islam bukan semata-semata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh
mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan
manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah).
Ekonomi Islam menjadi rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya,
dan politik dari bangsa. Ekonomi Islam mampu menangkap nilai fenomena masyarakat
sehingga dalam perjalanannya dapat berubah tanpa meninggalkan sumber hukum teori ekonomi
Islam.

Adapun mengutip pemaparan dalam buku Konsep Ilmu Ekonomi (2020) terbitan
Kemdikbud, ada 4 tujuan ekonomi Islam (ekonomi syariah), yakni sebagai berikut:
a. Ekonomi yang baik dalam kerangka kerja norma-norma moral islam
b. Persaudaraan dan kesejahteraan universal
c. Distribusi pendapatan yang merata
d. Kemerdekaan dari individu dalam konteks kesejahteraan sosial.

Mengutip modul Ekonomi (2018) yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan, ada 6 prinsip ekonomi Islam. Berikut 6 prinsip ekonomi Islam beserta
penjelasannya:
1. Larangan Maisyir: tidak membolehkan adanya perjudian di dalam kehidupan ekonominya.
2. Larangan Gharar (penipuan): tidak mengizinkan berlangsungnya transaksi dan semacamnya
yang sifatnya menipu orang lain.
3. Larangan Hal Haram: tidak memperbolehkan adanya barang yang didapatkan dengan cara tidak
baik atau transaksi barang yang dilarang dalam Islam.
4. Larangan Dzalim: larangan terhadap segala sesuatu yang sifatnya merugikan orang lain.
5. Larangan Ikhtikar: tidak boleh ada penimbunan barang yang nantinya merugikan pihak lain dan
hanya menguntungkan penimbun.
6. Larangan Riba: tak diperbolehkan ada tambahan dana atas transaksi, kecuali yang memberikan
uang lebih tersebut ikhlas.

Sistem Ekonomi Islam dapat menjadi sistem yang terbaik dikarenakan dalam
implementasinya mengedepankan kepentingan dan tanggung jawab bersama, memperluas
ukhuwah dengan perjanjian yang adil, pembagian hasil yang merata, memberikan kebebasan
individu dalam mencapai kesejahteraan sosial dengan menerapkan prinsip-prinsip Ekonomi
Islam. Dibanding dengan Sistem Ekonomi Konvensional yang mengedepankan bunga sehingga
hanya satu belah pihak yang diuntungkan, dengan Sistem Ekonomi Islam yang mengedepankan
bagi hasil sehingga kedua belah pihak mampu dalam mengelola Manajemen resiko secara
bersama dan teliti agar dapat meminimalisir dampak kerugian.
Referensi
1. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah
2. https://tirto.id/apa-itu-ekonomi-islam-dan-tujuannya-pengertian-menurut-para-ahli-gik3
3. https://dsnmui.or.id/ilmu-ekonomi-islam-rasionel-suatu-disiplin-baru/

Anda mungkin juga menyukai