Anda di halaman 1dari 3

KASUS DBD DI JEMBER

Dinas Kesehatan Jember menemukan 48 kasus demam berdarah dengue pada bulan Januari
2019. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan pada bulan yang sama pada tahun 2018, yang
mencapai 31 kasus di Kabupaten Jember. Jumlah pasien positif demam berdarah dengue
pada bulan Januari juga meningkat dibandingkan bulan Desember 2018. Meski ada
peningkatan kasus, Kepala Dinkes Jember, Siti Nurul Qomariyah menegaskan, tidak ada
penetapan kejadian luar biasa (KLB) terkait temuan kasus demam berdarah dengue di
Kabupaten Jember.
Kepala Dinkes Jember, Siti Nurul Qomariah mengatakan, ada empat orang meninggal dunia
yang dicurigai terkena DBD. "Dari empat suspect DBD, satu orang yang positif meninggal
karena DBD setelah dicek secara total," kata Nurul, Selasa (12/3/2019).
Menurut Nurul, sejak Januari hingga awal Maret ini dilaporkan 330 orang pasien suspect
DBD di Jember. Dari jumlah itu, sekitar 100 - 200 orang yang dinyatakan positif terjangkit
DBD.
Meski ada peningkatan jumlah pasien DBD dan ditemukan kasus kematian, Pemerintah
Kabupaten Jember belum mengubah status penangananan DBD menjadi Kejadian Luar
Biasa (KLB). Menurut Nurul, sejauh ini hanya dua daerah di Jawa Timur yang dinyatakan KLB
DBD yakni Ponorogo dan Kediri.
Nurul Qomariyah mengatakan, temuan kasus demam berdarah dengue paling banyak ada di
Desa Kemuningsari Kidul, Kecamatan Jenggawah dan Kecamatan Sumbersari, serta
Kecamatan Kaliwates.
UPAYA YANG DILAKUKAN DINKES UNTUK MENANGGULANGI DBD
Upaya menanggulangi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terus dilakukan Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kota Depok. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu :
a. Memberikan pengertian dan mengajak masyarakat melakukan berbagai upaya
pencegahan penyakit DBD.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan elemen terkait di wilayah untuk terus
memberikan informasi kepada masyarakat dalam pencegahan DBD. Mengingat, hal
tersebut perlu adanya sinergitas dari berbagai elemen tidak hanya dari masyarakat.
Seluruhnya punya peran, termasuk juga para kader kesehatan di wilayah untuk terus
mengingatkan masyarakat.
b. Melakukan pemeriksaan jentik berkala yang biasa dilakukan oleh kader kesehatan
(Jumantik)
Jumatik adalah singkatan dari juru pemantau jentik, merupakan anggota masyarakat
yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di
lingkungannya. Dinkes Jember menggerakkan kader Posyandu untuk memantau
jentik di daerah masing-masing. Melakaukan sosialisasi mengenai gerakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin dengan menerapkan sistem 3M
(menguras, menutup, dan mengubur). Gerakan ini bertujuan untuk mengajak semua
warga untuk menjaga lingkungannya sendiri, dan menjadi Kader di rumah masing-
masing. Kemudian, jika ditemui masyarakat yang menderita DBD segera melaporkan
1×24 jam ke puskesmas terdekat. Jumantik juga berperan untuk meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapaan masyarakat menghadapi DBD.
c. SICENTIK (Siswa Mencari Jentik)
kegiatan Siswa/siswi di SD/sederajat dan SLTP/Sederajat diajak untuk memantau
jentik di rumah masing-masing setiap hari Minggu dan dilaporkan kepada guru kelas
setiap hari Senin.
d. Jika dalam satu wilayah ada yang terkena DBD akan segera dilakukan Pemantauan
Epidemioligi (PE) untuk melihat sejauh mana penularan demam berdarah di
wilayah bersangkutan
e. Melakukan Fogging (Pengasapan)
Pengasapan dilakukan jika di satu kawasan ditemukan minimal tiga kasus pasien
demam berdarah dengue. Tindakan pengasapan atau fogging hanya menumpas
nyamuk dewasa. Pengasapan atau fogging hanya akan membunuh nyamuk di waktu
tersebut, tidak dalam jangka panjang. Selain itu, jentik-jentik nyamuk lebih efektif
dibasmi dengan secara rutin membersihkan sarangnya. dalam melaksanakan fogging
tidak dapat dilakukan sewaktu-waktu. Karena, dikhawatirkan nyamuk akan kebal
terhadap obat kimia tersebut. Maka, perlu dilakukan pemantauan secara intensif
agar pemusnahan nyamuk dapat dilakukan secara optimal. Oleh karena itu,
masyarakat diminta tidak gegabah dalam meminta pihak lain untuk melakukan
fogging tanpa izin dari puskesmas setempat.
f. jangan tidur pagi sekitar jam 10 pagi supaya tidak digigit nyamuk penyebar DB

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dangue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Demam Berdarah Dengue
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti dan dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus, yang ditandai dengan :
Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7
hari, manifestasi perdarahan, termasuk uji Tourniquet positif, trombositopeni (jumlah
trombosit ≤ 100.000/µl), hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ≥ 20%), disertai dengan
atau tanpa perbesaran hati. (Depkes RI, 2005)
Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari famili
Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam
berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah
baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue
mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda.

Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu nyamuk
dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor
yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue
setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di
dalam nyamuk selama 8 - 10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue
tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue
yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial).

Anda mungkin juga menyukai