Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Negara-negara modern dewasa ini menggolongkan diri mereka ke dalam demokrasi, yaitu
negara
yang pemerintahanya dijalankan “oleh rakyat dan untuk rakyat”,sekalipun dalam
mekanisme
pemerintahanya baik yang menyangkut infrastruktur politik maupun supra struktur
politik,
berbeda satu dengan yang lain. Inggris misalnya, suatu kerajaan dengan system
pemerintahan
parlementer dan pengorganisasian kekuatan sosial politiknya yang sederhana tetapi
mantap, yaitu
terdiri dari dua partai besar yang secara menentukan jalanya pemerintahan, adalah
negara
demokrasi.

Amerika suatu republik, dengan sistem pemerintahan presidensial, dimana kekuasaan


pemerintah
dibagi menjadi tiga dan diserahkan masing-masing kepada tiga lembaga tinggi
konstitusional,
legislatif kepada kongres, eksekutif kepada presiden, yudikatif kepada supreme
Court, dan
pengorganisasian kekuatan sosial politik yang longgar kedalam dua partai besar,
juga merupakan
negara demokrasi.

“Tidak ada demokrasi tanpa democrat”. Pengalaman pahit Jerman dimasa lalu telah
membuktikan kebenaran itu: Demokrasi pertama jerman pada masa republic Weimar (1919

1933) akhirnya runtuh dan berakhir dengan malapetaka terror kediktatoran rezim
Nazi. Friedrich
Ebert, presiden pertama Jerman yang terpilih secara demokratis berjuang dengan
susah payah
untuk membawa demokrasi kesetiap kehidupan masyarakat dimana ketika itu mayoritas
penduduk tidak berpikiran demokratis.

Negara Indonesia juga merupakan Negara demokrasi, seperti nampak pada Alinea
keempat
Pembukaan UUD 1945 yang antara lain berbunyi “…dalam susunan Negara indonsia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan
yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi
seluruh
rakyat Indonesia”1. Negara Indonesia adalah Negara demokrasi juga nampak dalam UUD
1945

1
Pembukaan UUD 1945

1
yang berbunyi “kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis
Permusyawaratan Rakyat”2…., tetapi bukan demokrasi liberal dan juga bukan demokrasi
Rakyat,
melainkan demokrasi Pancasila.

Demokrasi adalah tugas yang tiada akhir. Oleh sebab itu gagasan ini harus
ditanamkan kesetiap
lapisan masyarakat dalam suatu Negara, melalui media, disekolah-sekolah dan
universitas-
universitas serta pusat-pusat kebudayaan. Demokrasi tidak hanya terjadi pada saat
pemilu saja
tetapi juga harus diterapkan pada hidup sehari-hari. Demokrasi yang hidup
mengharuskan
partisipasi aktif masyarakat dalam partai politik yang demokratis, kelompok
masyarakat sipil dan
masyarakat pada umumnya.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian demokrasi dan pendidikan demokrasi.
2. Model-model demokrasi.
3. Pendidikan Demokrasi Indonesia
4. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian mengenai demokrasi dan pendidikan demokrasi.
2. Untuk mengenal dan memahami teori-teori dan model-model demokrasi.
3. Untuk mengetahui istilah demokratisasi dan penjabarannya.
4. Memberikan penjelasan mengenai Negara demokrasi dan cirinya.
5. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

2
pasal 1 ayat (2) UUD 1945
2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. ARTI DAN MAKNA DEMOKRASI


Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya
rakyat, kratos
berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi, artinya pemerintahan rakyat, yaitu
pemerintahan yang
rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan.

Yang dimaksud dengan democracy adalah:


“(1) country with principles of government in which all adult citizen share
through their
elected representatives; (2) country with government which encounrages and
allows rigts of
citizenship such as freedom of speech, religion, opinion, and association,
the assertion of
rule of law, majority rule, accompanied by respect for the rights of
minorities; (3) society in
whicht there is treatment of each other by citizens as equals”. 3

Dari kutipan pengertian tersebut, tampak bahwa demokrasi merujuk pada konsep
kehidupan
Negara atau masyarakat tempat warga Negara dewasa turut berpartisipasi dalam
pemerintahan
melalui wakilnya yang dipilih. Lalu,pemerintahannya mendorong dan menjamin
kemerdekaan
berbicara, beragama,berpendapat, berserikat, serta menegakkan rul of law. Selain
itu, adanya
pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas dan masyarakat
yang
warga negaranya saling member peluang yang sama.

Istilah demokrasi pertama kali dipakai di Yunani Kuno, khususnya dikota


Athena, untuk
menunjukkan system pemerintahan yang berlaku disana.Kota-kota di daerah Yunani pada
waktu
itu kecil-kecil. Penduduknya tidak begitu banyak sehingga mudah dikumpulkan eh
pemerintah
dalam suatu rapatuntuk bermusyawarah. Dalam rapat tersebut. Diambil keputusan
bersama
mengenai garis-garis besar kebijaksanaan pemerintah yang akan dilaksanakan dan
segala
permasalahan kemasyarakatan.
Dalam perjalanan sejarah, kota-kota terus berkembangdan penduduknya pun terus
bertambah
sehingga demokrasi langsung tidak lagi diterapkan karena;
a. Tempat yang dapat menampung seluruh warga kota yang jumlahnya besar tidak
mungkin
3
The Advancced Learner’s Dictionary of Current English (Hornby,dkk,; 261)

3
disediakan.
b. Musyawarah yang baik dengan jumlah peserta yang besar tidak mungkin
dilaksanakan.
c. Hasil persetujuan secara bulat atau mufakat tidak mungkin tercapai karena
sulitnya
memungut suara dari semua peserta yang hadir.

Bagi Negara-negara besar yang berpendudukannya berjuta-juta, yang tempat


tinggalnya
bertebaran di beberapa daerah atau kepulauan, penerapan demokrasi langsung juga
mengalami
kesukaran. Untuk memudahkan pelaksanaannya, setiap penduduk dalam jumlah tertentu
memilih wakilnya untuk duduk dalam suatu badan perwalikan. Wakil-wakil rakyat yang
duduk
dalam badan perwakilan inilah yang menjalankan demokrasi. Rakyat tetap merupakan
pemegang
kekuasaan tertinggi. Hal ini disebut demokrasi tidak langsung atau demokrasi
perwakilan.

Bagi Negara-negara modern, demokrasi tidak langsung dilaksanakan karena


hal-hal
berkut.
a. Penduduk yang selalu bertambah seingga suatu musyawarah pada suatu tempat
tidak mungkin dilakukan.
b. Masalah yang dihadapi oleh suatu pemerintah makin ruit dan tidak
sederhana
lagi,berbeda dengan masalah yang dihadapi oleh pemerintah desa yang
tradisional.
c. Setiap warga Negara mempunyai kesibukan sendiri-sendiri di dalam
aktivitas
kehidupannya sehingga masalah pemerintahan cukup diserahkan kepada orang yang
berminat
dan mempunyai keahlian dibidang pemerintahan negara.

Istilah demokrasi yang berarti pemerintah rakyat itu sesudah zaman Yunani
Kuno tidak
disebut lagi. Baru setelah meletusnya Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis,
istilah
demokrasi muncul kembali sebagai lawan system pemeintahan yang absolute (monarki
muthlak), yang menguasai pemerintahan di dunia Barat sebelumnya.

Di dalam kenyataannya, demokrasi dalam arti sisem pemerintahan yang baru


ini
mempunyai arti luas sebagai berikut.
a. Mula-mula demokrasi berarti politik yang mencakup pengertian tentang
pengakuan hak-
hak asasi manusia, seperti hak kemedekaan pers, hak berapat, serta hak
memiliki dan dipilih

4
untuk badan-badan perwakilan.
b. Kemudian digunakan istilah demokrasi dalam arti luas, selain meliputi
sisetm politik,juga
mencakup system ekonomi dan system sosial.

Dengan demikian, demokrasi dalam arti luas, selain mencakup pengertian


demokrasi
pemerintahan, juga meliputi demokrasi ekonomi dan sosial. Namun, pengertian
demokrasi yang
paling banyakdari dahulu sampai sekarang ialahdemokrasi pemerintahan.

Landasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintah demokrasi ialah yang
pengakuan
hakikat manusia, yaitu bahwa pada dasarnya manusia itu mempunyai kemampuan yang
sama
dalam hubungan antara yang satu dan yang lain. Berdasarkan gagasan dasar itu, dapat
ditarik
dua buah asas pokok sebagai berikut.
a. Pengakuan partisipasi di dalam pemeritahan. Misalnya, pemilihan wakil-
wakil rakyat
untuk lembaga perwakilan rakyat secara bebas dan rahasia.
b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia. Misalnya, tindakan pemerintah
untuk
melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

Sebagai suatu sistem sosial kenegaraan, USIS (1995:6) mengintisarikan


demokrasi
sebagai sistem yang memiliki 11 (sebelas) pilar atau soko guru, yakni “kedaulatan
rakyat,
pemerintah berdasarkan persetujuan dari yang dipilih, kekuasaan mayoritas, hak-hak
minoritas,
jaminan Hak Asasi Manusia,pemilihan yang bebas dan jujur, persamaan hukum, proses
hukum
yang wajar, pembatasan pemerintah secara konstutional, pluralism sosial, ekonomi
dan
politik,nilai-nilai toleransi, pragmatisme, serta kerja sama dan mufakat.”

B. JENIS-JENIS DEMOKRASI

a. Demokrasi berdasarkan cara penyampaian pendapat terbagi ke dalam


1. Demokrasi langsung, dalam demokrasi langsung rakyat
diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
2. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Dalam
demokrasi ini,
pengambilan keputusan dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang
dipilihnya

5
melalui Pemilu. Rakyat memilih wakilnya sendiri untuk membuat keputusan
politik.
Dengan kata lain, dalam demokrasi tidak langsung, aspirasi rakyat
disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat duduk di lembaga perwakilan rakyat.
3. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari
rakyat.Demokrasi ini
merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi perwakilan.
Rakyat
memilih wakilnya untuk duduk didalam lembaga perwakilan rakyat, tetapi
wakil rakyat
dalam menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui raferendum dan inisiatif
rakyat.
Demokrasi ini antara lain dijalankan di Swiss . Tahukah anda apa yang
dimaksud dengan
referendum? Ya referendum adalah pemungutan suara untuk mengetahui kehendak
rakyat
secara langsung. Referendum dibagi menjadi tiga macam:
 Referendum wajib
 Referendum ini dilakukan ketika ada perubahan atau pembentukan norma
penting dan
mendasar dalam UUD (konstitusi) atau UU yang sangat politis UUD atau UU
tersebut
yang telah dibuat oleh lembaga perwakilan rakyat dapat dilaksanakan
setelah
mendapat persetujuan rakyat melalui pemungutan suara terbanyak. Jadi,
referendum
ini dilaksanakan untuk meminta persetujuan rakyat terhadap hal yang
dianggap sangat
penting atau mendasar.
 Referendum tidak wajib
 Referendum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu setelah rancangan
undang-
undang diumumkan, sejumlah rakyat mengsulkan diadakan referendum. Jika
dalam
wakyu tertentu tidak ada permintaan dari rakyat, rancangan undang-
undang itu dapat
menjadi undang-undanmg yang bersifat tetap.
 Referendum konsultatif
 Referendum ini hanya sebatas meminta persetujuan saja karena rakyat
dianggap tidak
mengerti permasalahannya. Pemerintah meminta pertimbangangan pada ahli
bidang
tertentu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

b. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau perioritasnya terdiri dari :


1. Demokrasi formal

6
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama
dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Indifidu diberi
kebebasan
yang luas sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal
2. Demokrasi material
Demokrasi material memandang manusia mempunya kesamaan dalam bidang sosial-
ekonomi sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas.
3. Demokrasi campuran
Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua jenis demokrasi sebelumnya.
Demokrasi
ini berupa menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan
persamaan
derajat dan hak setiap orang.

c. Demokrasi dibagi berdasarkan prisip ideologi :


1. Demokrasi liberal
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan
pemeritah
diminimalkan, bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah terhadap
warganya dihindari. Pemerintah bertindak atas kostitusi (hukum dasar).
2. Demokrasi rakyat atau demokrasi Proletar
Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak
mengenal
perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam hukum dan
politik.

d. Bedasarkan wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi


dibagi
menjadi :
1. Demokrasi sistem parlementer
Ciri-ciri pemerintahan parlementer antara lain :
a. DPR lebih kuat dari pemerintah ;
b. Menteri bertanggung jawab pada DPR;
c. Program kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik
anggota
parlemen;
d. Kedudukan kepala negara sebagai simbol idak dapat diganggu gugat.
Dapatkah
anda memberi contoh, negara manakah yang menganut demokrasi
parlementer?
2. Demokrasi sistem pemisahan/pebagian kekuasaan (Presidensil).

7
Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan sistem presidensial adalah sebagai
berikut :
a. Negara dikepalai presiden ;
b. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih
dari
dan oleh rakyat melalui badan perwakilan ;
c. Presiden mempunya kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri ;
d. Menteri tidak bertanggung jawabkepada DPR, tetapi kepada presiden; serta
e. Presiden dan DPR mempunya kedudukan yang sama sebagai lembaga negara, dan
tidak dapat saling membubarkan.

8
BAB III
PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN DEMOKRASI

Pendidikan demokrasi pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai


demokrasi supaya
bisa diterima dan diterapkan oleh setiap warga negara. Pendidikan demokrasi
mempersiapkan
warga masyarakat berperilaku dan bertindak demokratis. Pendidikan demokrasi melalui
aktivitas
menanamkan kepada pengelola negara dan generasi muda terhadap pengetahuan,
kesadaran dan
nilai-nilai demokrasi. Pengetahuan dan kesadaran terhadap nilai demokrasi meliputi
tiga hal:
Pertama Kesadaran bahwa demokrasi adalah pola kehidupan yang paling menjamin hak-
hak
warga masyarakat itu sendiri.

Demokrasi adalah pilihan terbaik di antara yang buruk tentang pola hidup
bernegara.
Kedua Demokrasi adalah sebuah learning process yang lama dan tidak sekedar meniru
masyarakat lain. Ketiga Kelangsungan demokrasi tergantung pada
keberhasilan
mentransformasikan nilai-nilai demokrasi pada masyarakat.

Terkait dengan pernyataan tersebut, sejak tanggal 8 Juli 2003 pemerintah


telah
mengesahkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menggantikan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 yang dianggap sudah tidak memadai lagi.
Pembaharuan Sistem Pendidikan Nasioanal dilakukan untuk memperbarui visi, misi, dan
strategi
pembangunan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tersebut
secara
tegas memperkuat tentang amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 tentang
pendidikan.
Secara retorik kedua ayat tersebut, telah cukup dapat dipergunakan sebagai
jawaban atas
tuntutan reformasi di bidang pendidikan yakni diberinya peluang bahkan dalam batas
tertentu
diberikan kebebasan, kepada keluarga dan masyarakat untuk
mendapatkan dan
menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat serta
sesuai
dengan kondisi dan tuntuan lapangan kerja. Hal ini berarti bahwa intervensi
pemerintah yang
berlebihan dalam penyelenggaraan pendidikan perlu ditiadakan, dikurangi atau
setidaknya
ditinjau kembali hal-hal yang sudah tidak relevan.

9
Dalam kaitannya dengan masyarakat belajar (learning society) perlu
diberikan kebebasan
kepada masyarakat untuk dapat memilih belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya
sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang dan falsafah Negara.

Demikian pula halnya dengan pelaksanaan prinsip belajar


seumur hidup,
selama ini memang kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan telah
menuju pada
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga secara konseptual pemerintah telah
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan undang-undang. Namun secara
realitas
masih cukup banyak diantara kelompok usia sekolah yang tidak/belum dapat menikmati
pendidikan karena alasan tertentu baik karena ketidakterjangkauan biaya, tempat
maupun
kesempatan, sehingga hak mereka seolah “terampas”
dengan sendirinya
Sebenarnya bangsa Indonesia telah menganut dan mengembangkan asas demokrasi dalam
pendidikan sejak diproklamasikannya kemerdekaan hingga sekarang.

Hal ini terdapat dalam :


1. UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2.
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan
Nasional pasal 5, 6, 7 dan pasal 8 ayat 1, 2 dan ayat 3.
3. Garis-garis Besar Haluan Negara di Sektor Pendidikan.

1. Permasalahan Pendidikan di Indonesia

Salah satu penghambat dalam pendidikan di Indonesia adalah munculnya beberapa


masalah.
Padahal pendidikan merupakan cara yang utama dalam peningkatan mutu SDM Indonesia.
Kali
ini masalah yang muncul dalam pembahasan makalah demokrasi pendidikan di Indonesia
meliputi:

10
a. Rendahnya partisipasi masyarakat UUSPN pasal 54 ayat 2 menyatakan
bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta
perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan.
b. Setelah dijelaskan di atas tentang undang-undang yang menerangkan
pentingnya partisipasi masyarakat. Tapi dalam praktiknya peran masyarakat
dalam pendidikan rendah. Misalnya masih rendahnya pemikiran masyarakat
tentang pentingnya pendidikan, ada kalanya dalam hal kegiatan sekolah
kadang kala orang tua kurang mendukung dalam kegiatan sekolah tersebut,
dan lain-lain
c. Rendahnya inisiatif kebijakan yang kurang demokratis Telah dijelaskan
kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan.
Kebijakan
Pemerintah ini kurang demokratis dalam hal kurang meratanya pendidikan.
Pemerintah hanya mempertimbangkan potensi pendidikan secara nasional.
Padahal setiap daerah potensi dalam hal pendidikan berbeda-beda. Masalah
ini menimbulkan kurang demokratisnya kebijakan pemerintah.
d. Tantangan kehidupan global Lambat laun semua hal
mengalami
perkembangan. Salah satunya dalam hal pendidikan. Pendidikan juga
mengalami perkembangan secara global. Buktinya pemerintah kita
menyempurnakan kurikulum yang dulunya hanya menyangkut kognitif saja.
Sekarang terdiri aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Lebih khusus
dalam
hal demokrasi pendidikan juga mengalami perkembangan. Tapi hal-hal yang
terkait dalam pendidikan belum mengikuti perkembangan global.

Menurut Zamroni, pelaksanaan pendidikan demokrasi dalam mengembangkan diri


peserta didik, pada dewasa ini menhadapi berbagai problem dan sekaligus tantangan,
antara lain :
o Terdapat kecenderungan kuat dimasyarakat untuk golput meningkat
o Kepercayaan kepada pejabat politik rendah, bahakan sebagian masyarakat sudah
tidak percaya lagi.
o Rendahnya atau sebaliknya kemauan politik berlebihan dari generasi baru untuk
mengambil peran kepemimpinan poltik sekarang ini juga
o Terdapat bentuk dikriminasi dalam kehidupan bermasyarakat

11
o Terdapat banyak tindakan kekerasan dalam generasi baru

2. Usaha Dalam Penyelesaian Permasalahan Pendidikan di Indonesia

Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan di Indonesia terdapat beberapa usaha,


antara lain sebagai berikut :
a. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan
tujuan
dan standar kompetensi pendidikan misalnya dengan penyempurnaan
kurikulum ,pelaksanaan paradigma pendidikan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan dasar Negara Indonesia
yaitu
pancasila yang didalamnya mengandung unsur – unsur pendidikan yang
Berketuhanan,Berkemanusiaan,dan Berbudi pekerti
luhur dengan
diterapkannya paradigma ini maka demokrasi pendidikan akan dapat
diwujudkan.
b. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan misalnya
kebijakan
pemerintah dengan mencananangkan DANA BOS [bantuan operasional
sekolah] ini sangat bermanfaat untuk perbaikan gedung – gedung
sekolah ,
menambah media belajar siswa ,untuk memperbaiki sarana dan prasarana
pendidikan yang kurang memadai,menambah referensi buku – buku
perpustakaan , membuat laboratorium praktek sesuai standar selain
DANA
BOS ada juga beasiswa bagi anak yang orang tuanya kurang mampu
maupun anak yang berprestasi baik ,ini sangat membantu kelangsungan
pendidikan mereka.
c. Peningkatan relevansi pendidikan mengandung arti
karena ada
ketidakserasian antara hasil pendidikan [output] dengan kebutuhan
dunia
kerja .Yang menjadi masalah utama karena ketrampilan yang di miliki
tidak sesuai dengan yang dibutuhkan .Sehingga sekarang banyak
berdiri
sekolah – sekolah kejuruan yang mencetak siswa untuk dapat mempunyai
ketrampilan sesuai profesi yang diinginkan .Misal STM , SMK, Sekolah
ketrampilan.
d. Untuk mengatasi rendahnya kualitas guru pemerintah
sekarang
mengeluarkan kebijakan bahwa guru SD minimal harus S1 [strata 1] dan
dalam proses belajar mengajar harus sesuai dengan kode etik guru
untuk
meminimalisir hal- hal yang tidak diinginkan,serta guru itu tidak
hanya

12
mengajar tetapi harus memberi contoh yang baik atau teladan bagi
siswa –
siswanya.
e. Untuk mengatasi rendahnya kesejahteraan guru sekarang pemerintah
menaikkan gaji guru ,berupa gaji pokok,tunjangan yang melekat pada
gaji,
tunjangan profesi dan lain – lain ,sehingga dengan meningkatkan
kesejahteraan guru diharapkan guru itu dapat mencintai profesinya
dengan
utuh artinya guru itu tidak akan mencari pekerjaan sampingan untuk
menambah penghasilan jadi dapat berkonsentrasi dalam proses
pendidikan
khususnya proses belajar mengajar.

3. Pentingnya Kepemimpinan yang Demokrasi pada Pendidikan di Indonesia

Praktek kepemimpinan yang demokratis ialah membantu guru – guru memandang


dirinya secara positif, memungkinkan untuk menerima mereka sendiri dan orang –
orang
lain serta memberikan kesempatan yang luas untuk mengidentifikasikan diri
dengan
teman-teman seprofesinya.

Penggunaan metode kepemimpinan yang demokratis dalam


pendidikan
memungkinkan guru – guru untuk membina kelas secara demokratis dengan
meletakkan
titik berat pada aktifitas bersama dengan penghargaan akan keperluan,
integrasi dan
potensi semua anggota kelas. Kelas yang demikian menyadiakan kesempatan luas
untuk
memperoleh sukses dan hasil yang kreatif.

Pada era globalisasi ini pendidikan kepemimpinan hendaknya lebih


diperhatikan.
Guru – guru yang merasakan suasana kerja yang demokratis akan mempunyai
kecenderungan untuk menciptakan suasana yang sama dalam kelasnya. Adalah
sangat
penting untuk secara terus – menerus menganalisis dan merumuskan kembali nilai
– niali
demokrasi , sebab hasilnya akan menentukan masa yang akan datang.

4. Urgensi Pendidikan Demokrasi

Setiap negara dapat dipastikan menghendaki rakyatnya memiliki predikat


sebagai
warga negara yang baik (good citizenship), karena warga negara yang baik akan

13
berimplikasi positif terhadap pencapaian tujuan negara yang diharapkan. Artinya,
keberhasilan tujuan negara ditentukan oleh kualitas warga negaranya. Warga negara
yang
baik sebagaimana dikemukakan oleh Branson (1999:8) harus memiliki tiga komponen
utama, yakni pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),
keterampilan
kewarganegaraan (civic skill), dan watak kewarganegaraan (civic disposition).

Dalam tatanan praktis, seseorang dapat dikatakan sebagai seorang warga negara
yang baik apabila ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dalam konteks
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satunya adalah keterlibatan warga
negara
dalam menjalankan sistem politik. Sebuah negara akan berjalan secara efektif dan
menuju
kearah perubahan apabila didukung oleh masyarakat yang mengerti dan memahami peran
dan fungsinya sebagai warganegara. Eksistensi sebuah negara tergantung daripada
sistem
yang digunakan untuk menjalankan roda pemerintahan.

Demokrasi merupakan suatu konsep penyelenggaraan pemerintahan yang saat ini


disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara, maka tidaklah
heran
jika kemudian banyak negara di dunia mengadopsi sistem tersebut untuk dipergunakan
di
negaranya. Akan tetapi sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa keberhasilan
sebuah sistem pemerintahan (demokrasi) amat ditentukan oleh warga negaranya.
Ketidakpahaman masyarakat terhadap demokrasi menjadikan konsep yang dianggap
paling baik tersebut tidak akan berjalan sesuai harapan.

Munculnya gejala political literacy, rendahnya kemelekan politik dikalangan


warganegara terutama mengenai cara kerja demokrasi, munculnya apatisme politik
warganegara serta keterlibatan warganegara dalam aktivitas-aktivitas politik yang
masih
kurang menjadi sangat penting untuk digalakkannya pendidikan demokrasi, karena
pendidikan demokrasi berfungsi sebagai sarana untuk meningkatan pemahaman
warganegara terhadap konsep demokrasi.

Pendidikan demokrasi dewasa ini memang menjadi trend yang sering dibicarakan
oleh beberapa kalangan, dari mulai tingkat persekolahan, mahasiswa, Lembaga Swadaya

14
Masyarakat, politisi dan lain sebagainya. Dimana-mana sering dilaksanakan
seminar,
lokakarya serta diskusi ilmiah yang mengambil tema pendidikan demokrasi, hal
itu
menyiratkan bahwa begitu pentingnya pendidikan demokrasi dilaksanakan oleh
seluruh
warga negara dalam rangka pencapaian misi menciptakan iklim demokratis.
Mengemukanya konsep community civics semakin membuat kita yakin bahwa
pendidikan demokrasi harus segera dilakukan dalam menumbuhkembangkan budaya
kewarganegaraan (civics culture) untuk keberhasilan pengembangan dan
pemeliharaan
pemerintah demokratis (democratic government).

5. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Demokrasi

Sekarang ini banyak kalangan menghendaki bahwa Pendidikan Kewarganegaraan


sebagai mata kuliah pada pendidikan tinggi mengemban misi sebagai pendidikan
demokrasi. Pendidikan kewarganegaraan adalah satu ciri dari pemerintahan yang
demokratis. Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang
demokratis
di bawah rule of law menurut Mirriam Budiardjo adalah:
a. Perlindungan konstitusional Konstitusi selain menjamin hak-hak
individu
harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh atas
hak-hak
yang dijamin.
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (indipendent and
impartial tribunal)
c. Pemilu yang bebas
d. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
e. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
f. Pendidikan kewarganegaraan (civic education)

Pada prakteknya pendidikan kewarganegaraan selama ini di Indonesia tidak


hanya
mengemban misi sebagai pendidikan demokrasi. Misi pendidikan Kewarganegaraan
adalah:
a. Pendidikan kewarganegaraan dalam arti sesungguhnya yaitu civic
education. Bertugas membina dan mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan peserta didik berkaitan dengan peranan, tugas, hak
dan
kewajiban serta tanggungjawab sebagai warga negara dalam
berbagai
aspek kehidupan bernegara.

15
b. Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan karakter.
Bertugas membina dan mengembangkan nilai-nilai bangsa yang dianggap
baik sehingga terbentuk warga negara yang berwatak baik bagi bangsa.
c. Pendidikan kewarganegaraa sebagai pendidikan bela negara. Bertugas
membentuk peserta didik agar sadar bela negara sehingga dapat diandalkan
untuk menjaga eksistensi dari berbagai ancaman.
d. Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan demokrasi (politik).
Mengemban tugas menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang
demokratis untuk mendukung tegaknya demokrasi negara melalui
sosialisasi, diseminasi dan penyebarluasan nilai-nlai demokrasi pada
masyarakat.

Pendidikan demokrasi dalam penerapannya Menurut UU No. 9 th 1998 tentang


Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum sering disebut dalam UU
Unjuk Rasa pasal 2 bahwa setiap warga negara secara perorangan atau kelompok,
bebas menyampaikan pendapat sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab
berdemokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Asas-asas menyampaikan
pendapat di muka umum menurut pasal 3 adalah:
a. asas keseimbangan antara hak dan tanggung jawab
b. asas musyawarah dan mufakat
c. asas kepastian hukum dan keadilan
d. asas proporsionalitas
e. asas manfaat

Tujuan pengaturan kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum:

a. Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu


pelaksanaan ham berdasarkan UUD 45
b. Mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan berkesinambungan
c. dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan pendapat.
d. Mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnya partisipasi dan
kreativitas setiap warga negara sebagai perwujudan hak dan tanggung
jawab dalam kehidupan demokrasi.
e. Menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara tanpa mengabaikan kepentingan perorangan atau kelompok.

16
B. penerapan Demokrasi

1. Demokrasi Liberal (17 Agustus 1950-5 Juli 1959)


Negara Indonesia adalah salah satu Negara merdeka yang lahir setelah perang
dunia II
(17 Agustus 1945) meskipun sebagai sebuah Negara muda, Negara Indonesia sudah
memiliki
perangkat-perangkat kenegaraan yang memadai. Perangkat ini kemudian dilengkapi pula
dengan
adanya KNIP pada tanggal 29 Agustus 1945.

Semula KNIP berfungsi sebagai pembantu presiden kemudian beralih menjadi


DPR/MPR. Perjalanan berikutnya pemerintah mengeluarkan peraturan tentang
pembentukan
partai politik. Sebagai realisasinya, pada November 1945 kabinet presidensial yang
dipimpin
presiden diganti kabinet parlementer yang dipimpin oleh perdana menteri. Sultan
Syahrir
diangkat sebagai perdana menteri dalam cabinet parlementer ini.

Dengan demikian, cabinet presidensial berlaku dari Agustus-November 1945,


sedangkan
cabinet parlementer dari November 1945-Desember 1948. Pasca Agresi Militer Belanda
II (19
Desember 1945), Negara Indonesia terpecah belah dan mudah diadu domba, dengan
terbentuknya Negara RIS yang menerapkan system politik demokrasi liberal.
Kedaulatan rakyat
diserahkan kepada sistem multipartai sehingga muncul banyak partai di masyarakat.
Akibatnya,
suara rakyat terpecah-pecah kedalam banyak partai. Dengan efek negatif adalah
adanya sikap
politik yang saling menjatuhkan antara partai yang satu dengan partai yang lainnya.
Hal
demikian sangatlah mungkin, mengingat pada masa itu tidak satupun partai besar yang
memiliki
suara yang lebih dari 50%. Sehingga umur cabinet di masa demokrasi liberal tidak
berusia
panjang. Kondisi ini mendorong presiden Soekarno unutuk menerapkan kembali UUD 1945
melalui Dekrit Presiden 1959.

2. Demokrasi Terpimpin (5 juli 1959-1965)

17
Setelah NKRI selama hampir 9 tahun menjalani sistem politik demokrasi
liberal, rakyat
Indonesia sadar bahwa sistem demokrasi tersebut tidak efektif. Ketidakcocokan
sistem demokrasi
liberal dengan system politik Indonesia ini bisa dilihat dari 2 hal:

a. Sistem demokrasi liberal bertentangan dengan nilai dasar Pancasila, khususnya


sila ke-3
dan ke-4 tentang persatuan Indonesia dan permusyawaratan yang dilandasi
dengan nilai
hikmah kebijaksanaan.

b. Adanya ketidakmampuan konstituante untuk menyelesaikan


masalah-masalah
kenegaraan, khususnya tentang pengambilan keputusan mengenai UUD 1945.
Konflik-
konflik yang berkepanjangan ini sangat tidak menguntungkan bagi Negara
Indonesia.

Dengan adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, UUD 1945 dinyatakan berlaku lagi
dan
UUDS 1950 dinyatakan berakhir. Dekrit Presiden diterima oleh rakyat dan didukung
oleh TNI
AD serta dibenarkan oleh MA. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, kedudukan
DPR
dan Presiden berada di bawah MPR. Dengan kembalinya konstitusi konstitusi ke UUD
1945,
rakyat menaruh harapan yang sangat besar terhadap kehidupan politik yang stabil dan
demokratis. Namun pada kenyataannya, pemerintahan yang ada ternyata bersifat
otoriter yang
terwujud dalam sistem pemerintahan demokrasi tepimpin.

Penerapan demokrasi terpimpin menyebabkan penyimpangan-penyimpangan terhadap


Pancasila
dan UUD 1945. Yaitu antara lain:

a. Penyimpangan ideologis, yaitu konsepsi pancasila berubah menjadi konsepsi


Nasakom
(Nasionalisme, Agama, dan Komunis).

b. Pelaksanaan demokrasi terpemimpin cenderung bergeser menjadi pemusatan kekuasaan


pada
Presiden/Pemimpin Besar revolusi dengan wewenang yang melebihi yang ditentukan
oleh
UUD 1945.

18
c. MPRS mengangkat IR. Soekarno mejadi presiden seumur hidup melalui ketetapan
MPRS
Np. III/MPRS/1963.

d. Pada tahun 1960, DPR hasil pemilu 1955 dibubarkan oleh presiden karena
RAPBN yang
diajukan pemerintah tiak disetujui oleh DPR-Gotong Royong tanpa melalui
pemilu.

e. Hak budget DPR tidak berjalan pada tahun 1960 karena pemerintah tidak
mengajukan RUU
APBN untuk mendapatkan persetujuan dari DPR sebelum berlakunya tahun
anggaran yang
bersangkutan.

f. Pemimpin lembaga tertinggi (MPRS) dan lembaga tinggi (DPR) Negara dijadikan
menteri
Negara, yang berarti berfungsi sebagai pembantu presiden.

g. Berubahnya kebijakan politik luar negri Indonesia yang “bebas aktif”


menjadi “Poros
Jakarta-Peking”, konfrontasi dengan Malysia, hingga Indonesia keluar dari
anggota PBB
pada puncaknya.

Arti dari Demokrasi Pemimpin : (dikemukakan oleh Soeharto dan dikutip oleh
A.Syafi’i Ma’arif)

· Demokrasi yang dipimpin oleh hikmat permusyawaratan/perwakilan, di mana


merupakan
demokrasi kekeluargaan tanpa anarkisme,liberalisme, otokrasi,
dan diktaktor.
Lalu, dalam pidato presiden Soekarno yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi
Kita”
dinyatakan bahwa prinsip-prinsip dasar demokrasi pemimpin adalah :

1. Tiap orang diwajibkan untuk berbakti pada kepentingan umum, masyarakat,


bangsa, dan
Negara

2. Tiap orang berhak mendapat penghidupan layak dalam masyarakat, bangsa, dan
Negara

19
Di samping itu, menurut pandangan Mari’if demokrasi terpimpin menempatkan
Soekrano
sebagai pusat kekuasaan, sehingga terjadi absolutisme dan tidak ada mekanisme
checks dan
balances dari legistatif terhadap eksekutif.

Bukti lain tentang adanya demokrasi terpemimpin yang berpusat pada presiden
adalah
pengangkatan presiden soekarno menjadi presiden seumur hidup dalam Sidang Umum MPRS
tahun 1963.Sebelumnya,pada 1960. DPR hasil pemilu dibubarkan oleh residen dan
dibentuk
Dewan Perwakilan Rakyat Gotong –Royong.Gagasan lain yang melanggengkan kedudukan
presiden sebagai pemimpin besar revolusi, ialah mengusulkan
prinsip Nasakom
(Nasionalis,Agama,dan Komunis).

3. DEMOKRASI ERA ORDE BARU (1965-1998)

Pemerintahan orde baru terbentuk tepat pada tanggal 1 Oktober 1965. Sejak
itu sebagai
Negara kita telah berhenti berpikir dan merenung.Tidak ada lagi pemikiran politik
(political
thinking) seperti masa 1945-1965. Barulah kemudian, setelah hubungan Soeharto dan
militer
mulai merenggang di penghujung tahun 1980-an,ruang bagi wacana public mulai tampak.
Saat
itulah wacana baru seperti dmokratisasi, keesenjangan sosial, gender, dan
lingkungan mulai
muncul.

Landasn formal dari periode ini adlah Pancasila,UUD 1945, dan ketetapan-
ketetapan
MPR.Orde Baru (ORBA) melakukan koreksi total terhadap penyelewengan UUD 1945 yang
terjadi pada Orde Lama. Contohnya, menghapuskan ketetapan MPRS No. III/1963 tentang
pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup; memberikan DPR-GR beberapa hak
control, tetapi tetap mempunyai fungsi membantu pemerintah dan pimpinanya tidak
lagi
merangkap jabatan menteri. Orba menyebut diri sebagai “Demokrasi Pancasila”.

Secara umum, demokrasi Pancasila memandang kedaulatan rakyat sebagai inti


dari
system demokrasi. Oleh karena itu, rakyat mempunyai hak yang sama untuk menentukan
dirinya
sendiri. Pemerintah juga menjamin hak rakyat untuk menjalankan hak politiknya.
Namun, dalam
kenyataannya demokrasi Pancasila dalam rezim orba hanya sebatas retorika dan
gagasan, belum

20
sampai pada tataran penerapan. Dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini
tidak
memberi ruang bagi kehidupan demokrasi. Rezim orba ditandai: (1) dominannya peranan
ABRI,
(2) Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, (3) pengebirian
peran dan fungsi
partai politik, (4) campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan parpol dan
public, (5) masa
mengembang, (6) monopoli ideologi negara, (7) inkorporasi lembaga non-pemerintah.

Pada satu titik, orba tak ubahnya sebuah panser pragmatism yang berjalan
tanpa
hambatan. Kritik menjadi sesuatu yang riskan untuk diambil. Ruang ekspresi terasa
sempit.
Akhirnya, suara-suara alternative mengambil jalan memutar dan menggunakan medium
yang
sangat samar agar bisa disuarakan. Seni kemudian muncul sebagai saluran ekspresi
yang ampuh.
Puisi Rendra, lagu Iwan Fals, atau pentas Teater Koma mampu meloloskan beberapa
keluh kesah
kolektif bangsa ini ke hadapan publik.

Akibatnya, demokrasi Pancasila menjadi bias dan kabur lagi. Bahkan posisi
MPR
“menyerupai” zaman demokrasi terpimpin yang diberada di bawah kendali Presiden
Soeharto
yang berkuasa selama 32 tahun. Puncak kekuasan orba berakhir pada tahun 1998, yaitu
dengan
munculnya perlawanan rakyat melalui gerakan reformasi 21 Mei 1998yang berhasil
menurunkan
Presiden Soeharto dari jabatan sebagai presiden RI yang telah berkuasa selama 32
tahun.

4. DEMOKRASI ERA REFORMASI (1998-sekarang)

Reformasi lahir setelah presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998
dan
digantikan oleh wakil presiden Dr. Ir. B. J. Habibie. Soeharto berhenti dari
jabatannya sebagai
presiden karena tidak adanya lagi kepercayaan dari masyarakat serta menghadapi
krisis moneter
dan ekonomi yang berkepanjangan. Pelaksanaan pemilu 7 Juni 1999 dianggap sebagai
pemilu
yang paling jujur dan adil dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Diikuti oleh 48
partai
politik dan melahirkan beberapa parpol besar, yaitu: PDIP, GOLKAR, PPP, PKB, PAN
dan PBB.

21
Runtuhnya rezim orba telah membawa harapan bagi tumbuhnya demokrasi di
Indonesia.
Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap
awal bagi
transisi demokrasi Indonesia.

Apakah itu Demokrasi Reformasi?

Masalahnya, dalam kasus 1998, terjadi miss understanding pada arti "Reformasi"
dimana arti reformasi berubah menjadi "kebebasan yang bebas" sehingga terjadi
pembalakan
hutan, riot, dan hal-hal buruk yang tidak di inginkan maka kita di sini, menegas
kan bahwa
demokrasi. Reformasi adalah demokrasi yang menuntut perubahan bagi rakyat menuju ke
arah
yang lebih baik.

Contoh-Contoh Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada era Reformasi

Pemilu 2004 adalah pemilu pertama sejak Indonesia merdeka yang dilaksanakan
secara
langsung, dalam arti masyarakat Indonesia dapat memilih Capres (Calon Presiden) dan
Cawapres
(Calon Wakil Presiden) dan memilih anggota legislatif secara langsung. Peserta
pemilu legislatif
tahun 2004 sebanyak 24 partai dan dimenangkan oleh Partai Golongan Karya, sedangkan
peserta
Pilpres (Pemilihan Presiden) sebanyak 5 pasangan dan dimenangkan oleh pasangan SBY-
JK
(Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla). Pemilu 2004 adalah salah satu contoh
pelaksanaan
demokrasi di Indonesia pada era reformasi karena dilaksanakan secara bersih dan
demokratis.

Melaksanakan kampanye terbuka pada tahun 2009, KPU memutuskan untuk


mengadakan
Kampanye Terbuka, yang dimana para kompetitor mempunyai jadwal yang ketat dalam
berkampanye dalam waktu yang singkat… Hal ini merupakan salah satu contoh
pelaksanaan
demokrasi. Namur hal ini juga tidak lepas dari banyak kekurangan, seperti panitia
dengan kinerja
buruk, cuaca tidak mendukung, para perusuh dari partai lain. Mestinya di dalam
Kampanye
Terbuka, hal ini harus di HILANGKAN secara hermanen agar menciptakan demokrasi.

Kebebasan pers media cetak maupun elektronik mulai timbul sejak lengsernya
dinasti
orde baru, dalam hal ini pers dapat bebas berpendapat dan mengkritik kinerja
pemerintah jika

22
kinerjanya buruk. Hal ini adalah salah satu contoh pelaksanaan demokrasi di era
reformasi
karena pada masa Orde Baru, pers tidak mendapat kebebasan berpendapat dan dilarang
mengkritik kinerja pemerintah. Sebagai contoh, beberapa media cetak pada masa Orde
Baru
ditutup secara paksa karena dinilai mengkritik dinasti Soeharto.

BAB IV
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa adanya


hubungan yang
erat antara pendidikan dan demokrasi yaitu Pendidikan sebagai sarana perubahan
budaya
masyarakat. Pendidikan dipengaruhi oleh bentuk-bentuk kebudayaan masyarakat lokal
maupun
nasional dengan dinamika yang ditentukan oleh kemampuan-kemampuan pribadi sebagai
anggota masyarakat. Dengan demikian, tanpa pendidikan tidak mungkin suatu
masyarakat dapat
merubah budaya dannegaranya ke arah yang lebih baik.

23
Tujuan otonomi pendidikan yang sejalan dengan Negara demokratis. Hakikat
pendidikan
demokratis sendiri adalah pemerdekaan. Sedangkan tujuan
pendidikan dalam suatu.
Negara yang demokratis adalah membebaskan anak bangsa dari kebodohan, kemiskinan,
dan
berbagai perbudakan lainnya.

Peran lembaga pendidikan tinggi sangatlah penting


dan strategis dalam
proses pengembangan budaya demokrasi di kalangan generasi muda. sejarah telah
membuktikan
bahwa mahasiswa adalah tulang punggung gerakan reformasi.
Mahasiswa tercatat sebagai
kekuasaan genuine dari gerakan reformasi di indonesia. ketulusan, semangat, dan
keberpihakan
pada nasib rakyat dan masa depan indonesia telah menjadikan mahasiswa sebagai agen
perubahan di indonseia yang selalu diperhitungkan dari masa ke masa.

Pendidikan demokrasi sejak dini sangat baik karena dapat membantu masyarakat
untuk
berpikir kritis. Dan dengan pemikiran yang demokratis dapat membangun Negara
Indonesia yang
lebih baik asalkan pemerintahaan nya berjalan dengan sistem demokrasi yang bersi.
Maka dari
itu diperlukan pendidikan sejak usia muda. Buka hanya di sekolah formal, tapi juga
di
lingkungan bergaul, sekitar dan lingkungan keluarga.

Daftar Pustaka

Affandi, Idrus. (2005). Pendidikan Demokrasi dalam Konteks Pembangunan Masyarakat


Madani: Tinjauan Sosial Kultural. Bandung: Nasional Seminar
Civics Education.
Branson, M.S. (1999). The Role of Civic Education. Calabasas: CCE.
Betham, David. 2000., Demokrasi, Kanisius: Yogyakarta.
Budiardjo, Miriam. 1986. Dasar-dasar Ilmmu Politik. Jakarta.

24
25

Anda mungkin juga menyukai