Anda di halaman 1dari 29

KONTRIBUSI KEGIATAN TERHADAP PENCAPAIAN SDGs PILAR

PEMBANGUNAN LINGKUNGAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Konsep Sustainable Development atau Pembangunan Berkelanjutan pertama

kali diperkenalkan sebagai tujuan sosial pada konferensi pertama PBB dalam bidang

Lingkungan Hidup di Stocklom pada tahun 1972. Latar belakang diadakan konferensi

tersebut dipicu oleh kekhawatiran global akan kemiskinan yang berlarut-larut dan

meningkatnya ketidakadilan sosial, ditambah dengan kebutuhan pangan dan masalah

lingkungan global serta kesadaran bahwa ketersedian sumber daya alam untuk

mendukung pembangunan ekonomi amatlah terbatas. Kekhawatiran akan kelangkaan

sumberdaya alam sangatlah wajar dan dapat kita lihat kembali pada berbagai tulisan-

tulisan sosial di masa lampau. Salah satunya yang berpengaruh ada pada tulisan

klasik Thomas Malthus, An Essay on the Principles of Population (1798), dimana

digambarkan sebuah ketakutan akan pertumbuhan populasi manusia, yaitu

pembangunan industri yang cepat pada abad ke-19 disertai dengan polusi dan sentra

pertumbuhan masyarakat yang tinggal dan bekerja dalam kondisi miskin di kota-kota

besar. Sebuah era dari perubahan sosial masyarakat yang penuh masalah, kekauan

sosial dan anarkisme, termasuk di dalamnya tumbuhnya gerakan-gerakan yang

berhubungan dengan kesehatan lingkungan dan masyarakat pada sebuah populasi

urban. Ide-ide tentang proto-enviromentalist kemudian muncul dalam beberapa alur

pemikiran radikal abad ke-19. Sementara itu, beberapa langkah juga dilakukan
dengan pemahaman ilmiah dan sistematik dari inter relasi antara spesies-spesies

alami, populasi dan lingkungan-lingkungannya seperti pada Teori Evolusi Darwin

dan asal mula ilmu ekologi. (Goodland, 1975)

Meski demikian, baru pada tahun 1960-an pergerakan perlawanan terhadap polusi

lingkungan industri lebih memperhatikan pada inter relasi antara aktivitas manusia

dan lingkungan alam. Dengan menggunakan sebuah pendekatan ‘sistem’ dan model

computer, pada tahun 1972 lahirlah ‘Limit of Growth’, salah satu proyek dari Club of

Rome, sebuah organisasi individu yang memiliki kepedulian yang sama terhadap

masa depan umat manusia, didanai oleh Volkswagen Foundation. Buku ‘Limit of

Growth’ mengkaji sebuah interaksi antara populasi, pertumbuhan industri, produksi

pangan dan keterbatasan ekosistem di Planet Bumi. Gelombang literatur tentang

Pembangunan Berkelanjutan kemudian semakin diperluas pada tahun 1980-an, ketika

the International Union for the Conservation of Nature Influential World

Conservation Strategy (1980) atau Uni International untuk Konservasi Alam

mengajukan konsep Pembangunan Berkelanjutan, atau sebuah pembangunan yang

mempertimbangkan fungsi ekosistem dan keanekaragaman hayati agar terus

dipertahankan.

Namun, meski telah banyak literatur tentang pembangunan berkelanjutan, konsep

tersebut tidak semata-mata langsung diterima secara internasional. Barulah pada

Laporan Komisi Brundtland tahun 1987, disebutkan bahwa Pembangunan

Berkelanjutan merupakan sebuah pembangunan yang memenuhi kebutuhan di masa


kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi di masa depan untuk memenuhi

kebutuhan mereka sendiri.

Berdasarkan pada Laporan tersebut, prinsip-prinsip dasar dari Pembangunan

Berkelanjutan dapat dikategorikan sebagai berikut:

Kepercayaan Publik/Masyarakat: Terdapat kewajiban negara untuk mengelola

sumber daya alam yang dipercayakan untuk keuntungan masyarakatnya.

Prinsip Kehati-hatian: adanya tindakan untuk mencegah kerusakan ireversibel atau

kerusakan yang tidak dapat dipulihkan kembali dan pencegahannya tidak dapat

ditunda hanya karena keterbatasan pengetahuan akan ilmu ilmiah.

Keadilan Antar Generasi: Genarasi di masa depan tidak boleh dirugikan atau

mendapat dampak buruk karena keputusan yang dibuat pada masa sekarang.

Asas Subsidiaritas: Keputusan-keputusan harus dibuat atau dilakukan dengan

mempertimbangkan keputusan atau masukan dari lembaga maupun pemangku

kepentingan pada tingkat terendah yang sesuai kapasitasnya.

Pencemar Membayar: Biaya kerusakan/terganggunya lingkungan harus ditanggung

oleh pihak-pihak yang turut bertanggung jawab akan kerusakan/gangguan tersebut.

Beberapa prinsip-prinsip tambahan lain juga memperhatikan pada upaya

solusi terhadap kemiskinan yang berkelanjutan dan ketidakadilan sosial antara

bangsa-bangsa di dunia. Keberlangsungan hidup generasi masa kini dan masa depan,
hingga kini masih terletak pada jantung perdebatan tentang pembangunan

berkelanjutan. Kepercayaan masyarakat, partisipasi pemerintahan pusat dan daerah

juga menjadi prinsip dasar pada konsep pembangunan ini.

Di Indonesia, Konsep Kebijakan Pembangunan berdasarkan kepada Undang

Undang Dasar 1945. Konsep Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia telah masuk

pada amandemen UUD 45 yang keempat pada tanggal 10 Agustus 2002. Konsep

tersebut salah satunya dapat dijumpai dalam Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 yang

menyatakan bahwa, “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas

demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga

keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”. Presiden Jokowi melalui

acara World Culture Forum di Bali pada tanggal 10 – 14 Oktober 2016, yaitu Culture

for An Inclusive Sustainable Planet, menyatakan pemerintah Indonesia sepakat

bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan komitmen global yang harus bersama-

sama diwujudkan dengan terus bekerja sama dan saling bertukar pengalaman. Dengan

memahami konsep dan tujuan Pembangunan Berkelanjutan, diyakini bahwa

keberlangsungan hidup manusia dan kesejahteraan sosial, ekonomi dan lingkungan

masyarakat akan terus terjaga dalam kurun waktu yang lama dan berkelanjutan.

Pelaksanaan program pembangunan perlu dilakukan untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat. Realisasi program pembangunan hanya dapat berlangsung

berkat dukungan lingkungan yang tidak saja sebagai penyedia sumber daya untuk
keperluan pelaksanaan program pembangunan tetapi juga sebagai penerima dampak

dari pelaksanaan program tersebut. Hal ini berarti bahwa kegiatan program

pembangunan akan dapat terus berlangsung apabila lingkungan selalu dalam kondisi

mampu mendukung pelaksanaan program pembangunan. Dengan kata lain, program

pembangunan harus dilaksanakan sejalan dengan penerapan upaya-upaya pengelolaan

lingkungan sehingga dampak yang timbul akibat pelaksanaan program pembangunan

tidak menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan sehingga menjamin

keberlanjutan dari proses pembangunan itu sendiri. Konsep pembangunan yang

bersendikan pengelolaan lingkungan dikenal dengan sebutan Pembangunan

Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan Hidup.

Masyarakat umum sering kali mengartikan pembangunan sebagai kegiatan

konstruksi fisik yang dilakukan oleh pemerintah, misalnya pembangunan unit

sekolah, rumah sakit, jalan, prasarana dan sarana air bersih, dan berbagai kegiatan

lain yang berkaitan dengan pelayanan fasilitas umum. Sesungguhnya pembangunan

mengandung makna yang lebih luas dari sekedar penyediaan fasilitas umum.

Pembangunan pada hakikatnya merupakan upaya untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat. Maka, kegiatan dalam bentuk apapun dan diselenggarakan oleh siapa

pun, selama kegiatan tersebut menyediakan kesempatan bagi masyarakat untuk

memperbaiki kehidupannya dapat disebut sebagai kegiatan pembangunan. Contoh

yang dapat dikemukakan di sini ialah kegiatan pembangunan pabrik yang dilakukan

oleh pihak swasta memberikan peluang bagi masyarakat untuk memperbaiki taraf
kehidupan melalui pengerahan tenaga kerja untuk mengisi kesempatan kerja yang

terbentuk oleh pabrik tersebut. Contoh lainnya, pembukaan lembaga pendidikan yang

dikelola oleh swasta menambah fasilitas yang disediakan pemerintah sehingga

memperbesar peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilannya sehingga mampu menempati kesempatan kerja dan meraih tingkat

pendapatan yang lebih tinggi.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda yaitu makhluk

hidup dan makhluk tak hidup yang saling mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-

hari manusia tidak dapat melepaskan diri dari keterikatan pada udara, tanah dan air.

Air, tanah, udara, hewan, tumbuhan dan manusia merupakan sebuah ekosistem hidup.

Di samping itu masih banyak lagi hal-hal lain yang tidak dapat kesemuanya itu

merupakan bagian dari lingkungan hidup. Dalam Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2009 tentang ketentuanperlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua

benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia, dan

perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lainnya.

Terdapat tiga unsur lingkungan, yaitu Pertama, biotik, unsur-unsur lingkungan

hidup yang terdiri dari segala jenis makhluk hidup, mulai dari manusia, hewan,

tumbuhan, maupun organisme atau jasad renik lainnya. Kedua, Abiotik yaitu segala

unsur lingkungan yang terdiri dari benda-benda mati seperti air, udara, dan lain

sebagainya. Ketiga, Sosial Budaya, unsur lingkungan yang diciptakan manusia yang

di dalamnya terdapat nilai, gagasan, norma, keyakinan, serta perilaku manusia

sebagai makhluk sosial atau makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Tujuan

pemanfaatan Lingkungan Hidup Lingkungan hidup yang serasi dan seimbangan


sangat kita perlukan karena merupakan unsur penentu kehidupan suatu bangsa.

Idealnya pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan pemeliharaan dan

kelestarian lingkungan sehingga dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang.

Setiap pemanfaatan lingkungan hidup harus bertujuan sebagai berikut :

a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan

lingkungan hidup.

b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang

memiliki sikap dan tindakan melindungi serta membina lingkungan hidup.

c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.

d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.

f. Terlindunginya Indonesia terhadap dampak dari luar yang dapat menyebabkan

pencemaran/kerusakan lingkungan.

2.2. Manfaat Lingkungan Bagi Kehidupan

Manusia hidup di permukaan bumi bersama-sama dengan komponen

lingkungan lainnya, berupa komponen biotik, serta komponen abiotik (tidak hidup).

Secara langsung maupun tidak, semua unsur-unsur lingkungan yang ada di sekitar

senantiasa memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan manusia. Secara umum

beberapa manfaat unsur lingkungan hidup bagi manusia antara lain sebagai berikut.
1. Ruang muka bumi sebagai tempat berpijak dan beraktivitas sehari-hari.

2. Tanah dapat dijadikan areal lahan untuk kegiatan ekonomi, seperti lahan

pertanian, perkebunan, dan peternakan, aktivitas sosial lainnya.

3. Unsur udara (oksigen) sangat bermanfaat untuk bernafas manusia dan hewan.

4. Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber bahan makanan bagi

manusia.

5. Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari.

6. Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian

sisa-sisa jasad hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi penumpukan

bangkai makhluk hidup, tetapi hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah.

7.

7. Air merupakan kebutuhan vital dan esensial bagi makhluk hidup. Tanpa

adanya air, mustahil akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di bumi ini.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan jika manusia

menginginkan kelangsungan kehidupannya, manusia hendaknya sadar benar bahwa

kelestarian komponen komponen lingkungan hidupnya harus senantiasa terjaga dari

kehancuran bahkan kepunahan.

2.3. Fungsi Lingkungan Hidup Bagi Manusia


Lingkungan hidup merupakan semua hal yang berada di sekitar kehidupan

manusia yang keberadaannya secara langsung maupun tidak langsung sangat

berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Atau bisa juga didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang keberadaannya ikut

serta dalam menjamin kelangsungan hidup makhluk hidup di sekitarnya, baik itu

manusia maupun makhluk hidup lainnya.

Berikut adalah beberapa fungsi dari lingkungan hidup:

1. Sebagai tempat untuk bertahan hidup Lingkungan hidup merupakan suatu

tempat dimana di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling memiliki

keterkaitan satu dengan yang lainnya. Seperti :

a. Ketersediaan udara yang sangat diperlukan untuk sistem pernafasan baik

bagi manusia maupun makhluk hidup yang lainnya

b. Ketersediaan sinar matahari yang bermanfaat sebagai sumber energi

cahaya

c. Ketersediaan air yang dipergunakan untuk minum, mandi, irigasi, dll.

d. Ketersediaan hewan dan tumbuh-tumbuhan yang dapat dipergunakan

untuk memenuhi kebutuhan sumber nutrisi, yaitu berupa produk hewani

dan nabati.

e. Ketersediaan lahan yang merupakan suatu kebutuhan bagi manusia untuk

mendirikan sarana dan prasarana yang dapat membantu menunjang

kehidupan manusia seperti bangunan tempat tinggal.


2. Sebagai tempat untuk bersosialisasi Manusia merupakan makhluk sosial.

Mereka tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang yang lain.

Lingkungan hidup menjadi tempat yang strategis bagi manusia untuk

menciptakan tempat tinggal yang baik, dimana dalam satu lingkungan tersebut

terdiri dari kumpulan manusia yang hidup saling berdampingan, bekerja sama,

dan saling tolong menolong.

3. Sebagai tempat untuk mencari kekayaan Banyak sekali kekayaan alam yang

terkandung dalam lingkungan hidup, seperti keberadaan barang-barang

tambang seperti emas, perak, batu bara, dan barang tambang lainnya. Barang-

barang tambang tersebut merupakan salah satu sumber utama bagi pendapatan

manusia, dimana barang-barang tambang tersebut nantinya dapat diolah

menjadi berbagai jenis produk seperti perhiasan, bahan bakar, dan lain

sebagainya. Selain barangbarang tambang tersebut, ketersediaan hewan dan

tumbuhan juga ikut mendukung perekonomian manusia, seperti untuk

peternakan, perkebunan, pertanian, nelayan maupun sebagai bahan baku serta

bahan mentah untuk industri.

4. Tempat untuk mendapatkan hiburan Dalam hidup, manusia tidak hanya

membutuhkan makanan, pakaian, maupun tempat tinggal saja. Akan tetapi

mereka juga memerlukan hiburan agar terhindar dari rasa jenuh dan stress. Di

lingkungan sekitar kita banyak sekali menyediakan saran maupun prasarana

guna mencukupi kebutuhan tersebut, seperti dengan adanya danau, gunung-

gunung, taman, peternakan, pantai dan lain sebagainya.


5. Sebagai sarana edukasi Lingkungan hidup juga menyediakan sarana

pembelajaran bagi manusia, dimana kita bisa melakukan hal-hal untuk

menambah wawasan kita seperti dengan mengadakan penelitian lingkungan,

study, dan lain sebagainya.

6. Sebagai sumber kebudayaan Lingkungan hidup juga memiliki peran yang

penting dalam perkembangan seni budaya, dimana lingkungan sangat

berpengaruh terhadap tingkah laku manusia yang menjadi salah satu unsur

pembentuk budaya.

2.4. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan

masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari

generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan

pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestarian lingkungannya agar kualitas

lingkungan tetap terjaga. Kelestarian lingkungan yang tidak dijaga, akan

menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan hilang

Pembangunan berkelanjutan mengandung arti sudah tercapainya keadilan sosial dari

generasi ke generasi. Dilihat dari pengertian lainnya, pembangunan berkelanjutan

sebagai pembangunan nasional yang melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem.


2.5. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan

Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi

rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan

menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai

pembangunan berwawasan lingkungan. Pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan

mengembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya untuk menjaga, merawat,

serta melestarikan lingkungan hidup. Dan upaya ini dilakukan pemerintah melalui

penyuluhan, bimbingan, pendidikan, dan penelitian tentang lingkungan hidup.

2.6. Dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan berkelanjutan

Kegiatan pembangunan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak

positif pembangunan dapat diketahui memlalui indikator ekonomi, indikator kualitas

hidup,dan indikator gabungan. Dampak negatif pada umumnya ditandai dengan

kerusakan lahan, seperti penggundulan hutan, penggersangan lahan, pencemaran,

pemanasan global, dan penipisan lapisan ozon. Walaupun pembangunan kita perlukan

untuk mengatasi banyak kendala, termasuk masalah lingkungan, namun pengalaman

menunjukkan, pembangunan dapat menimbulkan dampak negatif.

Beberapa contoh tentang dampak negatif pembangunan berkelanjutan antara

lain :

a. Banyak pembangunan pengembangan sumber daya air telah menimbulkan

masalah kesehatan. Masalah itu timbul karena pembangunan tersebut telah


menciptakan habitat baru atau memperbaiki habitat yang ada bagi berbagai

vektor penyakit, antara lain : banyak jenis nyamuk yang menjadi vektor

penyakit malaria, demam berdarah, dan lain sebagainya.

b. Pencemaran udara oleh mobil banyak terdapat di kota besar, seperti Jakarta,

Bogor, Bandung, Surabaya, dan Medan. Bank Dunia memperkirakan untuk

Jakarta saja pencemaran udara telah menyebabkan kerugian terhadap

kesehatan yang untuk tahun 2006 diperkirakan sebesar US$ 625 juta.

c. Pencemaran oleh limbah industri makin banyak diberikan di banyak daerah.

Karena kerusakan tata guna lahan dan tata air tersebut, laju erosi dan frekuensi

banjir meningkat. Beberapa jenis pencemaran terhadap lingkungan akan

dijelaskan sebagai berikut:

Pencemaran tanah

 Pembuangan ampas kimia, dan plastik bekas pembungkus serta botol

bekas

 Buangan zat-zat atau barang yang tidak terlarut dalam air

 Pertanian dengan pemakaian pestisida yang berlebihan

Pencemaran Air

Pencemaran air dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan

membahayakan makhluk hidup. Penyebab terjadinya pencemaran air adalah


sampah yang tidak membusuk, seperti plastik dan karet, limbah industri, sisa

pupuk dari usaha pertanian dan tumpahan minyak dari kapal tangker.

Pencemaran Udara

Pencemaran udara dapat disebabkan oleh gas buang yang dihasilkan oleh

proses produksi seperti asap kendaraan bermotor, asap pabrik, dan hasil

aktivitas rumah tangga sehingga secara fisik dan kimia melebihi ambang batas

yang telah ditetapkan. Hal ini akan membahayakan kesehatan dan

keselamatan manusia dan makhluk lainnya. Penecemaran udara menyebabkan

beberapa akibat, antara lain :

 Efek rumah Kaca (Green House Effect)

Efek rumah kaca disebabkan oleh komposisi CO2 di udara sangat

berlebihan. Akibatnya, gas tersebut menyebabkan energi matahari

yang diterima bumi tidak bisa dipantulkan dengan sempurna karena

terhalangnya oleh lapisan gas karbon dioksida di udara. Hal ini

menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih panas.

Efek lain jika menjadi pemanasan global akan menyebabkan es di

kutub mudah mencair dan menyebabkan muka laut akan semakin naik.

 Kerusakan lapisan ozon Lapisan Ozon (O3) terdapat di lapisan

stratosfer yang mempunyai fungsi menyerap dan menyaring sinar

ultraviolet sebelum sampai ke permukaan bumi. Adapun yang

menyebabkan kerusakan lapisan ozon adalah terikatnya unsur-unsur


penyusun ozon oleh freon (F) di udara. Jika lapisan ozon menipis akan

menimbulkan banyak akibat, antara lain suhu udara semakin panas,

timbulnya penyakit kulit dan mata.

 Hujan Asam Hujan Asam disebabkan oleh kandungan asam yang ada

di udara sangat besar, sehingga pada saat hujan terbawa oleh hujan.

Senyawa asam tersebut berasal dari industri, dapat berupa asal sulfat,

asam nitrat, dan asam bikarbonat. Hujan asam menyebabkan rusaknya

tanaman, pengaratan yang lebih cepat pada logam dan beton, serta

rusaknya ekosistem air tawar.

Beberapa contoh tentang dampak positif pembangunan berkelanjutan:

A. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan

kemakmuran

B. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oleh

masyarakat.

C. Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah

D. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi

penduduk.

E. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.

F. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan

tentang industri
2.7. Ciri pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah bentuk pembangunan

yang tetap memperhatikan daya dukung lingkungan dan kelestarian sumberdaya

alam. Pembangunan yang berwawasan lingkungan akan menghasilkan suatu

pembangunan yang berkelanjutan dan seimbang. Berdasarkan uraian tersebut maka

secara ringkas ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara lain :

1. Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan

memahami kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki serta

yang akan timbul dikemudian hari.

2. Memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung

kesinambungan pembangunan

3. Meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan

4. Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnya masyarakat yang berada

disekitar lokasi pembangunan

2.8. Prinsip dasar pembangunan berkelanjutan

a) Pertama, pemerataan dan keadilan sosial. Dalam hal ini pembangunan

berkelanjutan harus menjamin adanya pemerataan untuk generasi sekarang

dan yang akan datang, berupa pemerataan distribusi sumber lahan, faktor
produksi dan ekonomi yang berkeseimbangan (adil), berupa kesejahteran

semua lapisan masyarakat.

b) Kedua, menghargai keaneragaman (diversity). Perlu dijaga berupa

keanegaragaman hayati dan keanegaraman budaya. Keaneragaman hayati

adalah prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia

secara berkelanjutan untuk masa kini dan yang akan datang. Pemeliharaan

keaneragaman budaya akan mendorong perlakuan merata terhadap setiap

orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat

lebih dimengerti oleh masyarakat.

c) Ketiga, menggunakan pendekatan integratif. Pembangunan berkelanjutan

mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia

mempengaruhi alam dengan cara bermanfaat dan merusak Karena itu,

pemanfaatan harus didasarkan pada pemahaman akan kompleknya keterkaitan

antara sistem alam dan sistem sosial dengan cara-cara yang lebih integratif

dalam pelaksanaan pembangunan.

d) Keempat, perspektif jangka panjang, dalam hal ini pembangunan

berkelanjutan seringkali diabaikan, karena masyarakat cenderung menilai

masa kini lebih utama dari masa akan datang. Karena itu persepsi semacam itu

perlu dirubah.
BAB III
PEMBAHASAN

Pertimbangan akan kepentingan pembangunan jangka panjang menumbuhkan

kesadaran untuk menjaga kelestarian ketersediaan sumber daya. Di Indonesia, upaya

pengaturan pemanfaatan sumber daya dalam pembangunan dilakukan melalui

penetapan arah pembangunan jangka panjang yang dituangkan dalam strategi

pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Konsep

pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup merupakan adaptasi

dan pengembangan konsep pembangunan yang secara internasional dikenal dengan

sebutan sustainable development. Di Indonesia sendiri, pendefinisian konsep tersebut

telah mengalami perkembangan sejalan dengan semakin banyak dikenali hal-hal

mendasar yang belum masuk dalam pertimbangan pembangunan jangka panjang.

Definisi resmi mengenai konsep tersebut tercantum dalam Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 1 ayat 3 yang berbunyi sebagai berikut: Pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan

lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk

menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan

generasi masa depan. Definisi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan

lingkungan tersebut di atas merupakan penyempurnaan konsep pembangunan


berwawasan lingkungan sebagai arah pembangunan nasional jangka panjang yang

sejak awal dicanangkan pada tahun 1982. Undang-undang Republik Indonesia Nomor

4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup

Bab 1, Pasal 1, ayat 13 menyebutkan: Pembangunan berwawasan lingkungan adalah

upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara

bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu

hidup.

Sebelum mengkaji perubahan definisi dalam kedua undang-undang tersebut,

perlu terlebih dahulu dipahami istilah-istilah (jargon) penting atau kata kunci yang

digunakan dalam definisi tersebut. Uraian berikut adalah penjelasan atau definisi dari

istilah-istilah dimaksud. Lingkungan atau sering kali disebut lingkungan hidup

didefinisikan sebagai suatu kesatuan ruang yang di dalamnya terdapat makhluk hidup,

yakni manusia, hewan, serta tumbuhan, dan benda tak hidup, seperti batuan, air,

udara, serta tanah, yang mengadakan hubungan timbal balik satu sama lain di dalam

suatu proses yang dinamakan kehidupan. Hubungan timbal balik yang terjadi

menyerupai suatu sistem. Oleh sebab itu, lingkungan disebut juga ekosistem.

Hubungan timbal balik tersebut dapat berlangsung karena setiap unsur

lingkungan dapat menjalankan fungsi ekologinya, yaitu fungsi untuk memelihara

keseimbangan proses kehidupan dalam lingkungan. Sumber daya yang dimaksudkan

adalah setiap unsur atau komponen lingkungan yang dapat digunakan untuk

melakukan kegiatan yang menghasilkan atau biasa disebut sebagai aktivitas produksi.
Secara umum, sumber daya dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu sumber daya

alam dan sumber daya manusia. Berdasarkan sifatnya, sumber daya alam dibedakan

menjadi sumber daya terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak

terbarukan (unrenewable resources). Yang dimaksud dengan sumber daya terbarukan

ialah sumber daya yang pada kondisi tertentu secara alami mempunyai kemampuan

untuk memulihkan diri. Sumber daya terbarukan di antaranya meliputi air, udara, dan

tumbuhan. Sumber daya tak terbarukan merupakan sumber daya yang tidak

mempunyai kemampuan untuk memulihkan diri, seperti minyak bumi, batubara, dan

berbagai sumber daya pertambangan lainnya. Penggunaan sumber daya tak

terbarukan secara terus-menerus akan menyebabkan hilangnya sumber daya tersebut.

Apabila kita cermati definisi dalam kedua undang-undang tersebut, maka kita dapat

menemukan dua hal yang mendasar, yaitu:

1. Pemakaian kata-kata menggunakan dan mengelola sumber daya secara

bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan (dalam UU No.4/82)

digantikan oleh kata-kata memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber

daya, ke dalam proses pembangunan (dalam UU No.23/97). Penggantian

tersebut mengandung makna bahwa pada pemahaman masa lalu (UU

No.4/82) pengelolaan sumber daya dengan pelaksanaan pembangunan

merupakan dua hal terpisah yang diupayakan sejalan (synergic). Sementara

pada pemahaman yang disempurnakan (UU No. 23/97), pengelolaan

lingkungan hidup, termasuk sumber daya di dalamnya, harus merupakan


bagian dari proses pembangunan itu sendiri. Definisi dalam UU No. 23/97

memberi penekanan bahwa pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya

lingkungan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kelangsungan

kegiatan pembangunan. Ketersediaan, penggunaan, dan pengelolaan sumber

daya sudah menjadi salah satu pertimbangan sejak tahap awal perencanaan

pembangunan.

2. Definisi dalam UU No. 23/97 menyebutkan tujuan pembangunan secara lebih

menyeluruh serta mengandung perspektif pemberdayaan melalui pemakaian

kata-kata menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup dan jangka

panjang melalui penyebutan generasi masa kini dan generasi masa datang.

Pemakaian kata-kata menjamin kemampuan, dan kesejahteraan mengandung

makna bahwa dalam proses pelaksanaan pembangunan harus termasuk di

dalamnya proses pemberdayaan masyarakat di segala bidang agar dapat

digunakan sebagai modal dasar untuk berupaya dalam meningkatkan taraf

penghidupan. Pemakaian kata-kata generasi masa kini dan generasi masa

depan mengandung makna bahwa proses pembangunan harus dilaksanakan

dalam cara-cara yang sekaligus melestarikan sumber daya yang ada sehingga

menjadi cadangan sumber daya bagi generasi yang akan datang untuk

melangsungkan kegiatan pembangunan agar dapat menjamin kemampuan,

kesejahteraan, dan mutu hidup mereka. Sementara dalam UU No.4/82 hanya

menyebutkan tujuan pembangunan untuk ”meningkatkan mutu hidup”.


Berdasarkan definisinya, pembangunan berkelanjutan yang berwawasan

lingkungan harus mencerminkan ciri-ciri atau karakteristik antara lain:

1. Program pembangunan dipersiapkan atau direncanakan berdasarkan

ketersediaan sumber daya alam. Pada tahap perencanaan, program

pembangunan sudah mempertimbangkan berbagai alternatif pemanfaatan

sumber daya yang tersedia, kesediaan sumber daya pendukung untuk

setiap alternatif pemanfaatan sumber daya tersebut, serta kemampuan

untuk pengadaan sumber daya yang diperlukan dari tempat lain. Contoh:

setengah dari luas lahan di satu wilayah pedesaan merupakan areal yang

hanya ditumbuhi alang-alang dan tumbuhan perdu lainnya. Bagi sebagian

kecil penduduk wilayah itu, tumbuhan pada areal tersebut merupakan

sumber pakan bagi sejumlah ternak yang dimilikinya. Areal lahan tersebut

tidak memberi manfaat langsung kepada sebagian besar penduduk, dan

dalam keadaan demikian, masyarakat pun tidak terlalu peduli dengan

status kepemilikan lahan tersebut. Pada hakikatnya lahan tersebut dapat

menjadi sumber daya pembangunan wilayah bersangkutan guna

meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat setempat.

Persoalannya, program pembangunan apa yang sebaiknya dilaksanakan

dalam memanfaatkan sumber daya lahan tersebut. Beberapa faktor utama

yang perlu diperhitungkan dalam menentukan alternatif pemanfaatan

sumber daya lahan pada contoh ini di antaranya adalah:


a. Apakah potensi yang ada sekarang berupa sumber pakan ternak

mendukung untuk pengembangan peternakan intensif untuk jenis

ternak pemakan rumput dan hijau daun seperti sapi, kerbau, domba,

dan kambing;

b. Adakah alternatif penggunaan areal tersebut selain dari memanfaatkan

rumput dan tumbuhan hijau lainnya yang potensial untuk ternak,

misalnya untuk perumahan, atau pertanian lainnya;

c. Apakah sumber daya lain yang diperlukan untuk mendukung dan

menunjang pelaksanaan program yang diminati tersedia secara

memadai? Misalnya, pilihan program adalah pengembangan

peternakan secara intensif maka perlu dipertimbangkan mengenai

tujuan dan sasaran program, hal-hal teknis berkaitan dengan

pelaksanaan program seperti: pengadaan bibit ternak, peningkatan

kemampuan teknis beternak dari masyarakat yang akan terlibat dalam

program tersebut, kemungkinan pasar yang akan menampung atau

menyerap produk kegiatan peternakan, dan lain sebagainya.

2. Program pembangunan memanfaatkan sumber daya untuk mencapai

tujuan masa kini dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya

untuk pencapaian tujuan pembangunan untuk generasi mendatang. Contoh

dalam penggunaan sumber daya terbarukan (renewable resources),

misalnya hutan, pengusaha hutan menebangi pohon-pohon di hutan

sebagai sumber daya untuk usaha perkayuan. Apabila pengusaha tersebut


melakukan pemeliharaan terhadap hutan itu di antaranya dengan

melaksanakan program reboisasi maka pohon-pohon di hutan akan selalu

ada sehingga usaha perkayuannya dapat terus berlangsung sampai anak

cucunya. Dengan cara tersebut, pemanfaatan hutan untuk peningkatan

kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini tidak membuat generasi

mendatang kehilangan kesempatan untuk melaksanakan pembangunan

dengan menggunakan sumber daya yang sama. Contoh dalam

penggunaan sumber daya tak terbarukan (unrenewable resources),

misalnya batubara, ditunjang oleh penemuan dan kemajuan berbagai

rekayasa teknologi, saat ini banyak kegiatan pembangunan yang

memanfaatkan sumber daya batubara. Seperti diketahui bahwa batubara

merupakan sumber daya yang bersifat tak terbarukan, artinya penggunaan

yang terus-menerus akan menyebabkan bahan tambang tersebut menjadi

terkuras habis. Apabila masyarakat generasi masa kini dihadapkan pada

persoalan harus menggunakan batubara dalam jumlah yang banyak

sehingga diperhitungkan bahwa untuk generasi mendatang tidak akan

tersedia sumber daya tersebut. Maka generasi sekarang berkewajiban

untuk melakukan upaya-upaya penemuan rekayasa teknologi alternatif

sehingga dimungkinkan menggunakan sumber daya pengganti batubara.

Dengan demikian dapat memperpanjang jangka waktu ketersediaan

batubara dan secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap

penggunaan batubara.
3. Program pembangunan berorientasi pada pemberdayaan dan peningkatan

kualitas sumber daya manusia (SDM) pada masa kini dan masa datang

yang menjadi pelaku sekaligus sasaran daripada program sebagai

perwujudan dari pemberian jaminan kemampuan, kesejahteraan, dan mutu

hidup masyarakat. Dalam program pembangunan tersebut, standar kualitas

SDM yang akan dicapai pada generasi kini merupakan kondisi awal untuk

perbaikan kualitas SDM dari generasi yang akan datang, dan hasil

peningkatan pada generasi yang akan datang merupakan kondisi awal bagi

perbaikan kualitas generasi berikutnya, dan demikian seterusnya. Dengan

kata lain, program pembangunan menggunakan standar kualitas SDM

yang bersifat progresif dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contoh:

standar penetapan "kualitas tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan

formal. Pada dasawarsa 80-an standar kualitas yang akan dicapai adalah

menamatkan pendidikan formal tingkat Sekolah Dasar (SD). Untuk

dasawarsa 90-an, tenaga kerja dengan tingkat pendidikan formal tingkat

SD merupakan kondisi umum sehingga ditetapkan bahwa tamat Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebagai standar bagi pencapaian

pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan formal. Dan demikian

pula untuk setiap periode berikutnya, standar tersebut terus ditingkatkan.


BAB IV
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa Lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur
atau komponen yang berada di sekitar individu yang mempengaruhi kehidupan
dan perkembangan individu yang bersangkutan. Komponen-komponen lingkungan
hidup dapat dibedakan menjadi komponen bendabenda hidup (biotik) dan
komponen benda-benda mati (abiotik). Termasuk ke dalam komponen biotik
adalah manusia, hewan, dan tumbuhan, sedangkan yang termasuk ke dalam
komponen abiotik adalah udara, tanah, dan air. Baik komponen biotik maupun
komponen abiotik membentuk satu kesatuan atau tatanan yang disebut ekosistem,
sehingga lingkungan hidup sering pula disamakan dengan ekosistem.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan
yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia
dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya
alam untuk menopangnya. Aktivitas pembangunan secara umum dapat
menimbulkan dampak pada lingkungan. Dampak ini bisa positif atau pun negatif.
Dampak positif akan menguntungkan pembangunan nasional, sementara dampak
negatif menimbulkan resiko bagi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Rahadian, A. H., 2016, Strategi Pembangunan Berkelanjutan. Prosiding Seminar


STIAMI, Vol. II, No. 01, hh. 46–56

Rosana, M., 2018, Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Yang Berwawasan


Lingkungan Di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial, Vol. 1, No. 1, hh. 148–163.

Siregar, E., 2007, Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut


UndangUndang Nomor 23 Tahun 1997 Di Kota Binjai. h.154.

Wahyuningsih, W., 2018, Millenium Develompent Goals (Mdgs) Dan Sustainable


Development Goals (Sdgs) Dalam Kesejahteraan Sosial. Bisma, Vol. 11, No.
3, h. 390,

Widyastuti, S., 2019, Sebuah Sintesisi Pada Literatur: Strategi Intervensi


Pemasaran Hijau Menuju Pembangunan Berkelanjutan (A Synthesis of
Literature: A Green Marketing Intervention Strategy towards Sustainable
Development). JRB-Jurnal Riset Bisnis, Vol. 2, No. 2, hh. 83–94.

Anda mungkin juga menyukai