Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN KINERJA


PERAWAT

DIRSUD KOTA KOTAMOBAGU

OLEH :

NAMA : PRILLY TAMPI

NIM : 01707010023

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

GRAHA MEDIKA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

KOTA KOTAMOBAGU

T.A 2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

(Purwanto, 2012) mengatakan bahwa Kepuasan pasien merupakan nilai


subyektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.Penilaian kepuasan pasien
dilihat dari bagian mutu pelayanan karena upaya mutu pelayanan haruslah dapat
memberikan kepuasan, tidak semata mata . Pasien yang puas akan memberi
tahu kepada teman, keluarga, tetangga, dan akan datang lagi untuk kontrol
atau membutuhkan pelayanan yang lain

Kepuasan pasien merupakan tingkat kepuasan seseorang setelah


membandingkan harapan kinerjanya atau hasil yang dirasakan dibandingkan
dengan harapannya (Mulyati, 2013).

Kinerja (prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara kualitas dan


kuantitas yang dicapai oleh seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya atau pasien merasa
diperhatikan dan dilayani sehingga proses kesembuhan cepat (Kelley, 2012)

Pasien yang merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan maka


pasien akan kembali menggunakan pelayanan kesehatan tersebut, tetapi jika
pasien merasa tidak puas dengan pelayanan kesehatan tersebut, maka mereka
akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang
pengalaman buruknya (Purwanto 2014).

Perawat memberikan perawatan yang prima, efisien, efektif, dan


produktif kepada masyarakat, dimana jumlahnya terbesar dirumah sakit 40% -
60%. Perawat mempunyai peran fundamental yang luas selama 24 jam sehari di
rumah sakit dan berdampak luas pada kualitas, efisiensi, dan efektifitas layanan
kesehatan. Peran perawat dalam pelayanan kesehatan menjadi sangat penting
mengingat kualitas pelayanan keperawatan berpengaruh terhadap tKepuasan
pasien merupakan tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan harapan
kinerjanya atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya
(Mulyati, 2013).otalitas layanan yang diberikan (Kurniati dan Ferry Efendi,
2012).

Kualitas pelayanan keperawatan suatu Rumah Sakit dinilai dari


kepuasan pasien yang sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan
rasa lega atau senang karena harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien
terpenuhi oleh pelayanan keperawatan yang bila diuraikan berarti kepuasan
terhadap kenyamanan, kecepatan, pelayanan, keramahan dan
perhatian.Sementara rasa puas sendiri mempunyai nilai yang relatif tergantung
dari masing-masing individu.Sebaliknya ketidakpuasan pasien disebabkan oleh
pelayanan keperawatan yang kurang professional, dalam arti perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan
pasien (sunaryo 2011)

pelayanan keparawatan harus mampu mempunyai adil dan tanggung


jawab besar dalam memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai keinginan
pelanggan sehingga menjamin Pasien ini dapat tercipta dengan kinerja perawat
yang baik, yang penuh perhatian, persahabatan, empati dan simpati (Puspitasari,
2016)kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan011).

Kualitas pelayanan keperawatan menjadi salah satu faktor penentu citra


institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena
keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling
depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan yang di
alami pasien dan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu pelayanan
keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan itu
memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator
kualitas pelayanan yang kita berikan dan kepuasan suatu modal untuk
mendapatkan pasien lebih banyak lagi dan untuk mendapatkan pasien yang
loyal (setia). Pasien yang loyal akan menggunakan kembali pelayanan
kesehatan yang sama bila mereka membutuhkan lagi. Bahkan telah diketahui
bahwa pasien loyal akan mengajak orang lain untuk menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang sama. Pasien yang loyal adalah sarana promosi yang
murah. Memiliki pasien loyal akan meningkatkan daya jual institusi pelayanan
kesehatan, demikian juga kemampuannya untuk berlaba (profitabilitas
meningkat). Dengan demikian subsidi silang untuk meningkatkan kualitas
pelayanan maupun imbalan yang diberikan pada seluruh SDM di institusi
pelayanan kesehatan tersebut juga akan dapat lebih meningkat, kesejahteraan
meningkat, gairah kerja tenaga kesehatan semakin meningkat termasuk
kemauan untuk meningkatkan kepuasan pelanggannya. Kinerja akan semakin
meningkat dimana pelayanan kepada pasien menjadi semakain baik, akibatnya
pasien akan menjadi semakin puas dan bila pasien tersebut membutuhkan
pelayanan kesehatan lagi dan dia akan mengunakan kembali pelayanan yang
sama (Nursalam, 2016).
Peningkatan kinerja perawat ditentukan oleh motivasi kerja, kompetensi
dan kemampuan yang dimiliki perawat, serta disiplin kerja. Motivasi kerja
sangat mempengaruhi kinerja perawat, karena tanpa dorongan semangat dari
dalam diri seorang perawat, maka hasil kerja yang ditunjukkan tidak akan
maksimal. Disiplin kerja untuk menggerakkan perawat mengikuti dan
mematuhi pedoman kerja bertujuan untuk menggerakkan perawat dalam
berdisiplin diri (Langingi, 2015)

Tenaga perawat yang merupakan “The carring profession” mempunyai


kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di
rumahsakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-
psikosisial-spiritual merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24
jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding
pelayanan lainnya (Hufron, 2014).

Penilaian kinerja merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh


manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan produktivitas.
Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan
perilaku pegawai dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas
dan volume yang tinggi.Manajer perawat dapat menggunakan proses
operasional kinerja untuk mengatur arah kerja dalam memilih, melatih,
membimbing perencanaan karier, serta memberi penghargaan kepada perawat
yang berkompeten. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar
pelaksanaan kerja, dan bentuk evaluasi kerja untuk peninjauan ulang sebelum
pertemuan evaluasi. Dengan demikian perawat maupun supervisor dapat
mendiskusikan evaluasi dari kinerja yang sama, karena kinerja perawat yang
kompeten dapat memenuhi tingkat kepuasan pasien (Setiawan, 2014

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah


penelitian berikut “Apakah ada hubungan kepuasan pasien dengan kinerja
perawat”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Menganalisis Hubungan kepuasan pasien dengan kinerja perawat di
ruang rawat inap RSUD Kota Kotamobagu.

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasi kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Kota


kotamobagu
b. Teridentifikasi kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Kota
kotamobagu
c. Menganalisis hubungan kepuasan pasien dengan kinerja perawat di
ruang rawat inap RSUD Kota kotamobagu

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini untuk :

1. RSUD Kota kotamobagu


Bahan dasar pertimbangan manajemen RSUD kota kotamobagu
tentang kepuasan pasien dengan kinerja perawat
2. Perawat
Bahan untuk lebih meningkatkan kinerja perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan khususnya pada pasien rawat
inap
3. Peneliti
Menambah wawasan penelitian tentang kepuasan pasien dengan
kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Kota kotamobagu

Anda mungkin juga menyukai