Anda di halaman 1dari 22

KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DALAM MENINGKATKAN

KREATIVITAS MELALUI MENGGAMBAR ILUSTRASI


DI KELAS V SD NEGERI 53 BANDA ACEH

Proposal

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan


Memenuhi Syarat-syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Ramadani Yuniara

1706104040039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
DARUSSALAM, UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS MELALUI MENGGAMBAR ILUSTRASI
DI KELAS V SD NEGERI 53 BANDA ACEH

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah dasar merupakan pendidikan yang ditempuh anak dalam waktu 6

tahun, dimulai dari kelas 1 sampai kelas 6 SD. Pada umumnya peserta didik sekolah

dasar berumur 7-12 tahun. Sependapat dengan Fuad (dalam munawar, 2020:109)

sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan dasar yang harus ditempuh oleh

seseorang selama enam tahun yang mempunyai sumber acuan dalam pembelajaran

yaitu kurikulum.Menurut Poerwati & Amri (dalam Munawar, 2020: 109) pendidikan

sekolah dasar bertujuan mengembangkan potensi siswa dengan mengajarkan siswa

bahwa peluang dan tututan dalam lingkungannya dapat mengembangkan dirinya.

Dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Peserta

didik perlu dibekali beberapa fondasi kemampuan dasar yang akan berguna bagi

mereka dimasa yang akan datang. Menurut Poerwati & Amri (dalam Munawar,

2020: 109) “Pembekalan tersebut berupa bekal kemampuan dasar untuk berhitung,

membaca, menulis, ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk persiapan dalam

pembelajaran”. Salah satu pembelajaran yang melatih keterampilan di sekolah dasar

adalah SBdP (Seni Rupa dan Prakarya). Restanti (dalam Sarly & Pebriana, 2020:41)

berpendapat bahwa pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya diberikan di sekolah

karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan

perkembangan siswa yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam

kegiatan berekspresi, berkreasi, dan berapresiasi.


Pembelajaran SBdP memuat seni kerajinan, seni rupa, seni musik, seni tari

dan seni drama. Pembelajaran ini memiliki tujuan memberikan pengalaman berbeda

kepada peserta didik serta bisa menjadi rekreasi bagi peserta didik. Karena bagi anak

pembelajaran SBdP khususnya seni rupa, bukan sebuah tujuan semata. Yang lebih

penting dari itu adalah menumbuhkan sifat, sikap dan imajinasi anak yang etis dan

tetap berada pada alur lingkungan yang sesuai (Susanto, 2003:300). Dalam

menumbuhkan sifat, sikap dan imajinasi anak yang sesuai dengan etika dalam diri

peserta didik memerlukan kreativitas.

Seperti yang kita ketahui bahwa seni tidak lepas dari kreativitas individu.

Menurut James (dalam Rachmawati dalam Destiani, 2016:8) Kreativitas merupakan

suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru

atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada

dirinya. Berdasarkan penjelasan diatas kreativitas merupakan salah satu sarana

peserta didik dalam menuangkan aktivitas imajinasi mereka dalam bentuk produk

yang bersifar asli, lugu dan bermakna apabila diperhatikan dengan saksama.

Kreativitas yang dihasilkan setiap individu pasti berbeda karena setiap individu

memiliki keunikan tersendiri dalam menuangkan hasil imajinasi mereka. Demikian

pula dengan menggambar karena karya setiap yang diciptakan oleh individu satu dan

lainya pasti akan menghasilkan kesan yang berberbeda.

Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknik gaya, penggalian

gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi sebuah ekspresi dan aktualisai diri

(Apriatno, 2007:1). Menggambar juga dapat digunakan sebagai sarana melatih

berkembangnya kepekaan dan daya cipta anak. Sehingga anak mampu


menyampaikan apa yang ia rasakan dengan media yang tepat. Dalam buku tematik

kelas V terdapat materi tentang menggambar ilustrasi. Menurut Susanto (dalam

Augia, 2017) Ilustrasi adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi

penjelasan suatu maksud atau tujuan secara visual.

Sehingga gambar tersebut dapat bercerita tentang apa yang terkandung dalam

gambar ilustrasi tersebut, tanpa takut disalahkan atas imaginasinya. Gambar tidak

dilihat dari bagus jeleknya hasil tetapi dari seberapa jauh ide yang dapat

tersampaikan dari sebuh gambar Vlassova (dalam Savitri, 2018:60). Sebab suatu

gambar dilihat dari keunikan, orisinalitas dan hal baru yang terdapat pada gambar

tersebut.

Berdasarkan uraian diatas penulis mendapatkan bahwa amatlah penting

melatih keterampilan peserta didik dalam menggambar ilustrasi. Sehingga peneliti

tertarik melaksanakan penelitian berjudul ”Keterampilan Peserta Didik dalam

Meningkatkan Kreativitas Melalui Menggambar Ilustrasi di Kelas V SD Negeri

53 Banda Aceh”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana keterampilan peserta

didik dalam meningkatkan kreativitas melalui menggambar ilustrasi di kelas V SDN

53 Banda Aceh?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterampilan peserta

didik dalam meningkatkan kreativitas melalui menggambar ilustrasi di kelas V SDN

53 Banda Aceh.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak yaitu :

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan, untuk menambah

pengetahuan dan untuk dapat mengembangkan kreativitas pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada peserta didik agar

mampu membuat pelbagai karya seni berdasarkan kreativitas terutama dalam

menggambar ilustrasi

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk menambah cakrawala

pengetahuan dan keterampilan tentang pengembangan kreativitas terutama

dalam menggambar ilustrasi.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam melaksanakan penelitian, setiap peneliti membutuhkan sebuah rujukan

yang disebut kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran merupakan acuan kerja dalam

penelitian yang akan digunakan sebagai pemandu dalam mengumpulkan dan

menganalisis data yang terkait dengan topik yang diteliti (Ismail dan Trianto,

2020:124).
Proses pem

Meningkatka

Seni Rupa

Membuat karya gambar ilustrasi dengan cara menentukan tema gambar yang akan dibuat, menen

”Keterampilan Peserta Didik dalam Meningkatkan Kreativitas Me

F. Defenisi Istilah

a. Keterampilan, adalah mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills), yang

meliputi keterampilan personal, sosial, vokasional dan akademik menurut

(Susanto, 2013:264).

b. Kreativitas, dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam menciptakan

sesuatu. Menurut James (dalam Rachmawati & Kurniati, 2012:13) kreativitas

merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan

ataupun produk baru atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada

akhirnya akan melekat pada dirinya.


c. Mengambar, merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya, penggalian

gagasan dan kreativitas, bahkan dapat menjadi sebuah ekspresi dan aktualisasi

diri (Apriyatno, 2007:1).

d. Menggambar Ilustrasi, merupakan proses menuangkan informasi kedalam

coretan yang mengahasilkan karya senirupa dua dimensi (M.S., 2020:8).

G. Landasan Teoritis

1. Pengertian keterampilan

Keterampilan merupakan kemamapuan yang harus dimiliki setiap individu

dalam melakukan pekerjaan. Menurut Soemarjadi dalam Supriyati (dalam Prayogo,

2015:26) keterampilan merupakan kepandaaian melakukan sesuatu dengan cepat dan

benar. keterampilan ialah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan

baik dan cermat yang dapat berguna bagi hidupnya.

Menurut (Munawar, 2020:109) keterampilan merupakan kemampuan yang

dimiliki oleh seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan berhubungan dengan hasil

latihan dan pengalaman yang diperoleh. Berdasarkan pendapat diatas keterampilan

dapat diartikan sebagai kecakapan seseorang dalam melakukan sesuatu atau

menyelesaikan pekerjaan dengan ulet (tidak pernah putus asa), inovatif

(menghasilkan kreasi baru), cermat dan tepat.

2. Pengertian peserta didik

Peserta didik merupakan komponen utama dalam pembelajaran dan

pengajaran. Apabila peserta didik tidak ada maka pembelajaran tidak dapat

dilaksanakan. Menurut (Danim, 2011:1) peserta didik merupakan sumber daya


utama terpenting dalam proses pendidikan formal. Dalam UU No. 20 Tahun 2003

Pasal 1 Tentang sistem pendidikan Nasional (Sidiknas), peserta didik adalah anggota

masyarakat yang berusaha menggembangkan potensi diri melalui proses

pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Prasetyo megartikan peserta didik sebagai anggota masayarakat yang berhak

mendapat pendidikan baik secara formal maupun non-formal dari pendidikan anak

usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (2019:11).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas perserta didik dapat didefenisikan sebagai

anggota terpenting dalam masyarakat, memiliki hak memperoleh pendidikan

berdasarkan jenjang pendidikan yang ada dan bertujuan mengembangkan potensi

yang mereka miliki melalui proses pembelajaran.

3. Pengertian Kreativitas

Menurut Supriadi dalam (Mulyani, 2019: 8) kreativitas adalah kemampuan

seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun

karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Sedangka

menurut Sumardjo (dalam Prasetyo, 2020:21) kreativitas adalah kegiatan mental

yang sangat individual yang merupakan manifestasi kebebasan manusia sebagai

individu.

Maka pengertian kreativitas dapat diartikan sebagi usaha seseorang dalam

menghasilkan inovasi baik berupa ide, daya cipta, yang nyata dan orisinil. juga

bersipat pribadi dalam mewujudkan suatu perasaaan dengan bebas dan tidak

terhalang dengan apapun. Sejatinya kemampuan kreativitas merupakan kemampuan

yang dimiliki oleh setiap individu tetapi pada setiap orang takarannya berbeda-beda
(Mulyani, 2019:9). Menurul Primadi dalam (Mulyani, 2019:9) kreatif terdiri dari

beberapa norma, antara lain:

a. Norma gradasi. Norma ini berhubungan dengan kapasitas (kekuatan) dan


apabilitas (kemampuan) yang dimiliki setiap individu.
b. Norma level atau tahapan, yaitu norma yang berhubungan dengan
tingkatan mutu kreativitas yang dicapai oleh individu pada titik tertentu
dalam perjalanan usianya.
c. Norma priode, yaitu norma yang berhubungan dengan apa yang dicapai
individu pada titik tertentu dalam sejarah atau kebudayaan.
d. Norma degree atau taraf, yaitu manifestasi dari tiga norma sebelumnya
(Gradasi, level, dan priode) yang dijewantahka dengan kreativitas itu
sendiri.

Berdasarkan norma diatas dapat dilihat bahwa kreativitas antar individu satu

dengan lainnya berbeda. Hal ini dikarenakan setiap anak terlahir dengan kadar

keunikan dan potensi kreatif yang berbeda-beda. Dalam mengembangkan potensi

yang ada maka sangat diperlukan, pemupukan, pengembangan dan pelatihan yang

dilakukan secara konsisten serta berkesinambungan.

4. Ciri-ciri kreativitas

Kreativitas memiliki ciri-ciri seperti yang dijabarkan Supriadi (dalam

Mulyani 2019:12) ia menjelaskan 24 ciri kepribadian orang kreatif melalui beberpa

studi yang dilakukannya sebagai berikut:

a. Terbuka terhadap pengalaman baru.


b. Fleksibel dalam berfikir dan merespons.
c. Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan.
d. Menghargai fantasi.
e. Tertarik pada kegiatan kreatif.
f. Memiliki pendapat sendiri dan tidak terpengaruh orang lain.
g. Memiliki rasa ingintahu yang besar.
h. Toleran terhadap perbedaan.
i. Nerani mengambil risiko yang diperhitungkan.
j. Percaya diri dan mandiri.
k. Memiliki tanggungjawab dan komitmen pada tugas.
l. Tekun dan tidak pernah bosan.
m. Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah.
n. Kaya akan inisiatif.
o. Peka terhadap situasi dan lingkungan.
p. Lebih berorientasi kepada masakini dan masa yang akan datang dari
pada masalalu.
q. Memiliki citra diri dan stabilitas emosi yang baik.
r. Tertarik pada hal-hal abstrak, kompleks, holistik, dan mengandung teka-
teki.
s. Memilki gagasan yang orisinal.
t. Memilki minat yang luas.
u. Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan
konstruktif bagi pengembangan diri.
v. Kritis terhadap pendapat orang lain.
w. Senang mengajukan pertanyaan yang baik.
x. Memiliki kesadaran etika moral dan estetika yang tinggi.

Ciri-ciri kreativitas diatas dapat digunakan sebagaiacuan dalam mengamati

peserta didik. Sehingga sebagai orang dewasa di sekitar mereka kita dapat mengukur

kadar kreativitas yang mereka miliki. Meski dalam mengukur kreativitas tidak

semudah yang dibayangkan.

5. Proses Kreatif

Suatu karya yang kreatif tidak serta-merta langsung menjadi karya kreatif.

Dibalik produk kreatif pastinya melaui gagasan serta mengalami suatu proses, yang

berupa proses kreatif. Proses kreatif merupakan proses menghasilkan ide-ide baru

dalam pembuatan karya yang mana di dalamnya terdapat tahapan-tahapan untuk

menghasilkan sebuah karya baru yang berbeda dari sebelumnya... (Shabiriani dkk,

2020:361)”. Mulyani (2019:19) berpendapat proses kreatif adalah proses yang

dijalani oleh seseorang mulai dari persiapan hingga diperolehnya hasil.


Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peroses kreatif

adalah suatu proses menuangkan gagasan yang belum pernah ada, di dalamnya

terdapat tahapan-tahapan berupa persiapan hingga hasil akhir. Dalam proses

menghasilkan karya, setiap individu pastinya memerlukan rangsangan agar

memperoleh proses kreatif. Seperti yang diuraikan Parnes dalam Nursito (dalam

Rachmawati & Kurniati, 2012:14) bahwa proses kreatif akan timbul melalui masalah

yang memacu lima perilaku kreatif, sebagai berikut:

a. Fluency (kelancaran), yaitu kempuan menemukan ide yang serupa dan


memecahkan masalah.
b. Flexibility (keluesan) yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai
macam ide guna amemecahkan suatu maslah diluar kategori yang biasa.
c. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respons yang unik
atau luarbiasa.
d. Elaboratorion (keterperincian) yaitu kemampuan menyatakan pengarahan
ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.
e. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menagkap dan menghasilkan
masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.

Salah satu masalah yang akan memacu kelima perilaku kreatif ini adalah

pengembangan kreativitas melalui imajinasi. Seprti yang diketahui imajinasi

merupakan daya pikir untuk membayangka (angan-angan) atau daya cipta berupa

gambar, lukisan karangan dan lain-lain.

6. Pengertian menggambar

Menggambar merupakan kegiatan yang umumnya dilakakukan oleh individu

untuk menyampaikan ide, perasaan, emosi dan sebagai sarana aktualisasi diri (usaha

berkelanjutan untuk memenuhi tujuan tertentu). Menurut Apriatno (2016: 1)

menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknik dan gaya, penggalian


gagasan teknik dan kreativitas. Bahkan bisa menjadi sebuah ekspresi dan aktualisasi

diri. Karena menggambar memiliki pelbagai fungsi salahsatunya sebagai pengobatan

jiwa. Menggambar merupakan salah satu bentuk komunikasi yang tercipta

kepermukaan sebagai sebuah ekspresi , observasi dan gambaran perasaan yang

terdalam seorang artis atau desainer (Widyokusomo, 910:2014).

Menggambar adalah dasar bagi segala hal atau dikatakan dasar seluruh

teknik-teknik seni rupa yang lain. Gambar pun berdiri sebagai fakta kasat mata yang

memperlihatkan pikiran dan rencana seniman disetiap seni plastis (Susanto,

2003:72). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan menggambar merupakan

dasar dari seluruh teknik seni rupa sehingga perlu di eksplorasi teknik serta gaya

dalam memperlihatkan gagasan sehingga tersampailah emosi yang ingin

disampaikan sehingga gambar tersebut dapat bercerita.

7. Pengertian Menggambar Ilustrasi

Seperti yang tercantum dalam KBBI ilustrasi diartikan sebagai gambar (Foto,

lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku, karangan dan sebagainya. Lewis

(Salam, 2017:3) mengemukakan ilustrasi adalah citraan (images) yang berkaitan erat

dengan kata-kata. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ilustrasi

adalah gambar yang bercerita dengan kata lain menjelaskan suatu peristiwa.

Menggambar ilustrasi merupakan proses menuangkan informasi kedalam

coretan yang mengahasilkan karya seni rupa dua dimensi (M.S., 2020:8). Menurut

Susanto gambar ilustrasi merupakan gambar yang dimanfaatkan untuk memberi

penjelasan suatu maksud atau tujuan secara visual (dalam Augia, 2017:804).
Maka gambar ilustrasi dapat diartikan sebagai proses menyampaikan informasi

berupa gambar serta memiliki fungsi memberi penjelasan secara visual. Dalam

proses penyelesaian menggambar Widyokusomo menyatakan banyak media gambar

yang tersedia seperti crayon, charcoal (arang), pensil, tinta, cat air, acrylic, cat

minyak, pena dan lain-lain (2014: 910).

7.1. Langkah- langkah dalam membuat gambar ilustrasi

Menurut (pengarang buku) langkah – langkah membuat gambar atau gambar cerita

a. Persiapan Bahan dan Alat, sebelum menyiapkan bahan dan alat,


sebaiknya kamu tentukan dahulu jenis teknik yaitu, teknik basah atau
teknik kering. Setelah itu, persiapkan alat dan bahannya.

Gambar:1
(Sumber: Sumber: Lingkungan Sahabat Kita/Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017:127)

b. Menentukan Tema Pemilihan tema akan menentukan gambar yang akan


dibuat. Penentuantema dapat dilakukan dengan melihat lingkungan
sekitar atau pengalaman diri sendiri dan orang lain.
c. Pembuatan Sketsa Setelah menentukan tema langkah selanjutnya yaitu
membuat sketsa. Sketsa sebaiknya dibuat lebih dari satu agar kita dapat
memilih yang terbaik.
Gambar: 2
(Sumber: Lingkungan Sahabat Kita/Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017:127)

d. Penyelesaian GambarDari beberapa sketsa yang dibuat dapat dipilih satu


yang menurutmu palingbaik. Kemudian, sempurnakan dengan
menghapus garis-garis yang tidak perlu dan menambah garis atau
coretan yang dirasa perlu agar gambartampak lebih hidup. Jika sudah
mantap, warnai gambarmu dengan rapi. Kamu dapat mewarnai dengan
teknik basah atau teknik kering. Pewarnaan dengan teknik basah
menggunakan cat air, cat minyak, atau tinta. Sebaliknya,
pewarnaandengan teknik kering menggunakan pensil warna, krayon,
atau oil pastel (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017: 127).
[ CITATION Kem17 \l 1033 ]

Ini merupakan gambaran dari gambar ilustrasi yang sudah jadi:

Gambar: 3

(sumber:
Gambar: 2

(sumber:

H. Metodelogi Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif. Karena objek yang diteliti dalam kondisi alami (natural setting) tidak

dibuat serta menyampaikan keadaan yang benar-benar tejadi dilapangan. Sugiyono

(2018:15) berpendapat Pendekatan kualitatif merupakan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti

adalah sebagai intrumen kunci, pengambilan stempel sumber data dilakukan secara

purposive dan snowball, teknik pengumpulan engan trianggulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna

dari pada generalisasi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif sebab data yang

diperoleh (berbentuk kata-kata, gambar perilaku) serta dituangkan dalam bentuk

bilangan atau angka statistic, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki
makna lebih kaya dari sekadar angka atau frekuensi Magono (dalam Sidiq & Choiri,

2019:13).

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 51 Banda Aceh yang bertempat.

Peneliti memilih sekolah ini karena belum ada yang meneliti tentang keterampilan

peserta didik dalam meningkatkan kreativitas melalui menggambar ilustrasi.

3. Subjek Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian seorang peneliti tentunya

membutuhakan subjek penelitian. “Subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu

yang mengenainya ingin diperoleh keterangan atau orang pada latar penelitian

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian Amirin (dalam Fitrah dan Lutfiyah, 2017: 152)”.

Berdasarkan paparan di atas adapun subjek penelitian dalam pelaksanan

penelitian ini adalah Guru Kelas V yang berjumlah 1 orang serta seluruh peserta

didik kelas V SD Negeri Banda Aceh. Dengan peserta didik yang berjumlah 25

orang, laki-laki berjumlah 11 orang dan perempuan 14 orang.

4. Teknik Pengumpulan Data

Langkah paling utama dalam melaksanakan sebuah penetian adalah teknik

pengumpulan data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dapat dilakukan

dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan

(Sugiyono, 2018:309).

a. Observasi
Obervasi merupakan pengumpulan data, informasi secara langsung dari

lapangan. Menurut (Djaali & Muldjono, 2008:16) observasi adalah cara

menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang

dijadikan obyek pengamatan.

b. Wawancara

Pengumpulan data dalam penelian ini menggunakan teknik wawancara.

Wawancara dapat diartikan sebagai pertemuan antara dua orang atau lebih untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

(disusun) makna dalam topik tertentu.

Estwerberg (dalam Sugiyono, 2018:320). mengemukakan bahwa wawancara

terbagi menjadi tiga yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak

terstruktur. Namun pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara

semiterstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth

interview, yang mana dalam pelaksananya lebih bebas dibandingkan dengan

wawancara terstruktur.

Pihak yang diwawancara adalah 1 orang guru kelas V dalam mencari jawaban

mengenai meningkatkan kreativitas melalui menggambar ilustrasi dikelas V SD

Negeri 53 Banda Aceh.

c. Dokumentasi

Sugiyono berpendapat dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumendapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.


Namun perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen dapat kredibilitas tinggi

(2018:329).

5. Teknik Analisis data

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data

yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu…(Sugiyono,

2018: 335). Dalam pelaksanan penelitian ini analisis data mengikuti model Miles dan

Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data sudah jenuh. Aktivitas

dalam analisis data yaitu:

a. Reduksi Data

Mereduksi data adalah merangkum, memilah hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema, pola, serta

membuang yang tidak pelu. Sehingga terjadinya proses berfikir sensitif yang

membutuhkan kecerdasan dan keluasaan dan kedalaman wawasana yang

tinggi (Sugiyono, 2018:339).

b. Penyajian Data

Setelah data selesai direduksi, maka tahapan selanjutnya adalah penyajian

data (display data). Penyajian data dalam penelitian ini dapat berupa uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchat dan sejenisnya (sugiyono,

2018:341). Dalam penelitian kualitatif penyajian data yang sering digunakan

yaitu dalam teks yang besifat naratif (bersifat menguraikan).

c. Penarikan Kesimpulan
Setelah penyajian data telah diselesaikan, langkah terakhir yang harus

dilakukan ialah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan pada

penelitian ini bertujuan menjawab rumusan maslah yang dirumuskan

sejak awal serta dapat memperjelas deskripsi serta gambaran suatu objek.

Apabila penyajian data telah didukung dengan data-data yang mantap

maka dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel (dipercaya). Cara

menghitung karya peserta didik, peneliti menggunakan rumus persentase

sebagai berikut.

skor perolehan
Nilai Siswa= ×100%
Skor Maksimal

Apabila nilai rata-rata kemampuan peserta didik telah diperoleh. Barulah

peneliti dapat menyesuaikan nilai peserta didik dengan menggunakan tabel konversi

nilai.

Tabel 5.1 Konversi Nilai

Interval Nilai Kategori Makna


81-100 A Sangat Baik
61-80 B Baik
41-60 C Cukup
21-40 D Kurang Baik
Jelek/ sangat
0-20 E
tidak baik
(Sumber: Pemanfaatan Penelitian Tindakan Kelas oleh Saur M.
Tampubolon 2013:35)

I. Jadwal Penelitian

N Kegiatan Minggu ke
Februari Maret April Mei juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
O
Penyusunan
1.
Proposal
Bimbingan
2.
Proposal
Penyusunan
3.
instrumen
4. Seminar
5. Penelitian
6. Analisis Data
Bimbingan
7.
Skripsi
Perbaikan
8.
Skripsi
9. Sidang

DAFTAR PUSTAKA
Apriatno, V. (2016). Menggambar Wild Cats 3 Dengan Pensil. Jakarta: Very Art Studio.

Augia, G. D. (2017). Penegmbangan Multimedia Pembelajaran Menggambar Ilustrasi Untuk


Siswa Kelas VIII di SMP N 2 Turi Sleman Yogyakarta. SERUPA-Jurnal Pend. Seni
Rupa-S1, 6(8), 802-811.

Danim, S. (2011). Perkembangan Peserta Didik. bandung: Alfabeta.

Fitrah, M., & Lutfiyah. (2018). Penelitian Kualitatif, Tindakan kelas & Strudi Kasus. Jawa
Barat: CV. Jejak.

Ismail, & Trianto, B. (2020). Penulisan Karya Imiah (Skripsi). Jawa Tengah: Lakeisha.

Kebudayaan, K. P. (2017). Lingkungan Sahabat Kita . Jakarta: Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan.

M.S., S. (2020). Konsep Desain Dan ILustrasi. Surabaya: Universita Ciputra.


Muljono, P., & Djaali. (2008). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Mulyani, N. (2019). Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Munawar, A. (2020). Meningkatkan Aktivitas dan Hasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Pada
Materi Kolase Dengan Media Video. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru
Sekolah Dasar (JPPGuseda), 109-114.

Prasetyo, N. (2020). Anak, Kreativitas dan Seninnya (Musik). Yogyakarta: Deepublish.

Prastiyo, F. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Model Kooperatif
Jingsaw Pada Materi Pecahan Di Kelas V SDN Sepanjang 2. Surakarta: Kekata.

Prayogo, M. M. (2015). Keterampilan Membatik Bagi Penyandang Autis (Study Kasus


Pembelajaran Vokasional Adaftif di Sekolah Khusus Autis Fredofios). Yogyakarta:
Tandabaca Press.

Rachmawati, Y., & Kurniati, E. (2012). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada anak Usia
Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana.

Rosyid , M. (2016). Peningkatan Kreativitas Menggambar Ilustrasi Menggunakan Metode


Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas IV SDN Ngancar. Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 5(27), 2.614-2.621.

Sarly, S. M., & Pebriana , P. H. (2020). Penerapan Model Paikem Gemrot Untuk
Meningkatkan Kreativitas Karya Kolase Siswa Pada Mata Pembelajaran SbDP. Jurnal
Pendidikan dan Konseling, 40-45.

Savitri, Farika Ana dan Deni Setiawan. (2018). Pengembangan Buku Menggambar Ilustrasi.
Jurnal Kreatif: Jurnal Kependidikan Dasar, 9(1), 58-63.

Shabiriani, U. N., Junaidiy, D. W., & Setiawan, P. (2020). Faktor Ideasi Dalam Proses Kreasi
Seniman Lukis Jelekong. Mudra Jurnal Seni Budaya, 35(3), 360-375.

Sidiq, U., & Choiri, M. M. (2019). Metodelogi Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan.
Ponorogo: CV. Nata Karya.

Sudaryono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Susanto, M. (2003). Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta: Jendela.

Widyokusumo, L. (2014). Teknik Arsir Dan Proses Menggambar. humaniora, 909-918.

Anda mungkin juga menyukai