Anda di halaman 1dari 3

Merayakan Perbedaan dengan Bermaaf-maafan ‫وال يزال الخلف بين الناس في أديانهم واعتقادات مللهم ونحلهم ومذاهبهم‬

‫وآرائهم‬
Khutbah I
“Manusia senantiasa akan terus berbeda-beda dalam hal agama, keyakinan, tradisi, madzhab,
dan pendapat.”
‫ اهللاُ أَ ْك َب ُر‬،ُ‫ اهللاُ أَ ْك َبر‬،ُ‫هللاُ أَ ْك َبر‬
‫ اهللاُ أَ ْك َب ُر‬،ُ‫ اهللاُ أَ ْك َبر‬،ُ‫هللاُ أَ ْك َبر‬
Diceritakan dalam tafsir Ath-Thabarî, suatu ketika Nabi SAW sangat berharap semua umat
manusia di muka bumi ini mengimaninya, mempercayai bahwa beliau seorang utusan Allah

ِ ‫ و‬،ُ‫ اهللاُ أَ ْك َبر‬،ُ‫ اهللاُ أَ ْك َبر‬،ُ‫هللُ أَ ْك َبر‬


yang harus diikuti, namun Allah segera mengingatkannya bahwa tidak seorang pun di dunia ini
‫هلل الحم ُد‬ punya hak untuk memaksa seseorang dalam keimanan yang sama. Kapasitas Nabi
‫ َو َخ َت َم ُه َل َنا ِب َي ْو ٍم‬،‫ َوأَ َعا َن َنا ِف ْي ِه َع َلى ْال ِق َي ِام‬/،‫ص َي ِام‬
ِّ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّذِي أَ َت َّم َل َنا َشه َْر ال‬ Muhammad SAW hanya sebatas menjadi pemberi kabar gembira (mubasysyir) dan pemberi
peringatan (mundzir), bukan sebagai pemaksa (mukrih).
،‫ الوا ِح ُد األَ َح ُد‬،ُ‫ك َله‬ َ ‫ َو َن ْش َه ُد أَنْ الَ إِ َل َه إِالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِر ْي‬،‫ه َُو ِمنْ أَ َج ِّل اأْل َي َِّام‬ Dalam QS. Yûnus 99 Allah SWT berfirman:
‫هللا إ َلى َج ِمي ِْع‬ ِ ‫ َو َن ْش َه ُد أَنَّ َس ِّي َد َنا َو َن ِب َّي َنا م َُح َّم ًدا َرسُو ُل‬،‫أَهْ ُل ْال َفضْ ِل َواإْل ِ ْن َع ِام‬
‫ك َع َل ْي ِه َو َع َلى آلِ ِه َوأَصْ َح ِاب ِه أَهْ ِل ال َّت ْو ِقي ِْر‬ َ ‫ار‬ َ ‫صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َو َب‬ َ ،‫اأْل َ َن ِام‬ َ ‫نت ُت ۡك ِرهُ ٱل َّن‬
‫اس َح َّت ٰى‬ ِ ‫ك أَل ٓ َم َن َمن فِي ٱأۡل َ ۡر‬
َ َ ‫ض ُكلُّهُمۡ َجمِيع ًۚا أَ َفأ‬ َ ‫َو َل ۡو َشٓا َء َر ُّب‬
‫ أَمَّا َبعْ ُد‬ .‫ْن‬ِ ‫ان إِ َلى َي ْو ِم ال ِّدي‬ٍ ‫ َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم ِبإِحْ َس‬،‫ َوااْل ِحْ ت َِر ِام‬. َ ‫ َي ُكو ُنو ْا م ُۡؤ ِمن‬  
‫ِين‬
َ ‫ َيا أَيُّها‬:‫ َقا َل َت َعا َلى‬.‫از ْال ُم َّتقُ ْو َن‬ َ ‫هللا َف َق ْد َف‬ ِ ‫َّاي ِب َت ْق َوى‬َ ‫َيا أَ ُّي َها ال َّناسُ أ ُ ْوصِ ْي ُك ْم َوإِي‬ “(Wahai Muhammad), jika Tuhanmu menghendaki, niscaya semua orang di muka bumi secara
‫ َيا أَ ُّي َها الَّ ِذي َْن‬.‫هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتم ُْو ُتنَّ إِالَّ َوأَن ُت ْم مُّسْ لِم ُْو َن‬ َ ‫الَّ ِذي َْن َءا َم ُنوا ا َّتقُوا‬
keseluruhan beriman (kepadamu). Maka apakah engkau (hendak) memaksa manusia supaya
mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?”
،‫ َو َي ْغ ِفرْ َل ُك ْم ُذ ُن ْو َب ُك ْم‬،‫ يُصْ لِحْ َل ُك ْم أَعْ َما َل ُك ْم‬.‫هللا َوقُ ْولُ ْوا َق ْوالً َس ِد ْي ًدا‬ َ ‫َءا َم ُنوا ا َّتقُوا‬ Diceritakan oleh Abû Hurairah RA, ketika paman Nabi Muhammad SAW yang bernama Abû
‫از َف ْو ًزا عَظِ يمًا‬ َ ‫هللا َو َرس ُْو َل ُه َف َق ْد َف‬
َ ‫َو َمنْ يُطِ ِع‬ Thâlib hendak wafat, Nabi SAW meminta kepadanya supaya beriman kepada Allah dan
utusan-Nya. Lalu Allah mengingatkan bahwa yang punya hak memberikan petunjuk atau
‫هلل الحم ُد‬ِ ‫ و‬،ُ‫ هَّللا ُ أَ ْك َبر‬،ُ‫ هَّللا ُ أَ ْك َبر‬،ُ‫هَّللا ُ أَ ْك َبر‬ hidâyah kepada manusia hanya Allah SWT semata.

Jamaah Shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,


َ ‫ت َو ٰ َلكِنَّ ٱهَّلل َ َي ۡهدِي َمن َي َشٓا ۚ ُء َوه َُو أَ ۡع َل ُم ِب ۡٱلم ُۡه َتد‬
‫ِين‬ َ ‫ك اَل َت ۡهدِي َم ۡن أَ ۡح َب ۡب‬
َ ‫إِ َّن‬  
Salah satu tujuan agama Islam diturunkan ke dunia ini yaitu untuk mewujudkan dan menjaga
persaudaraan antarsesama manusia dengan segenap perbedaannya. Dalam QS. Hûd 118 “(Wahai Muhammad) sesungguhnya engkau tidak akan bisa memberi petunjuk kepada orang
Allah SWT berfirman: yang engkau sayangi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan
Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al-Qashash 56).

‫ِين‬ َ ُ‫اس أُم َّٗة ٰ َوحِدَ ٗۖة َواَل َي َزال‬


َ ‫ون م ُۡخ َتلِف‬ َ ‫ُّك َل َج َع َل ٱل َّن‬
َ ‫و َل ۡو َشٓا َء َرب‬ َ ِ ‫ و‬،ُ‫ هَّللا ُ أَ ْك َبر‬،ُ‫ هَّللا ُ أَ ْك َبر‬،ُ‫هَّللا ُ أَ ْك َبر‬
‫هلل الحم ُد‬
Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya Ia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi umat
manusia senantiasa berbeda-beda.” Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Ibnu Katsîr (w. 774 H) dalam karya tafsirnya, Tafsîr al-Qur`ân al-‘Adhîm, menafsirkan kata  (‫َوال‬ Ayat-ayat di atas hendak menegaskan bahwa perbedaan yang terjadi di sekitar kita bagian dari
ketetapan Allah dalam menciptakan makhluk-Nya, sehingga kita tidak boleh memaksakan
َ‫ونَ م ُْخ َتلِفِين‬//ُ‫ )يَزال‬yang berarti “manusia senantiasa berbeda-beda” dalam ayat di atas dengan
penjelasan: kehendak supaya semua makhluk menjadi sama. Perbedaan merupakan anugerah yang patut
kita syukuri dengan cara saling mengenali, memahami dan mengerti sehingga tercipta
kehidupan yang rukun, aman, damai dan penuh dengan persaudaraan yang puncaknya kita
dapat saling tolong menolong dalam kebaikan demi kemudahan menjalani kehidupan melalaikannya dengan memilih atau mengurus orang yang jauh. Karena itu berbuat adil dan
bersama.  berbuat baik harus dimulai dari yang terdekat, keluarga, tetangga, teman dan seterusnya.

Dalam berhubungan antar manusia atau disebut dengan mu’âmalah, Islam mengajarkan


supaya mengedepankan dua prinsip, yaitu berlaku adil (al-‘adl) dan berbuat baik (al-ihsân) ِ ‫ و‬،ُ‫ هَّللا ُ أَ ْك َبر‬،ُ‫ هَّللا ُ أَ ْك َبر‬،ُ‫هَّللا ُ أَ ْك َبر‬
‫هلل الحم ُد‬
sebagaimana dijelaskan dalam ayat al-Quran yang selalu dibaca dalam setiap khutbah, baik
khutbah Jumat, Idul Fitri maupun lainnya. Ayat tersebut berbunyi:
Hadirin hadirat yang berbahagia,

‫ ذِي ۡٱلقُ ۡر َب ٰى َو َي ۡن َه ٰى َع ِن ۡٱل َف ۡح َشٓا ِء َو ۡٱلمُن َك ِر‬/ِِٕ‫إِنَّ ٱهَّلل َ َي ۡأ ُم ُر ِب ۡٱل َع ۡد ِل َوٱإۡل ِ ۡح ٰ َس ِن َوإِي َتٓإي‬ Dalam berinteraksi dengan sesama manusia, selain Allah memerintahkan untuk berbuat adil
َ ‫ِظ ُكمۡ َل َعلَّ ُكمۡ َت َذ َّكر‬
‫ُون‬ ُ ‫و ۡٱل َب ۡغ ۚي َيع‬   َ dan berbuat baik, Allah juga melarang berbuat kerusakan yang membahayakan diri sendiri dan
ِ orang lain atau disebut al-fahsyâ` dan al-munkar, seperti membunuh, melukai, mencuri, minum
arak dan yang lainnya. Contoh perbuatan buruk yang disebutkan dalam ayat di atas adalah
“Sesungguhnya Allah menyuruh atau memerintahkan berlaku adil dan berbuat baik atau bertindak sewenang-wenang dalam berhubungan dengan sesama manusia atau bahkan
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran makhluk Allah yang lain. Dalam ayat di atas disebut dengan istilah al-baghyu.
dan permusuhan. Allah memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.” (QS. An-Nahl 90). Al-Baghyu atau melakukan tindakan yang sewenang-wenang, ngawur, seenaknya sendiri
sesuai dengan keinginan nafsunya bagian dari perilaku orang-orang Arab sebelum Al-Qur'an
Ayat ini sejak tahun 99 H, yakni sejak 1.341 tahun yang lalu dibaca oleh para khâthib dalam diturunkan atau disebut dengan “masa jahiliyah” yang berarti masa yang manusianya tidak
setiap khutbah Jumat atas perintah dari Umar bin Abdul Azîz yang saat itu menjadi pemimpin bijaksana.
umat Islam. Sebelumnya, yakni sejak terjadi perang antarumat Islam, antara orang-orang yang
anti terhadap sahabat Ali bin Abî Thâlib dengan orang-orang yang fanatik kepada Mu‘âwiyah Masyarakat Arab pada masa jahiliyah adalah masyarakat pemarah, pemberani dan
bin Abî Sufyân para khâthib kerap menyampaikan caci maki terhadap orang-orang yang ia mengutamakan kekerasan dalam menyelesaikan segala persoalan. Jika ada orang dari
anggap sebagai musuhnya. Lalu oleh Umar bin Abdul Aziz, para khathib diminta untuk sukunya dicaci maki maka mereka akan melakukan perang sampai bertahun-tahun. Hanya
menghilangkan perkataan-perkataan yang mengandung unsur permusuhan dan kebencian di karena merasa tersinggung maka ia akan menyerang terhadap orang yang dianggap
dalam khutbahnya dan diganti dengan membaca QS. An-Nahl 90 di atas. menyinggungnya. Islam datang untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut, jika seseorang
marah Islam mengajarkan untuk bersabar. Diceritakan di dalam hadis Nabi Muhammad SAW,
Kandungan ayat ini menurut Syaikh Muhammad Ath-Thâhir bin ‘Âsyûr dalam kitabnya, At- ketika Nabi SAW dan sahabatnya terus menerus dicaci maki oleh orang-orang kafir Quraisy,
Tahrîr wa at-Tanwîr, dikatakan sebagai prinsip dalam syariat Islam. Demikian juga Syaikh bahkan Nabi SAW diancam hendak dibunuh, para sahabat Nabi tidak terima dan ingin
Izzuddîn bin Abdis Salâm mengatakan bahwa ayat tersebut menjadi bangunan dasar di dalam membalasnya, tapi Nabi Muhammad SAW justru berpesan supaya bersabar.
semua rumusan hukum Islam atau fiqih.

Ayat tersebut berisi kewajiban bagi umat Islam untuk berlaku adil (al-‘adl) dan berbuat baik ‫ وإذا لقيتموهم فاصبروا‬،‫ال تتمنوا لقاء العدو‬
atau bijaksana (al-ihsân). Berlaku adil artinya memberikan hak kepada orang yang berhak
(i‘thâ`u al-haqq ilâ shâhibihi). Contoh tentang hal ini banyak sekali, misalnya jika kita punya “Janganlah kalian berharap bertemu musuh, jika kalian bertemu dengannya maka
tetangga yang sama-sama punya hak untuk lewat di jalan tertentu, maka kita tidak boleh bersabarlah.”
melarangnya, karena kita dan dia memiliki hak yang sama. Jika di negara kita ini setiap orang
berhak untuk menjalankan agamanya masing-masing, maka kita tidak boleh melarang orang Al-Quran turun dalam kondisi masyarakat yang pemarah dan pendendam, karena itu “larangan
lain yang berbeda dengan kita untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, berbuat sewenang-wenang dan bermusuhan” secara khusus disebutkan di dalam ayat
dan seterusnya. Sedangkan al-ihsân  atau berbuat baik artinya seseorang dalam berhubungan tersebut. Tujuannya sebagai peringatan supaya dalam bermuamalah atau berhubungan
dengan orang lain harus memberikan pelayanan yang terbaik dan disenangi olehnya. dengan sesama manusia apabila ada masalah maka harus mengedepankan dialog,
musyawarah, daripada menyelesaikannya dengan cara-cara kekerasan yang itu dilarang keras
Dalam ayat di atas disebutkan juga perintah îtâ`i dzi al-qurbâ, yakni perintah “memberi kepada oleh agama yang mengajarkan nilai-nilai kasih sayang (rahmatan li al-‘âlamîn).
kerabat”. Perintah ini bagian dari contoh berbuat adil dan berbuat baik. Contoh ini sengaja

ِ ‫ و‬،ُ‫ هَّللا ُ أَ ْك َبر‬،ُ‫ هَّللا ُ أَ ْك َبر‬،ُ‫هَّللا ُ أَ ْك َبر‬


disebutkan di dalam Al-Qur'an karena seseorang kerap lupa memberikan pertolongan kepada
orang yang terdekat, orang tua, keluarga, maupun tetangga. Seseorang terkadang tahu bahwa ‫هلل الحم ُد‬
keluarganya sendiri atau tetangganya membutuhkan pertolongan, tapi seseorang sering
Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
‫‪Khutbah II‬‬
‫‪Jadi, Islam selain mengakui bahwa manusia berbeda-beda dalam banyak hal, dalam waktu‬‬
‫‪bersamaan Islam juga mewajibkan umatnya untuk selalu menjaga persaudaraan dan melarang‬‬
‫‪keras bermusuhan.‬‬ ‫هَّللا ُ أَ ْك َبرُ‪ ،‬هَّللا ُ أَ ْك َبرُ‪ ،‬هَّللا ُ أَ ْك َب ُر‬
‫‪Pada hari ini kita merayakan Idul Fitri yang salah satu tradisinya di kita saling meminta maaf,‬‬
‫هَّللا ُ أَ ْك َبرُ‪ ،‬هَّللا ُ أَ ْك َبرُ‪ ،‬هَّللا ُ أَ ْك َب ُر‬
‫‪bermaaf-maafan atau halal bi halal, hal ini menjadi momentum terbaik bagi kita untuk merajut‬‬
‫‪kembali ukhuwwah‬‬ ‫‪basyariyah  (persaudaraan‬‬ ‫‪antarumat‬‬ ‫)‪manusia‬‬ ‫‪dan ukhuwwah‬‬
‫الح ْم ُد‬
‫هلل َ‬ ‫هللاُ أكبرُ‪ ،‬و ِ‬
‫‪wathaniyah (persaudaraan sebangsa setanah air) atas salah atau khilaf yang barangkali‬‬ ‫ان‪ ،‬أَحْ َم ُدهُ‬ ‫اإلي َم ِ‬ ‫َ‬
‫ِيم الرَّ حْ َم ِن‪ ،‬أ َم َر ِبال َّت َراح ُِم َو َج َع َل ُه ِمنْ دَ الَئ ِِل ِ‬ ‫هَّلِل‬
‫ال َحمْ ُد ِ الرَّ ح ِ‬
‫ْ‬
‫ُسب َْحا َن ُه َع َلى ن َِع ِم ِه ْال ُم َت َوالِ َيةِ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أَنْ الَ إِل َه إِالَّ هَّللا ُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِري َ‬
‫‪pernah kita lakukan kepada keluarga, orang tua, tetangga, teman dan yang lainnya.‬‬
‫ك َلهُ‪،‬‬
‫‪Dalam kitab-kitab fiqih dijelaskan bahwa berbuat salah kepada Allah atau melanggar hak Allah‬‬
‫‪(huqûqullah) cara menghapusnya cukup dengan bertobat, yakni meninggalkan kesalahannya‬‬ ‫َوأَ ْش َه ُد أَنَّ َسيِّدَ َنا َو ِنب َّي َنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُد هَّللا ِ َو َرسُولُ ُه الرَّ حْ َم ُة ْال ُم ْهدَاةُ‪َ ،‬وال ِّنعْ َم ُة‬
‫يق ْال َق ِو ِيم‪َ .‬فاللَّ ُه َّم َ‬ ‫اإل ْن َسا ِن َّيةِ‪ ،‬إِ َلى َّ‬
‫اركْ َع َلى‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َو َب ِ‬ ‫الط ِر ِ‬ ‫ْالمُسْ دَاةُ‪َ ،‬و َهادِي ِ‬
‫‪dan meminta ampunan kepadanya. Tapi berbuat salah kepada manusia atau melanggar hak-‬‬
‫‪hak manusia (huqûq al-âdamî) maka seseorang harus meminta ridla dan memohon maaf‬‬
‫‪kepadanya secara langsung. Jika kesalahan itu berkaitan dengan materi, misalkan pernah‬‬
‫‪mengambil harta bendanya tanpa seizin pemiliknya maka harta benda itu harus dikembalikan‬‬
‫ان إِ َلى‬ ‫ِين‪َ ،‬و َع َلى َمنْ َت ِب َع ُه ْم ِبإِحْ َس ٍ‬ ‫وصحْ ِب ِه أَجْ َمع َ‬ ‫َس ِّي ِد َنا َو ِنب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َ‬
‫‪dan meminta maaf kepadanya.    ‬‬
‫َي ْو ِم ال ِّد ِ‬
‫ين‬
‫هللا أَ َم َر ُك ْم ِبأ َ ْم ٍر َبدَأَ ِف ْي ِه‬ ‫ُ‬
‫‪Hari raya Idul Fitri ini mari kita jadikan sebagai permulaan untuk tetap meningkatkan ibadah‬‬ ‫أَمَّا َبعْ ُد‪َ :‬فأوصِ ي ُك ْم عِ َبادَ هَّللا ِ َو َن ْفسِ ي ِب َت ْق َوى هَّللا ِ‪ .‬إنَّ َ‬
‫ون َع َلى ال َّن ِبيِّ َيا‬ ‫صلُّ َ‬ ‫ِب َن ْفسِ ِه َو َث َّنى ِف ْي ِه ِب َماَل ِئ َك ِتهِ‪ ،‬ف َقا َل َت َعا َلى‪ :‬إِنَّ هَّللا َ َو َمال ِئ َك َت ُه ُي َ‬
‫‪sebagaimana yang kita lakukan pada bulan Ramadhan, sekaligus menghentikan perbuatan‬‬
‫‪dosa dan salah baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia, baik yang seagama‬‬
‫‪maupun yang berbeda, yang sepaham maupun yang berlainan. Perbedaan adalah takdir Allah‬‬
‫‪dan menjaganya dengan tetap bersaudara adalah perintah agama.‬‬
‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه‬ ‫هللا َ‬ ‫صلُّوا َع َل ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِيمًا‪ .‬وقا َل رسو ُل ِ‬ ‫ِين آ َم ُنوا َ‬ ‫أَ ُّي َها الَّذ َ‬
‫‪Demikian khutbah yang dapat saya sampaikan, mohon maaf atas segala kesalahan. Selamat‬‬
‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه ِب َها َع ْشراً‪ .‬اللَّ ُه َّم ص ِّل وسلِّ ْم‬ ‫صالَ ًة َ‬ ‫صلَّى َع َليَّ َ‬ ‫َو َسلَّ َم‪َ :‬منْ َ‬
‫‪Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.‬‬ ‫ض اللَّ ُه َّم‬ ‫صحْ ِب ِه أَجْ َم ِعي َْن‪َ ،‬وارْ َ‬ ‫وباركْ ع َلى َس ِّي ِد َنا َو َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َو َ‬ ‫ِ‬
‫ان َو َعلِيٍّ ‪ ،‬و َعنْ َسائ ِِر الص ََّحا َب ِة‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫َع ِن ال ُخ َل َفا ِ‪/‬ء الرَّ اشِ ِدي َْن أ ِبي َب ْك ٍر َو ُع َم َر َوعُث َم َ‬ ‫ْ‬
‫ت َق َّب َل هللاُ ِم َّنا َو ِم ْن ُك ْم‬
‫اركْ َل َنا ِفيْ عِ ْي ِد َنا‪َ ،‬وأَعِ ْدهُ َع َلي َنا أَعْ َوامًا َع ِديْدَ ًة‬ ‫اغ ِفرْ‬ ‫ْن‪ .‬الل ُه َّم ْ‬ ‫ان إِ َلى َي ْو ِم ال ِّدي ِ‬ ‫اأْل َ ْك َر ِمي َْن‪َ ،‬و َع ِن ال َّت ِاب ِعي َْن َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم ِبإِحْ َس ٍ‬
‫اَللَّ ُه َّم َب ِ‬ ‫ت‬ ‫ت ااْل َحْ يآ ِء ِم ْن ُه ْم َو ْاالَمْ َوا ِ‬ ‫ت َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬ ‫‪.‬ل ِْلم ُْؤ ِم ِني َْن َو ْالم ُْؤ ِم َنا ِ‬
‫ان الرَّ ِجي ِْم‬‫ْط ِ‬‫هلل م َِن ال َّشي َ‬ ‫‪:‬أَع ُْو ُذ ِبا ِ‬
‫ارفُوا ۚ إِنَّ‬ ‫َيا أَ ُّي َها ال َّناسُ إِ َّنا َخ َل ْق َنا ُك ْم ِمنْ َذ َك ٍر َوأ ُ ْن َث ٰى َو َج َع ْل َنا ُك ْم ُ‬ ‫الزالَ ِز َل َو ْالم َِح َن‪َ ،‬وس ُْو َء ْال ِف ْت َن ِة َو ْالم َِح َن‪َ ،‬ما‬ ‫الل ُه َّم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َبالَ َء َو ْا َلو َبا َء َو َّ‬
‫شعُوبًا َو َق َبا ِئ َل لِ َت َع َ‬
‫‪ ‬أَ ْك َر َم ُك ْم عِ ْندَ هَّللا ِ أَ ْت َقا ُك ْم ۚ إِنَّ هَّللا َ َعلِي ٌم َخ ِبي ٌر‬ ‫دَان ْالمُسْ لِ ِمي َْن‬ ‫َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن‪َ ،‬عنْ َب َل ِد َنا ِا ْن ُدو ِن ْيسِ يَّا خآص ًَّة َو َسائ ِِر ْالب ُْل ِ‬
‫َج َع َل َنا هللاُ‪َ  ‬و ِايَّا ُك ْم م َِن ْال َعا ِئ ِدي َْن َو ْال َفائ ِِزي َْن َو ْال َم ْق ْبولِي َْن‪َ ،‬واَ ْد َخ َل َنا َو ِايَّا ُك ْم فِى‬ ‫لعا َل ِمي َْن‪َ .‬ر َّب َنا آتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِى ْاآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا‬ ‫عآم ًَّة َيا َربَّ ْا َ‬
‫العظِ ْي َم لِي َو َل ُك ْم‬ ‫ُزمْ َر ِة عِ َبا ِد ِه الصَّالِ ِحي َْن‪َ .‬واَ ْقو ُل ْقولِى َه َذا‪َ ،‬وأسْ ْ‬ ‫ار‪َ .‬ر َّب َنا َظ َل ْم َنا أَ ْنفُ َس َنا َو ِانْ َل ْم َت ْغ ِفرْ َل َنا َو َترْ َحمْ َنا َل َن ُك ْو َننَّ م َِن‬ ‫اب ال َّن ِ‬ ‫َع َذ َ‬
‫هللا َ‬
‫تغ ِف ُر َ‬ ‫لخاسِ ِري َْن‬ ‫‪ْ .‬ا َ‬
‫تغفِروهُ ِا َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬ ‫َ‪.‬ول َِوالِدَ يَّ َول َِسائ ِِر ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َماتِ‪َ ،‬فاسْ ْ‬ ‫ْ‬
‫‪ ‬‬ ‫بى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ شآ ِ‪/‬ء‬ ‫ان َوإِيْتآ ِء ذِى ْالقُرْ َ‬ ‫هللا َيأ ُم ُر ِباْل َع ْد ِل َو ْاالِحْ َس ِ‬ ‫هللا‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫عِ َبادَ ِ‬
‫هللا ْال َعظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم‪،‬‬
‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‪َ ،‬و ْاذ ُكرُوا َ‬ ‫َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫لى ن َِع ِم ِه َي ِز ْدك ْم‪َ ،‬ول ِذك ُر ِ‬
‫هللا أك َبرْ‬ ‫َ‪.‬وا ْش ُكر ُْوهُ َع َ‬

Anda mungkin juga menyukai