Anda di halaman 1dari 41

STANDARD OPERATINGPROCEDURE (SOP) KETERAMPILAN PRAKTIK

LABORATORIUM
(Prosedur Operasional Tetap)

Judul SOP : Pemeriksaan Fisik Pada Anak


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Mulai Berlaku:
Halaman : 43 halaman

Penanggung Jawab
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disahkan oleh:
Ketua STIKes Eka Harap,

Ayu Puspita, Ners., M.Kep Meilitha Carolina, Ners., M.Kep Maria AdelheidEnsia, S.Pd.,M.Kes

1. Definisi Pemeriksaan Fisik


Menurut WHO (2011) yang dikutip oleh Eni (2013) pemeriksaan fisik merupakan tahap awal
dari proses keperawatan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan proses yang sistematis untuk
pengumpulan data dalam mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
2. Tujuan
1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat
keperawatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan.
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
3. Ruang Lingkup
Anak - anak
4. Kriteria Pencapaian
Mahasiswa mampu melakukan tindakan keterampilan Pemeriksaan Fisik
5. Standar Tenaga
Perawat, dan Mahasiswa Keperawatan serta petugas kesehatan lainnya
6. Standar Alat dan Bahan
A. Sarana Non Medis
No Nama Sarana Non Gambar
medis

1. Tissue

2. Tirai

3. Timbangan BB
4. Alat pengukur tinggi
badan anak

5. Arloji detik

6. Format pengkajian

B. Sarana Medis
No Nama Sarana Non medis Gambar

1. Handscoon bersih
2. Metline

3. Air dingin/hangat

4. Kapas

5. Kartu snellen/kartu E
6. Pen light

7. Tongue spatel

8. Hammer reflect

9. Lidi kapas
11. Stetoskop

12. Sfigmomanometer

13. Termometer
14. Otoskop

C. SOP Terkait
a) Sop Mencucit tangan
b) Sop Memasang sarung tangan
c) Sop Melepas sarung tangan
D. Prosedur Tetap
1. Memeriksa kelengkapan alat yang akan digunakan.
2. Menyapa dan mengucapkan salam kepada klien
3. Menjelaskan prosedur pada klien
4. Meminta persetujuan kepada klien
5. Menjaga privasi klien
6. Mengatur posisi klien
7. Mencuci tangan
8. Memakai sarung tangan bersih
9. Memulai tindakan
a. Pemeriksaan kepala
b. Pemeriksaan mata
c. Pemeriksaan telinga
d. Pemeriksaan hidung dan sinus
e. Pemeriksaan mulut dan bibir
f. Pemeriksaan leher
g. Pemeriksaan dada
h. Pemeriksaan sistem kardiovaskuler
i. Pemeriksaan abdomen (perut)
j. Pemeriksaan ekstermitas atas
k. Pemeriksaan ekstermitas bawah
10. Menginformasikan kepada klien bahwa pemeriksaan fisik telah selesai
11. Merapikan klien
12. Merapikan peralatan
13. Melepas sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok
14. Mencuci tangan
15. Dokumentasi tindakan

E. Prosedur Operasional Tetap (Standard Operasional Prosedure/SOP)


No Kegiatan / Tindakan
1) Memeriksa kelengkapan alat yang akan digunakan.

Perawat mempersiapkan perlengkapan alat yang akan digunakan, kemudian letakkan alat – alat di dalam
baki dan di taruh di atas troli

2) Menyapa dan mengucapkan salam kepada klien


Menyapa klien dengan suara lembut dan ramah sambil menatap mata klien
(1) Mengucapkan salam (Selamat pagi / siang / sore / malam de)
(2) Memperkenalkan diri pemeriksa : (Perkenalkan Bapak/Ibu nama saya…….saya yang bertugas pada hari
ini… dengan suara lembut dan sopan ) kepada orang tua anak, (hallo adik…apa kabar? Perkenalkan nama
kakak/suster……) kepada pasien anak
(3) Menanyakan dengan sopan dan ramah tentang identitas klien
 Maaf apa benar ini dengan anak…?
 Apa benar alamat ade…?
(4) Menanyakan keadaan klien saat ini, keluhan yang di rasakan? (ade bagaimana keadaannya saat ini, apa
yang sakit?)
3) Menjelaskan prosedur pada klien

1. Memberitahukan tujuan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan Bapak/ibu saya akan
melakukan tindakan pemeriksaan fisik pada adik…, tujuannya adalah untuk mengumpulkan data
dasar tentang kesehatan klien, menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang
diperoleh dalam riwayat keperawatan, mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan, dan mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.

a. Tahapan yang nanti akan dilakukan:


Bapak / ibu, saya akan mengatur posisi adik mohon bantuannya agar saya dapat melakukan tindakan
pemeriksaan yang akan saya mulai dari kepala, mata, telinga, hidung, mulut dan bibir, leher, dada,
kardiovaskuler, abdomen (perut), ekstermitas atas, dan yang terakhir adalah ekstermitas bawah.
4) Meminta persetujuan kepada orang tua klien

Bagaimana apakah bapak/ibu bersedia dengan tindakan yang akan saya lakukan pada adik? Baiklah bapak/ibu
saya akan mulai tindakan pemeriksaan fisik pada adik, yang akan saya lakukan selama 20 sampai 25 menit.
5) Menjaga privasi klien

Menutup sampiran atau sketsel

Menutup pintu dan gorden jendela yang ada di kamar pasien jika pasien di kamar sendiri, Apabila pasien
berada pada bangsal, mengambil sketsel dari tempat alat di bawa ke kamar pasien pasang sketsel tepat di
antara pasien yang di lakukan tindakan dengan pasien yang lain, sebelumnnya minta izin terlebih dahulu
kepada pasien dan keluarga (permisi ibu/bapak ini saya akan memasang sampiran/sketsel), kemudian
meminta keluarga untuk keluar dari ruangan.

“Mohon maaf keluarga pasien selain bapak/ibu adik untuk sementara mohon untuk menunggu diluar karena
akan dilakukan tindakan agar adiknya tidak kepanasan karena kita berebutan udara didalam” (seraya
tersenyum).

6) Mengatur posisi klien


Mengatur posisi klien se rileks mungkin dengan posisi duduk sehingga mempermudah perawat melakukan
tindakan pemeriksaan fisik. “Permisi bapak/ibu saya akan mengatur posisi adik mohon bantuannya, tujuan
posisi ini agar mempermudah saya dalam melakukan tindakan” (setelah mengatur posisi) Bagaimana adik
apakah sudah nyaman? tujuan posisi ini agar mempermudah saya dalam melakukan tindakan”.
7) Mencuci tangan

a. Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan lengan baju ke atas apabila lengan baju panjang
dengan cara telapak tangan dominan diletakkan pada ujung lengan baju bagian bawah kemudian melipat
bagian bawah lengan baju ke arah atas hingga melewati siku.

b. Menempatkan diri berdiri tegak di depan wastafel dengan jarak kurang lebih 15 cm dari bibir
wastafel.

c. Membuka kran :
Apabila menggunakan handle kran putar: membuka kran air dengan meletakkan semua ujung jari
tangan dominan dengan cara memegang dan memutar kran ke arah kanan atau searah dengan jarum
jam secara perlahan sehingga air bersih cukup mengalir keluar untuk membasahi kedua tangan.
Apabila menggunakan handle kran geser: Membuka kran dengan meletakkan siku tangan dominan ke
ujung sisi dalam (kiri) handle kran air kemudian menggesernya kearah luar siku (kanan) tangan
dominan tersebut secara perlahan sehingga air bersih cukup mengalir keluar untuk membasahi kedua
tangan.

d. Membasahi kedua tangan


Satukan kedua telapak tangan posisikan di bawah kran air mengalir kemudian buka telapak tangan ke
samping kiri dan kesamping kanan, kemudian posisikan tangan dominan di bawah kran air mengalir,
basahi tangan sampai dengan siku dengan cara gerakan lengan dominan ke arah kiri dengan tujuan
membasahi lengan dominan sampai dengan siku pada saat membasahi lengan dengan air sambil diputar
180˚ dari arah dalam ke arah luar.
Satukan kedua telapak tangan posisikan di bawah kran air mengalir kemudian buka telapak tangan
kesamping kiri dan kesamping kanan, kemudian posisikan tangan non dominan di bawah kran, basahi
tangan sampai dengan siku dengan cara gerakan lengan non dominan ke arah kanan dengan tujuan
membasahi lengan non dominan sampai dengan siku pada saat membasahi lengan dengan air sambil
diputar 180˚ dari arah dalam ke arah luar.

e. Mengambil sabun
Apabila menggunakan sabun cair dengan cara meletakkan tangan non dominan di bawah tube botol
sabun cair untuk menampung sabun dan tangan yang dominan menekan tube botol sabun cair biasa
sebanyak 3 ml (2-3 kali tekan) atau sabun cair antiseptik sebanyak 1 ml (1 kali tekan). Kemudian
meratakan sabun pada kedua telapak tangan dan menggosok-gosok sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik
hingga berbusa.
Apabila menggunakan sabun batangan dengan cara mengambil sabun yang sudah siap digunakan dari
tempatnya dengan menggunakan tangan dominan, kemudian basahi sabun dibawah air bersih yang
mengalir dan digosok-gosok pada kedua telapak tangan sebanyak ± 5 kali (sampai berbusa). Lalu
simpan sabun pada tempatnya kembali (usahakan sabun tidak membawa air dengan cara ditiriskan
terlebih dahulu)
f. Menggosok kedua tangan di bawah air mengalir dengan menggunakan sabun dengan cara
meratakan sabun pada kedua telapak tangan dan menggosok-gosok sebanyak 10 kali dalam 10-15
detik hingga berbusa. Telapak tangan saling menggosok-gosok dibawah air yang mengalir
kemudian menegakkan kedua lengan tangan bagian bawah sampai siku membentuk sudut 90
sehingga ujung jari tangan sampai siku dan semua sisi telapak tangan serta sisi-sisi lengan bawah
terbilas oleh air (siku berada didalam atas wastafel). Dapat dilakukan secara berulang sampai busa
sabun hilang dan tangan terasa tidak licin.

g. Membersihkan kedua telapak tangan


Membersihkan telapak tangan dengan menyatukan kedua telapak tangan sambil ditekan dan kedua
telapak tangan saling menggosok-gosokan sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik.‘

h. Membersihkan punggung tangan dan sela-sela jari


Membersihkan punggung tangan non dominan dengan cara telapak tangan dominan menempel pada
punggung tangan non dominan kemudian menggosok-gosok punggung tangan non dominan
sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik
Membersihkan sela-sela jari punggung tangan non dominan dengan cara meregangkan jari-jari
tangan non dominan dan punggung tangan non dominan masih menempel pada telapak tangan
dominan, kemudian jari-jari tangan dominan berada di sela-sela jari tangan non dominan dan
lakukan gerakan menggosok dengan arah keatas dan kebawah.
Membersihkan sela-sela jari punggung tangan dominan dengan cara meregangkan jari-jari tangan
dominan dan punggung tangan dominan menempel pada telapak tangan non dominan, kemudian
jari-jari tangan non dominan berada di sela-sela jari tangan dominan dan lakukan gerakan
menggosok dengan arah keatas dan kebawah.

i. Membersihkan sela-sela jari

Membersihkan sela-sela jari dengan cara kedua telapak tangan menyatu dan jari-jari tangan
meregang kemudian kedua jari-jari tangan saling menyilang ke sela-sela jari lainnya kemudian
dengan menggunakan ujung jari dominan menggosok-gosokan sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik
disela jari non dominan, untuk sela jari dominan lalkukan dengan cara sama .

j. Membersihkan persendian jari tangan non dominan dengan cara menekuk tangan non dominan dan
menempelkan pada telapak tangan dominan kemudian menggosok bagian punggung tangan non
dominan dengan menggerakkan telapak tangan dominan ke arah depan belakang telapak tanagn
non dominan di batas pergelangan tangan lalu turun ke punggung jari tangan non dominan
sampai kuku secara bolak-balik dilakukan sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik, lakukan hal yang
sama pada persendian jari tangan dominan.
k. Membersihkan ibu jari tangan non dominan dan area sekitarnya dengan cara menggenggam ibu
jari tangan non dominan dengan tangan dominan dan tangan dominan menggosok memutar
mengelilingi ibu jari tangan non dominan sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik, lakukan secara
bergantian pada ibu jari tangan dominan.

l. Membersihkan ujung jari dan garis-garis tangan

Membersihkan garis-garis tangan dengan cara ujung jari-jari tangan dominan di kuncupkan lalu
ditempelkan pada telapak tangan non dominan, kemudian ujung jari tangan dominan tersebut
menggosok secara searah garis tangan non dominan.

Membersihkan ujung jari beserta ujung kuku dengan cara merapatkan ke empat jari-jari tangan
dominan kemudian menempelkan pada telapak tangan non dominan lalu menggosok-gosok secara
searah (dari atas/dekat ibu jari tangan non dominan ke bawah / arah kelingking tangan non dominan)

Membersihkan ujung ibu jari dan kuku tangan dominan dengan cara menempelkan pada telapak
tangan non dominan lalu menggosok-gosok secara searah (dari atas/dekat ibu jari tangan non
dominan ke bawah/ke arah kelingking tangan non dominan)
m. Melakukan semua langkah di atas sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik, dan melakukan secara
bergantian pada ujung jari tangan non dominan dan garis tangan dominan.

n. Membersihkan pergelangan tangan non dominan dengan cara telapak tangan dominan
memegang pergelangan tangan non dominan kemudian menggosok-gosok pergelangan tangan
non dominan secara memutar sampai dengan siku, lakukan hal yang sama pada pergelangan
tangan dominan.

o. Menutup keran

Apabila menggunakan handle kran putar : Mengambil tissue secukupnya ± 2 sheet dan
membersihkan kedua telapak tangan terlebih dahulu (apabila telapak tangan masih basah maka
dapat mengambil kembali tissue), kemudian mengambil tissue lalu menempelkan tissue pada handle
kran putar dengan seluruh ujung jari tangan dominan berada diatas handle kran putar yang sudah di
alasi tissue kemudian memutar kran ke arah kanan atau searah dengan jarum jam. Kemudian tissue
dibuang pada tempat sampah non medis dengan cara menjatuhkan tissue tepat di atas tempat sampah
dengan jarak ±1m.

Apabila menggunakan handle kran geser : Menutup kran dengan meletakkan siku tangan dominan ke
ujung handle kran air kemudian menggesernya kearah dalam siku tangan dominan tersebut.
p. Mengeringkan tangan

Bila menggunakan mesin penggering tadahkan kedua tangan dibawah mesin. Jaga agar kedua tangan
tidak menyentuh permukaan mesin.

Bila menggunakan tissue dengan cara mengambil tissue sheet yang sudah siap ambil (ujung tissue
berada diluar, sehingga siap digunakan) dengan tangan dominan ± 2 sheet dan keringkan tangan non
dominan dengan menekan menggunakan tissue mulai dari telapak tangan non dominan sampai siku
(mengambil kembali tissue,apabila tangan masih belum kering), setelah selesai buang tissue pada
tempat sampah non medis dengan cara menjatuhkan tissue tepat di atas tempat sampah dengan jarak
+/- 1meter

Lakukan mengeringkan tangan dominan seperti cara di atas.

q. Usahakan tangan berada didepan tubuh dengan posisi terbuka / menengadah keatas dan dapat
dilanjutkan melakukan langkah yang lain, misalnya memakai sarung tangan
Memasang sarung tangan dengan cara:
a. Membuka tutup bak instrumen dengan tangan dominan dan meletakkan tutup secara terbalik
lalu mengambil sarung tangan dominan dengan tangan non dominan pada bak instrument
(pegang pada bagian dalam pergelangan sarung tangan yang terlipat).

b. Memposisikan tangan dominan diatas sarung tangan dengan merekatkan kelima jari lalu
memasangkan sarung tangan pada tangan dominan apabila jari-jari sudah tepat pada sarung
tangan tarik dengan (gerakan kebagian bawah pergelangan tangan bagian dalam) bagian dalam
sarung tangan pada luar tangan dengan jari telunjuk tangan non dominan sampai tidak terlihat
ada nya gulungan pada sarung tangan bagian bawah kemudian , pastikan sarung tangan tidak
menyentuh bagian yang tidak steril.

c. Dengan menggunakan tangan yang sudah terpasang sarung tangan, mengambil sarung tangan
berikutnya dengan memasukan empat jari ke dalam lipatan sarung tangan yang terlipat pada
bagian pergelangan.
d. Memposisikan tangan non dominan diatas sarung tangan dengan merekatkan kelima jari lalu
memasangkan sarung tangan pada tangan non dominan apabila jari-jari sudah tepat pada sarung
tangan tarik dengan (gerakan kebagian bawah pergelangan tangan bagian luar) bagian luar
sarung tangan dengan ibu jari dan telunjuk tangan dominan sampai tidak terlihat ada nya
gulungan pada sarung tangan bagian bawah, kemudian pastikan sarung tangan tidak menyentuh
bagian yang tidak steril.Saling menyilangkan kedua telapak tangan agar sarung tangan
terpasang tepat pada sela jari.

9) Memulai tindakan
Bapak/ibu kita mulai tindakannya ya....Maaf bapak/ibu saya ijin menyiapkan alat terlebih dahulu,
sementara itu ibu/bapak bisa mempersiapkan anaknya agar tidak takut dan menangis….
10) Pemeriksaan kepala
1) Pemeriksaan bentuk kepala
2) Pemeriksaan distribusi rambut dan warna
3) Mengukur lingkar kepala
10) 1. Pemeriksaan mata
1) Inspeksi
Melakukan inspeksi bentuk, kesimestrisan, alis mata, bulu mata, kelopak mata, kesimestrisan, bola
mata, warna konjungtiva dan sclera (anemis/ikterik), penggunaan kacamata/lensa kontak, dan respon
terhadap cahaya pada mata kiri dan mata kanan anak.
a. Cara melakukan inspeksi mata kanan
“Permisi adik, bisa melihat ke arah kakak/suster, lihat dik ada cahaya lampu ya?”(amati
pergerakan bola mata kanan), lihat atas ya dik…(arahkan cahaya ke bola mata kanan ke arah
sebelah kanan dilanjutkan sebelah kiri, atas dan bawah (amati konjungtiva.sclera dan respon
terhadap cahaya).
Cara periksa: pegang penlight menggunakan tangan kanan kemudian menahan bagian atas mata
anak dengan ibu jari tangan kiri.

b. Cara melakukan inspeksi mata kiri


“Permisi adik, bisa melihat ke arah kakak/suster, lihat dik ada cahaya lampu ya?”(amati
pergerakan bola mata kiri), lihat atas ya dik…(arahkan cahaya ke bola mata kiri ke arah sebelah
kanan dilanjutkan sebelah kiri, atas dan bawah (amati konjungtiva.sclera dan respon terhadap
cahaya).
Cara periksa : pegang penlight menggunakan tangan kanan kemudian menahan bagian atas mata
anak dengan ibu jari tangan kiri.

Catatan: Keadaan Normal jika mata simetris kiri dan kanan bola mata , konjungtiva berwarna merah muda,
dan sclera berwarna putih.

2) Memeriksa mata menggunakan kartu Snellen (pemeriksaan E chart dapat digunakan pada usia di
atas 4 tahun)
Letakkan katu snellen sejauh kurang lebih 85 cm dari posisi anak.
a. Memeriksa mata kanan
Minta anak menutup mata kiri dengan telapak tangan kiri anak (seraya memberi petunjuk
dengan memegang tangan kiri si anak), letakkan telapak anak tepat di area bola mata kiri
sehingga tertutup, jangan sampai ditekan.
Tanyakan kepada anak kemana arah dari kaki Huruf ‘E’ apakah ke bawah, ke atas, ke kiri atau
ke kanan. “ Adik, lihat ada huruf apa disana? (Seraya menunjuk kartu snellen), kemana dik arah
huruf E nya?”
Catatan: Bila kesulitan menjawab beri option jawaban apakah ke bawah, ke atas, ke kiri atau ke
kanan?”

b. Memeriksa mata kiri


Minta anak menutup mata kanan dengan telapak tangan kanan anak (seraya memberi petunjuk
dengan memegang tangan kanan si anak), letakkan telapak anak tepat di area bola mata kanan
sehingga tertutup, jangan sampai ditekan.
Tanyakan kepada anak kemana arah dari kaki Huruf ‘E’ apakah ke bawah, ke atas, ke kiri atau
ke kanan. “ Adik, lihat ada huruf apa disana? (Seraya menunjuk kartu snellen), kemana dik arah
huruf E nya?”

Palpasi.
11) 2. Pemeriksaan telinga
1) Inspeksi
Melakukan inspeksi bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integritas, posisi telinga, warna, liang
telinga (cerumen/tanda-tanda infeksi), alat bantu dengar (jika ada).
a. Memeriksa telinga kanan
Atur posisi anak (dapat berbaring/duduk/berdiri sesuai dengan kemampuan anak). Posisi
pemeriksa berada di samping anak dekat dengan bagian telinga yang akan diperiksa. Pemeriksa
memegang daun telinga kanan anak dengan cara menarik daun telinga kanan menggunakan
tangan kiri pemeriksa ke arah belakang.
Kemudian ambil otoskop menggunakan tangan kanan pemeriksa, masukkan otoskop dengan
perlahan, gunakan mata kanan/kiri pemeriksa untuk melihat kedalam liang telinga anak seraya
berkata: “Adik…permisi ya kita lihat telinganya pakai ini”(seraya memperlihatkan alat kepada
anak dan minta anak melihat/memegang benda agar tidak ada rasa takut).

b. Memeriksa telinga kiri


Pemeriksa memegang daun telinga kiri anak dengan cara menarik daun telinga kiri
menggunakan tangan kiri pemeriksa ke arah belakang kemudian ambil otoskop menggunakan
tangan kiri pemeriksa, masukkan otoskop dengan perlahan, gunakan mata kanan/kiri pemeriksa
untuk melihat kedalam liang telinga anak seraya berkata: “Adik… kita lihat telinga sebelah
kirinya lagi ya…”

Catatan : Keadaan normal jika bentuk dan posisi simetris kiri dan kanan, integritas kulit bagus, warna sama
dengan kulit lain, tidak ada tanda-tanda infeksi.
2) Palpasi
Memeriksa nyeri tekan aurikuler, mastoid, dan tragus
a. Cara memeriksa nyeri tekan aurikuler
a) Cara memeriksa telinga kanan
Posisi pemeriksa berhadapan dengan anak, atur posisi anak dengan posisi duduk (dapat
duduk dipangkuan ayah/ibu) atau semi fowler. Pemeriksa menggunakan telunjuk dan ibu
jari tangan kiri mencubit pelan area aurikuler telinga kanan anak tanyakan apakah ada rasa
sakit ketika ditekan atau tidak seraya berkata: “dik…apakah sakit kalau kakak/suster pegang
disini?”

b) Cara memeriksa telinga kiri


Posisi pemeriksa berhadapan dengan anak, atur posisi anak dengan posisi duduk (dapat
duduk dipangkuan ayah/ibu) atau semi fowler. Pemeriksa menggunakan telunjuk dan ibu
jari tangan kanan mencubit pelan area aurikuler telinga kiri anak tanyakan apakah ada rasa
sakit ketika ditekan atau tidak seraya berkata: “dik…apakah sakit kalau kakak/suster pegang
disini?”.

b. Cara memeriksa mastoid


a) Cara memeriksa telinga kanan
Posisi pemeriksa berhadapan dengan anak, atur posisi anak dengan posisi duduk (dapat
duduk dipangkuan ayah/ibu) atau semi fowler. Pemeriksa menggunakan jari telunjuk dan
jari tengah tangan kiri meraba bagian belakang telinga/ area mastoid telinga kanan anak,
tanyakan apakah ada rasa sakit ketika ditekan atau tidak seraya berkata: “ dik apakah sakit
kalau suster/kakak tekan disini?”.
b) Cara memeriksa telinga kiri
Pemeriksa menggunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan meraba bagian belakang
telinga/ area mastoid telinga kiri anak, tanyakan apakah ada rasa sakit ketika ditekan atau
tidak seraya berkata: “ disebelahnya dik apakah sakit kalau suster/kakak tekan?”.
Menggunakan sarung tangan
Gambar : periksa dari belakang
c. Cara memeriksa tragus
a) Cara memeriksa telinga kanan
Pemeriksa mengambil kapas lidi menggunakan tangan kiri, kemudian letakkan kapas lidi
dibagian depan liang telinga kanan anak, tekan sedikit dan tanyakan “dik, apakah sakit kalau
kapas ini suster/kakak tekan disini?”.

b) Cara memeriksa telinga kiri


Pemeriksa mengambil kapas lidi menggunakan tangan kanan, kemudian letakkan kapas lidi
dibagian depan liang telinga kiri anak, tekan sedikit dan tanyakan “kita periksa sebelahnya
ya dik, apakah sakit kalau kapas ini suster/kakak tekan disini?”.
Catatan: (1) Pemeriksaan telinga kiri dan kanan dapat dilakukan secara bersamaan dengan cara
menekan area kanan atau kiri terlebih dahulu untuk ditanyakan ada atau tidaknya rasa
nyeri.
(2) Keadaan normal jika tidak ada nyeri tekan.
12) 3. Pemeriksaan hidung
1) Inspeksi
Pemeriksa melakukan inspeksi pada hidung bagian eksternal (bentuk, ukuran, warna, kesimetrisan),
rongga, hidung (lesi, sekret, sumbatan, pendarahan), hidung internal (kemerahan, lesi, tanda2
infeksi).
a) Cara memeriksa lubang hidung bagian kiri
Pemeriksa berada di posisi kanan anak. Ambil penlight menggunakan tangan kiri pemeriksa
untuk memeriksa lubang hidung sebelah kiri anak. “dik…kakak/suster lihat hidungnya sebentar
ya…jangan gerak-gerak ya de supaya tidak sakit…”
Lihat apakah terdapat tanda-tanda infeksi (rubor/kemerahan, dolor/nyeri ,tumor/pembesaran,
kalor/rasa panas dan functio laesa/ kehilangan fungsi)

b) Cara memeriksa lubang hidung bagian kanan


Pemeriksa berada di posisi kanan anak. Ambil penlight menggunakan tangan kanan pemeriksa
untuk memeriksa lubang hidung sebelah kiri anak. “dik…kakak/suster lihat hidungnya yang
sebelah lagi ya sebentar saja seperti tadi…jangan gerak-gerak ya de supaya tidak sakit…”
Lihat apakah terdapat tanda-tanda infeksi (rubor/kemerahan, dolor/nyeri ,tumor/pembesaran,
kalor/rasa panas dan functio laesa/ kehilangan fungsi)

Catatan: Keadaan normal jika simetris kiri dan kanan, warna sama dengan warna kulit lain, tidak ada lesi,
tidak ada sumbatan, perdarahan dan tanda-tanda infeksi.

2) Palpasi dan Perkusi


a) Cara memeriksa frontalis (apakah ada/tidaknya bengkak, nyeri, dan septum deviasi)
Pemeriksa berada didepan anak, beri posisi yang nyaman (dapat berbaring/semi fowler/duduk)
bentuk tangan periksa sebelah kanan seperti huruf C terbalik dan tangan kiri seperi huruf C, letakkan
ibu jari kanan ke bagian bawah ujung alis tepat di tulang pangkal hidung sebelah kiri anak dan jari
lainnya di bagian dahi kiri anak kemudian ibu jari kiri diletakkan ke bagian ujung bawah alis kanan
anak dan jari lainnya di bagian dahi kanan anak. Tekan dengan perlahan ibu jari dan jari lainnya
sebelah kanan ke arah pelipis kanan anak dan tekan dengan perlahan ibu jari dan jari lainnya sebelah
kiri ke arah pelipis kiri anak.
“Permisi adik kakak/suster coba pegang di
b) Cara memeriksa maksilaris (apakah ada/tidaknya bengkak, nyeri, dan septum deviasi)
Pemeriksa berada didepan anak, beri posisi yang nyaman (dapat berbaring/semi fowler/duduk)
bentuk tangan periksa sebelah kanan dan kiri seperti huruf U, letakkan ibu jari kanan ke bagian
ujung maksilaris anak dan jari lainnya di bagian depan telinga kiri anak kemudian ibu jari kiri
diletakkan ke bagian maksilaris kanan anak dan jari lainnya di bagian depan telinga kanan anak.
Tekan dengan perlahan ibu jari kiri dan kanan pemeriksa tanyakan: “dik apakah sakit kakak/suster
pegang begini?”..

Normal: tidak ada bengkak dan nyeri tekan.


13) 4. Pemeriksaan mulut dan bibir
Inspeksi dan palpasi warna mukosa mulut dan bibir, ada/ tidak ada lesi dan stomatitis, periksa gigi, ada/tidak
ada perdarahan/ radang gusi, kesimetrisan, warna, posisi lidah, dan keadaan langit-langit.
Pemeriksa mengambil sudip lidah menggunakan tangan kanan dan tangan kiri memegang dagu anak minta
anak membuka mulut seraya berkata: “dik…bilang aaaaaaaa yang panjang ya supaya kakak/ suster bisa
lihat mulut adik...”
Tekan-tekan bagian lidah tanyakan apakah ada rasa sakit, “dik, sakit atau tidak lidahnya suster tekan
begini?”

Catatan : Keadaan normal jika gigi lengkap, tidak ada tanda-tanda gigi berlobang atau kerusakan gigi, tidak
ada perdarahan atau radang gusi, lidah simetris, warna pink, langit2 utuh dan tidak ada tanda infeksi.
14) 5. Pemeriksaan leher

1) Inspeksi dan palpasi leher


Pemeriksa berada dibelakang anak. Posisikan anak duduk (duduk sendiri). Minta anak mengangkat
dagu sedikit ke atas kemudian raba menggunakan jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari
kelingking di bagian bawah dagu, raba perlahan sampai ke belakang telinga untuk memeriksa ada
atau tidak ada pembesaran kelenjar gondok dan kelenjar limfe.
“ Permisi ya dik, suster periksa lehernya” minta anak menelan air ludah dan tanyakan “apakah sakit
dik kalau menelan?”

Catatan: Keadaan normal jika tidak teraba pembesaran/ nyeri kelenjar gondok, tidak ada pembesaran/ nyeri
kelenjar limfe.
15) 6. Pemeriksaan dada (paru-paru, jantung, hepar, abdomen)

1) Inspeksi
Pemeriksa melakukan inspeksi bentuk dada, adanya stridor, batuk, suara serak, pernafasan cuping
hidung, clubbing of finger, warna kulit, retraksi otot pernafasan, jenis pernafasan.

2) Palpasi dan auskultasi

Pemeriksa melakukan palpasi untuk mengetahui simetris/tidak, pergerakan dada, massa dan lesi,
ada/tidaknya nyeri dengan cara meletakkan tangan kiri ke bagian dada sebelah kanan anak dan
tangan kanan ke bagian dada sebelah kiri anak (seperti pada gambar di atas) seraya bertanya:”
Dik…apakah sakit kalau ditekan? Bandingkan gerakan dinding dada sewaktu anak bernafas, rasakan
getaran fremitus.
Ambil stetoskop, letakkan pada bagian dada pasien. Jika anak dapat diajak komunikasi “Coba tarik
nafas dik…tahan nafas 2 detik…hembuskan perlahan melalui mulut” jika pasien adalah bayi maka
dengarkan suara nafas, pergerakan dinding dada dan adanya suara nafas tambahan.
Bagian yang dilakukan auskultasi bertanda x dibawah ini.

3) Perkusi
Cara perkusi:
1. Tempatkan jari pleksimeter pada dinding dada yang akan diperiksa untuk menghasilkan bunyi
perkusi yang lebih keras, tekan jari dengan kuat (jangan lakukan pengetukan dengan keras)
menggunakan tangan kiri (tidak dominan).

Menggunakan sarung tangan

2. Pada tangan lainnya, lakukan pengetukan tanpa pergerakan siku (lakukan pengetukan dengan
cepat.

3. Pengetukan dilakukan di bagian paling ujung .

Pemeriksa melakukan perkusi pada bagian dibawah ini.

Pemeriksa melakukan perkusi dengan cara ketuk secara berurutan sesuai nomor diatas dan bandingkan
suara paru kanan dan paru kiri.
Bagian yg di perkusi:
1. Batas paru hepar di ICS 4 sampai ICS 6
2. Batas atas kiri jantung di ICS 2-3
3. Batas atas kanan jantung: ICS 2 linea sternalis kanan
4. Batas kiri bawah jantung line media clavikularis ICS ke 5 kiri

Catatan : Keadaan normal jika resonan (“dug dug dug”), jika bagian padat lebih daripada bagian
udara=pekak (“bleg bleg bleg”), jika bagian udara lebih besar dari bagian padat=hiperesonan
(“deng deng deng”), batas jantung=bunyi rensonan----hilang>>redup.
4) Auskultasi
Pemeriksa mendengarkan bunyi jantung pada 4 titik di bawah ini:

Keterangan:
1. Katup mitral terletak di garis midklavikula sinistra intercoste V
2. Katup trikuspidalis terletak pada garis parasternal sinistra intercoste IV
3. Katup aorta terletak di garis sternalis dextra intercoste II
4. Katup pulmonal digaris sternalis sinistra intercoste II
Catatan:
Suara nafas, trachea, bronchus, paru. Normal: bunyi napas vesikuler, bronchovesikuler, brochial, tracheal.

16) 7. Pemeriksaan ekstermitas bawah


Pemeriksa melakukan pemeriksaan reflex dengan cara: Pemeriksa duduk didepan anak dan anak diminta
duduk diatas bed dengan posisi kaki menjuntai. Pemeriksa mengetuk menggunakan hammer. “Dik, kita
periksa kakinya dulu ya, adik duduk saja di tempat tidur dan santai saja jangan takut..”
Catatan: Pemeriksa melihat simetris atau tidak kaki kiri dan kanan, integritas kulit, posisi dan letak.
17) Menimbang Berat Badan dan mengukur tinggi badan
Letakkan timbangan ditempat yang datar,, pastikan jarum timbangan menunjukkan angka nol.

Minta anak berdiri tegak di atas timbangan jika anak sudah bisa berdiri. “dik, ayo kita timbang beratnya,
adik berdiri disini ya…” sambil memegang kepala anak agar tegak. Turunkan pengukur/meteran tepat diatas
kepala anak. Catat ukuran dan timbangansi anak.
20) Menginformasikan kepada pasien
Bapak/ibu/adik...tindakan pemeriksaan fisik kita sudah selesai….
21) Merapikan klien, Mengevaluasi Respon Klien & Mengucapkan salam penutup

(komunikasi bahwa tindakan telah selesai sambil memberi reward)

“Ibu/bapak/ adik pemeriksaan telah selesai dilakukan, adik hebat ya bisa ikut petunjuk suster/kakak.....seraya
memberikan ekspresi senang

22) Merapikan peralatan


Merapikan alat yang sudah dipakai, kemudian dicuci dan di kembalikan ke tempat asalnya
23) Melepas sarung tangan
Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepaskan) dan peralatan lain yang digunakan.

Sebelum melepaskan sarung tangan, rendam kedua tangan yang masih terpasang sarung tangan tersebut
dan cuci bersih dengan cara menggosokkan kedua telapak tangan tersebut ke dalam waskom yang berisi air
larutan klorin 0,5%.

Lepas sarung tangan secara terbalik, Rendam bersama denganalat-alat yang telah digunakan kedalan
larutan klorin 0,5% selama 10 menit

a. Pegang bagian luar dari satu manset (yang dekat pergelangan tangan) dengan tangan bersarung tangan,
hindari menyentuh pergelangan tangan.

b. Lepaskan sarung tangan dengan dibalik bagian luar kedalam.

c. Dengan ibu jari atau telunjuk yang tidak memakai sarung tangan, ambil bagian dalam sarung tangan
lepaskan sarung tangan kedua dengan bagian dalam keluar.
d. Rendam sarung tangan tersebut dalam keadaan terbalik kedalam larutan klorin 0,5%

24) Mencuci tangan (SOP mencuci tangan)


a. Membuka kran :
Apabila menggunakan handle kran putar: membuka kran air dengan meletakkan semua ujung jari
tangan dominan dengan cara memegang dan memutar kran ke arah kanan atau searah dengan jarum
jam secara perlahan sehingga air bersih cukup mengalir keluar untuk membasahi kedua tangan.
Apabila menggunakan handle kran geser: Membuka kran dengan meletakkan siku tangan dominan ke
ujung sisi dalam (kiri) handle kran air kemudian menggesernya kearah luar siku (kanan) tangan
dominan tersebut secara perlahan sehingga air bersih cukup mengalir keluar untuk membasahi kedua
tangan.

b. Membasahi kedua tangan


Satukan kedua telapak tangan posisikan di bawah kran air mengalir kemudian buka telapak tangan ke
samping kiri dan kesamping kanan, kemudian posisikan tangan dominan di bawah kran air mengalir,
basahi tangan sampai dengan siku dengan cara gerakan lengan dominan ke arah kiri dengan tujuan
membasahi lengan dominan sampai dengan siku pada saat membasahi lengan dengan air sambil diputar
180˚ dari arah dalam ke arah luar.
Satukan kedua telapak tangan posisikan di bawah kran air mengalir kemudian buka telapak tangan
kesamping kiri dan kesamping kanan, kemudian posisikan tangan non dominan di bawah kran, basahi
tangan sampai dengan siku dengan cara gerakan lengan non dominan ke arah kanan dengan tujuan
membasahi lengan non dominan sampai dengan siku pada saat membasahi lengan dengan air sambil
diputar 180˚ dari arah dalam ke arah luar.

c. Mengambil sabun
Apabila menggunakan sabun cair dengan cara meletakkan tangan non dominan di bawah tube botol
sabun cair untuk menampung sabun dan tangan yang dominan menekan tube botol sabun cair biasa
sebanyak 3 ml (2-3 kali tekan) atau sabun cair antiseptik sebanyak 1 ml (1 kali tekan). Kemudian
meratakan sabun pada kedua telapak tangan dan menggosok-gosok sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik
hingga berbusa.
Apabila menggunakan sabun batangan dengan cara mengambil sabun yang sudah siap digunakan dari
tempatnya dengan menggunakan tangan dominan, kemudian basahi sabun dibawah air bersih yang
mengalir dan digosok-gosok pada kedua telapak tangan sebanyak ± 5 kali (sampai berbusa). Lalu
simpan sabun pada tempatnya kembali (usahakan sabun tidak membawa air dengan cara ditiriskan
terlebih dahulu)

d. Menggosok kedua tangan di bawah air mengalir dengan menggunakan sabun dengan cara meratakan
sabun pada kedua telapak tangan dan menggosok-gosok sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik hingga
berbusa. Telapak tangan saling menggosok-gosok dibawah air yang mengalir kemudian menegakkan
kedua lengan tangan bagian bawah sampai siku membentuk sudut 90 sehingga ujung jari tangan
sampai siku dan semua sisi telapak tangan serta sisi-sisi lengan bawah terbilas oleh air (siku berada
didalam atas wastafel). Dapat dilakukan secara berulang sampai busa sabun hilang dan tangan terasa
tidak licin.
e. Membersihkan kedua telapak tangan
Membersihkan telapak tangan dengan menyatukan kedua telapak tangan sambil ditekan dan kedua
telapak tangan saling menggosok-gosokan sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik.‘

f. Membersihkan punggung tangan dan sela-sela jari


Membersihkan punggung tangan non dominan dengan cara telapak tangan dominan menempel pada
punggung tangan non dominan kemudian menggosok-gosok punggung tangan non dominan sebanyak
10 kali dalam 10-15 detik
Membersihkan sela-sela jari punggung tangan non dominan dengan cara meregangkan jari-jari tangan
non dominan dan punggung tangan non dominan masih menempel pada telapak tangan dominan,
kemudian jari-jari tangan dominan berada di sela-sela jari tangan non dominan dan lakukan gerakan
menggosok dengan arah keatas dan kebawah.
Membersihkan sela-sela jari punggung tangan dominan dengan cara meregangkan jari-jari tangan
dominan dan punggung tangan dominan menempel pada telapak tangan non dominan, kemudian jari-
jari tangan non dominan berada di sela-sela jari tangan dominan dan lakukan gerakan menggosok
dengan arah keatas dan kebawah.
g. Membersihkan sela-sela jari

Membersihkan sela-sela jari dengan cara kedua telapak tangan menyatu dan jari-jari tangan meregang
kemudian kedua jari-jari tangan saling menyilang ke sela-sela jari lainnya kemudian dengan
menggunakan ujung jari dominan menggosok-gosokan sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik disela jari
non dominan, untuk sela jari dominan lalkukan dengan cara sama .

h. Membersihkan persendian jari tangan non dominan dengan cara menekuk tangan non dominan dan
menempelkan pada telapak tangan dominan kemudian menggosok bagian punggung tangan non
dominan dengan menggerakkan telapak tangan dominan ke arah depan belakang telapak tanagn non
dominan di batas pergelangan tangan lalu turun ke punggung jari tangan non dominan sampai kuku
secara bolak-balik dilakukan sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik, lakukan hal yang sama pada
persendian jari tangan dominan.
i. Membersihkan ibu jari tangan non dominan dan area sekitarnya dengan cara menggenggam ibu
jari tangan non dominan dengan tangan dominan dan tangan dominan menggosok memutar
mengelilingi ibu jari tangan non dominan sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik, lakukan secara
bergantian pada ibu jari tangan dominan.

j. Membersihkan ujung jari dan garis-garis tangan

Membersihkan garis-garis tangan dengan cara ujung jari-jari tangan dominan di kuncupkan lalu
ditempelkan pada telapak tangan non dominan, kemudian ujung jari tangan dominan tersebut
menggosok secara searah garis tangan non dominan.

Membersihkan ujung jari beserta ujung kuku dengan cara merapatkan ke empat jari-jari tangan
dominan kemudian menempelkan pada telapak tangan non dominan lalu menggosok-gosok secara
searah (dari atas/dekat ibu jari tangan non dominan ke bawah / arah kelingking tangan non dominan)

Membersihkan ujung ibu jari dan kuku tangan dominan dengan cara menempelkan pada telapak
tangan non dominan lalu menggosok-gosok secara searah (dari atas/dekat ibu jari tangan non
dominan ke bawah/ke arah kelingking tangan non dominan)

k. Melakukan semua langkah di atas sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik, dan melakukan secara
bergantian pada ujung jari tangan non dominan dan garis tangan dominan.

l. Membersihkan pergelangan tangan non dominan dengan cara telapak tangan dominan memegang
pergelangan tangan non dominan kemudian menggosok-gosok pergelangan tangan non dominan
secara memutar sampai dengan siku, lakukan hal yang sama pada pergelangan tangan dominan.

m. Menutup keran

Apabila menggunakan handle kran putar : Mengambil tissue secukupnya ± 2 sheet dan
membersihkan kedua telapak tangan terlebih dahulu (apabila telapak tangan masih basah maka
dapat mengambil kembali tissue), kemudian mengambil tissue lalu menempelkan tissue pada handle
kran putar dengan seluruh ujung jari tangan dominan berada diatas handle kran putar yang sudah di
alasi tissue kemudian memutar kran ke arah kanan atau searah dengan jarum jam. Kemudian tissue
dibuang pada tempat sampah non medis dengan cara menjatuhkan tissue tepat di atas tempat sampah
dengan jarak ±1m.

Apabila menggunakan handle kran geser : Menutup kran dengan meletakkan siku tangan dominan ke
ujung handel kran air kemudian menggesernya kearah dalam siku tangan dominan tersebut.

25) Mendokumentasikan tindakan dalam catatan perawatan


Mencatat pada status pasien dan buku laporan:
Nama, No RM, Kamar/ruang, Diagnosa Medis
Tanggal dan jam tindakan pemeriksaan fisik
Hambatan dalam tindakan pemeriksaan fisik
Keadaan pasien (kerjasama)
Tanda tangan perawat pelaksana

Anda mungkin juga menyukai