Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini Hipertensi menjadi masalah kesehatan yang cukup serius
dan bila tidak ditangani dengan baik maka dapat mengakibatkan penyakit
yang lebih berat. Hipertensi menjadi faktor utama berkembangnya penyakit
jantung, otak dan ginjal.
Bila dilihat dari penyebabnya maka ditemukan 2 golongan yaitu:
hipertensi esensial/primer, dan hipertensi sekunder. Hipertensi
esensial/primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh penderita hipertensi
dan 10 sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Adapun faktor lain yang
dapat menyebabkan hipertensi adalah: mengkonsumsi kebiasaan merokok,
mengkonsumsi alkohol dan sering mengalami stress.
Banyak komplikasi yang ditimbulkan oleh hipertensi, salah satunya
adalah hipertensi maligna disebut juga accelerated hipertension, adalah
hipertensi besar yang disertai kelainan khas pada retina, ginjal dan kelainan
serebral sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan di otak.
Individu yang diketahui menderita hipertensi sejak dini mempunyai
lebih sedikit risikonya dari pada individu yang sudah lama menderita
hipertensi. Oleh karena itu, penyakit hipertensi perlu mendapat perhatian dan
penanganan yang baik, sejak sedini mungkin guna mencegah terjadinya
komplikasi. Di sini perawat dituntut sebagai preventif, promotif, rehabilitatif
dan kuratif.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini:
1. Untuk memperdalam dan pengetahuan tentang perawatan dan penanganan
pasien dengan hipertensi.
2. Untuk memperoleh pengalaman nyata dalam merawat pasien hipertensi
sesuai dengan konsep dasar keperawatan yang telah diperoleh dari
perkuliahan dan referensi-referensi yang tersedia.

1
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Studi Kepustakaan
Dengan mengambil beberapa literatur untuk dibaca dan dipelajari
masalah penyakit yang berhubungan dengan hipertensi.
2. Studi Pengamatan Kasus
Dengan mengatakan pengamatan langsung pada pasien dengan hipertensi
di ruang Aster, Cibubur yang meliputi pengkajian, wawancara, observasi,
interview dan evaluasi.

D. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini dimulai dengan Bab I Pendahuluan yang
berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan. Bab II berisi teori serta konsep dasar hipertensi, terapi
medik dan asuhan keperawatan. Bab III memuat tentang tinjauan kasus yang
terdiri dari pengkajian, rumusan diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Bab IV berisi tentang pembahasan kasus. Bab V
berisi kesimpulan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Gerontik


1. Definisi
 Geriatrik adalah cabang ilmu kedokteran yang membahas fisiologi
proses menua dan diagnosa serta pengobatan penyakit yang
dipengaruhi oleh usia, terfokus pada kondisi abnormal dan
penatalaksanaan medik terhadap kondisi itu.
 Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari semua aspek proses
menua, termasuk psikologis, klinis, ekonomi, dan sosiologis pada
lansia dan konsekuensi masalah-masalah itu pada lansia dan
masyarakat.

Gerontik atau keperawatan gerontik dinyatakan oleh Gunter dan


Ester tahun 1979 untuk mendefinisikan asuhan keperawatan dan
pemberian pelayanan pada lansia.
Tujuan keperawatan gerontik adalah menjaga dan meningkatkan
kesehatan sampai batas yang memungkinkan dan memberi kenyamanan
dan asuhan sampai batas yang dibutuhkan (Wold, 1999).

2. Klasifikasi Lansia
Menurut WHO lansia meliputi:
a. Usia Pertengahan (Middle Age) adalah kelompok usia dari 45-59
tahun.
b. Lansia (Elderly) adalah kelompok usia dari 60-70 tahun.
c. Lansia tua (Old) adalah kelompok usia dari 75-90 tahun.
d. Usia sangat tua (Very Old) di atas 90 tahun.

3. Perubahan yang Terjadi Pada Lansia


a. Perubahan Fisik
1) Sel
 Jumlah sel lebih sedikit dan berukuran besar.
 Cairan tubuh berkurang.

3
2) Sistem Persyarafan
 Cepat menurun hubungan persyarafan.
 Lambat dalam berespon dan waktu untuk bereaksi, khususnya
dalam stress.
 Mengecilnya syaraf panca indera, berkurangnya penglihatan,
kehilangan pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman, dan
perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya ketahanan terhadap cuaca yang dingin.
3) Sistem Gastro Intestinal
 Kehilangan gigi
 Penurunan indera pengecap
 Rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu
pengosongan lambung menurun.
 Peristaltic lemah, biasanya konstipasi
 Fungsi absorbsi melemah
4) Sistem Genitourinaria
 Otot-otot kandung kemih menurun
 Pembesaran prostat
5) Sistem Endokrin
 Produksi dari hampir seluruh hormon menurun
6) Sistem Integumen
 Kulit mengkerut atau keriput
 Kulit kepala dan rambut menipis, warna kelabu
 Berkurangnya elastisitas karena menurunnya cairan dan
vaskularisasi
 Kuku jari keras dan kaku
 Kelenjar keringat berkurang
7) Sistem Muskuloskeletal
 Tulang kelihatan densiti dan makin rapuh
 Kiposis
 Persendian besar dan kaku
b. Perubahan Mental
1) Perubahan kepribadian yang drastis.

4
2) Kenangan lama tidak berubah, kenangan jangka panjang di ingat
sedangkan kenangan jangka pendek tidak dapat diingat.
3) IQ tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan
verbal. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan
psikomotor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental:
- Perubahan fisik
- Kesehatan umum
- Tingkat pendidikan
- Keturunan
- Lingkungan
c. Perubahan Psikosis
1) Merasakan atau sadar akan kematian
2) Perubahan dalam cara hidup
3) Penyakit kronis dan ketikakmampuan
4) Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial
5) Gangguan saraf indera, timbul kebutaan dan ketulian
6) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
7) Hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik, perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri.

B. Konsep Dasar Medik


1. Definisi
Hipertensi secara umum adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg terjadi pada seseorang paling sedikit
3 waktu yang berbeda. (Brunner and Suddarth’s. Medical Surgical
Nursing, 2000).
Hipertensi menurut WHO adalah peningkatan tekanan darah lebih
dari atau sama dengan 160/90 mmHg. (Soeparman, Sarwono Waspadji,
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 1998).

5
Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC = Joint National Comitte
Kategori Systole Diastolit
(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
High Normal 130-139 85-89
Hipertension
(Hipertension > tinggi dari normal)
Stage 1 140-159 90-99
Stage 2 160-179 100-109
Stage 3 > 180 > 110

2. Anatomi dan Fisiologi


Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, arteri, kapiler, vena dan
limfatik. Fungsi dari jantung adalah:
a. Memompa oksigen dan makanan dalam darah di dalam sistem arteri
yang kemudian dibawa ke sel.
b. Membawa sisa-sisa karbon dioksida (CO 2) melalui vena ke paru-paru.
Jantung terdiri dari dua atrium dan 2 ventrikel:
a. Atrium kanan menerima CO2 dalam darah dari seluruh tubuh melalui
vena cava superior dan inferior.
b. Ventrikel kanan, memompakan darah ke paru-paru melalui arteri
pulmonal.
c. Atrium kiri, menerima darah yang dapat mengandung banyak CO 2
dari paru-paru melalui 4 venal pulmonal, darah kemudian dipompa ke
ventrikel kiri.
d. Ventrikel kiri merupakan darah ke seluruh tubuh melalui aorta.
Jantung mempunyai 2 jenis katup:
a. Katup dari Arteri Ventricular
Yang memisahkan antara atrium dan ventrikel. Katup Trikuspidalis di
bagian kanan dan Bicuspid (mitral) di kiri.
b. Katup Semilunar
Yang mencegah darah kembali ke ventrikel selama fase ke relaksasi
(diastol). Tidak seperti katup arteri ventricular. Katup semiluar

6
terbuka selama kontraksi ventrikel. Katup semilunar pulmonal
membatasi antara ventrikel kanan dan katup pulmonal, katup
semilunar aorta membatasi antara ventrikel kiri dan aorta.
Cardiac output adalah volume darah yang dikeluarkan oleh setiap
ventrikel ke dalam sirkulasi pulmonal atau sistemik cardiac output (curah
jantung) ditentukan oleh isi sekuncup (stroke volume) dan banyaknya
denyutan jantung (heart rate).
Heart rate normalnya adalah 60-90 kali permenit. Variasi dalam
frekuensi hearth rate ditentukan atau disebabkan oleh: latihan, ukuran
tubuh, umur, jenis kelamin, hormon Tiroksin, temperatur dan tekanan
darah.
Tekanan darah dihasilkan dari curah jantung dan tahanan perifer,
sehingga semua faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan
perifer mempengaruhi tekanan darah.
Tekanan darah mencerminkan hubungan dari berbagai faktor
hemodinamik yaitu cardiac output, tahanan pembuluh darah perifer,
volume darah, kekentalan darah, elastisitas pembuluh darah, hormon
adrenalin dan enzim serta kemoreseptor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah umur,
stimulasi saraf simpatik, jenis kelamin dan obat-obatan anti defrensent.
Ada empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan
darah:
a. Barareseptor arteri terutama terdapat pada sinus karotis, arkus aorta
dan dinding ventrikel kiri.
b. Perubahan volume cairan mempengaruhi tekanan arteri sistemik.
c. Sistem Renin dan angiotensin, sama-sama berperan dalam pengaturan
tekanan darah.
d. Sistem Autoregulasi vaskuler adalah mekanisme lain yang mungkin
pada hipertensi. Terjadi proses yang memelihara perfusi jaringan
tubuh relatif konstan. Autoregulasi merupakan mekanisme penting
yang menyebabkan hipertensi akibat kelebihan air dan garam.
Jantung juga memompakan darah ke otak melalui arteri karotis
kanan dan kiri yang bercabang menjadi arteri karotis internal dan
eksternal. Dalam tengkorak arteri karotis bercabang-cabang. Arteri-arteri
tersebut mensuplai darah ke hemisfer adalah belahan otak kiri dan kanan.
Setiap hemisfer otak berkaitan dengan sisi tubuh kolateral. Hal tersebut

7
adalah salah satu ciri khas sehubungan dengan pengaturan sensasi dan
motoris.
Hemisfer kiri mempunyai spesialisasi untuk:
a. Bahasa
b. Kalkulasi matematik
Hemisfer kanan mempunyai spesialisasi untuk:
a. Proses pemahaman sesuatu secara keseluruhan.
b. Menerima gambaran penglihatan abstrak, musik, ke semua ruang, dan
c. Emosional.

3. Etiologi Hipertensi
a. Hipertensi esensial (primer/idiopatik) tidak diketahui penyebabnya
secara pasti.
b. Hipertensi sekunder
 Gangguan kontrasepsi oral
 Penyakit parenkim dan vaskular renal
 Gangguan endokrin
 Neurologik
- Tumor otak
- Encephalitis
- Gangguan psikiatri
- Peningkatan volume intra vaskuler
- Luka bakar
 Faktor lain
- Kegemukan
- Pemasukan lemak yang tinggi
- Pemasukan garam
- Merokok
- Stress
- Riwayat penyakit pada keluarga : DM dan jantung.

4. Patofisiologi
Dari sudut pandang patofisiologi dan penyebabnya ada dua
golongan hipertensi adalah suatu gangguan/penyakit dimana arteriola
memberi perlawanan abnormal terhadap aliran darah.

8
Pada awalnya timbulnya hipertensi esensial, tidak ditemukan
secara nyata pada pembuluh darah dan organ. Juga individu tersebut tidak
mengalami tanda dan gejala atau sedikit dengan kenaikan tekanan darah
yang labil. Secara perlahan dengan kenaikan keadaan yang patologik pada
pembuluh darah yang besar maupun pembuluh darah kecil dalam jantung,
ginjal dan otak.
Akan terjadi adanya penyempitan pembuluh darah besar dan kecil,
di otak, jantung, ginjal dan perifer sehingga menyebabkan terus menerus
berlanjut sehingga pembuluh darah mengalami kemacetan dan
perdarahan.
Kerusakan pada pembuluh darah kecil juga berbahaya karena
dapat merusak jantung, ginjal dan otak. Bila arteriola menyempit maka
jantung harus lebih kuat berkontraksi untuk mempertahankan cardiac
output yang normal, hal ini terus berlanjut maka jantung mengalami kerja
keras sehingga bisa muncul adanya hipertensi jantung khususnya
ventrikel sebelah kiri. Bila tidak bisa mempertahankannya maka akan
terjadi gagal jantung.
Mekanisme utama terjadinya hipertensi sekunder adalah :
a. Bertambahnya sekresi catecholamines
b. Bertambahnya renin
c. Peningkatan kadar sodium dan volume darah.
Kelenjar adrenal mengeluarkan aldosteron, kortisol dan
catecholamin yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Kelebihan
aldosteron menyebabkan retensi garam dan air, dapat meningkatkan
volume darah dan menaikkan tekanan darah.

5. Tanda dan Gejala


 Tekanan darah sistolik > 160 mmHg
 Tekanan darah diastolik > 90 mmHg
 Tachycardi
 Heart rate meningkat
 Sakit kepala
 Pusing
 Wajah tampak tegang dan merah
 Mata berkunang-kunang

9
 Epistaksis
 Banyak keringat
 Mual dan muntah
 Kesemutan
 Gelisah
 Tremor
 Kelemahan
 Pandangan mata kabur
 Wajah terasa panas

6. Test Diagnostik
a. ECG
b. Thorax foto dapat ditemukan adanya pembesaran ventrikel kiri
c. IVP (Intra Venus Pyelografi) ditemukan kelainan pada hipertensi
venovaskuler
d. Cek HB
e. CT Scan Kepala
f. Serum colesterol dan triglicerida
Menjadi modifikasi predisposisi adanya artheromatous palguring
g. BUN/Creatinin memberi informasi tentang fungsi ginjal
h. Urinalysis: darah, protein, glukosa menjadi petunjuk adanya disfungsi
venal dan adanya diabetes
i. Ureum dan creatinin darah meningkat

7. Therapi
a. Tirah baring
b. Diet: rendah kalori, rendah lemak dan rendah garam
c. Program latihan
 Latihan isotonik secara teratur seperti berjalan, berenang dapat
membantu, mengontrol.
 Latihan isometrik seperti mendorong dapat merangsang
pengeluaran kate kolamin
d. Mengurangi stress
e. Hindari merokok dan minuman beralkohol

10
f. Menurunkan berat badan apabila berat badan lebih dari berat badan
normal
g. Therapi obat
Tujuan dari pemberian obat adalah:
 Mengurangi/mempertahankan tekanan darah diastolik < 90 mmHg
 Mengurangi gejala seminimal mungkin
 Mengurangi tahanan perifer
 Mengurangi volume dan sirkulasi darah
Obat-obatan anti hipertensi adalah:
a. Angiotensin Converting Enzim (ACE) Inhibitor seperti: Captopril
b. Beta adrenegic Bloker antara lain: Acebutolol, Propranolol
c. Calcium Channel Blocker antara lain: Nifedipine, Nicardipine
d. Alfa adrenegic yang bekerja pada sentral seperti: Catapres
e. Diuretik antara lain Furosemida, hydrochlorothiazed
f. Anti Adveenergic yang bekerja pada perifer seperti: Reserpine

8. Komplikasi
a. CAD (Coronary Artery Disease)
b. Angina Pectoris dan Myocardiac Infarction
c. Arithmia dan kematian
d. Stroke/CVD
e. Hipertensi maligna
f. Hipertensi enchephalopaty
g. Gagal ginjal
h. Pembuluh darah perifer dan hemiplegia

C. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
a. Pola Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
 Riwayat keluarga yang mengidap hipertensi, diabetes melitus atau
penyakit cardiovaskular, obesitas.
 Riwayat menderita hipertensi menahun, diabetes melitus
 Kebiasaan mengontrol kesehatan penggunaan obat-obatan
antihipertensi
 Riwayat merokok, minum-minuman keras
 Menggunakan kontrasepsi pil

11
b. Kajian Pola Nutrisi Metabolik
 Menyukai makanan yang mengandung tinggi garam, tinggi lemak,
tinggi kolesterol misalnya makanan gorengan, keju, telur,
makanan tinggi kalori, gula
 Mual, muntah
 Perubahan berat badan
 Riwayat penggunaan diuretik
 Adanya edema
c. Kajian Pola Eliminasi
 Riwayat yang berhubungan dengan ginjal misalnya adanya
penyakit GNA, GNC.
d. Kajian Pola Aktivitas dan Latihan
 Kelemahan, kelelahan, sesak nafas
 Tachypnea
 Riwayat hipertensi, atherosclerosis, coronary artery hearth disease
 Rasa berdebar
 Dysrithmia
 Terdengar bruit vaskular di atas karotis
 Ketegangan arteri jugularis
 Perubahan warna kulit
 Kulit pucat
 Murmur
 Pembesaran ventrikel kiri
 Kelumpuhan pada otot wajah, lengan, dan kaki pada penderita
hemiplegia
 Dyspnea, batuk tanpa sputum
 Kesulitan bernafas
 Cyanosis
e. Kajian Pola Persepsi Sensori dan Kongestif
 Pengetahuan tentang terapi obat, memonitor tensi
 Pengetahuan tentang diet
 Pusing, sakit kepala
 Gangguan penglihatan
 Baal
 Nyeri yang sebentar-sebentar pada kaki
 Nyeri abdomen

12
 Gangguan orientasi: orang, tempat, waktu
 Gangguan dalam wicara
 Gangguan koordinasi
f. Kajian Pola Persepsi dan Konsep Diri
 Kecemasan
 Gangguan konsep diri khususnya gambaran diri
 Rasa malu, rendah diri
g. Kajian Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
 Gangguan komunikasi verbal karena pelo, aphasia
h. Kajian Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
 Gelisah, depresi, kemarahan
 Gerakan tangan yang tidak terkontrol, gerak-gerik
menghembuskan nafas panjang, pola kemampuan berbicara
dipercepat
 Menangis.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan sistemik berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah.
2. Perubahan pola nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kebutuhan metabolik dan kurang aktivitas.
3. Ketidakmampuan merawat diri berhubungan dengan tidak toleransi
dalam beraktivitas, ketidaknyamanan, digambarkan dengan
keterbatasan aktivitas dan gangguan penglihatan.
4. Nyeri akut (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler cerebral.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit.

3. Perencanaan
1. Perubahan perfusi jaringan sistemik berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah.
HYD: Pasien akan memelihara secara adekuat perfusi jaringan
sistemik yang ditunjukkan dengan:
- Tekanan darah dan nadi berkurang sampai normal
- Pernafasan sekitar 16-20 x/menit.

13
- Status mental biasa.
- Kulit hangat dan warna biasa.
- Nadi perifer teraba.
- Waktu capilari refil kurang 3 detik.
- Pengeluaran urin di atas 30 cc/jam.
Intervensi:
- Monitor dan catat tanda dan gejala perfusi jaringan sistemik
berkurang.
- Anjurkan pasien untuk bedrest, posisi tidur kepala lebih tinggi.
R/: Memberi rasa nyaman dan mengurangi ketegangan.
- Observasi tekanan darah saat berdiri, duduk dan berbaring.
R/: Mengetahui adanya hipertensi orthostatik.
- Berikan cairan perparenteral sesuai dengan indikasi dan batasi
konsumsi garam.
R/: Mengurangi retensi cairan.
- Kolaborasi dengan tim medik: berikan obat-obat anti hipertensi,
anti diuretik.
R/: Membantu mengurangi kelebihan cairan dan menurunkan tensi.
- Observasi dan catat efek samping pada tiap-tiap obat.
R/: Deteksi dini adanya gejala keracunan obat.
- Ukur intake dan output tiap 24 jam.
R/: Mengetahui keadaan cairan tubuh dan keadaan ginjal.
- Anjurkan pada pasien untuk mengurangi rokok atau berhenti
merokok.
R/: Merokok menyebabkan vasokonstriksi.

2. Perubahan pola nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan kebutuhan metabolik dan kurang aktivitas.
HYD:
- Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan obesitas.
- Mendemonstrasikan perubahan dalam pola makan misalnya
memilih makanan, kuantitas makanan dan sebagainya.
- Pasien mau mengikuti program latihan.

14
Intervensi:
- Kaji pengetahuan pasien tentang hubungan antara hipertensi dan
kegemukan. Diskusikan untuk mengurangi kalori dan pembatasan
garam, lemak dan gula sesuai instruksi.
R/: Obesitas adalah satu tambahan risiko yang berhubungan
dengan tekanan darah sebab terjadi ketidakseimbangan antara
kapasitas aorta dan peningkatan cardiac output berkaitan
dengan peningkatan berat tubuh.
- Dorong pasien agar mempunyai hasrat untuk menurunkan berat
badan.
R/: Pasien harus mempunyai keinginan untuk menurunkan berat
badan atau program tidak akan berjalan dengan sukses.
- Dorong pasien untuk mempertahankan pemasukan makanan setiap
hari termasuk kapan, dimana dan perasaan ketika makan.
R/: Menyediakan data dasar tentang makanan yang dimakan dan
kondisi emosional saat makan.
- Instruksikan dan bantu dalam menyeleksi makanan.
Hindari makanan yang mengandung tinggi lemak saturasi
(mentega, keju, ice cream, daging), makanan tinggi kolesterol
seperti daging yang berlemak, organ hewan dan udang.
R/: Menghindari makanan tinggi lemak dan kolesterol adalah
penting untuk mencegah perkembangan atherosclerosis.
- Kolaborasi dengan ahli diit sesuai dengan indikasi.
R/: Memberikan bantuan dengan mengembangkan pengetahuan
tentang diit.

3. Ketidakmampuan merawat diri berhubungan dengan tidak toleransi


dalam beraktivitas, ketidaknyamanan, digambarkan dengan
keterbatasan aktivitas dan gangguan penglihatan.
HYD: Pasien akan menunjukkan partisipasi dalam beraktivitas
perawatan dirinya dengan keterbatasan fisiknya sesuai kondisi
pasien.
Intervensi:
- Kaji faktor-faktor yang menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan perawatan diri seperti: kelemahan, kelelahan, gangguan
penglihatan dan pusing.

15
R/: Membantu menentukan intervensi selanjutnya.
- Diskusikan bersama pasien suatu rencana untuk memenuhi
kebutuhan fisik sehari-hari.
R/: Pasien dapat ikut berpartisipasi dalam memenuhi
kebutuhannya.
- Lakukan tindakan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam
melakukan aktivitas perawatan diri.
 Motivasi pasien terhadap perawatan.
 Diskusikan jadwal yang mampu dilakukan pasien, seperti pada
reaksi puncak analgetik sesudah istirahat, tidak segera sesudah
makan atau pengobatan.
 Letakkan benda-benda keperluan pasien pada tempat yang
mudah dijangkau.
 Bila penglihatan terganggu, bantu pasien untuk mengetahui
letak piring makan, handuk dan lain-lain, dan letakkan pada
tempat yang mudah dijangkau pasien serta beritahu pasien.
R/: Mempercepat kemandirian pasien, kebutuhan perawatan diri
terpenuhi.
- Berikan umpan balik yang positif terhadap semua yang telah
dicapai oleh pasien dalam memenuhi aktivitas perawatan dirinya.
R/: Memberi dukungan kepada pasien.
- Kaji aktivitas yang tidak mampu dilakukan oleh pasien.
R/: Memberikan gambaran sejauh mana bantuan dibutuhkan
pasien.

4. Nyeri akut (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan


vaskuler cerebral.
HYD:
- Nyeri berkurang atau dapat dikontrol.
- Mengungkapkan cara-cara untuk mengurangi nyeri.
Intervensi:
- Pertahankan tirah baring pada fase akut.
R/: Meningkatkan relaksasi.
- Sediakan therapi nonfarmakologik seperti kompres dingin di dahi,
lingkungan yang tenang, teknik relaksasi dan aktivitas pengalihan.

16
R/: Mengurangi tekanan vaskuler cerebral.
- Meminimalkan aktivitas yang menimbulkan sakit kepala seperti
mengejan, batuk dan membungkuk terlalu lama.
R/: Aktivitas tadi menimbulkan vasikonstriksi pembuluh darah
yang kemudian menimbulkan sakit kepala.
- Bantu pasien waktu beraktivitas.
R/: Membantu memenuhi kebutuhan pasien.
- Berikan obat sesuai indikasi misalnya analgesik.
R/: Mengontrol dan mengurangi nyeri.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi


tentang proses penyakit.
HYD:
- Mengungkapkan pengetahuan tentang proses penyakit dan
pengobatan.
- Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan
komplikasi yang ditimbulkan
- Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
Intervensi:
- Jelaskan tentang definisi dan batasan tekanan darah normal dari
hipertensi dan efeknya terhadap jantung, pembuluh darah, ginjal
dan otak.
R/: Menyediakan pengetahuan dasar tentang peningkatan tekanan
darah dan pengobatan.
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko seperti
obesitas, mengkonsumsi makan tinggi lemak, kolesterol, merokok,
alkohol dan lingkungan yang menimbulkan stress.
R/: Faktor risiko ini berkaitan dengan hipertensi dan penyakit
cardiovaskuler.
- Diskusikan pentingnya menghentikan merokok.
R/: Nikotin meningkatkan cahtecolamin yang menyebabkan
peningkatan heart rate.
- Jelaskan secara rasional, dosis, efek samping dan pentingnya
pengobatan.
R/: Dengan adanya informasi yang adekuat yang dapat mendukung
rencana pengobatan.

17
- Hindari mandi air panas, sauna dan penggunaan alkohol.
R/: Mencegah terjadinya vasodilatasi dan berbahaya menjadi
hipotensi.
- Instruksikan pasien untuk mengkonsultasikan kesehatannya
sebelum melakukan pengobatan jenis lain.
R/: Penting untuk mencegah terjadinya interaksi obat yang
berbahaya.
- Jelaskan secara rasional untuk program diit (diit rendah garam,
kolesterol, lemah).
R/: Makanan tersebut merupakan makanan yang berisiko terhadap
penyakit hipertensi.
- Mengurangi pemasukan makanan tinggi lemak saturasi (hewani).
R/: Makanan tersebut mempercepat atherosclerosis.
- Dorong pasien untuk melakukan program latihan seperti jalan,
berenang sesuai dengan kemampuan pasien.
R/: Membantu menurunkan tekanan darah.
- Instruksikan kepada pasien untuk melaporkan adanya sakit kepala,
nyeri dada, gangguan penglihatan, adanya depresi, emosional yang
labil, efek samping obat.
R/: Hal-hal tersebut dapat menjadi tanda adanya komplikasi efek
samping obat.

4. Discharge Planning
- Berikan nilai normal tekanan darah pasien.
- Informasikan pada pasien bahwa hipertensi seringkali tanpa gejala
dan tak dapat mengindikasikan TD.
- Jelaskan hipertensi berarti meningkatnya tekanan darah tidak
berhubungan dengan kepribadian yang tinggi.
- Jelaskan tentang pentingnya perawatan dan pengobatan (terapi) dalam
jangka waktu yang lama.
- Jelaskan bahwa terapi bukan untuk mengobati tapi untuk mengontrol
hipertensi.
- Jelaskan pada pasien bahwa hipertensi dapat dikontrol atau diatasi
dengan mengetahui prognosis yang ada.
- Jelaskan bahaya dan potensial terjadi dari hipertensi yang tidak
terkontrol.

18
- Jelaskan secara spesifik nama, cara kerja, dosis dan efek samping dari
obat-obatan yang diberikan.
- Jelaskan kepada pasien untuk secara teratur dan tepat waktu dalam
minum obat.
- Jelaskan kepada pasien jangan berhenti minum obat secara tiba-tiba
karena putus obat menyebabkan reaksi hipertensi yang lebih berat.
- Jelaskan kepada pasien jangan doubel minum obat jika suatu saat lupa
minum obat.
- Informasikan kepada pasien jika terjadi peningkatan TD, jangan
meningkatkan dosis obat sendiri, konsultasikan dahulu ke petugas
kesehatan.
- Jelaskan kepada pasien jangan menggunakan atau minum obat orang
lain dengan penyakit yang sama.
- Jelaskan kepada pasien efek samping dari obat yang mempunyai
batasan waktu.
- Jelaskan kepada pasien untuk konsultasi dengan petugas kesehatan
bila perubahan obat dan dosis menyebabkan adanya perubahan
seksual dan masalah seksual.
- Jelaskan untuk diet suplemen dengan makanan yang tinggi potosium
(seperti: buah citrus, sayuran hijau) jika adanya kehilangan potosium.
- Jelaskan kepada pasien untuk mandi air hangat, tidak minum alkohol
dan tidak melakukan pekerjaan kurang lebih 3 jam minum obat yang
meningkatkan vasodilatasi.
- Jelaskan penurunan hipertensi ditostatik dengan bangun perlahan dari
posisi berbaring, duduk di sisi tempat tidur selama beberapa menit,
berdiri perlahan-lahan, jangan berdiri dalam waktu yang lama, melatih
tungkai meningkatkan venus roturn, tidur dengan kepala tempat tidur
ditinggikan atau menggunakan bantal, dan jangan duduk jika terjadi
dizziness.

19
BAB III
PENGAMATAN KASUS

Ny. H (80 tahun) sudah menjadi penghuni STW YBKRP Cibubur sejak
tanggal 01-10-2002, memiliki 1 orang anak angkat. Klien sebelum menjadi
penghuni STW bekerja dengan koki di beberapa kedutaan seperti kedutaan
Filipina dan Perancis. Klien mempunyai riwayat penyakit Hipertensi dan
Gastritis. Dan mendapat obat HCT 3x1 untuk Hipertensi.
Pada saat pengkajian klien mengeluh sakit kepala dan nyeri pada lengan
kiri. Klien tampak memejamkan mata bila sakit kepala dan nyeri datang. Dari
hasil observasi ditemukan: TD: 140/90-170/90 mmHg, N: 88 x/menit, HR: 88
x/menit, RR: 24 x/menit.
Hasil laboratorium tanggal 11-6-2002
HB: 13.2 g/d
HT: 37
Leukosit: 11.800
LED: 37
Diffcount: 0/0/084/16/8
Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan adalah:
1. Risiko tinggi penurunan curah jantung b.d peningkatan after load.
2. Nyeri kepala (akut) b.d peningkatan tekanan vaskuler cerebral.
3. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan berlebihan.
Sudah dilakukan tindakan keperawatan sesuai rencana dan mendapat obat
HCT 3x1 tab. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada halaman berikut ini.

20
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas Diri Klien
Nama : Ny. H
Tempat/tanggal lahir : Blitar, 12 Nopember 1922
Agama : Kristen Protestan
Status : Janda
Pendidikan terakhir : SD
Alamat : Desa Cipayung, RT 003/03 No. 15
Ciputat, Tangerang 15411
Tanggal masuk STW : 01-10-2002
Tanggal Pengkajian : 26-11-2002

2. Status Kesehatan Saat Ini


Klien mengatakan tidak menderita sakit yang serius pada saat ini
mengalami peningkatan tekanan darah, tekanan darah antara 140/90
mmHg s/d 170/90 mmHg. Dan bila berjalan jauh nafas agak berat. Klien
mengeluh tangan kiri sering terasa ngilu dan bengkak mulai dari
pergelangan tangan sampai bahu. Untuk mengatasi sakit klien diberi obat
asam mefenamat diminum kalau nyeri, untuk bengkak pada tangan
minum obat Prednison, Amoxyclov 3x1 Cap dan untuk hipertensi minum
HCT 3x1 tab. Saat ini klien ingin menurunkan tekanan darah dan berat
badan.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pada tahun 1995 tanggal 10 Juni klien menjalani operasi kanker
payudara sebelah kiri di RS Restu Cililitan Jakarta Timur. Klien juga
mengatakan pernah menderita sakit maag (gastritis) tetapi sekarang
jarang kambuh. Klien juga ada riwayat hipertensi (klien lupa sejak
kapan).

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
sakit serius apalagi menular dan anggota keluarga tidak ada yang

21
meninggal karena sakit. Biasanya anggota keluarga meninggal karena
usia lanjut
b. Genogram

5. Tinjauan Sistem
 Keadaan umum
Kesadaran compos mentis, TD: 170/80 mmHg, Nadi 88 x/menit, RR
24x/menit, TB. 150 cm, BB 60 kg.
 Integumen
Kulit keriput, warna sawo matang dan edema pada tangan kiri dari
pergelangan tangan sampai siku.
 Sistem hematopoetik
Tanggal 11-6-2002
HB: 13,2 g/dl
HT: 37
Leukosit: 11800
LED: 37
Diffcount: 0/0/0/84/16/0
 Kepala : Kulit kepala bersih, rambut berubah.
 Mata : Klien menggunakan kacamata saat membaca
tulisan.
 Telinga : Klien masih mampu mendengar dengan baik
suara lawan bicara. Lubang telinga bersih
serumen tidak ada.

22
 Mulut & tenggorokan : Klien tidak mengalami gangguan bicara, dan
mengecap rasa makanan dengan baik. Gigi
masih ada lengkap.
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar.
 Payudara : Payudara kanan normal, tidak ada benjolan,
payudara kiri sudah dioperasi mastektomi
tahun 1995. Masih tampak bekas luka operasi
pada payudara kiri sampai axila. Klien
mengatakan bekas operasinya masih sering
sakit dan tangan kiri dari pergelangan sampai
sikut sering bengkak. Sudah dibawa berobat
dan diberi Prednison, Amoxyclov 3x1 cap
dan Asam mefenamat k/p.
 Sistem pernafasan : Kadang-kadang nafas terasa berat bila
berjalan jauh. Pada saat pengkajian
pernafasan 24 x/menit tidak ada suara
tambahan.
 Sistem kardiovaskuler : Tidak ada nyeri dada, tapi nafas kadang-
kadang terasa berat bila tekanan darah tinggi
dan bila ia berjalan jauh.
 Sistem Genitoreproduksi: Klien mengatakan tidak pernah mengalami
penyakit kelamin, sudah menopause dan
tidak pernah hamil dan melahirkan.
 Sistem muskuloskeletal: Klien mengeluh sakit pada tangan kiri.
Tampak pembengkakan dari pergelangan
tangan sampai siku.
 Sistem saraf pusat : Kesadaran compos mentis, orientasi terhadap
orang, tempat dan waktu baik dan tidak ada
kelumpuhan.
 Sistem endokrin : Gula darah dalam batas normal.

6. Pola Aktivitas Sehari-hari


Aktivitas sehari-hari adalah makan, mencuci piring dan pakaian,
berolahraga dan berkebun.

23
7. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
7.1 Riwayat Psikologis
a. Yang mengambil keputusan bila ada masalah
Klien mengatakan jika dalam mengambil keputusan, bila ada
masalah adalah klien sendiri.
b. Cara mengatasi masalah
Dalam mengatasi masalah klien menceritakan masalah tersebut
kepada anaknya Ibu Sudarmi.
c. Interaksi dengan orang lain
- Dengan lingkungan
Klien mengatakan hubungan dengan teman-teman di STW
baik-baik saja, klien merasa senang tinggal di STW, karena
banyak teman-teman yang seumur.
- Dengan keluarga
Dari pengakuan klien hubungan dengan anak dan cucunya
baik-baik saja walaupun klien berbeda agama dengan anak dan
cucunya.
7.2 Masalah Emosional
Saat ini klien tidur dari jam 20.00 dan bangun pukul 04.00, kadang-
kadang klien susah tidur, kalau sakit di tangan sebelah kiri dan
apabila klien mendengar suara ribut-ribut klien jadi susah tidur. Tidur
siang kadang-kadang, bila tidak ada pekerjaan. Klien mengatakan
pernah takut sama teman sekamar, karena suka memukul. Pada saat
ini klien mengatakan tidak punya masalah dengan keluarga yang lain.
7.3 Spiritual
Klien adalah pemeluk agama Kristen Protestan yang menjalankan
kebaktian setiap hari Minggu dan setiap hari Selasa di gereja Effata
Blok M Melawai.

8. Pengkajian Fungsional Klien


a. Kegiatan sehari-hari: Klien dapat mandi, memakai baju, BAK,
merawat diri, makan, mencuci pakaian, jalan di permukaan datar, dan
melakukan olah raga.
b. Kegiatan lain: klien tidak mengikuti kegiatan lainnya.
c. Faktor lingkungan: klien tidak mengalami hambatan dalam
lingkungan, kondisi lantai bersih dan tidak licin.

24
8.1 KATZ indeks:
Klien termasuk/kategori:
a. Mandiri dalam makan, kontinensi (BAK, BAB), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
8.2 Modifikasi dari Barthel Indeks
Klien mampu melakukan semua kegiatan secara mandiri. Nilai: 130

9. Pengkajian Status Mental Gerontik


9.1 Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ). Hasil: Fungsi intelektual
utuh.
9.2 Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan
Mini Mental Status Exam (MMSE). Hasil: Tidak ada gangguan
kognitif.

25
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Setelah melakukan pengamatan kasus di ruang Aster selama 4 hari pada


klien Ny. H umur 80 tahun. Didapat data Ny. H sudah tinggal di STW sejak
tanggal 01-10-2002. Klien mempunyai 1 orang anak angkat. Klien pernah
menjalani operasi mastektomi pada tahun 1995 di RS. Restu Cililitan. Klien
mempunyai riwayat Gastritis dan Hipertensi. Pada pengkajian ditemukan data-
data yang sesuai dengan teori tentang Hipertensi yaitu TD: 140/90 mmHg-
170/90 mmHg, N: 88 x/menit, HR: 88 x/menit. Klien mengeluh nyeri pada
kepala dan suka terasa baal/kesemutan pada jari-jari. Kadang-kadang napas
terasa berat. Pernafasan 24 x/menit. Klien mengatakan sudah mengurangi makan
agar tidak kegemukan dan memperberat Hipertensinya.
Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan adalah:
1. Risiko tinggi penurunan curah jantung b.d peningkatan after load.
2. Nyeri kepala (akut) b.d peningkatan tekanan vaskuler cerebral.
3. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan berlebihan.
Dalam menyusun perencanaan penulis menyesuaikan antara teori dan
kondisi klien. Demikian juga dalam pelaksanaan hampir semua perencanaan
dapat dilaksanakan karena adanya fasilitas yang mendukung. Pada evaluasi ada
masalah yang sudah tertangani sebagian dan ada yang belum dapat diselesaikan,
ini dikarenakan keterbatasan waktu, namun untuk selanjutnya akan diteruskan
oleh teman-teman mahasiswa periode berikutnya dan perawat di STW YKBRP
Cibubur.

26
BAB V
KESIMPULAN

Setelah mempelajari literatur mengenai teori penyakit hipertensi dan


melakukan pengamatan kasus di lapangan. Dapat disimpulkan bahwa penyakit
hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastolik
lebih dari atau sama dengan 90 mmHg yang terjadi pada seorang paling sedikit
pada tiga waktu yang berbeda.
Hipertensi yang diketahui lebih dini mempunyai risiko yang lebih rendah
untuk timbulnya komplikasi dibandingkan dengan penderita yang menderita
hipertensi cukup lama. Dalam menangani hipertensi dan komplikasinya
membutuhkan peran perawat. Pada pasien Ny. H prioritas keperawatan yang
diutamakan adalah mempertahankan fungsi kardiovaskuler, mencegah terjadinya
komplikasi, memberikan informasi tentang proses penyakit dan perawatannya,
mendukung pasien agar selalu mengontrol keadaannya.
Untuk itu diharapkan agar dengan semakin memahami tentang penyakit
hipertensi, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan secara efektif, baik
dan benar terhadap penderita hipertensi sehingga pasien dapat mempertahankan
tekanan darahnya dalam batas normal.

27

Anda mungkin juga menyukai