ABSTRAK
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan akuntansi syariah dan manfaat pada
pembiayaan rahn tasjily di Koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah darumafatihil ulum secara
praktik dalam PAPSI bagian VII mengenai akad qardh dalam hal pengakuan, pengukuran dan penyajian
pendapatan atau pinjaman sudah sesuai, namun dalam hal pengungkapan belum sesuai. Sedangkan dalam
PSAK 107 mengenai ijarah dalam hal pengakuan dan pengukuran pendapatan maupun pinjaman sudah
sesuai, namun dalam hal penyajian dan pengungkapan belum sesuai dengan PSAK 107. Untuk sistem
pelaksanaan yang dilaksanakan di KSPPS DMU sudah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan
sudah sesuai dengan ketentuan fatwa dsn-mui nomor 68/DSN-MUI/III/2008 mengenai akad rahn tasjily.
The results of this study indicate that the application of sharia accounting and the benefits of rahn
tasjily financing in the savings and loan cooperative and sharia financing of darumafatihil ulum in practice
in PAPSI part VII regarding qardh contracts in terms of recognition, measurement and presentation of
income or loans is appropriate, but in terms of disclosure it has not corresponding. While in PSAK 107
regarding ijarah in terms of recognition and measurement of income and loans it is appropriate, but in
terms of presentation and disclosure it is not in accordance with PSAK 107. The implementation system
implemented at KSPPS DMU is in accordance with established procedures and is in accordance with the
provisions of the fatwa dsn-mui number 68/DSN-MUI/III/2008 regarding the rahn tasjily contract.
(KSPPS DMU Jatim) berdiri dari lingkungan sah kepemilikannya, sedangkan fisik barang
pondok pesantren, yang merupakan lembaga jasa jaminan tersebut (marhun) tetap berada dalam
keuangan syariah yang bergerak pada penguasaan dan pemanfaatan pemberi jaminan
pertumbuhan sektor usaha yang menjadi (rahin).
penyedia jasa keuangan bagi pelaku UMKM. Hal ini didukung dengan adanya
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan penelitian yang dilakukan oleh Masriani
Syariah DMU Jawa Timur, yang bertempat di Mahyuddin, Ana Fitriyatul Bilgies (2018)
Jalan Raya Podokaton, Bayeman, Kecamatan dengan judul “Analisis Implementasi
Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Pembiayaan Rahn Tasjiliy Terhadap
timur sudah menaungi sembilan puluh enam Kesesuaiannya dengan Fatwa DSN-MUI Nomor
karyawan dan sembilan belas kantor cabang yang 68/DSN-MUI/III/2008 (Studi Kasus Pada
sudah tersebar. KSPPS BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur
Fenomena yang terjadi di Koperasi Cabang Balongpanggang)” menyatakan bahwa
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur Cabang
Darumafatihil Ulum Jawa Timur, banyaknya Balongpanggang implementasi pembiayaan rahn
kalangan menengah kebawah yang tidak tasjiliy terkait dengan PSAK 107 tentang ijarah
terlayani dan sulitnya atas apa yang mereka tidak sesuai dengan PSAK 107 pada poin
butuhkan oleh kelembagaan formal lainnya, serta penyajian serta pratiknya menurut Fatwa DSN-
KSPPS DMU lebih menekankan prinsip ta’awun MUI No.68/DSN-MUI/III/2008 tidak sesuai
(tolong-menolong), yang nantinya akan pada poin f (Besaran biaya sebagaimana
dimudahkan apa yang mereka butuhkan sesuai dimaksud huruf e atau biaya pemeliharaan dan
dengan prinsip syariah. Adanya tolong menolong penyimpanan barang marhun tersebut tidak
ini diharapkan untuk tidak memberatkan pihak boleh dikaitkan dengan jumlah utang rahin
manapun baik dari pihak anggota (nasabah) kepada murtahin) dan poin g (Selain biaya
ataupun pihak koperasi tersebut. Menurut Sofian pemeliharaan, murtahin dapat pula mengenakan
(2018), sederhananya birokrasi atau prosedur biaya lain yang diperlukan pada pengeluaran
layanan di koperasi syariah, baik untuk masalah yang riil). Persamaan dari penelitian ini adalah
pendanaan maupun pembiayaan sangat menarik produk pembiayaan yang sama yaitu akad rahn
minat masyarakat. Koperasi syariah yang tasjily sedangkan perbedaan pada penelitian ini
memiliki ijin dari Dinas Koperasi dan UKM terletak pada pembahasan analisis penerapan
sangat dianjurkan oleh dinas terkait untuk akuntansi syariah dan manfaat pembiayaan.
memberikan kemudahan layanan 757 dengan Berhubungan dengan sektor
kualitas perbankan. Tentunya hal ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia, rahn tasjily
memberikan peluang yang sangat baik untuk pada koperasi simpan pinjam dan pembiayaan
menarik minat masyarakat menjadi anggota syariah dapat berperan penting sebagai basis
koperasi terutama koperasi syariah. Sebagian ekonomi kerakyatan dan pusat pengembangan
besar masyarakat menjadi anggota koperasi ekonomi, berkembangnya pembiayaan rahn
dikarenakan masalah kenyamanan layanan, tasjily pada koperasi simpan pinjam dan
dimana pada saat melakukan transaksi baik pembiayaan syariah di Indonesia juga
pendanaan ataupun pembiayaan tidak merasa berkontribusi menolong UMKM untuk
sedang diaudit atau bahkan diinterogasi. mendapatkan modal usaha, membantu nasabah
Berdasarkan hasil pra survey, KSPPS mendapatkan uang, serta dapat menciptakan
DMU Jawa Timur memiliki banyak produk lapangan kerja baru yang lebih luas.
pembiayaan yang disediakan, namun dari Berdasarkan uraian latar belakang
beberapa produk pembiayaan yang sering diatas, maka peneliti tertarik melakukan
diterapkan adalah pembiayaan rahn tasjiliy, penelitian dengan judul “Analisis Penerapan
meskipun rahn tasjily merupakan produk akad Akuntansi Syariah dan Manfaat Pada
yang cukup baru namun lebih sering diterapkan. Pembiayaan Rahn Tasjily (Studi Kasus Pada
Karena prosedur yang ditetapkan pada Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan
pembiayaan rahn tasjily ini cukup tidak Syariah Darumafatihil Ulum Jawa Timur)”.
merumitkan pihak anggota (nasabah) maupun 1. Bagaimana sistem pembiayaan rahn tasjily
pihak koperasi dibandingkan dengan akad yang dilaksanakan di Koperasi Simpan
lainnya, namun juga harus melalui beberapa Pinjam dan Pembiayaan Syariah
proses yang harus dilewati dan diseleksi. Darumafatihil Ulum Jawa Timur (KSPPS
Menurut DSN-MUI sendiri, Rahn Tasjily adalah DMU JATIM) ?
adalah jaminan dalam bentuk barang atas utang, 2. Bagaimana analisis penerapan akuntansi
dengan kesepakatan bahwa yang diserahkan syariah pada pembiayaan rahn tasjily di
kepada penerima jaminan (murtahin) hanya bukti Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan
Nur, Rini, Daris-Analisis Penerapan...|336
Syariah Darumafatihil Ulum Jawa Timur bergerak dan barang tidak bergerak, baik
(KSPPS DMU JATIM) berwujud maupun tidak berwujud, sehingga
3. Apakah pembiayaan rahn tasjily di menjadi lebih luas cakupannya. Jika perbankan
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan syariah menggunakan akad rahn yang ada, maka
Syariah Darumafatihil Ulum Jawa Timur berarti yang melakukan penyimpanan jaminan
(KSPPS DMU JATIM) sudah sesuai adalah bank syariah, tapi dengan rahn tasjily
dengan Fatwa DSN-MUI (fidusia) pihak yang menggadaikan dapat
4. Apakah manfaat pembiayaan rahn tasjily memanfaatkan barang yang dijamin serta
pada anggota nasabah yang telah menanggung biaya pemeliharaan.
melakukan pembiayaan? Berdasarkan Nurhayati, Wasilah (2014:268)
rukun dan ketentuan syariah akad rahn adalah
TINJAUAN PUSTAKA sebagai berikut:
1. Rukun al-rahn ada empat, yaitu:
1) Pelaku, terdiri atas: pihak yang
Pembiayaan menggadaikan (rahin) dan pihak
Menurut Ismail (2011:105-106), yang menerima gadai (murtahin).
pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah 2) Objek akad berupa barang yang
dalam menyalurkan dana kepada pihak lain digadaikan (marhun) dan utang
selain bank berdasarkan prinsip syariah. (marhun bih).
Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan 3) Syarat utang adalah wajib
berdasarkan pada kepercayaan yang diberikan dikembalikan oleh debitur kepada
oleh pemilik dana kepada pengguna dana. kreditor, utang itu dapat dilunasi
Pemilik dana percaya kepada penerima dana, dengan agunan tersebut, dan utang
bahwa dana dalam bentuk pembiayaan yang itu harus jelas (harus spesifik).
diberikan pasti akan terbayar. Penerima 4) Ijab kabul/serah terima.
pembiayaan mendapat kepercayaan dari pemberi 2. Ketentuan syariah, yaitu :
pembiayaan, sehingga penerima pembiayaan 1) Pelaku, harus cakap hukum dan
berkewajiban untuk mengembalikan pembiayaan baligh
yang telah diterimanya sesuai dengan jangka 2) Objek yang digadaikan (marhun)
waktu yang telah diperjanjikan dalam akad a. Barang gadai (marhun)
pembiayaan. 1 Dapat dijual dan nilainya
Karakteristik Pembiayaan Syariah. seimbang
Menurut Ajuna (2019) Secara teori, ada tiga hal 2 Harus bernilai dan dapat
yang menjadi penciri dari pembiayaan berbasis dimanfaatkan
syariah, yaitu 3 Harus jelas dan dapat
(1) bebas bunga, ditentukan secara spesifik
4 Tidak terkait dengan
(2) berprinsip bagi hasil dan risiko, dan orang lain (dalam hal
(3) perhitungan bagi hasil tidak dilakukan di kepemilikan)
muka. b. Utang (marhun bih), nilai
utang harus jelas demikian
juga tanggal jatuh temponya
Rahn Tasjily 3) Ijab Kabul, adalah pernyataan dan
ekspresi saling rida/rela di antara
Menurut Muftifiandi (2015) Rahn pihak-pihak pelaku akad yang
tasjiliy adalah jaminan dalam bentuk barang atas dilakukan secara verbal, tertulis,
utang tetapi barang jaminan tersebut (marhun) melalui korespondensi atau
tetap berada dalam penguasaan (pemanfaatan) menggunakan cara-cara
Rahin dan bukti kepemilikannya diserahkan komunikasi modern.
kepada Murtahin. Akad Qardh
Menurut Nurhayati, Wasilah Menurut Atang (2011, yang dikutip
(2014:267) Rahn tasjily (Fidusia), sendiri oleh Abdillah 2021) Secara bahasa qardh ialah
didefinisikan sebagai: pengalihan hak kata turunan dari qaradha Ia berarti qath (bagian),
kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan artinya bagian dari harta milik yang
dengan ketentuan bahwa benda yang hak meminjamkan, secara istilah, ia adalah
kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam memberikan sesuatu harta atau meminjamkan
penguasaan pemilik benda. (UU No. 42/1999). harta kepada orang lain (pihak lain) dan
Fidusia sendiri dapat diterapkan untuk barang hartanya dapat ditagih atau diminta kembali
Nur, Rini, Daris-Analisis Penerapan...|337
Sedangkan untuk PSAK yang dijelaskan, bukan berarti dalil tersebut tidak
digunakan sebagai pedoman gadai syariah adalah memberikan petunjuk bagi umat, seperti dalil Al-
PSAK 107 mengenai Ijarah quran yang telah dijelaskan diatas. Yang menjadi
dalil dari ayat tersebut adalah ungkapan “apabila
Akad Ijarah kamu memberikan pembayaran yang patut”,
Menurut Sayyid Sabiq dalam Fikih ungkapan tersebut menunjukan adanya jasa yang
Sunah yang dikutip oleh (Nurhayati, Wasilah diberikan berkat kewajiban membayar upah (fee)
2014:228) , al Ijarah berasal dari kata al Ajru secara patut (Antonio 2001:118). Dan juga upah
yang berarti al Iwadhu (ganti/kompensasi). Ijarah yang sewajarnya, upah yang adil, dalil tersebut
dapat didefinisikan sebagai akad pemindahan memberikan petunjuk bahwasanya di dalam
hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, penetapan biaya jasa (ujrah) maka tetapkan biaya
dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah jasa yang patut, yang sewajarnya, yakni harga
sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan yang adil.
kepemilikan atas barang itu sendiri. Jadi ijarah
dimaksudkan untuk mengambil manfaat atas Fatwa Dewan Syariah Nasional
suatu barang atau jasa (mempekerjakan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
seseorang) dengan jalan penggantian (membayar Ulama’ Indonesia (DSN-MUI) No. 68/DSN-
sewa atau upah sejumlah tertentu). MUI/III2008 merupakan hal yang menjadi dasar
Rukun dan ketentuan Syariah Ijarah rujukan secara khusus mengenai rahn tasjily
Menurut Nurhayati, Wasilah dengan menimbang beberapa aspek penting,
(2014:232) rukun ijarah ada tiga macam, yaitu: antara lain:
1 Pelaku yang terdiri atas pemberi a bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan
sewa/pemberi jasa/lessor/mu'jjir dan Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
penyewa/pengguna yang menjadi kebutuhan masyarakat
jasa/lessee/musta’jir. adalah pinjaman atau transaksi lain
2 Objek akad ijarah berupa: manfaat yang menimbulkan utang piutang
aset/ma’jur dan pembayaran sewa; dengan memberikan jaminan barang
atau manfaat jasa dan pembayaran dengan ketentuan barang tersebut masih
upah dikuasai dan digunakan oleh pihak
3 Ijab kabul/serah terima. berutang;
Ketentuan syariah: b bahwa pihak berpiutang berhak dengan
1 Pelaku, harus cakap hukum dan baligh mudah untuk melakukan eksekusi atas
2 Objek akad ijarah barang agunan yang masih dikuasai
3 Ijab Kabul oleh peminjam jika terjadi wanprestasi;
c bahwa agar cara tersebut dilakukan
Biaya Jasa (Ujrah) sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,
Biaya jasa (ujrah) memang sangat erat DSN-MUI memandang perlu
kaitannya dengan ijarah (akad sewa-menyewa) menetapkan fatwa tentang Rahn Tasjily
karena memang ujrah timbul dikarenakan adanya untuk dijadikan pedoman.
akad ijarah, agar lebih jelas, akan lebih baik jika
mengetahui apa itu biaya jasa (ujrah) terlebih
dahulu, berikut adalah penjelasan mengenai METODE PENELITIAN
ujrah. Ganjaran untuk penyewa Menurut Ayub Jenis Penelitian
(2009:429) adalah Ujrah (uang sewa atau upah Jenis penelitian yang digunakan peneliti
atas barang) atau Ajr (upah dalam penyewaan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
orang) dan jika harus ditentukan oleh seorang deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan
hakim atau penengah, ia disebut dengan Ajr al- cara mengumpulkan, mempersiapkan, serta
Mitsl (upah yang setara/ adil). menganalisis data sehingga mendapat gambaran
Ada banyak dalil-dalil yang yang jelas mengenai masalah yang diteliti.
menjelaskan tentang upah atau biaya jasa (ujrah) Metode analisis deskriptif bertujuan untuk
di dalam Al-quran dan juga hadist-hadist mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan
Rasulullah saw. Akan tetapi, dalil-dalil tersebut akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
masih bersifat general, belum dijelaskan berapa hubungan antar fenomena yang diteliti (Nawawi,
besaran biaya jasa yang harus dikeluarkan, 1998). Metode penelitian kualitatif ini sering
berapa standard biaya jasa yang harus ditetapkan, disebut meode penelitian naturalistik karena
disana belum ada ketentuannya, karena memang penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
masalah ini tidak dapat ditetapkan dalam suatu alamiah (natural setting), disebut juga sebagai
waktu tertentu. Dalam dalil yang telah
Nur, Rini, Daris-Analisis Penerapan...|339
metode kualitatif karena data yang terkumpul ini yaitu menggunakan metode-metode sebagai
dan anlisisnya lebih bersifat kualitatif. berikut:
(sugiyono, 2015). 1. Observasi
Observasi seringkali diartikan sebagai
Fokus Penelitian suatu aktifa yang sempit, yakni
Fokus penelitian ini bermaksud untuk membatasi memperhatikan sesuatu dengan mata.
studi dalam penelitian, sehingga di mana objek Dalam pengertian psikologik, observasi
yang akan diteliti tertuju dengan masalah atau yang disebut pula dengan
penelitian, yang nantinya diharapkan tidak pengamatan, meliputi kegiatan
menyimpang luas dari konteks penelitian. Fokus pemuatan perhatian terhadap suatu
pada penelitian ini yaitu tentang bagaimana objek dengan menggunakan seluruh alat
penerapan akuntansi syariah pada pembiayaan indra. Jadi, mengobservasi dapat
Rahn Tasjiliy. Berikut merupakan fokus yang dilakukan melalui penglihatan,
ada dalam penelitian ini: penciuman, pendengaran, peraba dan
1. Sistem pembiayaan rahn tasjily yang pengucap (Arikunto 2013:199, dikutip
dilaksanakan di Koperasi Simpan oleh Ningsih 2020).
Pinjam dan Pembiayaan Syariah 2. Metode Interview atau Wawancara
Darumafatihil Ulum Jawa Timur Metode wawancara adalah sebuah
(KSPPS DMU JATIM) dialog yang dilakukan oleh
2. Penerapan akuntansi syariah pada pewawancara kepada orang yang
pembiayaan rahn tasjily di Koperasi diwawancarai untuk memperoleh
Simpan Pinjam dan Pembiayaan informasi dengan cara menyebutkan
Syariah Darumafatihil Ulum Jawa beberapa pertanyaan. Sebelum
Timur (KSPPS DMU JATIM) mengumpulkan data di lapangan
3. Kesesuaiannya dengan Fatwa DSN dengan metode wawancara, peneliti
MUI tentang Rahn tasjily. sebaiknya menyusun daftar pertanyaan
4. Manfaat pembiayaan rahn tasjily sebagai pedoman di lapangan. Namun,
daftar pertanyaan bukanlah sesuatu
yang bersifat ketat, tetapi dapat
Lokasi dan Waktu Penelitian mengalami perubahan sesuai situasi dan
Lokasi penelitian ini berada di Koperasi kondisi di lapangan (Bungin 2008:101 ,
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah dikutip oleh Ningsih 2020).
Darumafatihil Ulum Jawa Timur (KSPPS DMU 3. Dokumentasi
JATIM) yang terletak di Jalan Raya Podokaton, Dokumentasi yaitu mencari data
Bayeman, Kecamatan Gondang Wetan, mengenai hal-hal yang berupa catatan,
Kabupaten Pasuruan, Jawa timur. Sedangkan transkip, buku, surat kabar, majalah,
waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan prasasiti, notulen rapat, langger,
Februari 2021 sampai Juni 2021. agenda, dan sebagainya. Dibandingkan
Sumber Data dengan metode lain, maka metode ini
Sumber data dapat diklasifikasikan menjadi dua, tidak begitu sulit artinya apabila ada
yaitu data primer dan data sekunder (Sekaran, kekeliruan sumber datanya masih tetap,
2013:242). Dalam melakukan penelitian ini, belum berubah. Dengan metode
peneliti menggunakan dua sumber data tersebut, dokumentasi yang diamati bukan hidup
penjelasannya adalah sebagai berikut: melainkan benda mati. Adapun
1. Data primer dokumentasi yang diperoleh dari
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti yaitu sejarah koperasi Syirkah,
dari tangan pertama untuk analisis struktur, foto-foto dan lainnya.
berikutnya untuk menemukan solusi atau (Arikunto 2013:274, dikutip oleh
masalah yang diteliti (Sekaran, 2013:242). Ningsih 2020).
2. Data sekunder
Menurut Sekaran (2013:242) data
sekunder adalah data yang mengacu pada Instrumen Penelitian
informasi yang dikumpulkan dari sumber Penelitian kualitatif yang menjadi
yang telah ada. instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri, maka peneliti harus "divalidasi".
Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman
Teknik Pengumpulan Data metode penelitian kualitatif, penguasaan
Teknik pengumpulan data yang wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan
diperlukan penulis dalam melakukan penelitian peneliti untuk memasuki objek penelitian baik
Nur, Rini, Daris-Analisis Penerapan...|340
tersebut. Prosedur pembiayaan rahn tasjily ada 3 atau jaminan yang harus diserahkan ke pihak
tahap, yaitu pengajuan atau permohonan serta KSPPS DMU, yang kedua akad qordh (hutang)
penyerahan berkas persyaratan, proses dan saat penyerahan dan pembiayaan, dan ijarah
realisasi. Adapun tahapannya sebagai berikut sebagai dasar ujrah atas penjagaan surat berharga
1 Mengisi formulir pengajuan atas keamanannya yang diserahkan ke pihak
permohonan pembiayaan Menyerahkan KSPPS DMU pada waktu akad pembiayaan
persyaratan pengajuan pembiayaan : dilakukan.
a Foto Copy KTP Suami-Istri
(masing-masing 3 lembar) Penerapan Perlakuan Akuntansi
b Foto Copy Kartu Keluarga (3 Syariah Pada Pembiayaan Rahn
lembar)
c Foto Copy Buku Nikah Tasjily di Koperasi Simpan Pinjam
d Foto Copy Surat Jaminan dan Pembiayaan Syariah
(Sertifikat tanah, BPKB, Darumafatihil Ulum Jawa Timur
STNK) Pelaksanaan pembiayaan rahn tasjily
2 Proses yang dilakukan oleh KSPPS DMU kepada
a Proses penerimaan dan anggota atau nasabah merupakan suatu transaksi
pemeriksaan berkas pengajuan yang nantinya akan menimbulkan suatu kegiatan
pembiayaan akuntansi yang semestinya, dimana terdapat
b Survey dan foto lokasi serta pengakuan, pengukuran, penyajian dan
wawancara kepada pihak pengungkapan (perlakuan akuntansi) dari
pemohon pembiayaan. aktivitas tersebut. Dalam praktiknya pembiayaan
c Tanda tagan kesepakatan rahn tasjily ini, anggota masih tetap bisa
suami dan istri menguasai barang jaminannya dan pihak
d Analisa pembiayaan, dengan koperasi hanya menerima surat berharga saja.
mengisi kemampuam Jaminan yang dimiliki oleh anggota hanya
membayar (Pengeluaran dan menyerahkan surat berharga berupa sertifikat
pemasukan) atau lainnya atas harta yang dimiliki untuk
3 Realisasi (Pencairan) memperoleh sejumlah pinjaman yang
a Melengkapi persyaratan dibutuhkan.
administrasi pembiayaan Namun secara perlakuan akuntansi
b Pelaksanaan akad pembiayaan (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
dan penandatanganan surat pengungkapan) KSPPS DMU memiliki
pengajuan pembiayaan pedoman tersendiri, agar lebih mudah dipahami,
c Penyerahan uang pembiayaan berikut merupakan contoh kasus proses
kepada anggota (pemohon) pembiayaan rahn tasjily beserta perlakuan
akuntansinya yang diterapkan oleh KSPPS
Pembiayaan rahn tasjily di Koperasi Simpan DMU. Contoh Kasus :
Pinjam dan Pembiayaan Syariah Darumafatihil Bapak Hermawan berniat menjaminkan
Ulum Jawa Timur juga memiliki ketentuan sepetak tanah yang dimilikinya ke KSPPS DMU
dalam pelaksanaannya. Adapun ketentuan Jawa Timur untuk keperluan usaha ternak
pembiayaan rahn tasjily adalah sebagai berikut : lelenya. Bapak hermawan mengajukan
1 Batas maksimum pinjaman untuk di pembiayaan sebesar Rp. 20.000.000 dengan
cabang yaitu sebesar Rp. 10,000,000 lama angsuran 24 bulan, setelah dilakukan
harus mengetahui pihak pusat, untuk survey dan kemudian di analisis pembiayaan
peminjaman sebesar Rp. 50,000,000 oleh account officer dan diusulkan ke kepala
harus disetujui oleh bapak manajer cabang, setelah proses analisa besar pembiayaan
terlebih dahulu, sedangkan untuk yang diterima sebesar Rp. 20.000.000. karena
100,000,000 keatas harus disetujui Bapak Hermawan ini merupakan golongan
pengurus dan pengawas. nasabah yang cukup lama (langganan) akhirnya
2 Batas maksimum angsuran 36 (tiga bapak hermawan menerima jumlah sebesar yang
puluh enam) bulan. dibutuhkan. Harta yang dijaminkan Bapak
Hermawan ini merupakan harta yang bersifat
Ada 3 akad yang akan menjadi dasar tidak bergerak, maka dengan ini pihak koperasi
pertimbangan yang akan digunakan dalam menggunakan akad pembiayaan rahn tasjily dan
pembiayaan rahn tasjily di KSPPS DMU Jawa Bapak Hermawan menyetujuinya.
Timur yaitu, yang pertama akad rahn tasjily Berikut merupakan perhitungan angsuran
sebagai dasar untuk menahan surat berharganya anggota yang harus dibayar dari kasus yang
Nur, Rini, Daris-Analisis Penerapan...|342
Keuangan Syariah. Jakarta: PT. Vhintara, C., & Rahmawaty, R. (2017). Analisis
Gramedia Pustaka Utama. Penerapan Ijarah Dan Perlakuan
Sugiyono, (2009) Metode Penelitian Kuantitatif, Akuntansi Berdasarkan PSAK 107 Pada
Kualitatif dan R&D, Bandung : PT BPRS Hikmah Wakilah Kota Banda
Alfabeta. Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Tohardi, A. (2019). Pengantar Metodologi Ekonomi Akuntansi, 2(4), 146-161
Penelitian Sosial+ Plus. Tanjungpura
University Press.