SEPAK TEKONG
OLEH :
JULITA PERMATA SARI Z
DEVI KURNIAWAN
JIHAN SELSA
ALFIRIZI AL-GAMAD
KELAS : XI MULTIMEDIA
SMKN 7 PEKANBARU
2021
DAFTAR ISI
3
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat
beserta karunia-Nya kepada penulis, sehingga makalah “Permainan Tepak Tekong” ini
ini dapat kami selesaikan.
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami,
namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis
mampu menyelesaikannya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.
Semoga makalah Permainan Sepak Tekong ini bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru, 2021
Penyusun
BAB I
A. Pendahuluan
Permainan adalah suatu aktivitas fisik yang terorganisasi dengan adanya tujuan yang
ingin dicapai, sedangkan pada bermain aktivitas fisik dilakukan dengan harapan
adanya kegembiraan tanpa adanya batasan-batasan sebagaimana pada permainan.
Perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi perlahan-lahan
menggeser keberadaan permainan tradisional. Jarang sekali kita melihat anak-anak
jaman sekarang memainkan permainan tradisional seperti petak umpet, egrang,
conglak, lompat tali, gatrik, engklek, pesawat- pesawatan, layang-layang dan kelereng.
Permainan tradisional merupakan kekayaan budaya lokal yang seharusnya dapat
dimanfaatkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani justru tergeser dengan
munculnya berbagai permainan yang dapat diunduh secara online di komputer atau
gadget. Pada umumnya, permainan tradisional memiliki ciri kedaerahan asli sesuai
dengan tradisi budaya setempat. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, unsur-unsur
permainan rakyat dan permainan anak sering dimasukkan dalam permainan tradisional.
Dimungkinkan juga untuk memasukkan kegiatan yang mengandung unsur seni seperti
yang biasa kita sebut dengan seni tradisional. Permainan tradisional memiliki ciri yang
punya unsur tradisi dan berkaitan erat dengan kebiasaan atau adat suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kegiatan yang dilakukan harus mengandung unsur fisik nyata
yang melibatkan kelompok otot besar dan juga mengandung unsur bermain sebagai
landasan maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut.
Permainan tempo dulu sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak.
Secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa
kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional.
Namun sayangnya seiring kemajuan jaman, permainan yang bermanfaat bagi anak ini
mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan video game
yang ternyata banyak memberi dampak
negatif bagi anak-anak, baik dari segi kesehatan, psikologis maupun penurunan
konsentrasi dan semangat belajar.
Permainan Tradisional yang semakin hari semakin hilang di telan perkembangan jaman,
sesungguhnya menyimpan sebuah keunikan, kesenian dan manfaat yang lebih besar
seperti kerja sama tim, olahraga, terkadang juga membantu meningkatkan daya otak.
Berbeda dengan permainan anak jaman sekarang yang hanya duduk diam memainkan
permainan dalam layar monitor dan sebagainya. Setiap daerah, atau negara memiliki
permainan tradisional berbeda- beda. Berikut ini permainan tradisional asal Indonesia
yang sekarang hampir terlupakan.
Dalam makalah ini akan dibahsa sebuah permainan tradisional yang sudah banyak
dilipakan oleh anak anak zaman sekarang yang lebih memilih bermain dengan gadget
mereka yang bernama permainan Sepak Tekong yang berasal dari daerah Minang
Kabau.
B. RUMUSAN MASALAH
5
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana asal usul permainan Sepak Tekong?
2. Kapan waktu permainan Sepak Tekong dilaksanakan?
3. Siapa saja peserta yang boleh mengikuti permainan Sepak Tekong?
4. Bagaimana jalan permainan Sepak Tekong?
5. Apa peranan permainan Sepak Tekong dimasa kini?
6. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap permaian Sepak Tekong?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
6
BAB II PEMBAHASAN
A. ASAL USUL PERMAINAN SEPAK TEKONG
Permainan sepak tekong ini umum untuk daerah Sumatra Barat. Aturan aturan
permainannya pun sama di man mana. Tidak ditemui informasi yang menunjukkan
adanya semacam variasi dari yang biasanya dilakukan oleh anak. “Tekoang” (bahasa
indonesia = tekong dalam pengertian minangkabau adalah alat tukar seperti untuk
bersa, air, minyak, dan lain lain. Di masa silam tekong (untuk beras dan jagung) terbuat
dari bambu, sedangkan sekarang semuanya beralih ke kaleng karena lebih praktis.
Sekarang masih didengar satu satu orang menyebut setekong beras, yang artinya satu
kaleng susu beras yang sama dengan 1/3 liter.
Dalam permainan sepak tekong, maka pengertian tekong adalah kira-kira kaleng. Tapi
jika benda tersebut tidak diperoleh anak-anak waktu akan main, mereka biasa memakai
tempurung kelapa. Dalam keadaan demikian, permainan tersebut masih dinamkan
sepak tekong. Dan dapat pula dipakai benda lain, yang jika hal diatas tidak dijumpai.
Artinya dalam pengertian tekong, dapat termasuk apa saja yang ringan tetapi berbunyi
waktu disepak, walau benda yang umun untuk itu adalah kaleng dan tempurung kelapa.
Sudah dipahami umum bahwa masyarakat minangkabau tidak mempunyai strata sosial
yang tajam dalam artiklas sosial. Permainan sepak tekong ini adalah permainan yang
secara ekonomis sangat murah dan tanpa biaya. Oleh karena itu tingkat kesanggupan
ekonomis orang tua anak anak, tidak punya pengaruh terhadap jenis anak anak yang
dapat ikut dalam permaianan itu. Dengan kata lain permainan ini dapat dimainkan oleh
anak anak dari segala jenis tingkat sosial ekonomi. Demikian pula sperti disinggung di
atas, permainan ini terbebas sama sekali dari unsur-unsur religios magis untuk
menegaskan bahwa jenis anak anak yang ikut memainkannya tidak ada kaitannya
dengan unsur unsur pendudukung kepercayaan tertentu dalam masyarakat.
Setelah kepastian demikian, maka permainan putaran ke dua pun dimulai dengan cara
cara seperti putaran pertama. Perlu ditambahkan bahwa, sementara permaianan
berlangsung seorang anak atau lebih yang baru datang dapat langsung ikut serta.
Caranya untuk sementara main dihentikan dan seluruhpemain keluar dari
persembunyiannya, lalu sipendatang baru mengadakan suit dengan teman
yangbertugas “pencari” dan sipa yang kalah diantaranya dalah si pencari.
Sebalinya seorang atau lebih yang sedang main jika terpaksa dapat saja berhenti. Jika
yang akan gterpaksa berhenti (misalnya karen adipanggil orang tua) adalah salah
seorangynag sedang berfungsi bersembunyi, ia mneriakkan keras keras berkali kalai
bahwa ia akan berhenti, sehingga di satu pihak seluruh teman teman tahu dan dipihak
lain sipecari tidak menangkapnya saat ia muncul. Dan permainan berjalan terus.
Andaikan yang akan berhenti kebetulan siopencari maka bearti permaianan harus
dihentian untuk dimulai lagisemekal proses pertama. Dalam hal ini biasanya seluruh
teman teman mengomeldengan berbagai kata sidiran.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Permainan sepak tekong ini umum untuk daerah Sumatra Barat. Aturan aturan
permainannya pun sama di man mana. Tidak ditemui informasi yang menunjukkan
adanya semacam variasi dari yang biasanya dilakukan oleh anak. “Tekoang” (bahasa
indonesia = tekong dalam pengertian minangkabau adalah alat tukar seperti untuk
bersa, air, minyak, dan lain lain. Aspek olahraga dalam permainan ini lebih menonjol dari
sapek lainnya.permainan ini berdiri sendiri tanpa ada kaitannya dengan peristiwa
peristiwa sosial atau budaya lainnya. Demikian pula permainan ini terbebas dari
unsur unsur kepercayaan religio- magis. Permainan ini pada dasarnya adalah pengisi
waktu senggang anak anak, bagi penyaluran energi yang berlebih, dengan kata lain
merupakan satu dari kegiatan anak-anak sebagain ujud dari dorongan bergerak yang
merupakan sifat alami mereka.
Alat permainan ini amat sederhana, biasanya sebuah tempurung kelapa ataupun lebih
umumsebuah kaleng kosong. Keleng yang digunkan adalah kaleng ukuran kecil seperti
kaleng susu ½ sampai 1 kg. Pada dasarnya adalah bahwa benda itu cukup ringan untuk
disepak oleh anak anaka usia tersebut, namun mengeluarkan bunyi yang cukup keras
untuk didengar oleh anak lain dalam persembunyian. Untuk memperkuat bunyinya,
waktu disepak sering dimasukkan sedikit pasir kedalamnya.
Dalam permainan ini yang diannggap kalah adalah si pencari yaitu sebagai akibat kalah
suit. Namun bagi mereka dirasakan bukanlh demikian. Kalah suit sehingga berfungsi
sebai pencari, hanya lah sekedar akibat prosedur yang wjar daricar cara pembahagian
pekerjaan dan bukan suatu kekalahan permainan. Lalu sesorang yang dianggp kalah
adalah si pencari yang selama permainan, tidak berhasil mengubah fungsinya. Andai
kata permainan berlangsung lama, sampai terjadi bebrapa orang sempat menjadi
pencari, maka yang dianggap kalah adalah
satu atau lebih diantara pencari, yaitu yang terlama waktunya dalam fungsi ini
bagimanapun konsekwensi dari semuanya itu tidak ada, dan yang ada hanyalah sekedar
kata kata sindiran dalam batas batas bergurau.
B. SARAN
Kita sebagai generasi muda sudah saatnya kita melestarikan permainan tradisional. Kita
seharusnya perkenalkan dulu pada anak kita tentang permainan tradisional walaupun di
zaman globalisasi saat ini. Karena pada usia dini, perkembangan anak sangat dibutuh
demi perkembangan fisik dan motorik anak. Selain iti permainan tradisional sangat
menguntungkan daripada permainan di zaman sekarang seperti game online.
11
DAFTAR PUSTAKA