Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Promosi Kesehatan KMS Terhadap Pengetahuan Ibu Balita

Alsa Safitri, Desi Wulandari, Siti Atikah, Thalia Altamilano Pramudya


Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Jl. Limo Raya No.7, RW.5, Limo, Kec. Limo, Kota Depok, Jawa Barat 16514

ABSTRAK

Promosi kesehatan bukanlah konsep baru. Fakta bahwa kesehatan ditentukan oleh faktor-faktor
tidak hanya di dalam sektor kesehatan tetapi juga oleh faktor-faktor di luar telah diketahui sejak
lama. Pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan adalah dua istilah yang terkadang digunakan
secara bergantian. Kesehatan menjadi salah satu indikator dalam pembangunan kesejahteraan
kependudukan. Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)
merupakan target nasional karena termasuk indikator dalam pembangunan kesehatan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan KMS terhadap pengetahuan
ibu Balita. Penelitian pada kajian ini menggunakan metode systematic review, jurnal yang dipilih
adalah jurnal yang mengkaji terkait pengaruh promosi kesehatan KMS terhadap pengetahuan ibu
balita. Jurnal penelitian yang digunakan terdiri dari 7 jurnal nasional dan 1 jurnal internasional,
dengan rentang waktu publikasi tahun 2017-2021. Strategi yang digunakan dalam pencarian
artikel-artikel. Hasil yang ditemukan yaitu terdapat perbedaan pengetahuan ibu sebelum dan
sesudah promosi kesehatan, masih terdapat ada yang kurang pengetahuan ibu balita terkait KMS
(Kartu Menuju sehat) dan ada yang sudah baik pengetahuan ibu balita terkait KMS (Kartu
Menuju Sehat). Diharapkan petugas kesehatan di wilayah kerja posyandu dan puskesmas
terutama para kader kesehatan di wilayah setempat mampu memberikan promosi kesehatan
kepada ibu yang memiliki balita untuk menjelaskan terkait isi, manfaat serta pentingnya Kartu
Menuju Sehat (KMS) untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.

Kata kunci: Promosi kesehatan, KMS, Pengetahuan Ibu balita.

ABSTRACT

Health promotion is not a new concept. The fact that health is determined by factors not only
within the health sector but also by external factors has been known for a long time. Health
education and health promotion are two terms that are sometimes used interchangeably. Health
is one of the indicators in the development of population welfare. Reducing the Infant Mortality
Rate (IMR) and Toddler Mortality Rate (AKABA) is a national target because it is an indicator
of health development. The purpose of this study was to determine the effect of KMS health
promotion on the knowledge of mothers under five. The research in this study used a systematic
review method, the journal selected was a journal that examined the effect of KMS health
promotion on the knowledge of mothers under five. The research journals used consist of 7
national journals and 1 international journals, with a publication time span of 2017-2021. The
strategy used in the search for articles. The results found were that there were differences in the
knowledge of mothers before and after health promotion, there were still mothers who lacked
knowledge about KMS (Health Cards) and there were good mothers' knowledge regarding KMS
(Cards). Towards Healthy). It is hoped that health workers in the posyandu and puskesmas
working areas, especially health cadres in the local area, are able to provide health promotions
to mothers who have toddlers to explain the contents, benefits and importance of Cards Towards
Healthy (KMS) to monitor the growth and development of toddlers.

Keywords: Health promotion, KMS, Knowledge of mothers under five

PENDAHULUAN

Promosi kesehatan bukanlah konsep baru. Fakta bahwa kesehatan ditentukan oleh faktor-
faktor tidak hanya di dalam sektor kesehatan tetapi juga oleh faktor-faktor di luar telah diketahui
sejak lama. Pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan adalah dua istilah yang terkadang
digunakan secara bergantian. Edukasi kesehatan adalah tentang memberikan informasi dan
pengetahuan kesehatan kepada individu dan masyarakat, serta memberikan keterampilan untuk
memungkinkan individu mengadopsi perilaku sehat secara sukarela. Edukasi kesehatan adalah
kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk membantu individu dan masyarakat
meningkatkan kesehatan mereka, dengan meningkatkan pengetahuan mereka atau
mempengaruhi sikap mereka, sedangkan promosi kesehatan mengambil pendekatan yang lebih
komprehensif untuk mempromosikan kesehatan dengan melibatkan berbagai pemain dan
berfokus pada pendekatan multisektoral. Promosi kesehatan memiliki perspektif yang jauh lebih
luas dan disesuaikan untuk menanggapi perkembangan yang memiliki pengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap kesehatan seperti ketidakadilan, perubahan pola konsumsi, lingkungan,
dan kepercayaan budaya (Nafisah et al., 2019).
Promosi kesehatan saat ini berhubungan dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat.
Letak kesehatan diposisikan di tempat yang unik karena dunia menghadapi 'beban tiga penyakit'
yang terdiri dari penyakit menular yang belum selesai, baru muncul, dan penyakit yang muncul
kembali serta peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari penyakit kronis tidak
menular. World Health Organization (WHO) mendefinisikan promosi kesehatan sebagai keadaan
sejahtera fisik, sosial dan mental yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Penikmatan standar kesehatan tertinggi yang dapat dicapai dianggap sebagai salah
satu hak dasar setiap manusia. Selama beberapa dekade terakhir, ada pengakuan yang meningkat
bahwa intervensi kesehatan yang bersifat kuratif saja tidak dapat menjamin kesehatan yang lebih
baik. Oleh karena itu, penting sekali menerapkan promosi kesehatan secara rutin, salah satunya
promosi kesehatan mengenai Kartu Menuju Sehat (KMS) (Nababan, 2019).
Kesehatan menjadi salah satu indikator dalam pembangunan kesejahteraan
kependudukan. Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)
merupakan target nasional karena termasuk indikator dalam pembangunan kesehatan. Di
Indonesia AKB data Kemenkes terbaru masih tinggi dan ditargetkan turun menjadi 24 dari nilai
32 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan AKI pada tahun 2015 masih mencapai 305 per 100.000
kelahiran hidup dimana masih tiga kali nilai yang ditargetkan yaitu 102 per 100.000 kelahiran
hidup. AKABA juga masih ditargetkan untuk turun 40 per 100.000 kelahiran hidup dari data
sebelumnya. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan AKB dan
AKABA dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, salah satunya yaitu
dilakukannya revitalisasi dan optimalisasi Posyandu di seluruh Indonesia sejak tahun 2005
(Profil Kesehatan Indonesia, 2019).
Hal tersebut berkaitan dengan pola perilaku masyarakat untuk berpartisipasi dalam
kegiatan Posyandu. Perilaku tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor diantaranya usia,
tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, jarak tempuh ke posyandu, sarana dan prasarana,
program PMT, kepemilikan KMS, dorongan keluarga dan petugas kesehatan. Kesadaran ibu
balita untuk berkunjung ke Posyandu dapat ditingkatkan dengan pengetahuan cukup yang baik,
sikap yang baik dan tersedianya sarana Posyandu seperti Kartu Menuju Sehat/Buku KIA.
Terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ibu balita ke Posyandu yaitu
pengetahuan baik, sikap positif, pendidikan ibu lebih rendah dari SMP, membutuhkan pelayanan
Posyandu, serta memiliki kartu menuju sehat (KMS) (Sunartiningsih et al., 2021).

METODE
Penelitian pada kajian ini menggunakan metode systematic review, jurnal yang dipilih
adalah jurnal yang mengkaji terkait pengaruh promosi kesehatan KMS terhadap pengetahuan ibu
balita. Jurnal penelitian yang digunakan terdiri dari 7 jurnal nasional dan 1 jurnal internasional,
dengan rentang waktu publikasi tahun 2017-2021. Strategi yang digunakan dalam pencarian
artikel-artikel penelitian menggunakan fasilitas database online melalui laman Google Scholar
dan PubMed. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan kata kunci : pengaruh promosi
kesehatan KMS terhadap pengetahuan ibu balita. Kriteria inklusi untuk responden adalah
pengaruh promosi kesehatan tentang KMS pada pengetahuan ibu balita. Sedangkan kriteria
eksklusi yang digunakan yaitu artikel yang diterbitkan sebelum tahun 2017, artikel yang tidak
berkaitan dengan KMS dan baduta dan hasil penelitian merupakan dampak non kesehatan.
Penulis menggunakan metode kajian sistematik sesuai dengan tahapan PRISMA
(Preferred Reporting Items for Systematic Review) yang mencakup identifikasi, penyaringan,
inklusi dan kelayakan dari temuan artikel yang selanjutnya di analisis. Artikel atau jurnal yang
memenuhi kriteria akan dikaji untuk mendata pengaruh promosi kesehatan KMS terhadap
pengetahuan ibu balita. Selanjutnya hasil penelitian akan didata dan disajikan dalam bentuk
naratif. Penarikan kesimpulan dilakukan setelah diperoleh data terkait pengaruh promosi
kesehatan KMS terhadap pengetahuan ibu balita.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut jurnal-jurnal yang didapat sesuai topik yaitu, pengaruh promosi kesehatan Kartu
Menuju Sehat (KMS) terhadap pengetahuan ibu balita:

No Penulis Judul Metode Hasil

(Tahun)

Agus Modul
1 Hendra Al Pendamping Quasi Adanya modul pendamping KMS
Rahmad KMS Experim dapat membantu meningkatkan
(2018) sebagai pengetahuan ibu dengan persentase
ent
Sarana Ibu (13%) yang mana berguna dalam
Untuk dengan memantau pertumbuhan balita
Memantau pendekat
Pertumbuha an
n Balita
analitik

2 Lu'lu The Quasi Terdapat perbedaan pengetahuan


Nafisah, Effectivenes Experimen sebelum dan sesudah promosi kesehatan
et. al. s of Health tal with tentang ISPA pada balita, terlihat dari
(2019) Promotion pre-test peningkatan pengetahuan yang
on and post- signifikan (p-value < 0,05).
Knowledge test
of Mother
about Acute
Respiratory
Infections
(ARI) in
Mipiran
Village,
Padamara
Public
Health
Center

3 Arum Pengetahu Cross Masih kurangnya tingkat pengetahuan


Meirann an Ibu Sectiona ibu balita terkait Kartu Menuju Sehat
y (2017) Tentang l dengan (KMS) sebesar (63,8%) sehingga
Kartu uji Chi banyak balita yang tidak mengalami
Menuju Square kenaikan berat badan (80,9%).
Sehat
(KMS)
Mempeng
aruhi
Pertumbu
han Balita

4 Sofiya Pengetahu Cross Pengetahuan ibu tentang KMS di


Rahmaw an Ibu Sectiona Posyandu Dadali III Tugu sudah baik
ati dan Tentang l dengan (p-value 0,021), terlihat dari gambaran
Diah Kartu uji Chi
Ratnawa Menuju Square status gizi balita yang baik.
ti (2020) Sehat
dapat
Menstimu
lus Status
Gizi
Balita

5 Faik Hubungan Korelatif Perilaku hidup sehat orang tua dilihat


Agiwahyu Perilaku dengan dari aspek kognitif (p= 0,000 dan r=
anto, dkk Hidup tipe 0,554) dan literasi KMS dilihat dari
(2021) Sehat Cross aspek psikomotorik berpengaruh
Orang tua Sectiona terhadap tumbuh kembang balita (p=
dan l 0.005 dan r= 0,398).
Literasi
Kartu
Menuju
Sehat
(KMS)
terhadap
Tumbuh
Kembang
Balita

6 Ana Hubungan Cross Pendidikan dan status pekerjaan ibu


Putri Karakteris sectiona berkaitan dengan pengetahuan ibu
Rahayu, tik Ibu l dengan balita, yaitu masih kurangnya
dkk Balita Explana pemahaman terkait pemanfaatan KMS
(2018) dengan tory (p-value = 0,287).
Pemanfaat
an Data
Kartu
Menuju
Sehat
(KMS)
dalam
buku KIA
(Studi
Kasus
Puskesma
s
Kedungm
undu Kota
Semarang
Tahun
2016)

7 Ayu Pengetahu Cross Pengetahuan yang cukup (49,1%),


Aletha, an dan Sectiona sikap yang baik (65,4%) dan
dkk Sikap l dengan tingginya kepemilikan KMS (89,7%)
(2020) Kepemilik random menunjukan hubungan yang positif
an KMS samplin terhadap kunjungan ibu balita ke
terhadap g Posyandu Baktijaya
kunjungan
Ibu ke
Posyandu
Baktijaya
Depok

8 Lintje Gambaran Deskript Masih kurangnya pengetahuan ibu


Tulu Pengetahua if balita terkait isi dari KMS dengan
(2018) n Ibu Balita dengan persentase (96,1%) dan masih
di Posyandu Accident kurangnya pengetahuan ibu terkait
Tentang al manfaat dari KMS dengan persentase
Kartu Samplin (75%)
Menuju g
Sehat Balita
di Wilayah
Kerja
Puskesmas
Plus Bara-
Baraya
Makassar
Tahun 2018

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat selama 5 tahun terakhir, adanya pengaruh promosi
kesehatan KMS terhadap pengetahuan ibu balita.
Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu
Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang mendukung kebutuhan ibu balita dalam
memanfaatkan data KMS dalam buku KIA (Ana Putri Rayahu et al., 2018). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Ana Putri Rayahu et al (2018) terdapat 75% ibu yang memiliki
pendidikan lanjut yaitu tamat SMA. tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan ibu balita
dalam menerima informasi mengenai pemanfaatan data KMS dalam buku KIA atau informasi
lainnya (Ana Putri Rayahu et al., 2018).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Tulu (2018)menunjukan sebanyak 44,7% ibu
yang berpendidikan SMA dan Diploma sebanyak 3,9%. Penelitian tersebut menyatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan maka peluang untuk memiliki pekerjaan yang menyita waktu
sehingga tidak sempat untuk berkunjung ke posyandu. Sejumlah responden yang memiliki
tingkat pendidikan lebih rendah memiliki banyak waktu untuk berkunjung ke posyandu. Menurut
peneliti pendidikan formal sangat mempengaruhi pengetahuan orang tua terhadap Kartu Menuju
Sehat (KMS), pendidikan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pola pikir seseorang
agar mampu menelaah sesuatu untuk diterima atau ditolak (Tulu, 2018).
Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu
Berdasarkan hasil data training needs assessment bahwa masih rendahnya pemahaman
masyarakat khususnya ibu-ibu balita dalam melihat KMS, termasuk dalam pemantauan
pertumbuhan balita mereka yang berdampak terhadap rendahnya kunjungan atau partisipasi
masyarakat (Agus Hendra, 2018). Promosi kesehatan merupakan upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran diri, oleh, untuk dan
bersama masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO) dalam Yulia (2021)
menyatakan bahwa tujuan dari promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan yaitu merubah
perilaku individu atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Agus Hendra (2018) menyatakan masih
kurangnya pengetahuan ibu terkait pemantauan pertumbuhan sebelum dilakukan pelatihan KMS.
Namun setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan yang dibantu oleh kader maka pengetahuan
ibu meningkat lebih baik. Terdapat selisih 2,6 dengan standar deviasinya 2,95 menunjukan
bahwa terdapat pengaruh pemberian promosi kesehatan melalui modul pendamping KMS
memiliki pengaruh yang bermakna untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita (Agus Hendra,
2018).
Pengetahuan Ibu Balita Terkait KMS
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2020) menunjukan bahwa
adanya pengetahuan baik dari para ibu yang memiliki anak balita tentang kartu menuju sehat
(KMS). Terdapat sebanyak 49 ibu memiliki status gizi yang baik dan sebanyak 11 ibu yang
memiliki status gizi malnutrisi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang
tersebut melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu sendiri terjadi
melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan ibu sebagai sesuatu atau beberapa hal yang diketahui oleh ibu diantaranya
mengenai fungsi dari kartu menuju sehat, serta interpretasi dari kartu menuju sehat sebagai
pedoman untuk mengetahui status gizi balitanya (Agus Hendra, 2018).
Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Arum Meiranny (2017) menyatakan bahwa
kurangnya pengetahuan ibu terkait KMS. Kurangnya pengetahuan ibu terkait KMS dikarenakan
sebagian besar adalah wanita karir yang cenderung menyerahkan segala urusan balitanya kepada
pramusiwi. Kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya pemantauan balita akan
berdampak terhadap kunjungan dan cakupan SKDN yang rendah. Di dalam kesehatan,
pengetahuan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap
orang untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Agus Hendra, 2018).

KESIMPULAN
Tingkat Pendidikan seorang ibu sangat berperngaruh terhadap pengetahuan ibu terhadap KMS
(Kartu Menuju Sehat). Dimana ibu yang berpendidikan tinggi lebih mengerti tentang KMS
(Kartu Menuju Sehat) seperti mengetahui terkait status gizi balitanya daripada ibu yang
berpendidikan rendah, akan tetapi ibu dengan Pendidikan tinggi sekaligus wanita karir kurang
banyak mengeluangkan waktu untuk memantau anaknya ke posyandu tidak seperti ibu yang
berpendidikan rendah dan tidak bekerja lebih banyak bisa meluangkan waktunya

SARAN
Diharapkan petugas kesehatan di wilayah kerja posyandu dan puskesmas terutama para kader
kesehatan di wilayah setempat mampu memberikan promosi kesehatan kepada ibu yang
memiliki balita untuk menjelaskan terkait isi, manfaat serta pentingnya Kartu Menuju Sehat
(KMS) untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Hendra. (2018). PENGARUH PERILAKU IBU TENTANG PROGRAM STBM TERHADAP
KEJADIAN DIARE PADA BALITA ( The influence of mother ’ s behavior on community-
based sanitation program on the incidence of diarrhea in infants ). 3(1), 48–56.
https://doi.org/10.30867/action.v3i1.9

Ana Putri Rayahu, Yudhi Dharmawan, & Djoko Nugroho. (2018). Hubungan Karakteristik Ibu
Balita Dengan Pemanfaatan Data Kartu Menuju Sehat (Kms) Dalam Buku Kia (Studi Kasus
Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tahun 2016). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal), 6(1), 103–109.

Arum Meiranny. (2017). PENGETAHUAN IBU TENTANG KARTU MENUJU SEHAT (KMS)
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN BALITA (Vol. 4, Issue DESEMBER).
www.stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkb
Ayu, A., Harjono, Y., & Chairani, A. (2020). (-) Pengetahuan , Sikap dan Kepemilikan KMS
terhadap Kunjungan Ibu ke Posyandu Baktijaya Depok Knowledges , Attitudes and “ KMS
” Ownership to Mothers ’ s Visiting Posyandu Baktijaya Depok. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Masyarakat, 12, 170–175.

Faik dkk. (2021). Jurnal Kesehatan. Jurnal Kesehatan, 14(1), 6–12.


http://ejournal.poltekkesternate.ac.id/ojs/index.php/juke/article/view/276/142

Nababan, S. (2019). Health Promotion Media To Behavior Change On Exclusive Breastfeeding


Mothers. Jurnal PROMKES, 7(2), 233. https://doi.org/10.20473/jpk.v7.i2.2019.233-239

Nafisah, L., Herwanti, S., Annisa Fajria, D., Nurdinia, A., Prastiwi, A., Adisa, M., Febriary, I.,
Akmalia, N., & Fadhilah, D. (2019). The effectiveness of Health Promotion on Knowledge
of Mothers about Acute Respiratory Infections (ARI) in Mipiran Village, Padamara Public
Health Center. KnE Life Sciences, 4(10), 123. https://doi.org/10.18502/kls.v4i10.3777

Profil Kesehatan Indonesia. (2019). Health Statistics (Health Information System). In Short
Textbook of Preventive and Social Medicine. https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5

Rahmawati, S., & Ratnawati, D. (2020). Pengetahuan Ibu Tentang Kartu Menuju Sehat dapat
Menstimulus Status Gizi Balita. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia, 10(03), 59–64.
https://doi.org/10.33221/jiiki.v10i03.627

Sunartiningsih, S., Fatoni, I., & Ningrum, N. M. (2021). Hubungan Inisiasi Menyusu Dini
Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-24 Bulan. Jurnal Kebidanan, 10(2), 66–79.
https://doi.org/10.35874/jib.v10i2.786

Tulu, L. (2018). Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Di Posyandu Tentang Kartu Menuju Sehat
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Bara-Baraya Makassar Tahun 2018. Jurnal
Farmasi Sandi Karsa (JFS), 4(7), 68–74. file:///C:/Users/User/Downloads/fvm939e.pdf

Yulia, dkk. (2021). PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU


TENTANG ASI EKSKLUSIF. 12(1), 171–178.

Anda mungkin juga menyukai