PENDAHULUAN
Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi kita semua, hingga saat ini Indonesia masih
dilanda pandemic Covid19. COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (serever acute resipiratory syndrome coronavirus 2 atau
SARS CoV-2). Virus ini merupakan keluarga Coronavirus yang dapat menyerang hewan. Ketika
seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS (Serever Acute Resipiratory
Syndrome). COVID-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan,
Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020; Hui, et al., 2020). Kasus Covid-19 diIndonesia
terdeteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga
negara jepang. Hingga saat ini, 4 Maret 2021, Indonesia telah melaporkan 1.300.294 kasus
positif dengan angka kematian mencapai 36.721 kasus, sehingga menempati peringkat kedua
terbanyak di Asia Tenggara setelah Singapura dan sebelum Filipina (Bangkok Post,2021).
Covid-19 banyak membawa dampak baik maupun buruk bagi semua mahkluk hidup dan alam
semesta. Segala daya dan upaya sudah dilakukan pemerintah guna memperkecil kasus penularan
Covid-19.Tak terpungkiri salah satu nya adalah kebijakan belajar online, atau dalam jaringan
(daring) untuk seluruh peserta didik/i hingga mahapeserta didik/i karena adanya pembatasan
sosial.
Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
1
Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) poin ke 2 yaitu proses belajar dari rumah
a. Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan
b. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai
pandemic Covid-19
c. Aktivitas dan tugas pembeljaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarpeserta didik,
d. Bukti atau prosuk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif fan
Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah suatu
keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan sumber belajar elektronik
(e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-sumber belajar yang
digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya teknologi yang
digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka karena metode
interaksi tatap muka konvensional masih jauh lebihefektif dibandingkan pembelajaran online
atau e-learning. Selain itu, keterbatasan dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software), serta pembiayaan sering menjadi habatan dalam
Namun dari kebijakan yang dikeluarkan tentunya tidak dapat memastikan semuanya
akan berjalan sebagaimana mestinya disemua kalangan, khusus nya sekolah didesa-desa yang
2
kekurangan fasilitas berupa teknologi terpadu guna menunjang proses pembelajaran belajar
online. Kurangnya biaya dan fasilitas yang memadai antara guru dengan peserta didiknya
membuat proses pembelajaran online tidaklah seefektif yang diharapkan. Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai keefktifan dari sistem pembelajaran
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era Industri 4.0 telah memiliki
pengaruh yang besar terhadap proses pengajaran dan pembelajaran. Kemudahan akses teknologi
telah digunakan oleh para pengajar untuk memudahkan proses pembelajaran. Akses teknologi
juga mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Sejak ditemukannya teknologi internet, hampir
segalanya menjadi mungkin dalam dunia pendidikan. Saat ini peserta didik dapat belajar tidak
hanya dimana saja tetapi sekaligus kapan saja dengan fasilitas sistem electronic learning yang
ada. E-learningkini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah
pendidikan dan pelatihan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang
untuk e-learning namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan
Seperti yang telah disampaikan oleh Keengwe & Georgina dalam penulisannya telah
pengajaran dan pembelajaran (Keengwe & Georgina, 2012). Teknologi informasi dapat diterima
sebagai media dalam melakukan proses pendidikan, termasuk membantu proses belajar
mengajar, yang juga melibatkan pencarian referensi dan sumber informasi (Wekke & Hamid,
2013).
3
Penyampaian materi melalui daring dapat bersifat interaktif sehingga peserta belajar
mampu berinteraksi dengan komputer sebagai media belajarnya. Sebagai salah satu contoh
peserta didik yang menggunakan pembelajaran media elektronik atau menjalin hubungan
(browsing, chatting, vidiocall) melalui media elektronik, dalam hal ini komputer dan internet
nantinya akan memperoleh hasil belajar yang lebih efektif dan baik dari pada pembelajaran
konvensional.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan efektivitas serta kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik. Penggunaan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar memiliki beberapa manfaat diantaranya: (1) Pengajaran akan lebih
menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik,
(2) Bahan pengajaran akan lebih jelas sehingga peserta didik dapat memahami dan menguasai
tujuan pengajaran dengan baik, (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, (4) Peserta didik
akan lebih banyak melakukan interaksi dalam kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
penjelasan guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, mendemonstrasikan dan lain – lain.
B. Pembatasan Masalah
Agar penulisan ini lebih efektif dan efisien maka dalam penulisan ini permasalahan
a. Subjek Masalah
b. Objek Masalah
4
Objek dari penulisan adalah Efektifitas Pembelajaran Berbasis Daring/ e-
C. Rumusan Masalah
2. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis daring bagi peserta didik?
4. Perbaikan apa saja yang peserta didik harapkan agar penerapan daring menjadi lebih
baik?
D. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan yang dilakukan oleh penulis ini memiliki tujuan sebagai berikut:
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis daring bagi peserta didik
4. Mengetahui harapan peserta didik mengenai hal yang harus diperbaiki agar penerapan
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian Efektivitas
Menurut Hidayat (1986) efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase
target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. Sedangkan Handoko (1997:7) menjelaskan
bahwa efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan
yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan. Efektivitas tingkat kemampuan untuk
program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi
tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi
teknik, model pembelajaran, hingga evaluasi pembelajaran yang semua itu saling
inovatif agar dalam pembelajaran yang dilakukan dapat lebih variatif dan berjalan lancar.
Penggunaan model pembelajaran tersebut juga disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan sehingga kesesuaian antara keduanya dan semua komponen menjadi tepat guna.
6
aktif menunjukkan efisiensi pembelajaran. Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila
pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan serta peserta didik dapat
pada perubahan paradigma pendidikan. Hal itu berpengaruh pada fungsi pendidik sebagai
fasilitator, mediator dan motivator dalam proses pembelajaran. Guru selalu dianggap
sebagai pusat pembelajaran, tapi sekarang telah berubah menjadi peserta didik sebagai
pembelajaran itu sendiri. Salah satu penyebabnya antara lain adalah faktor pesatnya
yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan
bahan ajar ke peserta didik dengan menggunakan media internet, intranet atau media
E-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih
ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau
materi pelajaran, peserta didik dengan guru atau instruktur maupun sesama peserta didik.
Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan – bahan belajar
7
setiap saat dan berulang – ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
mengambil peran guru adalah komputer dan panduan – panduan elektronik yang dirancang
8
BAB III
PEMBAHASAN
E-Learning merupakan sebuah metode pembelajaran berbasis internet atau belajar online
yang harus dijalani semua peserta didik-siswi hingga mahapeserta didik-mahapeserta didik di
Indonesia bahkan seluruh wilayah didunia yang terpapar pandemic Covid-19 guna menyambung
proses belajar tatap muka yang terkendala karena social distancing atau tidak berkerumun untuk
membantu mencegah penyebaran Covid-19.Di Indonesia, sistem e-learning bukan lagi sesuatu
yang asing, hanya saja tidak semua sekolah pernah menerapkan sistem ini, terutama sekolah-
Pada dasarnya, e-learning memiliki dua tipe yaitu synchronous dan asynchronous.
Synchronous berarti pada waktu yang sama. Proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama
antara pendidik dan peserta didik. Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan
peserta didik secara online. Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik
dan peserta didik mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi
pembelajaran dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat mendengarkan
Peserta didik juga dapat mengajukan pertanyaan atau komentar secara langsung ataupun
melalui chat window. Synchronous training merupakan gambaran dari kelas nyata, namun
bersifat maya (virtual) dan semua peserta didik terhubung melaluiinternet. Synchronous training
sering juga disebut sebagai virtual classroom (Hartanto, 2016). Proses belajar berbasis e-learning
peserta didik-siswi membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung agar pembelajaran
9
dapat berlangsung dan memiliki kualitas pembelajaran yang lebih baik (Rustiani,dkk., 2019).
komputer/laptop, aplikasi, serta jaringan internet yang digunakan sebagai media dalam
Namun, tidak semua keluarga/orang tua mampu memenuhi sarana dan prasana tersebut
mengingat status perekonomian yang tidak merata. Sehingga proses pemberlajaran berbasis e-
learning tidak tersampaikan dengan sempurna. Seperti yang dialami oleh sebagian orang tua
peserta didik di SD Banyuajuh 6 Kamal, kurangnya fasilitas membuat anak mereka tidak bisa
tradisional (offline) dan online adalah suatu keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya
arus penyebaan sumber belajar elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari
pemanfaatan sumber-sumber belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning
pembelajaran tatap muka karena metode interaksi tatap muka konvensional masih jauh
Selain itu, keterbatasan dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software), serta pembiayaan sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan
Keefektifan Pembelajaran Online Salma, dkk (2013 :105) menjelaskan persiapan sebelum
memberikan layanan belajar merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan belajar,
terutama pada online learning di mana adanya jarak antara pebelajar dan pemelajar. Pada
pemberlajaran ini pemelajar harus mengetahui prinsipprinsip belajar dan bagaimana pebelajar
10
belajar. Rovai (Mahardika:2002) menyatakan bahwa alat penyampaian bukanlah faktor penentu
Salah satu alasan memilih strategi pembelajaran adalah untuk mengangkat pembelajaran
perilaku antara pemelajar dan pembelajar. Bagaimana respon pebelajar terhadap apa yang
disampaikan oleh pemelajar. Keefektifan dalam KBBI adalah keadaan berpengaruh, hal
berkesan, keberhasilan tentang usaha atau tindakan, hal mulai berlakunya tentang undang-udang
Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Coronavirus Disease (Covid19) yang berlaku untuk seluruh masyarakat yang
adalahkurangnya fasilitas penunjang pembelajaran online seperti yang dialami oleh beberapa
peserta didik di SD Banyuajuh 6 kamal memang dapat dikatakan sebagai sebuah kendala dalam
proses berlangsungnya pembelajaran, namun usaha tetap harus dilakukan semaksimal mungkin,
mengingat, sebagai orang tua wajib memberikan yang terbaik untuk anakanaknya termasuk harta
berupa pendidikan. Disisi lain, tingkat semangat belajar peserta didik juga memicu akan efektif
atau tidaknya pembelajaran online ini mengingat budaya belajar tatap muka yang masih melekat
dalam diri sehingga, selama kegiatan belajar online ini tidak jarang banyak peserta didik yang
merasa jenuh atau bosan, sehingga membuat hasil belajar yang diharapkan tidaklah efektif.
11
B. Analisis Pembahasan
bahwa pembelajaran daring lebih efektif dan 3 responden menyatakan bahwa pembelajaran
face to face dirasa lebih efektif. Mereka merasakan bahwa pengaplikasian pembelajaran
daring yang mereka peroleh hanya berpusat pada pemberian tugas,rasio pemberian materi
sangatlah kecil. Selain itu akses bertanya juga tidak seluas pada saat pembelajaran face to
mereka tentang kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis daring. Pengalaman yang
dirasakan peserta didik mengenai kelebihan dan kekurangan daring sangat variatif,
diantaranya:
Kelebihan:
2. Peserta didik merasa punya lebih banyak waktu dirumah bersama keluarganya
3. Peserta didik merasa punya lebih banyak waktu beristirahat dan bersantai
Kekurangan:
2. Peserta didik merasa lebih sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru
3. Peserta didik merasa sedih karena uang jajan yang didapatkan berkurang
12
4. Peserta didik merasa kegiatan sosial dengan teman-temanya terhambat
tentang suasana yang mereka rasakan pada saat pembelajaran berbasis daring. Hasilnya 2
merasakan beberapa kendala seperti adanya gangguan sinyal pada saat pembelajaran
lebih menyenangkan, mereka merasakan bahwa pembelajaran daring lebih efisien untuk
dilaksanakan.
d. Harapan Peserta didik Mengenai Hal-Hal Yang Harus Diperbaiki Pada Penerapan
Daring
mengenai perbaikan yang harusnya dilakukan pada saat penerapan daring agar pembelajaran
berbasis daring bisa menjadi lebih baik. Saran yang responden berikan sangat variatif,
seperti:
1. Penjelasan materi pembelajaran: Peserta didik berharap para guru tetap memberikan
materi melalui video, mereka merasa materi mudah diterima dan dipahami.
2. Mengikuti tren kemajuan teknologi: Peserta didik berharap para guru mampu mengikuti
tren kemajuan teknologi yaitu dengan memanfaatkan aplikasi/ sosial media yang sedang
disukai para peserta didik, dengan begitu peserta didik merasa lebih antusias, semangat,
dan tidak mudah bosan. Peserta didik merekomendasikan sesekali pembelajaran bisa
13
dilakukan dengan Zoom meeting atau Google Meet, mereka merasa senang dan ketika
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran e-learning akan terus harus dilakukan mengingat belum tuntas nya
sampai saat ini masih belum ditentukan kapan akan masuk sekolah kembali untuk
pembelajaran tatap muka. Kurang nya sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh faktor
ekonomi dan ketidaksiapan teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam berlangsungnya
kegiatan belajar online.Sehingga hasil belajar yang diberikan oleh pemelajar tidak 100%
1. Mayoritas peserta didik merasa pembelajaran daring dirasa tidak efektif, karena dalam
praktiknya guru lebih dominan dalam pemberian tugas bukan penjelasan materi.
2. Peserta didik merasa ada kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan daring, seperti:
Kelebihan:
Peserta didik merasa punya lebih banyak waktu dirumah bersama keluarganya
Peserta didik merasa punya lebih banyak waktu beristirahat dan bersantai
15
Kekurangan:
Peserta didik merasa lebih sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru
Peserta didik merasa sedih karena uang jajan yang didapatkan berkurang
3. Mayoritas peserta didik merasa pembelajaran daring lebih menyenangkan, karena dirasa
B. Saran
peserta didik yaitu penjelasan materi pembelajaran melalui video dan pemanfaatan
16
DAFTAR PUSTAKA
Setyosari, P. (2008) . Pembelajaran Sistem Online: Tantangan dan Rangsangan. Dosen Jurusan
Arikunto. 2006. Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Fuad,
Ekonomi, 10(1), 1–18. "Indonesia confirms first cases of coronavirus". Bangkok Post
outbreak". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2 Maret 2020.
Rustiani, R., Djafar, S., Rusnim, R., Nadar, N., Arwan, A., & Elihami, E. (2019, October).
17
Sugiyono. 2011. Metode Penulisan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Utarini,
Adi. 2020. Tak Kenal Maka Tak Sayang: Penulisan Kualitatif Dalam pelayanan
18