Anda di halaman 1dari 13

TEMUAN AUDIT

DOSEN :
I KETUT SUNARWIJAYA. SE. M.Si

Oleh :
I KADEK SURYA ADNYANA (05)
NYOMAN GEDE WIMANA PRANANTA (33)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2021
Definisi Temuan Audit

Temuan audit adalah himpunan data dan informasi yang dikumpulkan, diolah dan diuji

selama melaksanakan tugas audit atas kegiatan instansi tertentu yang disajikan secara analitis

menurut unsur- unsurnya yang dianggap bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut ISO 9000, temuan audit adalah hasil evaluasi dari bukti audit yang dikumpulkan

terhadap kriteria audit. Temuan audit dapat mengindikasikan, baik kesesuaian ataupun ketidak

sesuaian dengan kriteria audit atau peluang perbaikan. Pengertian ketidak sesuaian sendiri adalah

penyimpangan melalui bukti obyektif atas kriteria audit yang ditetapkan auditor harus

menginvestigasi untuk menentukan secara tepat kriteria audit yang dilanggar dan menetapkan

rekomendasi tindakan perbaikan. Jenis ketidaksesuaian dalam temuan audit antara lain:

1. Major

Sebuah temuan audit dikatakan kategori major, apabila tidak sesuai dengan

persyaratan ISO9001:2008 yang seharusnya dijalankan dan harus dilakukan perbaikan

segera.

2. Minor

Sebuah temuan audit dikatan kategori minor, apabila terdapat inkonsistensi dalam

menjalankanprosedur yang diturunkan dari ISO 9001:2008 dan diberikan deadline

waktu tertentu untukmemperbaikinya.

3. Observasi

Sebuah temuan audit dikatakan kategori observasi, apabila temuan tersebut bukan

termasukdalam persyaratan ISO 9001:2008 tetapi sebaiknya dijalankan. Dalam temuan

observasi, auditorakan memberikan rekomendasi sebagai usulan peningkatan,


namun divisi terkait dalam perusahaan memiliki hak bebas untuk menjalankan atau

tidak menjalankan usulan tersebut.

Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran. Misalnya, temuan-temuan
tersebut dapat menggambarkan :

1. Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan, seperti pengiriman


yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
2. Tindakan-tindakan yang dilarang,seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari
perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingan pribadi.
3. Tindakan-tindakann tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif yang
telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan.
4. Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam untuk
klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah dan
signifikansinya.
5. Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.

Ciri Temuan Audit yang Baik

Terdapat 3 ciri temuan audit yang dikategorikan baik, yaitu :

1. Temuan audit harus didukung oleh bukti yang memadai

Temuan audit seharusnya didukung oleh bukti yang cukup agar auditee dan para pembaca
temuan audit menjadi yakin tentang kebenaran isi temuan audit. semua unsur (kondisi,
kriteria, dan sebab-akibat) harus didukung oleh bukti yang cukup. Pengembangan temuan
audit dengan dukungan bukti yang kuat akan mempermudah penyusunan laporan sekaligus
mempermudah penyiapan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan auditee.

2. Temuan audit harus penting (material)

Penting dan tidaknya suatu temuan diindikasikan apabila pengguna laporan keuangan
mengambil tindakan atau kebijakan berdasarkan informasi yang ada dalam laporan temuan
tersebut.Auditor Judgment yang merupakan pertimbangan professional auditor, juga
merupakan factor dominan dalam menetapkan tingkat materialitas atau tingkat pentingnya
suatu permasalahan.

3. Temuan audit harus mengandung unsur temuan (kondisi, kriteria, dan sebab akibat)

Ciri ketiga adalah temuan audit harus menguraikan secara jelas kondisi, kriteria, dan sebab
akibat. Dalam melaksanakan audit kinerja, kosakata yang paling dikenal dan selalu
dicantumkan diingatan auditor adalah kondisi, kriteria, dan sebab akibat. Pengalaman di
lapangan menunjukkan kesulitan dalam pembuatan laporan audit yang cepat dan mudah
dipahami sering kali berkaitan dengan pengembangan dan pengorganisasian atribut tersebut
dalam laporan. Sering kali sulit membedakan secara jelas penyebab yang paling dominan
terhadap suatu kondisi mengingat demikian banyak variable penyebab.Akibat yang dapat
ditimbulkan dari penyebab tersebut juga dapat bervariasi.Untuk itu, auditor dituntut untuk
cermat dalam menentukan hubungan sebab-akibat dalam suatu temuan audit serta
menentukan penyebab yang paling dominan.

Sifat Temuan Audit

Temuan audit dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Temuan-temuan audit tersebut dapat

menggambarkan sebagai berikut :

1. Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan.

Contohnya melakukanpengiriman suatu barang tetapi tidak melakukan penagihan atas

pembayaran barang tersebut.

2. Tindakan-tindakan yang dilarang.

Contohnya pegawai yang mengalihkan sewa dari perlengkapan perusahaan ke perusahaan

kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri.

3. Tindakan-tindakan yang tercela.

Contohnya membayar barang dan perlengkapan pada tarif yang lebih rendah pada kontrak

yang
lebih menguntungkan.

4. Sistem yang tidak memuaskan.

Contohnya diterimanya tindak lanjut yang sama terhadap klaim asuransi yang belum diterima

padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah dan signifikansinya.

5. Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.

Temuan-temuan audit seringkali disebut sebagai kekurangan (deficiency), istilah temuan audit

tersebut cenderung dinilai terlalu negatif.

Walaupun memiliki sebutan yang bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lain, pada

dasarnya temuan audit ini bersifat universal. Universal yang dimaksud mengandung makna

sesuatu yang dapat mengandung kesalahan baik yang terjadi saat ini (current) atau masa lalu

(history) serta yang akan terjadi dimasa yang akan mendatang (future).

Standar For The Profesional Practice Of Internal Auditing (SPPIA)


Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam satandar 2310
menyatakan:

a. Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang cukup (sufficient),


andal (reliable), relevan (relevance) dan berguna (usefulness) untuk mencapai tujuan
penugasan.
b. Practice advisory 2410-1 dari Standar : “ kriteria komunikasi” memperluas arahan
menjadi:

 Komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang dan ringkasan.
Informasi latar belakang: identifikasi unit-unit organisasional, menelaah aktivitas-
aktivitas, memberikan informasi yang relevan seperti pengamatan, kesimpulan dan
rekomendasi dari laporan-laporan sebelumnya.

 Ringkasan: mencakup representasi penyeimbang dari isi komunikasi penugasan.


c. Hasil harus mencakup obsercasi, kesimpulan (opini), rekomendasi, dan rencana-rencana
tindakan.
d. Observasi: pernyataan fakta yang berkaitan.
e. Observasi dan rekomendasi harus didasarkan pada atribut : kriteria,, kondisi, penyebab
& dampak.

 Kriteria : Standar, ukuran, atau ekspektasi yang digukan dalam melakukan evaluasi
dan/atau verifikasi (apa yang seharusnya ada).

 Kondisi : Bukti faktual yang ditemukan auditor internal pada saat pengujian (apa yang
ada).

 Penyebab : Alasan perbedaan antara apa yang diharapkan dan kondisi aktual
(mengapa ada perbedaan).

 Dampak : Resiko atau eksposur yang dihadapi organisasi dan/atau yang lainnya
karena kondisi tidak sama dengan kriteria (dampak perbedaan). Dalam menentukan
tingkat resiko atau eksposur, audit internal harus mempertimbangkan dampak
observasi dan rekomendasi penugasan mereka terhadap laporan keuangan organisasi.
f. Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien, hal-hal terkait,
dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan mana pun.

Pendekatan Untuk Mengonstruksi Temuan dan Tingkat Signifikansi Temuan Audit

Dalam mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan dan dapat

dilaporkan memerlukan keahlian khusus berdasarkan pengalaman auditor, karena bisa jadi suatu

kesalahan fatal bagi orang awam adalah hal sepele bagi auditor. Oleh karena itu auditor internal

harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :

 Meninjau kembali kebijakan/keputusan dari manajemen yang bisa jadi tidak realistis.

Auditor internal harus mempertimbangkan kondisi, fakta, dan situasi ketika kelemahan

tersebut terjadi. Serta tidak mengkritik kebijakan manajemen maupun mengganti

pertimbangan manajemen.

 Auditor harus bertanggungjawab untuk memberikan bukti atas setiap temuan audit.
 Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut tidak mutlak

harus dikritik hanya karena kurang dari 100 %.

 Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit.

Temuan kecil perlu dilaporkan karena bukan kesalahan manusiawi yang bersifat acak. Jika

temuan kecil ini dibiarkan maka lama kelamaan akan semakin mengganggu bahkan dapat

menimbulkan kerugian bagi perusahaan.


Temuan besar adalah temuan yang akan menghalangi pencapaian tujuan utama suatu organisasi

atau suatu unit dalam organisasi. Diperlukan klasifikasi yang jelas antara temuan kecil dan

temuan besar, sehingga keputusan yang diambil oleh auditor internal tidak menjadi bias.
Temuan yang tidak signifikan tidak memerlukan tindakan formal. Sebaiknya tidak dimasukkan

ke dalam laporan audit formal karena membuat pekerjaan menjadi tidak produktif.

Temuan tidak signifikan tetap dialporkan dan selanjutnya diselesaikan dengan :

A. Diskusi dengan pihak yang bertanggungjawab

   B. Memeriksa apakah temuan sudah diperbaiki

C. Mencatat dalam kertas kerja

   D. Tidak mencatumkan dalam laporan audit resmi


Elemen-Elemen Temuan Audit

Elemen Elemen Temuan Audit Fakta-fakta yang ditemukan auditor internal haruslah

meyakinkan, kriterianya harus dapat diterima, dan logika yang digunakan juga harus

meyakinkan. Kebanyakan temuan audit harus mencakup elemenelemen tertentu, termasuk latar

belakang, kriteria, kondisi, penyebab, dampak, kesimpulan, dan rekomendasi. Setiap temuan

audit yang mencakup elemen-elemen ini baik eksplisit maupun implisit akan menjadi argumen

yang kuat untuk dilakukannya tindak perbaikan.

Berikut elemen-elemen temuan audit :

   1.Latar belakang (background): Identifikasi orang-orang yang berperan, hubungan organisasi,


dan memperhatikan tujuan serta sasaran. Hal tersebut harus bisa menjelaskan secara umum

lingkungan yang melingkupi operasi dan gravitasi situasi yang menyebabkan auditor

melaporkan temuan tersebut.

2. Kriteria (criteria) : tujuan & sasaran, dimana harus bisa mencakup standar-standar operasi,

yang

mencerminkan apa yang diinginkan manajemen untuk dicapai oleh operasi yang di audit. Serta

kualitas pencapaian. Dimana auditor internal harus dengan jelas melihat dan memahami

gambaran keseluruhan, dan juga bagian-bagiannya.Untuk menentukan seberapa layak, efisien,

ekonomis, dan efektifnya suatu operasi , audit internal harus memiliki tolak ukur-standar

pengukuran secara valid.

Contoh : Meteran air disebuah komunitas dipasang untuk mengukur air. Agar memperoleh

pendapatan yang dibutuhkan untuk menjaga sistem pendistribusian air, meteran tersebut haruslah

akurat dan memebebankan pelanggan dengan jumlah yang benar untuk penggunaan air. Meteran

yang digunakan seharusnya tidak berbeda dari meteran induk.

Dimana harus terlihat prosedur yang merupakan instruksi dari manajemen secara tertulis.

Prosedur yang lemah bisa mengakibatkan kondisi yang tidak memuaskan, atau praktik-praktik

yang lemah bisa melanggar prosedur yang memadai. Dalam membuat temuan-temuan audit,

auditor internal harus berupaya untuk menentukan praktik dan prosedur apa yang diterapkan atau

yang seharusnya.

Adanya prosedur yang salah atau tidak adanya prosedur yang layak bisa menjasi alasan

dibutuhkannya tindakan perbaikan. Dibutuhkan keahlian memadai.

3. Kondisi (condition) : merupakan jantungnya temuan. Kondisi mengacu pada fakta-fakta yang


dikumpulkan melalui observasi, pengajuan, pertanyaan, analisis, verifikasi, dan investigasi

yang

dilakukan auditor internal dan informasiharus memadai, kompeten dan relevan.

4. Penyebab (cause) : memerlukan latihan pemecahan masalah (problem solving). Penyebab

menjelaskan mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada, mengapa sasaran tidak tercapai,

dan

mengapa tujuan tiidak terpenuhi.

 Menentukan penyebab merupakan latihan pemecahan masalah, dan prosesnya mengikuti

langkah-langkah klasik berikut ini :

a)     Kumpulkan fakta-fakta.

b)     Identifikasi masalah, cari penyimpangan yang terjadi.

c)     Jelaskan hal-hal utama dari masalah.

d)     Uji penyebab-penyebab yang mungkin terjadi.

e)     Tetapkan tujuan-tujuan potensi tindakan perbaikan.

f)      Bandingkan tindakan-tindakan alternatif dengan tujuan-tujuan

g)     Pikirkan keadaan-keadaan buruk yang dipicu oleh tindakan perbaikan yang telah dipilih.

h)     Pertimbangkan “bagaimana seandainya”

i)      Apakah terdapat kondisi-kondisi mitigasi?

j)      Rekomendasi kontrol untuk memastikan bahwa tindakan terbaik benar-benar telah

dilakukan.

6. Dampak (effect):

Dampak menjawab pertanyaan “lalu kenapa?” Dimana apa saja konsekuensi, akibat yang

signifikan tersebut.
-  Temuan tentang keenomisan & efisiensi : diukur dalam $ atau Rp.

-  Temuan tentang keefektivan : ketidakmampuan untuk menyelesaikan hasil akhir.

Contoh : Auditor Internal dapat menunjukkan melalui sampel mereka bahwa telah terjadi

kehilangan pendapatan sebesar $2 juta setiap tahun. Mereka juga dapat menunjukkan bhwa tarif

air sangat tinggi secara tidak beralasan, sehingga terjadi kelebihan pendapatan setidaknya $1,5

juta setiap tahun.

7. Kesimpulan (conclusion)  : harus didukung dengan fakta. Juga berupa pertimbangan

profesional.

Jika auditor internal secara konsisten menyajikan kesimpulan yang bisa menghasilkan kinerja

yang baru dan tingkatan kinerja yang lebih tiinggi, mengurangi biaya dan meningkatkan

kualitas produksi, menghilangkan pekerjaan yang lebih tinggi, mengurangi biaya dan

meningkatkan kulitas produksi, mendayagunakan kekuatan teknologi, meningkatkan

kepuasan

pelanggan, meningkatkan jasa, maka audit internal jelas bernilai.

8. Rekomendasi (recommendation)  : tindakan yang dapat dipertimbangkan oleh manajemen

untuk memperbaiki kondisi yang salah atau memperkuat sistem pengendalian intern. Saran yang

paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah membahasnya dengan manajemen

operasional sebelum laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan

mengenaii fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki kekurangan.

Kemudian, laporan formal bisa berisi pernyataan ini: “Kami membahas temuan-temuan kami

dengan manajemen: dan sebagai hasilnya, tindakan telah diambil yang kami yakin telah

diperhitungkan untuk memperbaiki kondisi yang dijelaskan sebelumnya.” Sehingga akan

membangun hubungan kemitraan dalam pemecahan masalah antara auditor dan klien.
Pencatatan Temuan Audit

Auditor internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah sepenuhnya mempertimbangkan

elemen elemen temuan audit bisa mengendalkan pada suatu bentuk laporan atau sarana laiinya

agar mereka tetap bisa menelusurinya. Aktivitas Pencatatan Temuan Audit Internal memberi

ruang untuk :

 Mengidentifikasi Organisasi yang bertanggung jawab

 Memberi nomer identifikasi untuk temuan tertentu dan rujukan untuk kertas kerja pendukung

 Memberi pertanyaan singkat mengenai kondisi

 Mengidentifikasi kriteria standar yang diterpkan untuk menilai kondisi

 Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan

 Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan dengan temuan tersebut

 Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan

 Menunjukkan penyebab mengapa penyimpangan terjadi

 Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial,dari kondisi tersebut

 Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan atau yang diambil

 Mencatat pembahsan dengan karywan klien dan mencatat tanggapan tanggapan mereka, sifat

tindakan, jika ada yang merka usulkan untuk diambil

Laporan Pencatatan Temuan Audit (RAF) memberikan acuan untuk pembahasan, karena

mencakup kebanyakan informasi yang dibutuhkan dalam satu lembar untuk menjelaskan

masalah. Laporan tersebut juga berfungsi sebagai pedoman untuk mengingatkan auditor semua

yang diperlukan untuk memperoleh informasi untuk temuan yang dibuat secara mendalam. RAF

juga harus diselesaikan di lapangan sehingga setiap elemen yang hilang atau tidak lengkap bisa
diperbaiki tanpa membutuhkan kunjungan ulang ke tempat yang di audit. Abstraksi Temuan

untuk melaporkan kondisi, kriteria, sebab, dampak, dan tanggapan manajemen. Abstraksi temuan

yang diproduksi. misalnya, diadaptasi dari laporan badan perintah atas audit kontraktor. Para

pendukung laporan abstraksi menyebutkan bahwa laporan ini memberikan banyak manfaat :

 Manajer senior bisa diberikan sarana pembelajaran yang cepat terhadap masalah saat ini dan

tindakan yang diambil atau diperlukan untuk memecahkan

 Manajer lapangan tetap menerima informasi mengenai masalah masalah yang kemungkinan

mempengaruhi mereka

 Laporan abstraksi dianalisis secara periodik untuk menemukan trennya

 Kehati hatian dalam menyiapkan abstraksi memeudahkan penyiapan laporan audit final

 Membantu menjaga program jaminan mutu yang dirancang untuk meningkatkan audit internal.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.belumlama.com/temuan-audit/

https://pdfcoffee.com/makalah-kelompok-3-temuan-audit-pdf-free.html

https://www.coursehero.com/file/16490504/internal-audit/

http://kriwuull.blogspot.com/2018/09/internal-audit-bab-8.html

https://pdfcoffee.com/elemen-elemen-temuan-audit-3-pdf-free.html

Saya Wimana Prananta absen 33 ingin bertanya Faktor-faktor apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam pengembangan temuan audit ?

Anda mungkin juga menyukai