Anda di halaman 1dari 16

GEOLOGI DAERAH GEMANTAR DAN SEKITARNYA, KECAMATAN MONDOKAN,

KABUPATEN SRAGEN, JAWA TENGAH

Oleh:
Restu Raditia1), Singgih Irianto2), dan Solihin3)

Abstrak

Secara administratif daerah penelitian masuk berada di Desa Gemantar, Kecanatan Mondokan,
kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis daerah penelitian terletak pada E 7 ° 15’
43,5“ - E 7 ° 20’ 31,5“ dan S 110 ° 55’ 48,5” - S 110 ° 60’ 00” Dengan luas daerah penelitian 56 km 2.
Berdasarkan pada konsep yang dikemukakan W.M Davis (1954) geomorfologi daerah penelitian
dikelompokkan menjadi dua (2) satuan geomorfologi, yaitu, Satuan Geomorfologi Dataran Lipat Patahan.
Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial. Tatanan batuan dari yang tertua hingga termuda adalah Satuan
Batuan Batupasir Tufan Selang-seling Batulanau Tufan, berumur (N10-N17) atau Miosen Tengah-Miosen
Akhir diendapkan di lingkungan Neritik Luar – Bathyial Atas. Satuan Batuan Batulanau Selang-seling
Batulanau Tufan, berumur (N18-N21) atau pada Kala Miosen Akhir hingga Pliosen dan diendapkan pada
Neritik Tengah – Bathyial Atas. Satuan Batugamping terbentuk pada (N19-N20) pada kala Pliosen
Dilingkungan Neritik Tengah hingga Neritik Luar. Selanjutnya Satuan Batupasir Tufan, berumur (N22)
atau Pleistosen yang diendapkan pada lingkungan Transisi Hingga Neritik Tengah. Dan Satuan Endapan
Aluvial sungai yang terdiri dari material lepas berukuran lempung hingga bongkah merupakan endapan
termuda yang terdapat di daerah penelitian. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian
berupa lipatan dan patahan.. Struktur lipatan berupa Sinklin Ngrandu dan Antiklin jambangan. Struktur
patahan yang berkembang adalah Sesar Naik Karang Anom, Sesar Mendatar Gesi dan Sesar Mendatar
Baleharjo. Keseluruhan struktur yang terdapat di daerah penelitian terjadi pada awal kala Plistosen
dengan arah gaya utama Baratdaya-Timurlaut N200ºE atau N20ºE.

Kata Kunci : Batuan, Formasi, Geologi, Geomorfologi, Struktur Geologi.

I. PENDAHULUAN cukup bervariasi sehingga tertarik untuk


melakukan pemetaan geologi serta mempelajari
1.1. Latar Belakang sejarah sedimentasi yang terdapat di daerah
Daerah Gemantar dan sekitarnya peneltian.
merupakan daerah yang terdiri atas dataran
hingga perbukitan. Berdasarkan fisiografi Jawa 1.2. Tujuan Penelitian
Tengah menurut van Bemmelen (1949), daerah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
penelitian termasuk kedalam Zona Kendeng. mengetahui gambaran tentang kondisi geologi di
Secara geologi daerah ini disusun oleh batuan Daerah Gemantar dan sekitarnya yang meliputi
sedimen berumur Tersier dengan struktur geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi dan
geologi berupa kekar, lipatan, dan patahan. sejarah geologi. Penelitian ini digambarkan
Batuan Tersier yang terdapat di daerah dalam bentuk Peta Geologi, Peta Geomorfologi.
penelitian disusun oleh Formasi Kalibeng,
Anggota Klitik Formasi Kalibeng, Formasi 1.3. Metode Penelitian
Pucangan, dan Formasi kerek. Pola struktur
geologi Pulau Jawa dipengaruhi oleh tiga pola Metodologi yang dipakai dalam penelitian
struktur, yaitu pola struktur arah baratdaya- adalah kajian pustaka, pemetaan geologi
timurlaut, arah utara-selatan, dan arah barat- lapangan, pekerjaan laboratorium dan studio.
timur. Berdasarkan sejarah sedimentasi yang Kajian pustaka dilakukan untuk mempelajari
hasil penelitian terdahulu yang berhubungan
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 1
dengan daerah penelitian sedangkan pemetaan proses dan juga tahapan, maka geomorfologi
geologi lapangan dilaksanakan dengan daerah penelitian dikelompokkan menjadi tiga
melakukan pengamatan, pengukuran, dan (3) satuan geomorfologi, yaitu:
pengambilan conto batuan. Adapun pekerjaan
laboratorium berupa analisis petrografi, analisis 2.1.1. Satuan Geomorfologi Dataran Lipat
mikropaleontologi, analisis stratigrafi. Pekerjaan Patahan
studio berupa pembuatan peta-peta dan analisa
Genetika pembentukan satuan
struktur geologi, pembuatan laporan sebagai
geomorfologi dataran lipat patahan dikontrol
bagian akhir dari proses penelitian.
oleh struktur perlipatan antiklin dan singklin
dengan kedudukan lapisan batuan berarah barat-
1.4. Lokasi Penelitian timur dan patahan berupa sesar naik dan sesar
Secara administratif daerah penelitian mendatar. Secara morfometri, satuan ini
masuk ke dalam 2 Kabupaten (Gambar 1.1) berbentuk dataran landai dan berada pada
yaitu: Kabupaten Grobongan dan Kabupaten ketinggian antara 70-85 mdpl serta kelerengan
Sragen, pada Kabupaten Grobogan mencakup berkisar antara 0%-2%. Proses-proses
wilayah Kecamatan Geyer meliputi; Desa geomorfologi yang teramati adalah pelapukan
Monggot, Desa Ngrandu, Desa Bangsri, dan batuan yang menghasilkan tanah dengan
pada Kabupaten Sragen yang berada pada 3 ketebalan 0.2–2 m. Proses erosi berupa rill–
kecamatan gully erosion.
Jentera geomorfik satuan geomorfologi ini
. ini dapat digolongkan kedalam jenjang
geomorfik tua. Satuan batuan yang menempati
satuan geomorfologi ini adalah Satuan Batupasir
Tufan Selang–seling Batulanau Tufan dari
Formasi Kerek, Satuan Batulanau Selang–seling
Batulanau Tufan dari Formasi Kalibeng, Satuan
Batugamping dari Anggota Klitik Formasi
Kalibeng, dan Satuan Batupasir Tufan dari
Formasi Pucangan.

T B

Gambar 1. Lokasi Penelitian. Morfologi dataran

II. GEOLOGI UMUM

2.1. Geomorfologi

Berdasarkan fisiografi R.W. van


ciri-ciri morfologi Bemmelen (1949),
daerah penelitian daerah penelitian
yang berupa masuk ke dalam
perbukitan dengan Zona Antiklinorium
kemiringan Bogor-Serayu
melandai kearah Utara-kendeng
selatan, Terbentuk Klasifikasi
oleh batuan sedimen geomorfologi daerah
berumur Miosen penelitian secara
maka menurut genetik oleh Lobeck

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 2


(1939) dan Gambar 2.
berdasarkan pada Morfologi dataran
konsep yang lipat patahan
dikemukakan
W.M Davis (1954)
2.1.2. Satuan
yang meliputi aspek
struktur, Geomorfol
ogi
Perbukitan
Lipat
Patahan
Pembentuka
n Satuan
Geomorfologi
Perbukitan Lipat
Patahan dikontrol
oleh struktur
perlipatan berupa
antiklin dan
sinklin dengan
kedudukan batuan
berarah barat-
timur dan patahan
berupa sesar naik
dan sesar
mendatar. Secara
morfometri,
satuan ini
berbentuk

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 2


perbukitan landai dan berada pada ketinggian
antara 100-167 mdpl serta kelerengan berkisar
antara 2%-10%. Proses-proses geomorfologi BT
yang teramati adalah pelapukan batuan yang
menghasilkan tanah dengan ketebalan 0.2–2 m.
Proses erosi berupa rill–gully erosion.
Jentera geomorfik satuan geomorfologi
ini digolongkan kedalam jenjang geomorfik
dewasa. Satuan batuan yang menempati satuan
geomorfologi ini adalah Satuan Batupasir Tufan
Selang–seling Batulanau Tufan, Satuan
Batulanau Selang–seling Batulanau Tufan dari Gambar 4. Dataran alluvial sungai, foto diambil
Formasi Kalibeng. di Kali Kedawung kearah tenggara.

BD T
2.2. Pola Aliran Sungai

Pola aliran sungai di daerah penelitian


dibagi menjadi 2 (dua) jenis pola aliran, yaitu:

2.2.1. Pola Aliran Dendritik


Merupakan pola aliran yang menyerupai
Gambar 3. Morfologi perbukitan dengan struktur percabangan batang pohon. Percabangannya
perlipatan berupa sinklin yang di tunjukan tidak teratur dan memiliki arah dan sudut yang
dengan warna merah pada gambar. beragam. Berkembang pada daerah dengan
Diambil dari Desa Ngrandu kearah
curah hujan tinggi serta berkembang pada
baratlaut.
batuan dengan komposisi yang sama atau
cenderung homogen dan tidak dikontrol oleh
2.1.3. Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial kontrol struktur geologi. Pola Aliran ini
Genetika satuan geomorfologi dataran menenpati bagian tengah hingga selatan lokasi
alluvial ini terbentuk sebagai hasil pengendapan penelitian pada kali jembolo, kali jragung, kali
sungai yang tersusun oleh material–material sampan, dan kali tampuk, umumnya dijumpai di
lepas berukuran lempung, pasir, kerikil, kerakal. Satuan Geomorfologi Dataran Lipat Patahan dan
Satuan geomorfologi dataran aluvial ini Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan .
tersebar disepanjang sungai utama yang 2.2.2. Pola Aliran Trellis
mengalir di daerah penelitian yaitu Kali
Kedawung dan Kali Pare. Morfometri satuan ini
dicirikan oleh bentuk bentangalam dataran Pola aliran trellis adalah pola aliran
dengan kelerengan berkisar antara 0%-2% dan yang berbentuk pagar (trellis) yang dan di
berada pada ketinggian 70–76 mdpl. kontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan
Proses geomorfologi yang teramati pada sinklin dan antiklin.sungai yang memiliki pola
satuan ini berupa proses erosi dan sedimentasi trellis di daerah penelitian yaitu kali jembolo,
dari material hasil rombakan batuan lebih tua kali depok, mengalir searah kemiringan lereng
yang masih berlangsung hingga sekarang. dan tegak lurus dengan saluran utamanya.
Karena proses sedimentologi masih berlangsung Saluran utamanya berarah searah dengan sumbu
hingga saat ini maka jentera geomorfik satuan lipatan, pada lokasi penelitian pola aliran ini
geomorfologi dataran alluvial adalah muda. menempati bagian utara pada daerah penelitian,
dijumpai pada Satuan Gemorfologi Perbukitan
Lipat Patahan.
2.3. Stratigrafi 2.3.1. Stratigrafi
Regional
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 3
Menurut 5) Satuan Endapan 2.3.2.1. Satuan berkisar 1 cm–80
Harsono (1983) Aluvial. Batuan cm sedangkan
Stratigrafi daerah Batupasir ketebalan lapisan
Kendeng terbagi Tabel 1. Kolom Tufan batulanau tufan
menjadi dua stratigr Selang- berkisar antara
cekungan afi seling 10cm–80cm.
pengendapan, yaitu daerah Batulana Struktur sedimen
Cekungan Gemant u Tufan yang berkembang
Rembang ar Dan dan teramati adalah
(Rembang Bed) Sekitar Penamaan pararel laminasi
yang membentuk nya, satuan ini pada batupasir
Pegunungan Kapur Kecam didasarkan atas tufan.
Utara, dan atan perulangan Batupasir
Cekungan Mondo batupasir tufan dan Tufan, cokelat,
Kendeng kan, batulanau tufan. ukuran butir pasir
(Kendeng Bed) Kabupa Kedudukan satuan sedang, bentuk butir
yang membentuk ten batuan ini relatif membulat
Pegunungan Sragen, berarah Baratlaut– tanggung, kemas
Kendeng. Jawa Tenggara dengan terbuka, terpilah
Tenga jurus pada bagian sedang, kompak,
2.3.2. Stratigrafi h selatan perlapisan sementasi karbonat,
Daerah (Tanpa batuan berkisar komposisi mineral;
Penelitian skala o
N68 E– N120oE kuarsa, litik,
Dari hasil dengan kemiringan feldspar dan gelas.
pengamatan dan 30°-88° dan pada Ketebalan lapisan
pengambilan data- bagian utara antara 1-80 cm.
data di daerah N268oE–N280oE Batulanau Tufan,
penetlitian, maka dengan kemiringan abu–abu terang,
daerah penelitian lapisan 30°-54°. ukuran butir lanau,
dibedakan menjadi Ketebalan yang sementasi karbonat,
lima satuan batuan, diperoleh komposisi mineral;
dengan urutan berdasarkan mineral lempung,
batuan dari yang rekontruksi dan gelas.
tertua hingga pengukuran
termuda adalah penampang geologi
sebagai berikut: yaitu >1625m.
1) Satuan Batuan Satuan ini
Batupasir tersingkap hampir
Tufan Selang- diseluruh daerah
seling penelitian dengan
Batulanau kondisi singkapan
Tufan, segar hingga lapuk.
2) Satuan Batuan Satuan ini
Batulanau menunjukkan
Selang-seling bentuk perlapisan
Batulanau yang jelas.
Tufan, perselingan
3) Satuan Batuan batupasir tufan
Batugamping, dengan batulanau
4) Satuan Batuan tufan, dengan
Batupasir Tufan, ketebalan batupasir

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 4


warg
Gambar 5. a
Sing Bale
kapa harjo
n
batup Umur
asir satuan batuan ini
selan berdasarkan
g– kehadiran
selin foraminifera
g plankton yang
terkandung dalam Batulanau batulanau tufan.
batul
conto batuan yang Selang- Dengan ketebalan
anau
diambil pada seling batulanau berkisar 5
tufan
batupasir, Batulanau cm–50 cm sedangkan
yang
Berdasark tufan lapisan batulanau
tersin
an penyebaran tufan berkisar antara
gkap
foraminifera Penamaan 5 cm–30 cm.
di
plankton pada satuan ini didasarkan Batulanau:
ladan
bagian bawah atas dijumpai abu–abu gelap,
g
didapat kisaran perulangan antara ukuran butir lanau,
umur N10-N12, Hubungan batulanau dan sementasi karbonat,
berdasarkan fosil stratigrafi dengan batulanau tufan. komposisi mineral;
indeks satuan yang ada di Kedudukan satuan mineral lempung.
Globorotalia atasnya yaitu satuan batuan ini relatif Batulanau tufan:
peripheroacita batulanau selang- berarah Baratlaut– abu–abu terang,
Pada bagian atas seling batulanau Tenggara dengan ukuran butir lanau,
didapat kisaran tufan adalah selaras. jurus perlapisan sementasi karbonat,
umur N13-N17 Hal ini ditandai batuan pada bagian komposisi mineral;
berdasarkan fosil dengan kedudukan utara berkisar antara mineral lempung.
indeks batuan yang sejajar, N75°E-N110°E
Globorotalia kandungan fosil dengan kemiringan
lenguensis. Dengan plangtonik pada 37°- 45° dan pada
demikian kisaran kedua satuan batuan bagaian selatan
umur Satuan ini menunjukan N268oE–N280oE
Batuan Batupasir umur relatif yang dengan kemiringan
Selang-seling menerus. lapisan 30°-45°.
Batulanau tufan Berdasarkan ciri Ketebalan yang
adalah N10-N17 liologi dan umur diperoleh
atau pada kala serta lingkungan berdasarkan
Miosen Tengah- pengendapan satuan pengukuran
Miosen Akhir. batupasir selang- penampang geologi
Berdasarka seling batulanau yaitu 875 meter.
n hasil analisis tufan di daerah Satuan batuan ini
foraminifera bentos penelitian dapat tersingkap dibagian
yang terdapat pada disebandingkan tengah dan selatan
lokasi pengamatan. dengan Formasi daerah penelitian
lingkungan Kerek (Harsono, dengan kondisi
pengendapan 1983). singkapan yang
neritik luar-bathyal relatif segar sampai
atas 100-250 m 2.3.2.2. Satuan lapuk, Perselingan
Phleger (1954) Batuan batulanau dengan

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 5


berdasarkan dengan satuan yang selaras.
musnahnya batuan di Hubungan
Globorotalia bawahnya yaitu stratigrafi dengan
trilobus dan Satuan Batupasir satuan yang ada di
Globigerinoides Tufan Selang- atasnya yaitu
plesiotemida dan seling Batulanau satuan Batupasir
munculnya Tufan Formasi Tufan adalah
Pulleniatina Kerek selaras. Hal selaras, satuan ini
percusar. Pada ini ditandai juga memiliki
bagian atas dengan kedudukan yang
didapat kisaran kedudukan batuan menjemari dengan
umur N19-N21 yang sejajar, Satuan ditandai
kandungan fosil dengan kedudukan
berdasarkan plangtonik pada lapisan batuan dan
Gambar 6. kedua satuan kandungan umur
Sin musnahnya batuan ini fosil yang sama.
gka Globigerinoides menunjukan umur
pan obliges Berdasarkan diperoleh berdasarkan
Bat extremusdan ciri liologi dan umur pengukuran
ula Pulleniatina serta lingkungan penampang geologi
nau percusar.dan pengendapan satuan yaitu 500 m.
Sel munculnya batulanau selang- Satuan
ang Globorotalia seling batulanau batuan ini tersingkap
– angulate. Dengan tufan di daerah dibagian selatan
seli demikian kisaran penelitian dapat sebelah barat daerah
ng umur Satuan disebandingkan penelitian, dengan
Bat Batuan Batupasir dengan Formasi kondisi singkapan
ula Selang- seling Kalibeng (Harsono, yang relatif segar.
nau Batulanau tufan 1983). Batugampin
Tuf adalah N18–N21 g: abu-abu
an atau pada kala 2.3.2.3. Satuan kecoklatan, jenis
yan Miosen Akhir- Batuan klastik, terdapat
g Plpiosen. Batugampi foram dengan masa
ters Berdasark ng dasar berupa spar.
ing an hasil analisis Berdasarkan analisis
kap foraminifera Penamaan petrografi diperoleh
di bentos yang satuan ini didasarkan jenis batuan adalah
Kal terdapat pada hadirnya Packstone (Dunham
i lokasi penelitian batugamping yang 1962).
Ges menunjukan tersingkap pada
i lingkungan lokasi penelitian.
Jaw pengendapan pada Kedudukan satuan
a kedalaman 20-250 batuan ini relatif
m termasuk berarah Baratlaut–
Berdasar neritik luar- Tenggara dengan
kan penyebaran bathyal atas jurus perlapisan
foraminifera (Phleger 1954). batuan berkisar
plankton pada Keduduka N80oE–N100oE
bagian bawah n stratigrafi dengan kemiringan
didapat kisaran Satuan Batulanau lapisan 16°-44°.
umur N18, Selang–seling Ketebalan yang
batulanau Tufan,
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 6
Batulanau tufan Kalibeng hingga lapuk.
adalah N19–N20 (Harsono, 1983). Dengan ketebalan
atau pada kala batupasir tufan
Pliosen. 2.3.2.4. Satuan berkisar 30cm–
Berdasark Batuan 100cm.
an hasil analisis Batupasir Batupasir
foraminifera Tufan Tufan: abu-abu
bentos yang terang, ukuran butir
terdapat pada Penamaan pasir sedang,
lokasi penelitian satuan ini bentuk butir
menunjukan didasarkan atas menyudut-
lingkungan hadirnya batupasir menyudut
pengendapan pada tufan yang tanggung, kemas
Gambar 7. kedalaman 50-150 tersingkap di terbuka, terpilah
Singk m termasuk daearah baik, sementasi
apan neritik tengah- penelitian. silika, komposisi
batug neritik luar Kedudukan satuan mineral; kuarsa,
ampin (Phleger 1954). batuan ini berarah litik, feldspar dan
g Keduduka relatif Baratlaut– gelas. Berdasarkan
yang n Tenggara dengan analisis petrografi
tersin satuan jurus perlapisan dari batupasir tufan
gkap batugamping, batuan berkisar nomer contoh LP-
di dengan satuan N110oE–N120oE 152, menunjukan
Kali batuan di dengan warna coklat
Keda bawahnya yaitu kemiringan berukuran 0,1-
wung Satuan Batulanau lapisan 27°- 40°. 3mm, bentuk butir
Tenga Selang-seling Ketebalan yang menyudut dan
h. Batulanau Tufan diperoleh kemas bersentuhan,
Formasi Kalibeng berdasarkan pemilahan buruk
Umur menjemari. Hal ini pengukuran dengan komposisi
satuan ini adalah ditandai dengan rekomtruksi mineral kuarsa
N19, berdasarkan kedudukan batuan penampang 10%, piroxen 10%,
munculnya yang sejajar, geologi yaitu plagioklas 25%,
kandungan fosil >750m. lithik 10%, mineral
obliguiloculata dan plangtonik yang Satuan ini bijih 5% dan gelas
musnahnya menunjukan umur tersingkap 30% mineral
Sphaerodinella yang sama pada dibagian selatan lempung 10%,
dehiscens. Pada kedua satuan dengan kondisi maka diperoleh
bagian atas didapat batuan. singkapan yang nama batuan
kisaran umur N19- Berdasark relatif segar Chiefly Volcanic
N20 berdasarkan an ciri liologi dan (Gilbert, 1953).
munculnya umur serta
pulleniatina lingkungan
obliguiloculata dan pengendapan
musnahnya satuan
Orbulina batugamping di
universa.Dengan daerah penelitian
demikian kisaran dapat
umur Satuan disebandingkan
Batuan Batupasir dengan Anggota
Selang-seling Klitik Formasi

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 7


foraminifera bentos Pucangan (Qtp).
yang terdapat pada Penamaan
lokasi penelitian 2.3.2.5. Satuan satuan ini
menunjukan Endapan didasarkan pada
lingkungan Aluvial material aluvial
pengendapan pada sungai yang
kedalaman 5-50 m berukuran
termasuk neritik lempung, pasir
tengah- neritik luar kerikil sampai
(Phleger 1954). kerakal pada
Kedudukan daerah penelitian.
stratigrafi satuan Penyebaran satuan
batupasir tufan, ini sekitar 2% dari
Gambar 8. dengan satuan seluruh luas daerah
Singka batuan di bawahnya penelitian.
pan yaitu satuan Menyebar di
batupas batugamping sepanjang sungai
ir tufan Anggota Klitik utama bagian
yang Formasi Kalibeng Selatan daerah
tersing selaras. Hal ini penelitian yaitu
kap di ditandai dengan Kali Kedawung,
Desa kedudukan batuan Kali Mojo dan Kali
Gesi. yang sejajar, Pare. Di daerah
kandungan fosil penelitian
Umur plangtonik yang ketebalan dari
satuan ini N19, menunjukan umur satuan ini mulai
berdasarkan yang menerus. 10cm-50cm,
munculnya Hubungan merupakan
Globorotalia stratigrafi dengan material lepas yang
roseanis dan satuan batuan yang belum
musnahnya ada di atasnya yaitu terkompaksi.
pulleniatina satuan endapan Endapan
primalis. Pada aluvial adalah tidak ini di daerah
bagian atas didapat selaras. Hal ini penelitian
kisaran umur N19- dikarenakan satuan merupakan
N20 berdasarkan endapan aluvial material lepas hasil
munculnya diendapkan di atas dari rombakan
Globorotalia bidang erosi batuan. batuan
roseanis dan Berdasarkan sebelumnya,
musnahnya ciri liologi dan umur berukuran
pulleniatina serta lingkungan lempung, pasir,
primalis Dengan pengendapan satuan kerikil, kerakal,
demikian kisaran batupasir tufan di dengan bentuk
umur Satuan daerah penelitian menyudut
Batuan Batupasir dapat tanggung sampai
Selang-seling disebandingkan membulat, terdiri
Batulanau tufan dengan Formasi dari batugamping,
adalah N22 atau Pucangan (Harsono, batupasir dan
pada kala 1983), dengan batulempung.
Pleistosen. demikian penulis
Berdasarka menyatakan satuan
n hasil analisis ini sebagai Formasi
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 8
maka dapat dibuat
kesebandingan
kolom stratigrafi
daerah penelitian
dengan peneliti
terdahulu atau
sebelumnya.
Gambar 9.
Singkap
an
endapan
aluvial
di Kali
Kedawu
ng.

Berdasar
kan pengamatan
di lapangan,
bahwa proses
erosi,
transportasi dan
sedimentasi pada
satuan ini masih
terus
berlangsung
hingga saat ini.
Hubungan
stratigrafi satuan
endapan aluvial
dengan satuan
batuan
dibawahnya
dibatasi oleh
bidang erosi.

2.3.3. Keseban
dingan

Stratigr
afi
Penelitia
n
dengan
Peneliti
Terdahu
lu

Berdasar
kan dari
pengelompokkan
satuan batuan

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 9


Tabel 2. Kolom kesebandingan stratigrafi regional menurut (Harsono 1983) dengan stratigrafi daerah
penelitian.

2.4. Struktur Geologi

2.4.1. Struktur Geologi Regional

Secara umum ada tiga arah pola umum


struktur di Pulau Jawa, yaitu arah timurlaut-
baratdaya (NE-SW), arah utara-selatan (N-S)
dan arah timur-barat (E-W). Perubahan jalur
penunjaman berumur kapur yang berarah
timurlaut-baratdaya (NE-SW) menjadi relatif
timur-barat (E-W) sejak kala Oligosen sampai
sekarang telah menghasilkan tatanan geologi
Tersier di Pulau Jawa yang sangat rumit
disamping mengundang pertanyaan Gambar 10. Evolusi zona penunjaman Pulau
bagaimanakah mekanisme perubahan tersebut. Jawa (Katili, 1975 dalam
Kerumitan tersebut dapat terlihat pada unsur Sujanto, 1977).
struktur Pulau Jawa dan daerah sekitarnya.
2.4.2. Struktur Geologi Daerah Penelitian geologi yang berupa, kekar, lipatan dan patahan.

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan 2.4.2.1. Struktur Lipatan


di daerah penelitian dijumpai indikasi struktur
Struktur lipatan yang terdapat di daerah Panjang sumbu ±8 Km. Antiklin ini melewati
penelitian adalah berupa antiklin dan sinklin. daerah Jambangan sampai gesi di bagian timur,
Lipatan yang terdapat pada daerah penelitian Besar kemiringan pada sayap bagian selatan
adalah berkisar 31°-42o dengan jurus N275°E-N286oE,
A. Sinklin Ngrandu, sedangkan sayap bagian utara memiliki
B. Antiklin Jambangan. kemiringan batuan sekitar 30°-48° dengan jurus
berkisar antara N98°E-N125°E. Berdasarkan
A. Sinklin Ngrandu besar kemiringan pada kedua sayap dan
Dijumpai di bagian utara daerah penampang maka antiklin ini diklasifikasikan
penelitian dengan arah Barat–Timur dengan sebagai Antiklin Simetri.
Panjang sumbu ±7 Km. Sinklin ini melewati Berdasarkan analisa stereografi pada
daerah ngrandu sampai gebang di bagian timur. Antiklin Jambangan didapatkan kedudukan
Besar kemiringan pada sayap bagian selatan bidang sumbu lipatan sebesar N290°E/89° dan
berkisar 34°-48o dengan jurus N268°E-N280oE, kedudukan sumbu lipatan 5°,N111°E.
sedangkan sayap bagian utara memiliki
kemiringan batuan sekitar 34°-45° dengan jurus
berkisar antara N100°E-N120°E. Berdasarkan
besar kemiringan pada kedua sayap dan
penampang maka sinklin ini diklasifikasikan
sebagai Sinklin Simetri.
Berdasarkan analisa stereografi pada
Sinklin Ngrandu didapatkan kedudukan bidang
sumbu lipatan sebesar N109°E/89° dan
kedudukan sumbu lipatan 5°,N289°E.

Gambar 12. Proyeksi stereografi Antiklin


Jambangan.

2.4.1.3. Struktur Patahan (Sesar)


Berdasarkan hasil pengamatan unsur-
unsur struktur geologi di daerah penelitian dapat
diketahui bahwa di daerah penelitian terdapat
satu sesar naik dan dua sesar mendatar, yaitu:
Gambar 11. Proyeksi stereografi Sinklin A. Sesar Naik Karang Anom,
Ngrandu. B. Sesar Mendatar Gesi,
C. Sesar Mendatar Baleharjo.

A. Sesar Naik Karang Anom


B. Antiklin Jambangan
Dijumpai di bagian tengah daerah Penamaan sesar naik Karang Anom
penelitian dengan arah Barat–Timur dengan dikarenakan sesar naik ini melewati daerah
Karang Anom. Satuan batuan yang dilalui oleh
struktur patahan ini adalah satuan Batupasir
Tufan selang-seling Batulanau Tufan. Arah sesar
ini memanjang dari baratlaut - tenggara searah
dengan pola lipatan yang ada di daerah
penelitian. Adapun indikasi adanya sesar naik di
daerah penelitian adalah drag fault, kedudukan
lapisan yang tegak,
C. Sesar Mendatar Baleharjo

Penamaan sesar mendatar Baleharjo


dikarenakan sesar mendatar ini melewati Desa
Baleharjo, Satuan batuan yang dilalui oleh
struktur patahan ini adalah satuan Batupasir
Tufan Selang-seling Batulanau Tufan dan satuan
Btaulanau Selang-seling Batulanau tufan, pada
peta geologi sesar ini berada dibagian barat
lokasi penelitian yang memanjang dari utara-
selatan. Gejala struktur geologi yang
memberikan indikasi adanya sesar mendatar di
daerah penelitian adalah adanya bidang sesar
dan lapisan batuan yang acak.

Gambar 13. Drag fault pada singkapan


batupasir tufan selang-seling
batulanau tufan di desa Karang

B. Sesar Mendatar Gesi

Penamaan sesar mendatar Gesi


dikarenakan sesar mendatar ini melewati kali
Gesi, Satuan batuan yang dilalui oleh struktur
patahan ini adalah satuan Batupasir Tufan
Selang-seling Batulanau Tufan dan satuan
Batulanau Selang-seling Batulanau tufan, pada
peta geologi sesar ini berada dibagian timur
lokasi penelitian yang memanjang dari utara- Gambar 15. Bidang sesar pada singkapan
selatan. Gejala struktur geologi yang batulanau tufan di Desa
memberikan indikasi adanya sesar mendatar di Baleharjo.
daerah penelitian adalah berupa ada nya struktus
Z pada lapisan batuan, Milonitisasi dan jurus 2.4.3. Analisa Gaya Utama
lapisan batuan yang acak.
Dalam melakukan analisis struktur
geologi, penulis menggunakan model menurut
Moody dan Hill (1956) untuk mengetahui
hubungan antara tegasan utama dengan jenis
struktur geologi yang dihasilkan. Hasil analisa
diagram roset dari sesar mendatar yang
terbentuk mempunyai pola arah N335°E.
Sehingga arah gaya utama dapat diketahui, yaitu
mempunyai arah dengan perbedaan sudut sekitar
30° terhadap arah umum sesar mendatar,
dapatlah ditarik kesimpulan bahwa arah gaya
utama mempunyai arah umum N5°E atau
berarah utara-selatan.
Gambar 14. Struktur Z pada singkapan
batulanau selang-seling batulanau
tufan di Kali Gesi.
Neritik Tengah–Bathyial kedalaman 250 mdpl,
satuan batuan ini merupakan satuan batuan
tertua di daerah penelitian.
Pada N17 di atas Satuan Batuan batupasir
tufan selang-seling batulanau tufan diendapkan
secara selaras yaitu Satuan Batulanau Selang-
seling Batulanau tufan Formasi Kalibeng sampai
N21 jadi rentang umur satuan ini adalah N17-
N25 pada lingkungan Neritik Tengah–Bathyial
Atas /20-250 mdpl.
Bersamaan dengan pengendapan Satuan
Batulanau Selang-seling Batulanau
tufan Formasi Kalibeng, pada kala Miosen akhir
- Pliosen (N19–N20) diendapkan pula Satuan
batugamping (Anggota Klitik Formasi Kalibeng)
Gambar 16. Hubungan arah pola sesar
secara menjemari pada lingkungan laut dangkal.
mendatar dengan arah gaya
Pada kala Plistosen dengan rentang waktu (N22)
utama di daerah penelitian.
di atas Satuan Batuan Batulanau selang-seling
Batulanau tufan diendapkan secara selaras yaitu
2.4.4. Urutan Pembentukan Struktur Daerah Satuan Batupasir Formasi Pucangan pada
Penelitian lingkungan Transisi-Neritik Tengah/5-50 mdpl.
Pada kala Plistosen (N23) setelah selesai
Dalam menentukan umur struktur geologi, pengendapan terjadi aktifitas tektonik yang
penulis menggunakan umur dari satuan batuan mengakibatkan proses deformasi dan
dimana struktur geologi tersebut memotong. pengangkatan pada daerah penelitian, serta
Umur struktur geologi akan lebih muda terbentuknya perlipatan (Antiklin Jembangan,
dibanding umur satuan batuan yang terlipat dan Sinklin Ngrandu) dan pensesaran (Sesar
maupun terpatahkan. umur struktur geologi yang Naik Karang Anom, Sesar Mendatar Gesi, dan
berkembang di daerah penelitan dimulai pada Sesar Mendatar Baleharjo) pada satuan batuan
kala Pleistosen. yang telah diendapkan.
Mekanisme pembentukan struktur geologi Seiring dengan waktu geologi yang
daerah penelitian di mulai pada N23 atau pada berjalan, daerah penelitian yang telah menjadi
kala Plistosen dengan arah gaya utamanya daratan terjadi proses eksogen yaitu pelapukan
adalah N5ºE yang membentuk perlipatan berupa pada zona lemah yang kemudian membentuk
Antiklin Jambangan, Sinklin Ngrandu, yang sungai-sungai sehingga menghasilkan endapan
kemudian diikuti dengan pembentukan pola-pola aluvial sungai yang merupakan hasil rombakan
kekar gerus (shear fracture) .Gaya masih terus dari batuan yang terbentuk sebelumnya dan
berlangsung hingga melewati batas ambang endapan aluvial sungai ini menutupi satuan
elastisitas batuan, sehingga terbentuk Sesar Naik batuan di bawahnya dengan batas berupa bidang
Karang Anom, lalu diakhiri dengan erosi.
terbentuknya Sesar Mendatar Gesi,dan Sesar
Mendatar Baleharjo. III. KESIMPULAN

Terdapat tiga karakteristik geomorfologi


2.5. Sejarah Geologi yang berkembang di daerah penelitian, yaitu:
Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan,
Geologi daerah penelitian dimulai pada Satuan Geomorfologi Dataran Lipat Patahan dan
N10 yaitu diendapkan berupa satuan Batupasir Satuan Geomorfologi Dataran Alluvial. Jentera
Tufan Selang-seling Batulanau Tufan Formasi geomorfik daerah penelitian berada pada tahap
Kerek sampai N16, satuan batuan ini dewasa. Pola aliran sungai yang terdapat pada
diperkirakan diendapkan pada lingkungan daerah penelitian adalah pola aliran sungai trelis
dan pola aliran sungai dendritik dengan genetika Pleistosen (N23) disebabkan aktivitas tektonik
sungai konsekuen, subsekuen dan obsekuen. dengan gaya utama yang berarah utara-selatan
Tahapan erosi sungai berada pada tahap muda
dan dewasa. Daftar Pustaka
Berdasarkan litostratigrafi di daerah
penelitian dibagi menjadi 5 (lima) satuan Asikin, S., 1986, Geologi Struktur Indonesia,
stratigrafi dari tua ke muda yaitu: Departemen Teknik Geologi, Institut
1. Satuan Batupasir Tufan Selang-Seling Teknologi Bandung.
Batulanau Tufan yang berumur N10-N17 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan
atau pada kala Miosen Tengah-Miosen Nasional, 2000, Peta Rupabumi Digital
Akhir, Satuan ini diendapkan dilaut dalam Indonesia Lembar Sukodono No. 1408-
pada kedalaman 100-250 mdpl tepatnya 624, Badan Koordinasi Survey dan
Neritik Luar-Bathyal Atas. Pemetaan Nasional, Cibinong, Bogor.
2. Kemudian secara selaras di endapkan Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan
Satuan Batulanau Selang-seling Batulanau Nasional, 2000, Peta Rupabumi Digital
Tufan yang berumur N18-N21 atau pada Indonesia Lembar Lebakwangi No.
kala Miosen Akhir-Pliosen. Satuan batuan 1209-411, Badan Koordinasi Survey dan
ini diendapkan di laut dangkal pada Pemetaan Nasional, Cibinong, Bogor.
kedalama 20-250 mdpl tepatnya pada Bemmelen, R. W. van, 1949, The Geology of
Neritik Tengah-Bathyal Atas. Satuan ini Indonesia, The Hague Martinus Nijhoff,
terbentuk di laut yang lebih dangkal Vol. 1A, Netherlands.
diperkirakan disebabkan terjadi karena Blow, W. H. dan Postuma, J. A., 1969, Range
susut laut pada awal kala itu. Chart, Late Miosen to Recent Planktonic
3. Secara menjemari diendapkan Satuan Foraminifera Biostratigraphy.
Batugamping yang diendapkan pada umur Dunham, 1962, Op Cit Mudjur M., 1985,
N19-N20 pada kala Pliosen diendapkan Petrografi Batuan Metamorf dan
pada laut dangkal kedalaman 50-150 mdpl Batuan Sedimen,
tepatnya pada Neritik-Tengah-Neritik Luar. Harsolumakso, A. H., Magetsari, N. A., dan
4. Kemudian secara selaras di endapkan Abdullah, I.C.,1997. Buku Panduan
Satuan Batupasir Tufan yang berumur N22 Praktikum Geologi Struktur. Teknik
atau pada kala Pleistosen. Satuan batuan ini Geologi ITB, Bandung.
diendapkan di laut dangkal pada kedalama Harsono, P., 1983. Revisi Stratigrafi Cekungan
5-50 mdpl tepatnya pada Transisi-Neritik Jawa Timur Utara Jawa dan
Tengah. Satuan ini terbentuk di laut yang Paleogeografinya Fakultas Pasca Sarjana
lebih dangkal diperkirakan disebabkan Institut Teknologi Bandung.
terjadi karena susut laut pada awal kala itu. Johnson, R. B. and DeGraff, J. V., 1998.
5. Satuan Endapan Aluvial yang terdiri dari Principles of Engineering Geology. John
material lepas ukuran lempung sampai Wiley & Sons.
dengan kerakal diendapkan menutupi Koesoemadinata, R. P., dan Pulunggono, A.,
batuan-batuan yang lebih tua sejak Holosen 1975, Geology of The Sourthen to
hingga saat ini. Tectonic Framework of Tertiary
Sedimentary Basin of Western
Struktur–struktur geologi yang Indonesia, Geologi Indonesia, IAGI,
berkembang di daerah penelitian adalah kekar Vol.2.
gerus, lipatan berupa antiklin dan sinklin yaitu
antiklin Jermbangan, sinklin Ngrandu yang
berarah barat-timur dan patahan berupa sesar
mendatar naik Karang Anom, sesar Mendatar
Gesi dan sesar Mendatar Baleharjo. Struktur–
struktur geologi ini mulai terbentuk pada kala
PENULIS:

1. Restu Raditia, ST. Alumni (2016) Program


Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik –
Universitas Pakuan.

2. Ir. Singgih Irianto, M.Si. Staf Dosen


Program Studi Teknik Geologi, Fakultas
Teknik – Universitas Pakuan.

3. Ir. Solihin, MT. Staf Dosen Program Studi


Teknik Geologi, Fakultas Teknik –
Universitas Pakuan.

Anda mungkin juga menyukai