Anda di halaman 1dari 39

Di susun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah

Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu:

Dr.Taufiq Ramdani , S. T., M. Sos

Disusun Oleh:

Nama : Dia Mustika Prawita

Nim : C1G021073

Kelas : AGRIBISNIS B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2021

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB I ISTIDRAJ 1

BAB II HUKUMAN YANG DISEGERAKAN 6

BAB III KENABIAN NABI MUHAMMAD ADA DI KITAB LAIN 13

BAB IV AL QUR’AN DAN SAINS 24

BAB V PENGERTIAN ORANG ORANG SALFUSALLIH 28

DAFTAR PUSTAKA 37

BAB I

ISTIDJRAJ

Cukup banyak yang mendefisinisikan istidraj dalam laman-laman referensi terkait ini.
Tetapi yang tampak lebih menarik adalah definisi istidraj yang disampaikan oleh Ibnu
Athaillah lewat Kitab Hikam karangannya. Definisi tersebut adalah:

‫اﻻﺳﺘﺪراج ھﻮ ﻛﻤﻮن اﻟﻤﺤﻨﺔ ﻓﻲ ﻋﯿﻦ اﻟﻤﻨﺔ وھﻮ ﻣﺄﺧﻮذ ﻣﻦ درج اﻟﺼﺒﻲ أى أﺧﺬ ﻓﻰ اﻟﻤﺸﻰ ﺷﯿﺌﺎ ً ﺑﻌﺪ ﺷﻰء‬

Di sana, istidraj didefinisikan dengan cobaan di balik sebuah anugerah yang diberikan.
Itu saja. Istilah istidraj diumpamakan seperti anak balita yang belajar berjalan sedikit
demi sedikit. Alasannya, istidraj berasal dari kata daroja yang salah satu maknanya
adalah berangsur atau bertaha‫ﺷﻰ‬

Pengertian Istidraj

Istidraj adalah bagian yang digunakan agar seseorang memiliki derajat lebih tinggi jika
mampu melewatinya. Tentu saja, bukan di mata manusia, tetapi lebih ke arah bagaimana
derajat seseorang tinggi di mata Allah. Hal itu dilakukan dengan memberi nikmat yang
banyak.

Jika lupa, maka neraka menjadi balasan. Jika ingat, tentu nikmat tersebut menjadi
penambah seseorang untuk lebih dekat kepada Allah.

Penjelasan ini ada pada lanjutan teks definisi istidraj di bagian atas artikel ini. Daroja
memiliki makna tangga untuk naik ke atas. Akhirnya, istidraj menjadi tangga itu untuk
bisa lebih mendekat kepada Allah. Atau malah sebaliknya, istidraj menjadi tipudaya
yang menjadikan seseorang tersesat jalan.

‫وﻣﻨﮫ اﻟﺪرج اﻟﺬي ﯾﺮﺗﻘﻲ ﻋﻠﯿﮫ إﻟﻰ اﻟﻌﻠﻮ ﻛﺬﻟﻚ اﻟﻤﺴﺘﺪرج ھﻮ اﻟﺬي ﺗﺆﺧﺬ ﻣﻨﮫ اﻟﻨﻌﻤﺔ ﺷﯿﺌﺎ ً ﺑﻌﺪ ﺷﻲء وھﻮ ﻻ ﯾﺸﻌﺮ‬

Terkait hal ini, ada satu ayat yang menjelaskan tentang tipu daya Allah terhadap orang-
orang yang mendustakan ayat Allah. Tipu daya itu disebutkan dengan kata istidraj di
dalam Qur’an

Ini tentu menarik. Istilah istidraj menjadi semacam hal yang membuat seseorang harus
bertanya kembali kepada dirinya. Jika nikmat yang diberikan Allah banyak, sedang di
sisi lain nikmat tersebut membuat seseorang cenderung bermaksiat, maka inilah
istiQur‫ﯾﺶ‬

Sebaliknya, jika seseorang cenderung lebih mendekat kepada Allah, maka itu pula yang
disebut dengan istidraj yang akan menjadikan derajat seseorang lebih tinggi. Ibaratnya,
setiap kenikmatan yang diberikan kepada seseorang adalah pisau yang bisa digunakan
untuk kebaikan, dan bisa juga digunakan untuk menjauhkan diri dari Aqur’a

Namun demikian, kecenderungan makna istidraj adalah ke arah negatif. Maksudnya,


istidraj lebih dipahami sebagai tipudaya agar orang fasik dan orang kafir lebih tersesat
daripada keadaan yang sekaAQur’

Macam dan Contoh Istidraj

Pembahasan tentang macam-macam istidraj hampir tidak bisa ditemukan. Alasannya,


memang istidraj adalah semacam sifat ikhlas atau sifat-sifat yang lain. Yang mungkin
menjadi perbedaan adalah di mana peletakan istidraj, atau dalam hal apa istidraj ada.
Namun, tentu saja selagi itu bisa disebut nikmat, di sana lah istidraj memiliki potensi.

Tidak Sholat Badan Tetap Sehat

Siapapun tentu tahu, shalat adalah kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan. Kewajiban
melaksanakan shalat bahkan tidak bisa digantikan oleh siapapun. Quran sendiri telah
menentukan waktu-waktu yang digunakan untuk shalat dan memerintahkan shalat pada
waktunya.

‫َﺖ َﻋﻠَﻰ ْاﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨِﯿﻦَ ِﻛﺘَﺎﺑًﺎ َﻣﻮْ ﻗُﻮﺗًﺎ‬


ْ ‫إِ ﱠن اﻟﺼ َﱠﻼةَ َﻛﺎﻧ‬

[103/‫]اﻟﻨﺴﺎء‬

Tentu menjadi pertanyaan jika dengan meninggalkan kewajiban yang demikian, badan
tetap diberi kesehatan, bahka rizki juga semakin lancar. Bisa jadi, itu menjadi semacam
pengingat untuk lebih giat melaksanakan shalat. Tetapi, bisa jadi itu menjadi jalan untuk
lebih jauh dari Allah dengan terus menerus meninggalkan shalat.

Tentu saja, bukan orang lain yang bisa menyebut yang demikian sebagai istidraj atau
bukan. Sebab, yang lebih tahu hal itu adalah diri orang yang mendapat nikmat dan
meninggalkan kewajiban shalat.

Tidak Puasa Banyak Rizki Datang Tanpa Diduga

Kewajiban puasa adalah kewajiban nomor berikutnya setelah shalat. Kewajiban puasa
memang hanya dilakukan satu bulan dalam satu tahun Hijriyyah. Dengan segala
kemudahan yang diberikan kepada umat Islam untuk melakukannya, seharusnya puasa
menjadi hal yang tidak memberatkan.

Tapi begitu, tetap saja banyak orang cenderung merasa hal itu memberatkan. Akhirnya,
puasa tidak dilakukan. Bahkan, jika pun ada sesuatu yang menghalangi seseorang
melakukan puasa pada Bulan Ramadlan, dia tidak menqadla’ puasanya di lain waktu.

Sedang begitu, bukan Allah menegur dengan memberi orang tersebut masalah hidup.
Allah juga tidak mengangkat nikmat-nikmat yang sudah diberikan kepada orang
tersebut. Dan di sinilah sebenarnya Allah menguji orang tersebut.

Bermaksiat dan Tidak Pernah Menyesal

Secara naluri, jika seseorang melakukan maksiat, maka dia akan merasa bersalah atau
menyesali perbuatannya. Ini berbeda dengan orang yang cenderung menganggap
maksiat yang dilakukannya tersebut adalah maksiat biasa. Atau, bisa jadi orang tersebut
menganggap maksiat yang dilakukannya adalah maksiat kecil dan bukan merupakan
dosa besar.

Anggapan demikian ini lah yang justru menggiring seseorang pada rasa meremehkan
maksiat yang sudah dilakukan. Dari meremehkan inilah, dosa kecil menumpuk hingga
akhirnya menggunung.

Ini adalah bagian dari istidraj. Ini merupakan bagian dari tipudaya syaitan. Seseorang
ditipu dengan menyebut dosa yang dilakukan hanya dosa kecil sehingga tidak perlu
sesal jika dilakukan. Atau tipu dayanya adalah, menyebut rahmat Allah begitu besar
sehingga bebas bermaksiat kapan saja tanpa rasa sesal. Padahal tidak sepatutnya karena
rahmat Allah amat luas, seorang hamba bebas bermaksiat, bukan?.

Tidak Menutup Aurat

Menutup aurat adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang. Tentu saja,
membuka aurat adalah bagian dari sesuatu yang dilarang. Hukum membuka aurat
sendiri adalah boleh jika dilakukan di tempat yang tidak memungkinkan orang lain bisa
melihatnya. Itu pun dalam keadaan darurat, seperti ingin buang air besar atau
semacamnya.

Dalam ruangan yang sama, yang tertutup atau tidak memungkinkan orang lain melihat
aurat, membuka aurat dihukumi makruh jika tanpa ada hajat tertentu. Dengan demikian,
hukum apa yang dikenakan jika aurat dibuka di tempat umum atau tempat yang
memungkinkan orang lain untuk melihatnya.

Seharusnya maksiat semacam ini membuat orang kehilangan nikmat. Maka, menjadi hal
yang patut dicurigai jika ternyata justru nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah sama
sekali tidak berkurang. Atau, malah nikmat itu justru lebih banyak.

Sebab, akan sangat mungkin sebenarnya Allah tengah menguji kita dengan istidraj,
seperti yang disebutkan dalam ayat Quran yang sudah ditulis di bagian atas artikel ini.

Ciri Istidraj

Istidraj adalah hal yang sebenarnya harus diteliti sendiri oleh seseorang. Sebab, yang
paling bisa merasakan hal itu adalah diri si orang yang mendapat nikmat tersebut.

Dengan demikian, orang lain tidak bisa seenaknya menunjuk bahwa yang terjadi pada
seseorang adalah istidraj.

Berikut ini adalah beberapa patokan ciri yang mungkin bisa membantu untuk mengenali
istidraj. Tapi begitu, sekali lagi, ciri ini bukan untuk menunjuk hal yang terjadi pada
orang lain, sebaliknya hanya untuk intrdipertanyaka.

Nikmat Tambah, Iman Turun

Banyaknya nikmat sebenarnya bisa menjadi pemicu dari tambahnya keimanan. Sebab,
orang yang diberi sesuatu, tentu akan tambah rasa cintanya kepada orang yang
memberi. Tapi, jika kenikmatan yang diberikan justru menjauhkan, tentu hal itu patut
dipertanyakan.

Rizki Lancar, Ibadah Terabaikan

Sudah menjadi hal lumrah, rizki yang diberikan adalah hal yang digunakan untuk
beribadah. Sebab, pada dasarnya perintah Allah adalah perintah beribadah, bukan
perintah mengumpulkan atau mengais rizki. Maka titik poinnya adalah ibadah itu.

Sehingga apa-apa yang didapat dalam hidup haruslah dilarikan pada ibadah. Jika hal
yang terjadi adalah sebaliknya, tentu inilah yang dimaksud dengan istidraj.

Sukses tapi Bermaksiat

Kesuksesan yang sesungguhnya adalah kesuksesan bila seorang hamba bisa melawan
hawa nafsunya. Dengan demikian, kesuksesan yang dipahami orang kebanyakan, bisa
jadi adalah kesuksesan yang menjadi tipuan atas kesuksesan yang sesungguhnya. Sebab,
orang cenderung berhenti berbuat sesuatu dan merasa benar ketika dia redaksAz-Zarqa.

BAB II

HUKUMAN YANG DI SEGERAKAN

Hadits qudsi adalah salah satu pedoman para muslim dalam beribadah dan menjalani
hidup. Selain hadits masih ada Al Quran dan qiyas yang menjadi sumber jawaban umat
Islam perlu penjelasan.

Dikutip dari laman Al Quran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), qudsi ((‫اﻟــﻘﺪﺳــﻲ‬
berasal dari kata qudus yang artinya suci. Disebut hadits qudsi karena perkataan ini
dinisbatkan kepada Allah SWT, al Quddus, Dzat Yang Maha Suci.

Berikut penjelasan hadits qudsi menurut ulama:

3. Al Jjurjan

Al-Jurjani sebagaimana dalam kitabnya at-Ta’rifat mengatakan,

‫اﻟﺤـﺪﯾـﺚ اﻟـﻘﺪﺳـﻲ ھـﻮ ﻣـﻦ ﺣـﯿﺚ اﻟـﻤﻌﻨﻰ ﻣـﻦ ﻋـﻨﺪ ﷲ ﺗـﻌﺎﻟـﻰ وﻣـﻦ ﺣـﯿﺚ اﻟـﻠﻔﻆ ﻣـﻦ رﺳـﻮل ﷲ ﺻـﻠﻰ ﷲ ﻋـﻠﯿﮫ وﺳـﻠﻢ ﻓـﮭﻮ ﻣـﺎ‬
‫أﺧـﺒﺮ ﷲ ﺗـﻌﺎﻟـﻰ ﺑـﮫ ﻧـﺒﯿﮫ ﺑـﺈﻟـﮭﺎم أو ﺑـﺎﻟـﻤﻨﺎم ﻓـﺄﺧـﺒﺮ ﻋـﻠﯿﮫ اﻟﺴـﻼم ﻋـﻦ ذﻟـﻚ اﻟـﻤﻌﻨﻰ ﺑـﻌﺒﺎرة ﻧـﻔﺴﮫ ﻓـﺎﻟـﻘﺮآن ﻣـﻔﻀﻞ ﻋـﻠﯿﮫ ﻷن ﻟـﻔﻈﮫ‬
‫م‬

Hadits qudsi adalah hadits yang secara makna datang dari Allah, sementara redaksinya
dari Rasulullah. Hadits qudsi diartikan sebagai berita dari Allah kepada nabi-Nya
melalui ilham atau mimpi, kemudian Rasulullah SAW menyampaikan hal itu dengan
ungkapan beliau sendiri. Maka dari itu, Al Quran lebih utama dibandingkan hadits
qudsi, karena Allah juga menurunkan redaksinya.

2. Al-Munawi

Al Munawi sebagaimana tercantum dalam kitab Faidhul Qodir menjelJJurja

‫اﻟﺤـﺪﯾـﺚ اﻟـﻘﺪﺳـﻲ إﺧـﺒﺎر ﷲ ﺗـﻌﺎﻟـﻰ ﻧـﺒﯿﮫ ﻋـﻠﯿﮫ اﻟـﺼﻼة واﻟﺴـﻼم ﻣـﻌﻨﺎه ﺑـﺈﻟـﮭﺎم أو ﺑـﺎﻟـﻤﻨﺎم ﻓـﺄﺧـﺒﺮ اﻟـﻨﺒﻲ ﺻـﻠﻰ ﷲ ﻋـﻠﯿﮫ وﺳـﻠﻢ‬
‫ﻋﻦ ذﻟﻚ اﻟﻤﻊ‬redaksAz-Zarqa

Hadits qudsi adalah berita yang disampaikan Allah SWT kepada nabiNya secara makna
dalam bentuk ilham atau mimpi. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyampaikan berita ‘makna’ itu dengan redaksAz-Zarqan

3. Az-Zarqani

Az-Zarqani berpendapat bahwa redaksi dan makna hadits qudsi berasal dari Allah.
Sebagaimana dikatakan dalam kitab Manahil al-Urfan‫واﻷل‬Im‫ٱٱﻟ ٰ َﻜﻔِﺮ‬
ْ

‫اﻟﺤـﺪﯾـﺚ اﻟـﻘﺪﺳـﻲ أُوﺣـﯿﺖ أﻟـﻔﺎظـﮫ ﻣـﻦ ﷲ ﻋـﻠﻰ اﻟـﻤﺸﮭﻮر واﻟﺤـﺪﯾـﺚ اﻟـﻨﺒﻮي أوﺣـﯿﺖ ﻣـﻌﺎﻧـﯿﮫ ﻓـﻲ ﻏـﯿﺮ ﻣـﺎ اﺟﺘﮭـﺪ ﻓـﯿﮫ اﻟـﺮﺳـﻮل‬
‫واﻷل‬Im‫ٱٱﻟ ٰ َﻜﻔِ ِﺮ‬
ْ

Hadits qudsi redaksinya diwahyukan dari Allah SWT (menurut pendapat yang
masyhur), sedangkan hadits nabawi makna diwahyukan dari Allah SWT untuk selain
kasus ijtihad Rasulullah SAW. Sementara redaksinya dari Rasulullah SAW.

Seluruh umat Islam wajib percaya dan taat hadits qudsi. Allah SWT telah mengingatkan
pentingnya menaati Rasulullah SAW dalam Al Quran surat Ali Im‫ٱٱﻟ ٰ َﻜﻔِ ِﺮي‬
ْ

‫ٱٱﻟ ٰ َﻜﻔِ ِﺮﯾﻦ‬ ‫ٱ{َ َوٱﻟ ﱠﺮﺳُﻮ َل ۖ ﻓَﺈِن ﺗَ َﻮﻟﱠﻮْ ۟ا ﻓَﺈِ ﱠن ﱠ‬


ْ ‫ٱ{َ َﻻ ﯾ ُِﺤﺐﱡ‬ ۟ ‫ﻗُﻞْ أَ ِطﯿﻌ‬
‫ُﻮا ﱠ‬

Arab latin: Qul aṭī’ullāha war-rasụl, fa in tawallau fa innallāha lā yuḥibbul-kāfirīn

Artinya: Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafikafi

Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia menyegerakan


hukuman untuknya didunia, dan apabila Dia menghendaki keburukan bagi hamba-Nya
maka Dia menahan hukuman dosanya agar kelak dihari kiamat ia menemuinya.

Riwayat Thabrani melalui Ammar ibnu Yaasir r.a.

Penjelasan:

Bahwa musibah itu adakalanya untuk membersihkan diri dari dosa. Apabila seorang
mukmin tertimpa musibah, maka hal itu sebagai pertanda bahwa Allah SWT
menghendaki kebaikan baginya. Dalam hadis lain disebutkan bahwa sesungguhnya
diantara dosa itu terdapat suatu dosa yang tidak dapat dihapuskan kecuali hanya dengan
musibah yang menimpa pelakunya. Musinah ini merupakan hukuman yang disegerakan
untuknya di dunia sehingga kelak apabila ia mati, maka dirinya bersih dari dosa dan
dimasukkan ke dalam surga. Dan begitu pula sebaliknya, bilamana Allah menghendaki
keburukan bagi seorang hamba-Nya, maka Dia memberikannya selamat dari siksa-Nya
di dunia ini. Makin lama ia hidup di dunia semakin banyak dosa-dosa yang
dikerjakannya sehingga kelak di akhirat ia akan menerima pembalasannya yang
setimpal. Maka kala itu tidak ada jalan selamat baginya, dan tempat kembalinya adalah
neraka Jahannam. Allah SWT telah berfirman:

Maka janganlah engkau tergesa-gesa memintakan siksa terhadap mereka karena


sesungguhnya Kami hanya menyegerakan hukumanmu.

Terdapat 3 doa yang balasannya akan disegerakan Allah SWT di ddunime

‫ـﻮم اﻟـﻘﯿﺎﻣـ ِﺔ‬


ِ ‫ـﺆﺧـ ُﺮ ﷲُ ﻣـﻨﮭﺎ ﻣـﺎ ﺷـﺎ َء إﻟـﻰ ﯾ‬
ِ ‫بﯾ‬ ِ ‫َﻋـﻦ أَﺑِـﻲ ﺑـَ ْﻜ َﺮةَ َر‬
ٍ ‫ ﻛﻞﱡ ذﻧـﻮ‬: ‫ َﻋ ِـﻦ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﺻـﻠﻰ ﷲ ﻋـﻠﯿﮫ وﺳـﻠﻢ ﻗـﺎل‬،ُ‫ﺿـ َﻲ اﻟﻠﱠﮫُ َﻋـ ْﻨﮫ‬
ِ ‫ُﻌﺠ ُﻞ ﻟﺼﺎﺣﺒِﮭﺎ ﻓﻲ اﻟ ﱡﺪﻧﯿﺎ ﻗﺒ َﻞ اﻟ َﻤﻮ‬
‫ت‬ ِ ‫ أو ﻗﻄﯿﻌﺔَ اﻟﺮ‬،‫َﯾﻦ‬
ِ ‫ ﯾ‬،‫ﱠﺣﻢ‬ َ ‫ وﻋﻘﻮ‬،‫ﱠإﻻ اﻟﺒَﻐ َﻲ‬
ِ ‫ق اﻟﻮاﻟﺪ‬

Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda,” Setiap
dosa akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari kiamat, kecuali
al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan silaturahim, Allah akan
menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.” (HR Al Hakim, Al Mustadrak
No 7345).

Pertama, dosa orang yang berbuat zalim balasannya akan disegerakan. Zalim adalah
perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan.

Perbuatan zalim dapat mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta,
dan lain sebagainya. Karena itu zalim termasuk dari dosa besar.

Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran:

َ ِ‫ﻖ ۚ أُو ٰﻟَﺌ‬


“ ‫ﻚ ﻟَـﮭُ ْﻢ ﻋَـ َﺬابٌ أَﻟِـﯿ ٌﻢ‬ ‫ض ﺑِـ َﻐﯿ ِْﺮ ْاﻟـ َﺤ ﱢ‬
ِ ْ‫ﺎس َوﯾَـ ْﺒ ُﻐﻮنَ ﻓِـﻲ ْاﻷَر‬
ْ َ‫إِﻧﱠـ َﻤﺎ اﻟﺴﱠـﺒِﯿ ُﻞ ﻋَـﻠَﻰ اﻟﱠـ ِﺬﯾـﻦَ ﯾ‬Sesungguhnya
َ ‫ـﻈﻠِ ُﻤﻮنَ اﻟـﻨﱠ‬
dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di
muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (QS Asy-Syura:ddunim

Kedua, orang yang durhaka kepada orang tua. Sikap buruk dan tidak menghormati serta
tidak menyayangi kedua orang tua, adalah sikap yang sangat tercela, karena merekalah
penyebab keberadaan kita di dunia ini.

Jika sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di dunia
ini, antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan anak-anak mereka.

Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu
kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan dalam
firman Allah SWT:

‫ك ْاﻟﻜ ِـﺒَ َﺮ أَ َﺣﺪ ُـھُﻤَـﺎ أَوْ ِﻛ َﻼـھُﻤَـﺎ ﻓَ َﻼـ ﺗَﻘـُﻞْ ﻟَﮭـُ َﻤﺎ أُفﱟ َو َﻻ‬ ِ ‫ﻚـ أَ ﱠﻻ ﺗَﻌْـﺒُﺪُوا إِ ﱠﻻ إِﯾﱠﺎـهُ َوﺑِﺎ ْـﻟ َﻮـاﻟِﺪ َـ ْﯾ‬
َ ‫ﻦـ إِﺣْ ﺴ َـﺎﻧًﺎـ ۚ إِ ﱠﻣﺎـ ﯾَﺒ ْـﻠُﻐ ﱠَﻦ ِﻋﻨ ْـ َﺪ‬ َ َ‫َوﻗ‬
َ ‫ﻀـ ٰﻰ َرﺑﱡ‬
‫ﺗَ ْﻨﮭَﺮْ ھُ َﻤﺎ َوﻗُﻞْ ﻟَﮭُ َﻤﺎ ﻗَﻮْ ًﻻ َﻛ ِﺮ‬

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka
ucapan yang mulia.” (QS Al-Isra: 23).

Ketiga, dosa orang yang memutuskan silaturahim. Islam tidak menyukai orang-orang
yang memutuskan tali persaudaraan.

Islam mengancam dan mengecam secara tegas orang-orang yang memutuskan tali
persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda dari Abu Muhammad Jubiar
bin Muth’im RA:

ِ َ‫ ﻻ ﯾَـ ْﺪ ُﺧـ ُﻞ اﻟـ َﺠﻨﱠﺔَ ﻗ‬:‫ﷲ ﷺ ﻗَـﺎ َل‬


“ ‫ـﺎطـ ٌﻊ‬ ْ ‫ﻋـﻦ أَﺑـﻲ ﻣﺤـﻤﺪ ﺟُـﺒَﯿ ِْﺮ ﺑ ِـﻦ ُﻣ‬Tidak akan masuk
‫ـﻄ ِﻌ ٍﻢ رﺿـﻲ ﷲ ﻋـﻨﮫ أَ ﱠن رﺳـﻮ َل ﱠ‬

surga orang yang memutus (silaturahim).” (HR Bukhari dan Muslim).

Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu, orang
yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun memberikan
ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai balasannya.

Terdapat dua perilaku maksiat yang akan Allah SWT segerakan siksanya selama hidup
di dunia, sebelum mati dan sebelum kelak dibangkitkan pada hari kiamat.

Penegasan ini sebagaimana disampaikan Rasulullah SAW dalam haditsnya. Beliau


bersabda:

'' ‫ اﻟـﺒﻐﻲ وﻋـﻘﻮق اﻟـﻮاﻟـﺪﯾـﻦ‬:‫اﺛـﻨﺎن ﯾﻌﺠـﻠﮭﻤﺎ ﷲ ﻓـﻲ اﻟـﺪﻧـﯿﺎ‬Dua dosa yang dipercepat balasannya di dunia
oleh Allah SWT, yaitu berlaku zalim dan berlaku kasar kepada kedua orang tua. (HR
Thabrani dari Ibn Asakirah).

Hadits di atas memberikan gambaran yang sangat jelas, sekaligus peringatan kepada
orang-orang yang beriman, bahwa berlaku zalim dan aniaya kepada orang atau pihak
lain dan berlaku buruk kepada kedua orang tua, adalah sama halnya dengan
mengundang azab dan malapetaka bagi diri sendiri, baik dalam kehidupan di dunia ini
maupun di akhirat hanti.

Kezaliman yang pengejawantahannya sangat bervariasi, dalam praktiknya bisa terjadi


dan bisa dilakukan oleh orang atau kelompok manapun. Seorang suami yang tidak
bertanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya, yang tidak memberikan nafkah
lahiriyah maupun batiniyah, dan tidak mengayomi serta mendidik mereka, bahkan
berlaku kasar dan kejam kepada mereka, adalah suami yang zalim. Seorang istri yang
tidak mempedulikan kewajiban kepada suami dan anak-anaknya bahkan membangkang
kepadanya, adalah istri yang zalim.

Majikan yang hanya menekankan kewajiban para pegawai dan karyawannya tanpa
mengimbanginya dengan pemberian hak yang wajar dan manusiawi kepada mereka,
adalah majikan yang zalim.

Demikian pula pegawai dan karyawan yang hanya menuntut haknya tanpa peduli
dengan pemenuhan tugas dan kewajibannya adalah karyawan yang zalim. Penguasa
atau pemerintah yang tidak mempedulikan nasib rakyatnya, bahkan sama sekali tidak

10

memiliki empati terhadap penderitaan mereka, atau penguasa yang hanya ingin
disanjung, dipuja, dan dipahami kehendaknya oleh rakyatnya, tanpa mau memahami
aspirasi rakyatnya, bahkan mengusung dan memasung kreativitas mereka, adalah
penguasa yang zalim.

Demikian pula memfitnah, mengadu domba, mengambil hak orang lain, adalah
perbuatan zalim, yang apabila tidak segera disadari oleh para pelakunya akan
mengundang kemurkaan Allah SWT di dunia ini, dan di akhirat akan berada dalam
kegelapan yang teramat dahsyat dan menakutkan. Rasulullah saw bersabda:

'' ‫ﺎت ﯾَـﻮْ َم اَ ْﻟـﻘِﯿَﺎ َﻣـ ِﺔ‬


ٌ ‫ﻟـﻈ ْﻠ َﻢ ظُـﻠُ َﻤ‬
‫ﻟـﻈ ْﻠ َﻢ ﻓَـﺈِ ﱠن اَ ﱡ‬
‫اِﺗﱠـﻘُﻮا اَ ﱡ‬Takutlah kalian terhadap perbuatan menzalimi orang

lain, karena kezaliman tersebut akan menyebabkan kegelapan pada Hari Kiamat.’’

Sikap buruk dan tidak menghormati serta tidak menyayangi kedua orang tua, adalah
sikap yang sangat tercela, karena merekalah penyebab keberadaan kita di dunia ini. Jika
sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di dunia ini,
antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan oleh anak-anak mereka.

Karena itu, sikap ihsan (baik dalam ucapan maupun perbuatan) merupakan suatu
kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Allah SWT berfirman:

‫ك ْاﻟﻜ ِـﺒَ َﺮ أَ َﺣﺪ ُـھُﻤَـﺎ أَوْ ِﻛ َﻼـھُﻤَـﺎ ﻓَ َﻼـ ﺗَﻘـُﻞْ ﻟَﮭـُ َﻤﺎ أُفﱟ َو َﻻ‬ ِ ‫ﻚـ أَ ﱠﻻ ﺗَﻌْـﺒُﺪُوا إِ ﱠﻻ إِﯾﱠﺎـهُ َوﺑِﺎ ْـﻟ َﻮـاﻟِﺪ َـ ْﯾ‬
َ ‫ﻦـ إِﺣْ ﺴ َـﺎﻧًﺎـ ۚ إِ ﱠﻣﺎـ ﯾَﺒ ْـﻠُﻐ ﱠَﻦ ِﻋﻨ ْـ َﺪ‬ َ َ‫َوﻗ‬
َ ‫ﻀـ ٰﻰ َرﺑﱡ‬

ِ ‫ﺗَ ْﻨﮭَـــﺮْ ھُـــ َﻤﺎ َوﻗُـــﻞْ ﻟَـــﮭُ َﻤﺎ ﻗَـــﻮْ ًﻻ َﻛ‬Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
“ ‫ـــﺮﯾـــ ًﻤﺎ‬
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka, dan
ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia.” (QS 1banyaknya

Contoh hukuman yang di segerakan

Qarun misalnya, ia adalah seorang lelaki yang kaya raya di mana konon kunci gudang
penyimpanan hartanya tidak kuat diangkat oleh 40 orang karena saking banyaknya.

11

Akan tetapi, ia terpedaya dengan harta tersebut hingga akhirnya ia mendapat hukuman
dari Allah dan seluruh hartanya di tenggelam kan.

12










BAB III

KENABIAN NABI MUHAMMAD ADA DI KITAB LAIN

Kenabian Muhammad SAW Telah Diramalkan dalam Kitab Weda?

Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang ditunggu umat Yahudi
dan umat Kristen, mungkin banyak dari kalangan umat Islam akan setuju, mengingat
dalam Al-Qur’an memang terdapat ayat-ayat yang menyatakan kalau kedatangan Nabi
Muhammad SAW sebenarnya sudah diberitakan dalam kitab-kitab suci pendahulunya,
seperti Taurat & Injil. Sebagaimana tersebut dalam surat As Shaf (61) ayat 6 “Dan
(ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi
khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

Tapi jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang juga ditunggu
umat Hindu? Kalimat itu pasti mengejutkan bagi kebanyakan umat Islam maupun umat
Hindu, bahkan mungkin bagi umat di luar kedua agama itu. Betapa tidak, syariat dari
dua agama itu sangat jauh berbeda.

Ternyata berita kedatangan nabi Muhammad SAW tidak saja diberitakan dalam kitab
Taurat & Injil, bahkan ramalan (berita) kenabian Muhammad SAW juga terdapat dalam
kitab suci umat Hindu, Kitab Weda. Benarkah?

Agama hindu termasuk agama tua di dunia. Meski tidak ada kejelasan kapan lahirnya
namun dalam sejarah dikenal ada 3 periodesasi, yaitu:

pertama: Perkembangan agama hindu di India pada zaman Veda tahun (6000-2000 SM)

kedua: Perkembangan zaman Brahmana tahun (2000-1500 SM)

Ketiga : Zaman Upanisad tahun (1500-500 SM)

13

Jadi diperkirakan hinduisme sudah ada kira2 6500 tahun sebelum kedatang Islam.

Adalah Pundit Vaid Parkash professor bahasa dari Allahabad University di India yang
juga menjadi pandita besar kaum Brahmana, dalam salah satu bukunya berjudul "Kalky
Autar" atau Avatar (Petunjuk Yang Maha Agung) yang baru diterbitkan memuat sebuah
pernyataan yang sangat mengagetkan kalangan intelektual Hindu.

Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para
penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah
yang dibawa oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya Muhammad
Rasulullah saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual.

Prof. Pundit Vaid Parkash (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar kaum
Brahmana dan ahli bahasa Sansekerta itu mengatakan bahwa ia telah menyerahkan hasil
kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan mereka semuanya menyetujui
kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di dalam buku. Semua kriteria yang
disebutkan dalam buku suci kaum Hindu (Wedha) tentang ciri-ciri "Kalky Autar" sama
persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Rasulullah Saw yang lahir di Makkah.

Prof. Parkash menguatkan pernyatannya itu dengan mengutip beberapa hal dari kitab
Veda (Weda), kitab suci agama Hindu.

Menurutnya, dalam kitab Weda, sosok 'Kalki autar' akan menjadi Pembawa Risalah
Terakhir atau Prophet of Bhagwan (Allah) untuk menuntun seluruh dunia. Itu hanya
terjadi dalam kasus Nabi Muhammad Saw. Menurut ramalan Hindu, 'Kalki autar' akan
lahir di sebuah Jazeerah (Island) dan itu di wilayah Arab yang dikenal sebagai
'jazeeratul Arab'.

Dalam kitab 'suci' Hindu, menurut Prof. Parkash, bapaknya bernama "Vishnu Bhagat"
dan ibunya bernama "Somanib". Dalam bahasa Sansekerta, 'Vishnu' berarti Allah (swt)
dan arti harfiah dari kata 'Bhagat' adalah hamba atau budak, dalam bahasa Arab berarti
"Abdun". Oleh karena itu, 'Wisnu Bhagat' dalam bahasa Arab berarti Abdullah (hamba
Allah). Sedangkan,'Somanib' dalam bahasa Sansekerta berarti damai (aman) dan

14

tentram yang dalam bahasa Arab berarti kata 'Aminah'. Dan sebagaimana diketahui
bahwa ayah Nabi Muhammad bernama Abdullah dan ibundanya bernama Aminah.

Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa 'Kalky autar' akan lahir di kaum yang
dihormati dan mulia ditanahnya. Dan ini juga berlaku dalam kasus Nabi Muhammad
(saw) karena ia lahir di suku Quraisy yang dihormati di Makkah.

Disebutkan pula bahwa 'Kalki Autar' akan diajarkan dalam sebuah gua oleh Bhagwan
melalui utusan-Nya sendiri. Hal itu mengingatkan kisah Nabi Muhammad Saw dalam
gua Hira' saat didatangi oleh malaikat Jibril dan mengajarkannya tentang wahyu Islam
pertama kali.

Tertulis dalam buku-buku Hindu bahwa Bhagwan akan memberikan 'Kalky autar'
dengan kuda tercepat dan dengan bantuan kuda itu, ia akan naik di seluruh dunia dan
tujuh langit. Ini isyarat tentang 'Buraq' dalam peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad
Saw.

Selain itu, ditulis pula bahwa 'Kalky autar' akan diperkuat dan dibantu oleh Bhagwan.
Dalam kasus Nabi Muhammad (saw), beliau dibantu dan diperkuat oleh Allah (SWT)
melalui malaikat-Nya dalam perang Badar. (diolah dari berbagaisumber)

Dunia-islam Khazanah

Ternyata Kehadiran Muhammad SAW Disebut Taurat dan Injil

Taurat dan Injil menyebutkan kehadiran Muhammad SAW.

Kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi telah disebutkan jauh
sebelum beliau lahir. Kitab-kitab agama terdahulu dikatakan telah menyebut akan
lahirnya Muhammad yang membawa ajaran kenabian dari Allah.

Kitab-kitab yang dimaksud ialah kitab yang pengikutnya dinyatakan Allah di dalam
Alquran sebagai Ahli Kitab atau disebut kitab kaum Yahudi dan Nasrani. Nabi
Muhammad juga telah disebut dalam kitab agama Persia dan Hindu.

15

Seperti dikutip dari buku berjudul "Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Volume 1"
oleh Moenawar Khalil, disebutkan bahwa datangnya Nabi Muhammad SAW kepada
umat manusia telah disebutkan dan dinyatakan dalam kitab Taurat dan Injil. Hal
demikian sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah al-A'raaf ayat 157 yang
berbunyi, "(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil."

Perjanjian Lama dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-Qadim dan dalam bahasa
Belanda disebut Ould Testament, atau yang dianggap sebagai kitab Taurat oleh kaum
Yahudi dan Nasrani.

Sedangkan Perjanjian Baru dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-Jadid dan dalam
bahasa Belanda disebut Niew Testament, dan itulah yang dianggap kitab Injil oleh kaum
Nasrani. Perjanjian Lama berisi himpunan kitab suci dari nabi-nabi sebelum Nabi Isa
AS, dan Perjanjian Baru adalah yang berisi himpunan kitab suci yang dibawa Nabi Isa
AS.

Di dalam buku tersebut disebutkan beberapa ayat dari kitab-kitab agama terdahulu,
yang menjelaskan tentang akan datangnya Nabi Muhammad SAW. Buku tersebut
mengutip bunyi kalimat bahasa Indonesia dari ayat Bibel, yang disalin dari Bibel yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bibel
Genootschap di Amsterdam pada 1916.

Salah satunya disebutkan dalam kitab Ulangan, 18:15, yang berbunyi, "Bahwa seorang
Nabi dari antara kamu dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini yaitu akan
dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu maka dia haruslah kamu dengar."

Di beberapa ayat dalam Kitab Ulangan itu disebutkan akan diutusnya Nabi Muhammad
SAW dengan semua yang dikatakannya membawa atau menyebut Nama Tuhan dan
bukan nama dewa. Nabi Muhammad SAW juga wafat tidak karena dibunuh orang.
Selain itu, apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad tentu terjadi, meski baru terjadi
pada masa beberapa abad sesudah wafatnya dan yang terjadi pada masa hidupnya.

16

"Bahwa kalau Nabi itu berkata atas Nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu tak
jadi atau tak datang, itulah perkataan yang bukan sabda Tuhan, melainkan Nabi itu
berkata dengan angkaranya: jangan kamu takut akan dia." (Ulangan, 18:22).

Kemudian dalam Injil Yahya juga disebutkan ayat yang mengarah pada akan
kedatangan Nabi Muhammad. Seperti dalam Yahya, 14:26, yang berbunyi, "Tetapi
penghibur, yaitu Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh Bapa sebab namaku, yaitu akan
mengajarkan segala perkara itu kepadamu dan mengingatkan kamu segala perkara yang
telah kukatakan kepadamu itu." "Maka sekarang sudah kukatakan kepadamu sebelum
jadinya, supaya apabila ia jadi kelak, boleh kamu percaya" (Yahya, 14:29).

Dari ayat itu dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW akan datang dan diperintah oleh
Tuhan dan akan mengajarkan segala perkara kepada manusia. Hal demikian juga telah
dinyatakan dalam Alquran.

Kemudian dalam ayat lainnya di Kitab Injil Yahya, Nabi Muhammad digambarkan
sebagai penghibur (Rahul Kudus) dan yang akan memuliakan Nabi Isa karena ia akan
mengambil beberapa keterangan dari apa yang telah diterangkan oleh Nabi Isa kepada
kaumnya.

Di dalam Kitab Injil Barnabas, kedatangan Nabi Muhammad SAW lebih jelas
dinyatakan. Barnabas sendiri adalah nama seorang sahabat atau pembela Nabi Isa.
Karenanya, Injil Barnabas ditulisnya sendiri dari wasiat yang didengarnya dari Nabi Isa
AS. Di dalam kitab itu memberitakan kedatangan Nabi SAW, bahkan dijelaskan pula
tentang peristiwa disalibnya Nabi Isa, bukanlah Nabi Isa yang disalib, melainkan
Yahuda. Injil Barnabas termasuk injil yang kuno, yang tertulis pada abad pertama
Masehi.

Dalam ayat di kitab Injil Barnabas, misalnya, disebutkan bahwa saat Nabi Isa AS
memberitahu para hawari (penolong) bahwa beliau akan berpaling meninggalkan alam.
Saat itu, Isa berkata agar hati mereka tidak bergoncang dan tidak takut. Sebab, Isa
bukanlah yang menjadikan mereka, tetapi Allah yang menjadikan dan memelihara
mereka.

17

"Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan
bagi Rasulullah yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam
ini." (Barnabas, 72:10).

Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya berjumlah 4 buah, yaitu Zabur
(Nabi Dawud), Taurat (Nabi Musa), Injil (Nabi Isa), dan Al-Quran (Nabi rukuberiQa

Adanya 4 kitab suci tersebut perlu untuk diyakini karena merupakan petunjuk langsung
dari Allah SWT. Meyakini adanya kitab-kitab Allah termasuk salah satu dari
rukuberiQad

Di dalam ajaran Islam, rukun iman itu berjumlah 6. Daftarnya adalah sebagai beriQada

Iman kepada Allah

Iman kepada Malaikat

Iman kepada kitab-kitab Allah

Iman kepada Nabi dan Rasul

Iman kepada hari akhir

Iman kepada Qadha dan Qadar

Melihat daftar deretan di atas, maka keberadaan kitab-kitab yang berasal dari Allah
SWT beserta pada penerimanya (Nabi) sangat penting untuk diyakini bagi umat Islam.

Menurut keterangan yang bersumber dari artikel dengan judul "Iman kepada Para Rasul
dan Kitab Suci" yang dikutip dari laman NU Oniline oleh KH A Nuril Huda, dijelaskan
bahwa Allah menurunkan wahyu yang berupa petunjuk suci kepada para utusannya,
dalam hal

Kemudian, petunjuk tersebut dihimpun menjadi sebuah kitab Allah. Ajarannya adalah
mengenai kandungan tentang perintah dan larangan, janji baik dan buruk, nasehat,
petunjuk dalam kehidupan, serta tata ca‫ َوإِل‬tPeneriBandaNa

18

Berbicara mengenai kitab-kitab tersebut, dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 285
Allah berfirman:

ۚ ‫ق ﺑَـ ْﯿﻦَ أَ َﺣـ ٍﺪ ِﻣ ْـﻦ ُرﺳُـﻠِ ِﮫ‬ ‫ـﺰ َل إِﻟَـ ْﯿ ِﮫ ِﻣ ْـﻦ َرﺑﱢـ ِﮫ َو ْاﻟـ ُﻤ ْﺆ ِﻣـﻨُﻮنَ ۚ ُﻛـﻞﱞ آ َﻣـﻦَ ﺑِ ﱠ‬ ُ
ُ ‫ـﺎ{ِ َو َﻣ َـﻼﺋِـ َﻜﺘِ ِﮫ َو ُﻛـﺘُﺒِ ِﮫ َو ُرﺳُـﻠِ ِﮫ َﻻ ﻧُـﻔَﺮﱢ‬ ِ ‫آ َﻣـﻦَ اﻟـ ﱠﺮﺳُـﻮ ُل ﺑِـ َﻤﺎ أ ْﻧ‬
َ َ‫ َوﻗَﺎﻟُﻮا َﺳ ِﻤ ْﻌﻨَﺎ َوأَطَ ْﻌﻨَﺎ ۖ ُﻏ ْﻔ َﺮاﻧ‬tPeneriBandaNabe
‫ﻚ َرﺑﱠﻨَﺎ َوإِل‬

Artinya: "Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):
"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-
rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa):
"Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tPeneriBandaNabe‫ز‬

Daftar Kitab-Kitab Allah & Rasul PeneriBandaNabeَ‫ز‬

Kitab zabur diwahyukan kepada Nabi Daud AS untuk para umatnya, yaitu bangsa
BandaNabeَ‫ز‬I

Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diterbitkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada 2014, zabur
diturunkan pada abad 10 SM (sebelum Masehi) di daNabeَ‫ز‬Is

Isinya menggunakan bahasa Qibti. Di dalam kitab zabur terdapat doa, zikir, nasehat,
daNabeَ‫ز‬IsT

Namun, tidak ada ajaran hukum syariat lantaran umat tersebut masih mengikuti ajaran
yang diperintahkan oleh Nabeَ‫ز‬IsTa

Mengenai adanya kitab Zabur, kita dapat mengetahuinya melalui Al-Quran surah An-
Nisa ayat 163 yang beَ‫ز‬IsTau

‫ﻮب‬َ ُ‫ق َوﯾَـ ْﻌﻘ‬ ٰ َ‫ـﻦ ﺑَـ ْﻌ ِﺪ ِه ۚ َوأَوْ َﺣـ ْﯿﻨَﺎ إِﻟ‬
َ ‫ـﻰ إِﺑْـ َﺮا ِھـﯿ َﻢ َوإِﺳْـ َﻤﺎ ِﻋـﯿ َﻞ َوإِﺳْـ َﺤﺎ‬ ْ ‫ـﻮح َواﻟـﻨﱠﺒِﯿﱢﯿﻦَ ِﻣ‬ ٰ َ‫ﻚ َﻛـ َﻤﺎ أَوْ َﺣـ ْﯿﻨَﺎ إِﻟ‬
ٍ ُ‫ـﻰ ﻧ‬ َ ‫۞ إِﻧﱠـﺎ أَوْ َﺣـ ْﯿﻨَﺎ إِﻟَـ ْﯿ‬
‫ﺲ َوھَﺎرُونَ َو ُﺳﻠَ ْﯿ َﻤﺎنَ ۚ َوآﺗَ ْﯿﻨَﺎ دَا ُوو َد َز‬ َ ُ‫ﱡﻮب َوﯾُﻮﻧ‬َ ‫ﺎط َو ِﻋﯿ َﺴ ٰﻰ َوأَﯾ‬ ِ َ‫ َو ْاﻷَ ْﺳﺒ‬IsTaur

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami


telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah

19

memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya,
Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud".

2. Taurat

Kitab Taurat diturunkan Allah SWT kepada Nabi Musa AS sekitar abad 12 SM. Kala
itu, Nabi Musa menyampaikan ajaran yang terkandung di dalam kitab Taurat kepada
bangsa Bani IsTaura

Isi kitab tersebut menggunakan bahasa Ibrani. Di dalamnya terdapat beberapa hukum-
hukum syariat dan sistem kepercayaan yang dapat dibenarkan.

Al-Quran surah Ali 'Imran ayat 3 menjelaskan tentang firman Allah yang menyatakan
adanya Taurat. Yaitu dengan bunyi:

"Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan


kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan InjInji

3. Injil

Kitab Injil diwahyukan Allah SWT untuk Nabi Isa AS pada awal abad 1 M. Injil
diturunkan di Yerusalem dan ditulis melalui bahasa Suryani. Kitab ketiga ini menjadi
pegangan bagi kaum Nasrani.

Kandungan adalah mengenai perintah untuk percaya kepada Allah SWT serta
menghapus beberapa hukum yang ada di kitab Taurat karena tidak sesuai
dengaA‫ َو َﺟ َﻌﻞ‬seorangAl-Q

Di dalam Al-Quran surah Maryam ayat 30, A‫ َو َﺟ َﻌﻞ‬seorangAl-Qu

َ ‫ﷲِ آﺗَﺎﻧِ َﻲ ْاﻟ ِﻜﺘ‬


‫َﺎب َو َﺟ َﻌﻞ‬ ‫ﻗَﺎ َل إِﻧﱢﻲ َﻋ ْﺒ ُﺪ ﱠ‬seorangAl-Qur

Artinya: "Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab
(Injil) dan Dia menjadikan aku seorangAl-Qura

4. Al-Quran

20

Dan yang terakhir dari daftar kitab Allah SWT adalah Al-Quran. Kitab tersebut
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW pada abad ke-7 M atau tahun 611-632 M.

Nabi Muhammad SAW merupakan nabi sekaligus rasul yang terakhir. Maka, tidak ada
lagi nabi dan rasul setelahnya sekaligus tidak ada lagi kitab Allah berikutnya.

Di dalam Al-Quran, terdapat isi yang menghapuskan beberapa ajaran kitab Taurat,
Zabur, dan Injil lantaran tidak sesuai dengan zaman.

Dengan kata lain, Al-Quran juga bisa disebut sebagai penyempurna dan pembenar bagi
kitab-kitab Allah yang sudah ada sebeَ‫ْاﻟﮭُﺪ‬

Melalui surah Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT beَ‫ْاﻟﮭُﺪ‬

ِ َ‫ت ِﻣﻦَ ْاﻟﮭُﺪ َٰى َو ْاﻟﻔُﺮْ ﻗ‬ ُ


‫ﺎن‬ ِ ‫ﻀﺎنَ اﻟﱠ ِﺬي أ ْﻧ ِﺰ َل ﻓِﯿ ِﮫ ْاﻟﻘُﺮْ آنُ ھُﺪًى ﻟِﻠﻨﱠ‬
ٍ ‫ﺎس َوﺑَﯿﱢﻨَﺎ‬ َ ‫َﺷ ْﮭ ُﺮ َر َﻣ‬

Artinya: "Di bulan Ramadhan, di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai


petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil).....".

Selain itu, dalam surah Surat Ali Imran ayat 3 juga menyebutkan bahwa:

"Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan


kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan TTaurat

Nama Nabi Muhammad yang Tercantum di Kitab Agama Dunia

Nama Muhammad artinya 'yang terpTaurat

Nama Nabi Muhammad yang Tercantum di Kitab Agama Dunia

Nama Nabi Muhammad yang memiliki arti terpuji nyatanya kerap diabdikan dan
dicantumkan di dalam kitab-kitab suci agama di dunia. Nama Nabi SAW terdapat di
agama yang menganut ajaran Brahmaisme, Majusi, dan agama-agama samawi lainnya,
seperti Yahudi dan Nnaskduni

Taliban Pukuli Warga AS yang Hendak ke Bandara Kdunia

21

Pakar ilmu tafsir Indonesia Prof Quraish Shihab dalam buku berjudul Membaca Sirah
Nabi Muhammad SAW menjelaskan nama Nabi Muhammad telah banyak
diperkenalkan di dalam kitab-kitab suci agama tersebut. Dengan demikian, tidak heran
jika sebagian orang tua telah menamakan anak-anak mereka dengan Muhammad karena
menerima informasi dari Ahlul Kitab atau selain mereka tentang bakal lahirnya seorang
tokoh bernama Muhammad/Yang terpuji.

Dengan demikian, tidak mustahil juga hal itu diketahui oleh mereka yang
mengharapkan dari keturunannya lahir seorang tokoh. Apalagi Aminah yang memang
sejak semula telah mendapat indikator tentang janin yang dikandungnya.

Atas dasar uraian di atas, menurut Prof Quraish Shihab, sangat mungkin dan paling
tidak dari segi pandangan psikologi bahwa kepercayaan Aminah tentang masa depan
yang menanti janin yang dikandungnya telah menjadikannya ‘mendengar’ suara-suara
yang memerintahkannya untuk menamai anak yang dikandungnya dengan nama
Muhammad.

Bahkan kehadiran Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah pernah dibenarkan oleh
Nabi Isa AS. Hal itu pun terekam dan diabadikan dengan baik di dalam Alquran maupun
sejalan dengan informasi dalam Injil Yohanes XIV: 15-16. Di mana dinyatakan bahwa
Isa Al-Masih berkata: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala
perintahku. Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain supaya ia menyertaimu selama-lamanya,”.

Di dalam Alquran, Allah SWT berfirman dalam Surah As-Shaf ayat 6 berbunyi: “Wa idz
qaala-bnu Maryama yaa Bani Israila inna Rasulullahi ilaikum mushaddiqan limaa baina
yadayya minat-tauraati wa mubassyira birasulin ya’ti min ba’di-smuhu ahmadu,”.

Yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata: Wahai Bani Israil,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun)
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul
yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad),”.

22

nabi muhammad nama muhammad kitab agama lain rasulullah aminah utusan Allah
kitab agama dunia. Oleh karena itu nama Nabi Muahammad sangat terkenal di kalangan
agama manapun di dunia manapun di kitab manapun semuanya sudah menjelaskan
bahwasanya keberedaan Nabi Muhammad sudah di jelaskan sejak sebelum ia lahir ke
dunia.

23















BAB IV

AL-QUR'AN DAN SAINS

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk bagi
manusia dalam mengarahkan kehidupannya. Secara garis besar, al-Qur’an mengandung
ajaran tentang aqidah, syariah, dan akhlak, namun al-Qur’an juga mengandung isyarat-
isyarat ilmiah yakni mengandung ayat-ayat sains dan teknologi. Untuk dapat mengenal,
memahami, dan menafsirkan al-Qur’an tidak hanya berbekal pengetahuan bahasa Arab,
melainkan dibutuhkan berbagai macam ilmu guna untuk mengungkap makna yang
terkandung dalam al-Qur’an. Mata kuliah ini mengkaji tentang ayat-ayat sains dalam al-
Qur’an. Materi ini sangat penting bagi mahasiswa untuk memperluas pandangan dan
pengetahuan tentang al-Qur’an guna untuk membantu dalam memahami dan
menafsirkannya.

َ‫ض َﻛﺎﻧَﺘَﺎ َر ْﺗﻘًﺎ ﻓَﻔَﺘَ ْﻘﻨَﺎھُ َﻤﺎ َو َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ِﻣﻦَ ْاﻟ َﻤﺎ ِء ُﻛ ﱠﻞ َﺷ ْﻲ ٍء َﺣ ﱟﻲ أَﻓَ َﻼ ﯾ ُْﺆ ِﻣﻨُﻮن‬ ِ ‫أَ َوﻟَ ْﻢ ﯾَ َﺮ اﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ َﻛﻔَﺮُوا أَ ﱠن اﻟ ﱠﺴ َﻤﺎ َوا‬
َ ْ‫ت َو ْاﻷَر‬

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya
dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?” (QS. Al-
anbiya: 30)

Ayat tersebut berkaitan dengan Big bang theory, yaitu teori terbentuknya alam semesta
yang menyatakan bahwa pada awalnya alam semesta merupakan satu kesatuan,
kemudian terjadi ledakan besar yang menghasilkan pecahan-pecahan dan meluas. Teori
Big Bang ini adalah teori penciptaan bumi yang paling diakui di era modern.

24

Kesesuaian yang harmoni antara Al-Qur’an dengan Teori Big Bang adalah suatu hal
yang tidak dapat dielakkan lagi. Hal ini sudah dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an 1.400
tahun silam.

Ceramah yang bertemakan sains dan teknologi ini disampaikan dalam rangka Buka
Puasa Bersama Keluarga Besar PTA Padang di mushalla al-hikmah Pengadilan Tinggi
Agama Padang. Ceramah disampaikan menjelang berbuka dihadapan pegawai dan
tenaga honorer PTA Padang serta para undangan yang berasal dari suami/ istri pegawai
dan karyawan serta undangan yang berasal dari pensiunan PTA Padang.

Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus ayat yang menyebut tentang ilmu


pengetahuan dan sains yang merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci Al-
Qur’an. Bahkan kata ‘ilm dan turunannya disebut sebanyak 778 kali. Selain itu sains
juga merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, hal ini dibuktikan dengan fakta
setiap kali umat Islam melaksanakan ibadah memerlukan penentuan waktu yang
tepat.Contohnya dalam melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan,
pelaksanaan haji semuanya memiliki waktu tertentu dan untuk menentukan waktu yang
tepat diperlukan ilmu astronomi yang memang termasuk dalam sains.

Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan ini bertolak belakang dengan pandangan
para ilmuan Barat yang sebagian besar berpaham materialis. Mereka menganggap ilmu
pengetahuan tidak dapat disatukan dengan agama. Bahkan para pemikir Barat sekarang
ini berada ditengah-tengah peperangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Hampir
tidak mungkin mereka sekarang ini menerima kenyataan adanya pertemuan secara
mendasar antara agama dan ilmu pengetahuan. Secara historis, timbulnya pemikiran
tersebut sebenarnya dilatarbelakangi oleh sikap antipati gereja terhadap ilmu
pengetahuan pada abad pertengahan.Itulah sebabnya para ilmuan Kristen pada zaman
dahulu, seperti Galileo Galilei, dihukum mati oleh gereja, karena penemuan ilmiah
mereka yang dianggap bertentangan dengan paham gereja. Menurut Quraish Shihab,
pertentangan antara kaum agamawan dengan ilmuan di Eropa itu disebabkan oleh sikap
radikal kaum agamawan Kristen yang hanya mengakui kebenaran dan kesucian Kitab
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga orang-orang yang mengingkarinya

25

dianggap kafir dan berhak mendapatkan hukuman. Dilain pihak, para ilmuan
mengadakan penyelidikan-penyelidikan ilmiah yang hasilnya bertentangan dengan
kepercayaan yang dianut oleh pihak gereja (kaum agamawan). Akibatnya, tidak sedikit
ilmuwan yang menjadi korban oleh penindasan dan kekejaman pihak gereja.

Islam adalah agama yang mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan dan agama
merupakan sesuatu yang saling berhubungan dan melengkapi. Al Qur’an merupakan
sumber ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan merupakan sarana untuk
mengaplikasikan segala sesuatu yang tertuang dalam ajaran Islam.

Bukti bahwa Islam merupakan agama yang menekankan pengembangan ilmu


pengetahuan adalah dengan ditemukan ratusan ayat yang membicarakan tentang
petunjuk untuk memperhatikan bagaimana cara kerja alam dunia ini. Tidak kurang dari
750 ayat al-Qur’an memberikan gambaran kepada manusia untuk memperhatikan alam
sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang membahasnya diawali maupun diakhiri
dengan sindiran-sindiran seperti; “Apakah kamu tidak memperhatikan?”, “Apakah
kamu tidak berpikir?”, “Apakah kamu tidak mendengar?”, “Apakah kamu tidak
melihat?”. Sering pula di akhiri dengan kalimat seperti “Sebagai tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir”, “Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab”. Demikianlah mukjizat
terakhir rasul yang selalu mengingatkan manusia untuk mendengar, melihat, berpikir,
merenung, serta memperhatikan segala hal yang diciptakan Allah di dunia ini.

ِ َ‫َﻣ َﺮ َج ْاﻟﺒَﺤْ َﺮﯾ ِْﻦ ﯾَ ْﻠﺘَﻘِﯿ‬


ِ َ‫ﺎن ﺑَ ْﯿﻨَﮭُ َﻤﺎ ﺑَﺮْ َز ٌخ َﻻ ﯾَ ْﺒ ِﻐﯿ‬
‫ﺎن‬

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. AAr-Rahma‫ﯾَ ْﺒ ِﻐﯿَﺎ‬

Penceramah melanjutkan diantara ayat sains yang ada pada al-quran, pada surat ar-
rahman ayat 19-20, bahwa Allah telah membiarkan 2 lautan mengalir yang keduanya
kemudian bertemu, namun keduanya tidak bercampur. Dua lautan yang tidak bercampur
ini terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya
antara negera Maroko dan Spanyol. Ceramah ini ditutup sebelum adzan maghrib di
Kota Padang.

26

Oleh karena itu apapun yang di terjemahkan oleh sains sudah ada di dalam Al Qur'an
dari jaman sebelum sains ada semua yang ada di dalam alam semesta ini sudah di atur
dalam Al Qur'an juga dapat di lihat dari segi apapun dan lengkap dalam Al Qur'an
sedetail mungkin sudah di jelaskan dalam Al Qur'an sebelum sains mengetahui Al
Qur'an sudah lebih dulu mengetahui tentang alam semesta dan apa yang di teliti oleh
sains. Di dalam Al Qur'an kita dapat mengetahui apa yang tidak kita ketahui dan secara
nyata di jelaskan walaupun entah itu kapan akan terjadi berapa abad ke berapa semua
itu akan terjadi dan juga kita sebagai umat manusia percaya dan yakin juga menambah
wawasan untuk menghadapi masa SALFUSALLIH

27















BAB V

PENGERTIAN ORANG ORANG SALFUSALLIH

Tabi'in dan Tabi’ut tabi’in. Tabi’in artinya pengikut, adalah orang Islam awal yang masa
hidupnya setelah para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad.
Usianya tentu saja lebih muda dari Sahabat Nabi bahkan ada yang masih anak-anak atau
remaja pada masa Sahabat masih hidup. Tabi’in disebut juga sebagai murid Sahabat
Nabi.

Tokoh-tokoh Tabi’in :

Uwais Al-Qorniy

Said bin Al-Musayyib

Urwah bin Az-Zubair

Saalim bin Abdillah bin Umar

Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud

Muhammad bin Al-Hanafiyah

Ali bin Al-Hasan Zainal Abidin

Al-Qaasim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash-Shiddiq

Al-Hasan Al-Bashriy

Muhammad bin Sirin

Abu Hanifah Umar bin Abdul Aziz

Muhammad bin Syihab Az-Zuhriy

Mengenal Tabi'in dan Tabi’ut tabi’in

Tabi’ut tabi’in atau Atbaut Tabi’in artinya pengikut Tabi’in, adalah orang Islam teman
sepergaulan dengan para Tabi’in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi. Tabi’ut

28

tabi’in disebut juga murid Tabi’in. Menurut banyak literatur Hadis : Tab’ut Tabi’in
adalah orang Islam dewasa yang pernah bertemu atau berguru pada Tabi’in dan sampai
wafatnya beragama Islam. Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi’in yang ditemui
harus masih dalam keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi’in yang terahir wafat sekitar
110-120 Hijriah. Dalam kalangan 4 imam mazhab ahli sunnah waljamaah imam Hanafi
tidak termasuk dalam tabi’ tabiin karena beliau pernah berguru dengan sahabat Nabi.
Manakala baik 3 imam yaitu imam Malik dan imam Syafi’i adalah tabi’ tabiin karena
mereka berguru dengan tabiin. Tabi’in seperti definisi di atas tapi bertemu dengan
Sahabat. Sahabat yang terahir wafat sekitar 8

MalikAts-Tsaur

Ats-Tsauri

Sufyan Ats-Tsauriy

Sufyan bin Uyainah Al-Hilaliy

Al-Laits bin Saad

Sebelum kita masuk dalam pembahasan materi kita . kita harus mengetahui apa itu
sahabat tabi’in dan tabi’ut tabi’in . sehingga semua mengerti dan jelas dalam membuat
sebuah makalah sehingga pembaca mengerti apa maksud dari Makalah yang kami buat .

1. Pengertian Sahabat

Kata sahabat menurut lughah jamak dari sahib artinya yang menyertai. Menurut para
ulama yang disebut "sahabat" adalah orang yang bertemu dengan Nabi SAW dalam
keadaan beriman dan meninggal dunia sebagai pemeluk Islam. Maka, orang yang
bertemu dengan Nabi sedang dia belum memeluk agama Islam, maka tidaklah
dipandang sahabat. Orang yang menemui masa Nabi dan beriman kepadanya tetapi
tidak menjumpainya, seperti Najasi, atau menjumpai Nabi setelah Nabi wafat, seperti
Abu Dzu'aib, yang pergi dari rumahnya setelah ia beriman untuk menjumpai Nabi di
Madinah. Setiba di Madinah, Nabi telah wafat. Maka, baik Najasi dan Abu Dzu'aib,
mereka berdua termasuk sahabat Nabi.

29

Ditandaskan oleh al-Hafidl, bahwa pendapat yang paling shahih yang telah
diketemukannya bahwa arti sahabat adalah orang yang berjumpa dengan Nabi dalam
keadaan dia beriman dan meninggal dalam islam, baik lama ia bergaul dengan Nabi
atau tidak, baik dia turut berperang bersama Nabi atau tidak, baik dia dapat melihat
Nabi meskipun tidak dalam satu majelis dengan Nabi, atau dia tidak dapat melihat Nabi
karena buta.

Menurut Usman ibnu Shalih, yang dikatakan sahabat adalah orang yang menemui masa
Nabi, walaupun dia tidak dapat melihat Nabi dan ia memeluk Islam semasa Nabi masih
hidup.

Sebagian 'ulama Ushul berpendapat bahwa yang dimaksud sahabat adalah orang yang
berjumpa dengan Rasul dan lama pula persahabatannya dengan beliau walaupun tidak
meriwayatkan hadits dari beliau.

Menurut al-Khudlari menerangkan dalam Ushul Fiqhnya: "tidak dipandang seseorang,


menjadi sahabat, melainkan orang yang berkediaman bersama Nabi satu tahun atau dua
tahun". Tetapi an-Nawawi membantah faham ini dengan alasan kalau yang dmaksud
sahabi yaitu orang yang menyertai Nabi satu atau dua tahun, tentulah tidak boleh kita
katakan Jarir al-Bajali seorang sahabat.

Menurut bahasa, sahabat (jama’ dari shahib) berarti yang menyertai atau yang
menemani Sedangkan menurut istilah, ulama’ berbeda pendapat.

1. Jumhur ulama’ berpendapat bahwa sahabat ialah :

‫ﻣﻦ ﻟﻘﻲ رﺳﻮل ﷲ ص م ﻣﻼ ﻗﺔ ﻋﺮﻓﯿﺔ ﻓﻲ ﺣﻞ اﻟﺤﯿﺎة ﺣﻞ ﻛﻮﻧﮫ ﻣﺴﻠﻤﺎ وﻣﺆﻣﻨﺎ ﺑﮫ‬

“Orang yang bertemu Rasulullah saw dengan pertemuan yang wajar sewaktu Rasulullah
saw masih hidup, dalam keadaan Islam dan beriman.”

2. Ibnu Hajar dalam kitab Al Ishabah jilid 1 : 4-5 menerangkan bahwa sahabat ialah
orang Islam yang bertemu dengan Nabi saw dan mati dalam memeluk Islam.

30

3. Al Jahidl berpendapat bahwa sahabat ialah orang Islam yang berjumpa dengan
Nabi, lama persahabatannya dengan Nabi dan meriwayatkan hadis dari beliau.

Adapun pengertian sahabat secara umum yang telah didefinisikan oleh para ulama’,
yaitu :

“Sahabat adalah orang yang pernah bertemu dengan Nabi, beriman kepadanya dan
meninggal dalam keadaan saHijri

2. Pengertian Tabi’in

Tabi’in menurut bahasa adalah jama’ dari kata tabi’ yang artinya pengikut. Menurut
istilah, tabi’in adalah orang yang pernah bertemu dengan sahabat, iman kepada Nabi
saw dan meninggal dalam keadaan Islam. Tentang hal ini al-Khatib al-Baghdadi
mensyaratkan adanya persahabatan dengan sahabat, jadi bukan hanya bertemu.

Menurut Ibnu Katsir, yang dinamakan tabi’in tidak cukup hanya pernah melihat
sahabat, sebagaimana yang dinamakan sahabat cukup pernah melihat Nabi saw saja.
Yang membedakan adalah keagungan dan kebesaran dari melihat Nabi saw. Namun
menurut kebanyakan ahli hadis, yang dinamakan tabi’in ialah orang yang pernah
bertemu sahabat dalam keadaan beriman dan meninggal dunia dalam keadaan beriman
meskipun tidak pernah bersahabat dengan sahabat dan tidak pula pernah meriwayatkan
hadits dari saHijria

3. Pengertian Tabi'ut tabi'in

Tabi'ut tabi'in atau Atbaut Tabi'in (bahasa Arab: (‫ ﺗــــﺎﺑــــﻊ اﻟــــﺘﺎﺑــــﻌﯿﻦ‬adalah generasi setelah
Tabi'in, artinya pengikut Tabi'in, adalah orang Islam teman sepergaulan dengan para
Tabi'in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi. Tabi'ut tabi'in adalah di antara
tiga kurun generasi terbaik dalam sejarah Islam, setelah Tabi'in dan Shahabat. Tabi'ut
tabi'in disebut juga murid Tabi'in. Menurut banyak literatur Hadits : Tab'ut Tabi'in
adalah orang Islam dewasa yang pernah bertemu atau berguru pada Tabi'in dan sampai
wafatnya beragama Islam. Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi'in yang ditemui harus

31

masih dalam keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi'in yang terahir wafat sekitar
110-120 Hijriah

B. Cara Mengetahui atau Menetapkan Sahabat

Cara untuk mengetahui bahwa seseorang itu adalah sahabat, ialah dengan kriteria
sebagai berikut :

1. Adanya khabar Mutawatir yang menyatakan bahwa orang itu adalah sahabat.
Contoh : Khulafa’ur Rasyidin

2. Adanya khabar yang masyhur tetapi belum pada tingkat mutawatir yang
menyatakan bahwa orang itu adalah sahabat. Contoh : Dlammah ibn Tsa’labah dan
Ukasyah ibn Nisham

3. Diberitakan atau diakui oleh sahabat yang terkenal kesahabatannya.


Contoh :Hamamah ibn Abi Hamamah Ad-Dausi yang diakui kesahabatannya oleh Abu
Musa Al-Asy’ari

4. Adanya keterangan dari Tabi’in yang tsiqah (kepercayaan) bahwa orang itu
Sahaba

5. Pengakuan sendiri dari orang yang adil (Islam, baligh, berakal, tidak mengerjakan
dosa-dosa kecil apalagi dosa besar yang dapat menodai agama dan sopan santun, serta
sejahtera dari sesuatu yang dapat mengurangkan kesempurnaan dirinya) bahwa dirinya
adalah seorang sahabat. Pengakuan dinyatakan sebelum seratus tahun kewafatan
Rasulullah. Apabila pengakuan tersebut dilakukan setelah seratus tahun kewafatan Nabi
saw, maka pengakuannya itu tidak diterima.

C. Keadilan Sahabat (adalat al-shahabah)

Menurut Jumhur Ulama’, bahwa seluruh sahabat itu adalah adil. Adapun yang dimaksud
adil disini adalah adanya konsekuensi para sahabat secara kontiniu dalam menegakkan

32

nilai-nilai agama, senantiasa ber amar ma’ruf serta tidak berbohong kepada Rasulullah
Saw.

.Imam Al-Khatib al-Bagdadi, dalam kitab Kifayahnya mengatakan bahwa tidak perlu
dipersoalkan lagi mengenai keadilan para sahabat, karena keadilan sahabat sudah
ditetapkan keadilannya oleh Allah Swt., dalam ayat- ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dan
perintah ini dari Al Quran dan Hadits tersebut langsung tertuju kepada sahabat
Rasulullah dan orang-orang yang menyaksikan turunnya wahyu.

Imam Al- Nawawi menyatakan pendapat jumhur itu telah menjadi ijma’, oleh karena itu
tidak diperbolehkan seseorang mengkritik mereka ( para sahabat ), karena
dikhawatirkan akan menyimpang dari al-Qur’an dan al-Sunnah yang telah menegaskan
keadilan mereka. Sebab mereka memiliki peran yang sangat besar dalam menegakkan
dan membela agama, membela Rasulullah Saw, menyerahkan jiwa dan hartanya,
bersikap sesuai dengan tatanan-tatanan-Nya dan sangat ketat dalam melaksanakan
perintah maupun menjauhi larangan-Nya.

Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa keadilan sahabat telah di maklumi berlandaskan


apa yang ditegaskan Allah Swt sendiri. Selain itu Allah juga memuji mereka. Oleh
karena itu tidak perlu lagi menta’dilkan mereka sebab penta’dilan dari Allah lebih sahih
mengingat Dia adalah Dzat yang Maha Mengetahui terhadap yang ghaib. Pernyataan
Al-Ghazali mendapat dukungan ibn Salah, ia menjelaskan bahwa keadilan sahabat
sudah tidak dipertanyakan lagi. Hal ini sesuai dengan keterangan Al-Qur’an, Sunnah,
dan Ijma’ bahwa mereka semua adalah adil.

Ibnu Atsir dalam kitab Al- I’tiab berkata, “walaupun para sahabat, tidak perlu kita bahas
keadaan mereka karena telah disepakati oleh Ahl al Haaq yaitu Ahl as-Sunnah wa al
Jama’ah bahwa mereka itu adil, namun wajib kita mengetahui nama-nama mereka dan
membahas perjalanan hidup mereka, serta keadaan mereka untuk kita teladani, karena
merekalah orang yang paling mengetahui tentang suluk Nabi SAW dan keadaan
kehidupan beliau.”

Dalil Keadilan Sahabat Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in

33

Allah Telah Menta’dil ( memberikan penilaian adil ) kepada para sehabat nabi SAW
dengan firman – firmannya di dalam kitab suci Al Quran, maka tidak diperlukan lagi
ucapan – ucapan dari manusia – manusia Jahil yang meragukan dan membantahnya.
Dan ini adalah dalil – dalilnya :

ً ‫ﷲِ َو ِرﺿْ ـ َﻮاﻧـﺎ‬ ِ ‫ﷲِ َواﻟﱠـ ِﺬﯾـﻦَ َﻣـ َﻌﮫُ أَ ِﺷـ ﱠﺪا ُء ﻋَـﻠَﻰ ْاﻟـ ُﻜﻔﱠ‬
‫ﺎر ُر َﺣـ َﻤﺎ ُء ﺑَـ ْﯿﻨَﮭُ ْﻢ ﺗَـ َﺮاھُـ ْﻢ ُر ﱠﻛـﻌﺎ ً ُﺳﺠﱠـﺪاً ﯾَـ ْﺒﺘَ ُﻐﻮنَ ﻓَـﻀْ ﻼً ِﻣـﻦَ ﱠ‬ ‫ُﻣ َﺤـ ﱠﻤ ٌﺪ َرﺳُـﻮ ُل ﱠ‬
ْ ‫ع أَ ْﺧـ َﺮ َج َﺷ‬
َ‫ـﻄﺄَهُ ﻓَـﺂ َز َرهُ ﻓَـﺎ ْﺳـﺘَ ْﻐﻠَﻆ‬ ِ ْ ‫ﻚ َﻣـﺜَﻠُﮭُ ْﻢ ﻓِـﻲ اﻟـﺘﱠﻮْ َرا ِة َو َﻣـﺜَﻠُﮭُ ْﻢ ﻓِـﻲ‬
ِ ‫اﻷ ْﻧ ِـﺠ‬
ٍ ْ‫ﯿﻞ َﻛـﺰَر‬ َ ‫ِﺳـﯿ َﻤﺎھـُ ْﻢ ﻓِـﻲ ُو ُﺟـﻮ ِھـ ِﮭ ْﻢ ِﻣ ْـﻦ أ…َﺛَ ِـﺮ اﻟـ ﱡﺴﺠُﻮ ِد َذﻟِـ‬
ً‫ت ِﻣـ ْﻨﮭُ ْﻢ َﻣـ ْﻐﻔِ َﺮةً َوأَﺟْ ـﺮا‬ ‫اﻟـﺰرﱠا َع ﻟِـﯿَ ِﻐﯿﻆَ ﺑِـ ِﮭ ُﻢ ْاﻟـ ُﻜﻔﱠﺎ َر َوﻋَـ َﺪ ﱠ‬
ِ ‫ﷲُ اﻟﱠـ ِﺬﯾـﻦَ آ َﻣـﻨُﻮا َوﻋَـ ِﻤﻠُﻮا اﻟـﺼﱠﺎﻟِـ َﺤﺎ‬ ‫ْﺠﺐُ ﱡ‬
ِ ‫ﻓَـﺎﺳْـﺘَ َﻮى ﻋَـﻠَﻰ ﺳُـﻮﻗِـ ِﮫ ﯾُـﻌ‬
29:‫َﻈﯿﻤﺎ ً(( اﻟﻔﺘﺢ‬
ِ ‫ﻋ‬

“Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang - orang yang bersama dia adalah keras
terhadap orang - orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka
ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoan-Nya. Tanda - tanda mereka,
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat - sifat mereka dalam
Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan
tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus diatas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam - penanamnya, karena Allah menjengkelkan hati orang -
orang kafir (dengan kekuatan orang - orang mukmin).

Allah menjanjikan kepada orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih
diantara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al FatsaHijri َ‫َواﻟــﺴﱠﺎﺑِــﻘُﻮنَ ْاﻷَ ﱠوﻟُــﻮنَ ِﻣــﻦ‬
‫ـﺮي ﺗَـﺤْ ﺘَﮭَﺎ ْاﻷَ ْﻧـﮭَﺎ ُر‬ ٍ ‫ﷲُ ﻋَـ ْﻨﮭُ ْﻢ َو َرﺿُـﻮا ﻋَـ ْﻨﮫُ َوأَﻋَـ ﱠﺪ ﻟَـﮭُ ْﻢ َﺟـﻨﱠﺎ‬
ِ ْ‫ت ﺗَﺠ‬ ‫ﺿـ َﻲ ﱠ‬ ٍ ‫ﺎر َواﻟﱠـ ِﺬﯾـﻦَ اﺗﱠـﺒَﻌُﻮھُـ ْﻢ ﺑِـﺈِﺣْ ـ َﺴ‬
ِ ‫ﺎن َر‬ ِ ‫ﺼ‬َ ‫ـﺮﯾـﻦَ َو ْاﻷَ ْﻧـ‬ ِ َ‫ْاﻟـ ُﻤﮭ‬
ِ ‫ﺎﺟ‬
[100/‫( ]اﻟﺘﻮﺑﺔ‬100) ‫ﻚ ْاﻟﻔَﻮْ ُز ْاﻟ َﻌ ِﻈﯿ ُﻢ‬
َ ِ‫ﺧَﺎﻟِ ِﺪﯾﻦَ ﻓِﯿﮭَﺎ أَﺑَﺪًا َذﻟ‬

“Orang - orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan
Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha
kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama - lamanya. Mereka kekal
didalamnya. Itulah kemenangan yang besar”.

ُ
ِ ‫ﻚ َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ أ ﱠﻣﺔً َو َﺳﻄًﺎ ﻟِﺘَ ُﻜﻮﻧُﻮا ُﺷﮭَﺪَا َء َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠ‬
(143 ‫) اﻟﺒﻘﺮة‬...‫ﺎس َوﯾَ ُﻜﻮنَ اﻟ ﱠﺮﺳُﻮ ُل َﻋﻠَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ َﺷ ِﮭﯿﺪًا‬ َ ِ‫َو َﻛ َﺬﻟ‬

34

“Dan demikianlah (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat islam), umat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”. (QS. Al- Baqarah:143)

Perhatikan Sabda Nabi SAW dibawah ini :

(352 ‫ ص‬/ 12 ‫ )ج‬- ‫ﺻﺤﯿﺢ ﻣﺴﻠﻢ‬

‫ْﺖ أَﺗَـﻰ أَﺻْ ـ َﺤﺎﺑِـﻲ َﻣـﺎ‬


ُ ‫ﺖ اﻟـﻨﱡﺠُﻮ ُم أَﺗَـﻰ اﻟـ ﱠﺴ َﻤﺎ َء َﻣـﺎ ﺗُـﻮﻋَـ ُﺪ َوأَﻧَـﺎ أَ َﻣـﻨَﺔٌ ِﻷَﺻْ ـ َﺤﺎﺑِـﻲ ﻓَـﺈِ َذا َذھَـﺒ‬
ْ َ‫ﻓَـﻘَﺎ َل اﻟـﻨﱡﺠُﻮ ُم أَ َﻣـﻨَﺔٌ ﻟِـﻠ ﱠﺴ َﻤﺎ ِء ﻓَـﺈِ َذا َذھَـﺒ‬

َ‫َﺐ أَﺻْ َﺤﺎﺑِﻲ أَﺗَﻰ أُ ﱠﻣﺘِﻲ َﻣﺎ ﯾُﻮ َﻋ ُﺪون‬


َ ‫ﯾُﻮ َﻋ ُﺪونَ َوأَﺻْ َﺤﺎﺑِﻲ أَ َﻣﻨَﺔٌ ِﻷُ ﱠﻣﺘِﻲ ﻓَﺈِ َذا َذھ‬

Lalu Rasulullah SAW bersabda: ‘Bintang-bintang ini merupakan amanah ( penjaga,


tanda keamanan ) bagi langit. Apabila bintang-bintang tersebut hilang, maka langit akan
tertimpa apa yang telah dijanjikan. Aku adalah amanah ( penjaga, tanda keamanan )
para sahabatku. Kalau aku sudah tidak ada, maka mereka para sahabatku, akan tertimpa
apa yang telah dijanjikan. Para sahabatku adalah amanah ( penjaga, tanda keamanan )
umatku. Apabila para sahabatku telah tiada, maka umatku pasti akan tertimpa apa yang
telah dijanjikan kepada mereka”.[Diriwayatkan oleh Muslim no. 2531. Diriwayatkan
pula oleh Ahmad 4/398-399].

(5 ‫ ص‬/ 12 ‫ﺻﺤﯿﺢ اﻟﺒﺨﺎري – )ج‬

ِ ‫ﻖ ِﻣ ْﺜ َﻞ أُ ُﺣ ٍﺪ َذھَﺒًﺎ َﻣﺎ ﺑَﻠَ َﻎ ُﻣ ﱠﺪ أَ َﺣ ِﺪ ِھ ْﻢ َو َﻻ ﻧ‬


ُ‫َﺼﯿﻔَﮫ‬ َ َ‫ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻻ ﺗَ ُﺴﺒﱡﻮا أَﺻْ َﺤﺎﺑِﻲ ﻓَﻠَﻮْ أَ ﱠن أَ َﺣ َﺪ ُﻛ ْﻢ أَ ْﻧﻔ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ‬
َ ‫ﻗَﺎ َل اﻟﻨﱠﺒِ ﱡﻲ‬

Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian mencaci para sahabatku. Demi Zat
yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, seandainya seorang dari kalian menginfakkan
emas seberat Gunung Uhud, maka belum bisa menyamai satu mud atau separuhnya
yang diinfakkan oleh seorang dari mereka.” (HR Bukhari dalam Shahih-nya (3/1343)
(3470), dan Muslim dalam Shahih-nya (4/1967) (2540))

Adapun Tabi’in mereka adalah murid dan pengikut setia para Sahabat. Demikian juga
Tabi’ut-Tabi’in dalam mengikuti Tabi’in.

،‫إن اﻟـﻔﺘﻮى ﺑـﺎﻷﺛـﺎر اﻟ ّﺴـﻠﻔﯿﺔ واﻟـﻔﺘﺎوى اﻟـﺼﺤﺎﺑـﯿّﺔ أوﻟـﻲ ﺑـﺎﻷﺧـﺬ ﺑـﮭﺎ ﻣـﻦ أراء اﻟـﻤﺘﺄ ّﺧـﺮﯾـﻦ وﻓـﺘﻮﯾـﮭﻢ‬
ّ : ‫ﻗـﺎل اﺑـﻦ ﻗـﯿّﻢ اﻟـﺠﻮزﯾـﺔ‬
ّ ،‫وإن ﻗـﺮﺑـﮭﺎ إﻟـﻲ اﻟـﺼّﻮاب ﺑﺤﺴـﺐ ﻗـﺮب أھـﻠﮭﺎ ﻣـﻦ ﻋـﺼﺮ اﻟـﺮﺳـﻮل ﺻـﻠﻮات ﷲ وﺳـﻼﻣـﮫ ﻋـﻠﯿﮫ وﻋـﻠﻲ أﻟـﮫ‬
‫وإن ﻓـﺘﺎوى‬
...‫ وﻓﺘﺎوى اﻟﺘﺎﺑﻌﯿﻦ أوﻟﻲ ﻣﻦ ﻓﺘﺎوى ﺗﺎﺑﻌﻰ اﻟﺘﺎﺑﻌﯿﻦ‬،‫اﻟﺼّﺤﺎﺑﺔ أوﻟﻲ أن ﯾﺆﺧﺬﺑﮭﺎ ﻣﻦ ﻓﺘﺎوى اﻟﺘﺎﺑﻌﯿﻦ‬

35

Ibnul Qoyyim berkata: Sesungguhnya fatwa dari atsar as-Salafus Salih dan fatwa-
fatwa sahabat lebih utama untuk di ambil dari pada pendapat-pendapat dan fatwa-
fatwa mutaakhirin (orang belakang). Karena dekatnya fatwa terhadap kebenaran

sangat terkait dengan kedekatan pelakunya dengan masa Rasulullah Saw. maka
fatwa-fatwa sahabat lebih didahulukan untuk di ambil dari fatwa-fatwa tabi'in dan
fatwa-fatwa tabi'in lebih di dahulukan dari fatwa-fatwa tabiut-tabiin.

‫ ﻓـﺄﻓـﻀﻞ اﻟـﻌﻠﻮم ﻓـﻲ ﺗﻔﺴـﯿﺮ اﻟـﻘﺮآن وﻣـﻌﺎﻧـﻲ اﻟﺤـﺪﯾـﺚ واﻟـﻜﻼم ﻓـﻲ اﻟـﺤﻼل واﻟﺤـﺮام ﻣـﺎ ﻛـﺎن ﻣـﺄﺛـﻮرا ﻋـﻦ‬: ‫ﻗـﺎل اﺑـﻦ رﺟـﺐ‬
.‫اﻟﺼﺤﺎﺑﺔ واﻟﺘﺎﺑﻌﯿﻦ وﺗﺎﺑﻌﯿﮭﻢ وأن ﯾﻨﺘﮭﻲ إﻟﻲ أﺋﻤﺔ اﻹﺳﻼم اﻟﻤﺸﮭﻮرﯾﻦ اﻟﻤﻘﺘﺪى ﺑﮭﻢ‬

Ibnu Rajab berkata : Seutama-utama ilmu adalah dalam penafsiran al-Qur’an dan
makna-makna hadits serta dalam pembahasan halal dan haram yang ma'tsur dari
para sahabat, tabi'in dan tabiut-tabi'in yang berakhir pada Aimmah terkenal dan
diikuti .

Adapun dalil tentang sahabat , tabi’in, dan tabi’ut tabi’in sebagai berikut:

ٍ ‫ﺿـ َﻲ ﷲُ َﻋـ ْﻨﮭُ ْﻢ َو َرﺿُـﻮا َﻋـ ْﻨﮫُ َوأَ َﻋـ ﱠﺪ ﻟَـﮭُ ْﻢ َﺟـﻨﱠﺎ‬
‫ت‬ ٍ ‫ﺎر َواﻟﱠـ ِﺬﯾـﻦَ اﺗﱠـﺒَﻌُﻮھُـﻢ ﺑِـﺈِﺣْ ـ َﺴ‬
ِ ‫ﺎن َر‬ ِ ‫ﺼ‬َ ‫ﺎﺟ ِـﺮﯾـﻦَ َو ْاﻷَﻧـ‬
ِ َ‫َواﻟـﺴﱠﺎﺑِـﻘُﻮنَ ْاﻷَ ﱠوﻟُـﻮنَ ِﻣـﻦَ ْاﻟـ ُﻤﮭ‬
‫{ اﻟﺘﻮﺑﺔ‬100} ‫ﻚ ْاﻟﻔَﻮْ ُز ْاﻟ َﻌ ِﻈﯿ ُﻢ‬
َ ِ‫ﺗَﺠْ ِﺮي ﺗَﺤْ ﺘَﮭَﺎ ْاﻷَ ْﻧﮭَﺎ ُر ﺧَﺎﻟِ ِﺪﯾﻦَ ﻓِﯿﮭَﺂ أَﺑَﺪًا َذﻟ‬

artinya : Dan as-Sabiqunal awwalun dari orang – orang Muhajirin dan orang - orang
Anshar dan orang - orang yang mengikuti mereka dengan ihsan, Allah ridha kepada
mereka dan mereka ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka jannah
yang mengalir di bawahnya sungai – sungai, mereka kekal di dalamnya . Itulah
keberuntungan yang besar. ( at Taubah 100 ). Sahabat Nabi pada zaman terdahulu
juga dapat di katakan sebagai orang yang sudah pasti masuk syurga dan bersama dengan
bilau disana maka dari itu kita di ajarkan agar meneladani sikap dan sifat mereka dalam
hal apapun itu.

36

DAFTAR PUSTAKA

https://duniapesantren.com/pengertian-istidraj/

https://news.detik.com/berita/d-5577592/apa-itu-hadits-qudsi-berikut-penjelasan-
ulama

https://www.republika.co.id/berita/qm4fk9320/3-dosa-yang-balasannya-akan-
disegerakan-allah-swt-di-dunia

https://www.republika.co.id/berita/qm4fk9320/3-dosa-yang-balasannya-akan-
disegerakan-allah-swt-di-dunia

https://www.republika.co.id/berita/qjwsdg320/2-maksiat-yang-siksaannya-akan-
disegerakan-di-dunia

https://www.steikassi.ac.id/berita/detail/kenabian-muhammad-saw-telah-
diramalkan-dalam-kitab-weda

https://www.republika.co.id/berita/q0a6df320/ternyata-kehadiran-muhammad-
saw-disebut-taurat-dan-injil

https://www.republika.co.id/berita/qy91f6366/nama-nabi-muhammad-yang-
tercantum-di-kitab-agama-dunia

https://elearning.uinsu.ac.id/course/info.php?id=1206

https://www.pta-padang.go.id/detailpost/ayat-sains-dan-teknologi

https://kumparan.com/hijab-lifestyle/mengenal-tabiin-dan-tabiut-
tabiin-1540298896607695377

http://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-sahabat-tabiin-
dan-tabiit-tabiin.html?m=1

37

Anda mungkin juga menyukai