Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Hj. St. Rodliyah, M.Pd

Oleh:
Kelompok 02

1. Riyan Frandika (212101030072)


2. Syafril Bagas Kurniawan (212101030084)
3. Vika Maulida (212101030089)
4. Yusiana (212101030051)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Faktor-Faktor
Pendidikan”.
Penulisan makalah adalah salah satu tugas matakuliah Ilmu Pendidikan.
Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingatakan
kemampuan yang dimiliki penulis belum maksimal. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada pendidik mata kuliah Ilmu Pendidikan, Dr. Hj. St.
Rodliyah, M.Pd yang telah membimbing dan mengarahkan bagaimana seharusnya
makalah ini dibuat.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, serta makalah ini dapat menjadi manfaat bagi
pembaca. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Jember, 22 September 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1 Faktor Tujuan Pendidikan......................................................................................3
2.2 Faktor Pendidik.......................................................................................................6
2.3 Faktor Peserta Didik...............................................................................................8
2.4 Faktor Alat-Alat Pendidikan.................................................................................10
2.5 Faktor Lingkungan...............................................................................................11
BAB III. PENUTUP......................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................12
3.2 Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk memberikan nilai-nilai dan
pengetahuan yang terdiri dari pendidik sebagai yang mendidik dan peserta didik
sebagai yang dididik. Pendidikan merupakan sebuah sistem. Sebagai sistem,
aktivitas pendidikan terbangun dalam beberapa komponen, yaitu pendidik, peserta
didik, tujuan pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Semua
komponen yang membangun sistem pendidikan, saling berhubungan, saling
tergantung, dan saling menentukan satu sama lain. Setiap komponen memiliki
fungsi masing-masing dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Aktivitas
pendidikan akan terselenggara dengan baik apabila didukung oleh komponen-
komponen dimaksud.

Banyak halayak atau orang-orang yang kurang memahami bahkan ada


yang tidak mengetahui bahwa semua komponen yang ada dalam pendidikan
memiliki fungsi masing-masing, apalagi kita sebagai seorang mahasiswa yang
berada di dunia pendidikan dan akan menjadi seorang pendidik sangatlah penting
untuk mengetahui tentang hal ini. Oleh sebab itu maka penulis akan
membahasnya dalam sebuah makalah yang berjudul “Faktor-Faktor Pendidikan”

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Faktor Tujuan Pendidikan?
1.2.2 Bagaimana Faktor Pendidik?
1.2.3 Bagaimana Faktor Peserta Didik?
1.2.4 Bagaimana Faktor Alat Pendidikan?
1.2.5 Bagaimana Faktor Lingkungan Pendidikan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk menganalisis Faktor Tujuan Pendidikan
1.3.2 Untuk Menganalisis Faktor Pendidik

1
1.3.3 Untuk Menganalisis Faktor Peserta Didik
1.3.4 Untuk Menganalisis Faktor Alat Pendidikan
1.3.5 Untuk Menganalisis Faktor Lingkungan Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Faktor Tujuan Pendidikan


A. Pengertian
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan ialah seperangkat sasaran ke
mana pendidikan itu diarahkan (Dirto Hadisusanto,Suryati Sidharto,dan Dwi
siswoyo, 1995). Sasaran yang ingin dicapai melalui pendidikan memiliki ruang
lingkup sama dengan fungsi pendidikan.Wujud tujuan pendidikan dapat berupa
pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap. Sehingga tujuan pendidikan bisa
dimaknakan sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran dan
kepentingannya yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan, baik dijalur
pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Dalam rumusan Undang-Undang RI
nomor 2 tahun 1989 disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusiaindonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani
dan rohani,berkepribadian mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Sedangkan menurut Undang-Undang
terbaru yakni Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “Pendidikan Nasional berupaya
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulai, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demrokatis serta bertanggung
jawab.

B. Kedudukan dan Fungsi Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan bersifat, yaitu mengandung unsur norma yang bersifat


memaksa, akan tetapi tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan perserta
didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik (Umar

3
Tirta Rahardja dan La Sulo, 1994). Tujuan pendidikan juga bersifat abstrak karena
memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak, tidak keliatan panca indera tetapi bisa
dihayati dan dipahami oleh pemiliknya. Dalam kegiatan pendidikan tujuan
memiliki kedudukan yang amat penting, lebih-lebih bila dibandingkan diantara
aneka komponen lain dalam penyelenggaraan pendidikan .Tujuan pendidikan
merupakan komponen yang amat vital. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua
diadakan seluruh kegiatan pendidikan diupayakan, semuanya semata-mata
hanyalah tertuju kepada pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karenanya, semua hal
dan semua kegiatan penyelenggaraan pendidikan yang menyimpang dari
pencapaian tujuan pendidikan, dianggap sebagai praktik pendidikan yang
menyimpang juga.

Pada bagian lain tujuan pendidikan memiliki fungsi yang amat penting
pula selain penting dalam kedudukannya. Fungsi tujuan pendidikan adalah
mengarahkan, memberikan orientasi, dan memberikan pedoman ke arah mana
pendidikan diselenggarakan sebaik-baiknya. Oleh karena tujuan pendidikan
memiliki fungsi yang amat penting tersebut, maka tujuan pendidikan harus
terumuskan dan dirumuskan secara mantap oleh semua pelaku pendidikan
disemua jenjang. Dengan adanya rumusan tujuan pendidikan yang mantap
diharapkan pelaksanaan pendidikan yang dilakukan tidak akan menyimpang.

C. Macam-Macam Tujuan Pendidikan

Menurut MJ.Langeveld (Sutari Imam Barnadib, 1995), tujuan pendidikan


dibedakan menjadi enam macam, yaitu

1) Tujuan umum pendidikan adalah tujuan yang pada akhirnya akan dicapai
oleh pendidik terhadap peserta didik. Tujuan umum pendidikan sering
disebut juga dengan istilah tujuan akhir pendidikan atau tujuan total
ataupun tujuan lengkap. Mengenai tujuan umum pendidikan ini dapat kita
cermati pada tujuan pendidikan nasional dalam undang-undang sistem
pendidikan nasional.
2) Tujuan khusus pendidikan adalah tujuan yang merupakan pengkhususan
dari tujuan umum pendidikan. Untuk mencapai tujuan umum pendidikan

4
tersebut diatas, tiap-tiap peserta didik tentu mempunyai cara dan kiat
sendiri-sendiri, sehingga berbeda satu sama lain. Hal itu tergantung dari
bebarapa hal, yaitu:
a. Tergantung dari sifat atau bakat masing-masing peserta didik
b. Tergantung dari anek kemungkinan yang ada dalam lingkungan
dimana peserta didik memperoleh pengalaman pendidikan (misalnya
sekolah, keluarga, atau masyarakat).
c. Tergantung dari tujuan kemasyarakatan peserta didik
d. Tergantung dari sejumlah kesanggupan yang dimiliki oleh peserta
didik
e. Tergantung dari tugas lembaga pendidikan.
f. Tujuan seketika atau insendetal adalah tujuan pendidikan yang bersifat
seketika sesuai dengan momen tertentu. Misalnya memberi tahu cara
bertelepon, cara makan ditempat umum, dan lain-lain.
3) Tujuan sementara adalah tujuan yang hanya berlaku sementar saja,
sehingga kalau sudah tercapai tujuan yang diinginkan maka tujuan
sementara ini kemungkinnan ditinggalkan.tujuan sementar ini seolah-olah
merupakan tempat berhenti atau tempat beristirahat didalam perjalanan
menujuke tempat umum. Misalnya :belajar berbicara, belajar berjalan,
merupakan tujuan sementara untuk menuju pada tujuan perkembangan
anak yang lebih tinggi yaitu Kedewasaan.
4) Tujuan Tidak lengkap adalah tujuan yang mempunyai hubungan dengan
aspek kepribadian manusia, sebagai fungsi kerokhanian pada bidang
etika,keagamaan, estetika, dan sikap sosial dari orang tua. Dalam rumusan
yang lebih sederhana dari Dirto hadisusnto, Suryati sidharto, dan Dwi
Siswoyo (1995) disebutkan bahwa tujuan tak lengkap adalah tujuan yang
hanya meliputi sebagian kehidupan manusia, misalnya segi psikologis,
biologis, atau sosiologis saja.
5) Tujuan perantara atau intermedier adalah tujuan yang hampir sama dengan
tujuan sementara, akan tetapi khusus mengenai pelaksanaan teknis dari
tugas-tugas belajar. Misalnya belajar membaca, belajar menulis yang
seolah-olah terlepas dari tujuan akhir, sehingga seakan-akan cara belajar

5
mengeja tidak terikat kepada pandangan hidup tertentu. Padahal
sebetulnya hubungannya sangat erat dengan tujuan akhir.
2.2 Faktor Pendidik
A. Pengertian
Pendidik dalam kamus Bahasa Indonesia adalah orang yang mendidik.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bab XI pasal 39 tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
dinyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di
perguruan tinggi.
Dengan demikian, pendidik adalah orang yang diberi amanah untuk tidak
saja membuat perencanaan, melaksanakan pembelajaran, menilai, membimbing,
tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini
berarti bahwa seorang pendidik tidak hanya bertugas untuk mentranfer ilmu,
melainkan harus selalu mengadakan penelitian dalam rangka menyesuaikan
pengetahuannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat cepat.
Menurut Mukodi,(Mukodi, 2010) dalam buku yang berjudul Pendidikan
Islam Terpadu Sebuah Reformulasi Pendidikan Di Era Global mendefinisikan
pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan
kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai
tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan mematuhi tingkat kedewasaannya,
mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah.
Oleh karena itu, pendidik dapat diperankan oleh semua warga masyarakat yang
sudah dewasa.
B. Tugas Pendidik
Muhammad Athiyah al-Abrasyi dalam buku Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam
mengatakan bahwa tugas seorang pendidik yaitu:

1) Sebagai pengajar (instruksional), yang bertugas merencanakan program


pengajaran dan melaksanakam program ynag telah disusun serta

6
mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan
(evaluasi).

2) Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peserta didik pada


tingkatan kedewasaan dan berkepribadiaan kamil (sempurna)seiring
dengan tujuan Allah SWT yang menciptakannya.

3) Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpin, mengendalikan diri


sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait , terhadap berbagai
masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan,
pengorganisasian, pengontrol, dan partisipasi atas program pendidikan
yang dilakukan.

C. Syarat-Syarat Pendidik
Untuk menjadi pendidik terdapat syarat-syarat yaitu:
1) Kedewasaan, Langeveld berpendapat seorang pendidik harus orang
dewasa, sebab hubungan anak dengan orang yang belum dewasa tidak
dapat menciptakan situasi pendidik dalam arti yang sebenarnya.
2) Identifikasi Norma, artinya menjadi satu dengan norma yang disampaikan
dengan anak.
3) Identifikasi dengan anak, artinya pendidik dapat menempatkan diri dalam
kehidupan anak hingga usaha pendidik tidak bertentangan dengan kudrat
anak.
4) Knowledge, mempunyai pengetahuan yang cukup perihal pendidikan.
5) Skill, mempunyai keterampilan mendidik
6) Attitude, mempunyai sikap jiwa positif terhadap pendidikan.

D. Karakteristik Pendidik
Secara umum dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat
dapat menjadi pendidik, sebab pendidik merupakan suatu perbuatan sosial,
perbuatan fundamental yang menyangkut keutuhan perkembangan pribadi anak
didik menuju pribadi dewasa susila. Pribadi dewasa susila itu sendiri memiliki
beberapa karakteristik, yaitu

7
1) Mempunyai individualitas yang utuh.
2) Mempunyai sosialitas yang utuh.
3) Mempunyai norma kesusilaan dan nilai-nilai kemanusiaan.
4) Bertindak sesuai dengan norma dan nilai-nilai itu atas tanggung jawab
sendiri demi kebahagiaan dirinya dan kebahagiaan masyarakat atau orang
lain.
Dengan demikian, menjadi seorang pendidik itu bukan hanya bertugas
untuk menididik anak atau peserta didiknya saja, tetapi seorang pendidik harus
terlebih dahulu dapat mendidik dirinya sendiri. Pendidik yang baik itu akan
menghasilkan anak didik yang baik pula.

2.3 Faktor Peserta Didik


A. Pengertian
Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab juga disebut dengan
timidz jamaknya adalah Talamid, yang artinya adalah “murid”, maksudnya
adalah “orang-orang yang mengingini pendidikan”. Dalam bahasa arab dikenal
juga dengan istilah Thalib jamaknya adalah Thullab, yang artinya adalah “orang-
orang yang mencari ilmu”. Dalam arti Luas, Peserta didik adalah setiap orang
yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti
sempit, peserta didik diartikan setiap siswa yang belajar di sekolah (sinolungan,
1997). Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI no.20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Departemen pendidikan nasional (2003), menegaskan bahwa peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan. Jadi, Peserta didik adalah individu yang mengalami
perkembangan dan perubahan, sehingga ia harus mendapatkan bimbingan dan
arahan untuk membentuk sikap moral dan kepribadian.
B. Karakter Manusia Sebagai Peserta Didik
Setiap individu memiliki sifat bawaan(heredity) dan karakteristik yang
diperoleh dari pengaruh lingkungan sekitar.Menurut ahli psikologi, kepribadian

8
dibentuk oleh perpaduan faktor pembawaan dan lingkungan. Karakteristik yang
bersifat biologis cenderung lebih bersifat tetap,sedangkan karakteristik yang
berkaitan dengan faktor psikologis lebih mudah berubah karena dipengaruhi oleh
pengalaman dan lingkungan.
1. Pengertian dan Karakteristik Kehidupan Pribadi
Kehidupan individu yang utuh, lengkap, dan memiliki cirri khusus/unik.
Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek,antara lain:
a. Aspek emosional
b. Aspek sosial psikologis
c. Aspek sosial budaya
d. Kemampuan intelektual terpadu secara integratif terhadap faktor
lingkungan.
Karakteristik kehidupan pribadi bersifat khusus,dengan kata lain tidak
dapat disamakan dengan individu-individu lainnya. Seseorang individu juga
memerlukan sebuah pengakuan dari pihak lain tentang harga dirinya.Ia
mempunyai harga diri dan berkeinginan untuk selalu mempertahankan harga diri
tersebut.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi
Perkembangan pribadi yang menyangkut aspek psikologis dapat
ditunjukkan oleh sikap dan perilakunya.Menurut ahli psikologi perkembangan
kehidupan pribadi manusia dipengaruhi oleh faktor keturunan (pembawaan) dan
faktor lingkungan (pengalaman).
Aliran Nativisme menyatakan perkembanagn pribadi telah ditentukan
sejak lahir,sedangkan aliran Empirisme menyatakan perkembangan pribadi
dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Aliran yang menyatakan bahwa kedua faktor
itu secara terpadu memberikan pengaruh tarhadap kehidupan seseorang adalah
aliran konvergensi.
3. Perbedaan Individu dalam Perkembangan Pribadi
Perkembangan pribadi setiap individu berbeda-beda sesuai dengan
pembawaan dan lingkungan tempat mereka hidup dan dibesarkan. Oleh karena
itu, kepribadian setiap individu akanberbeda-beda sesuai denga sifat badan
dankondisi lingkungan hidupnya.

9
4. Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pribadi terhadap Tingkah Laku
Kepribadian atau tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh proses
perkembangan kehidupan sebelumnya dan dalam perjalanannya berinteraksi
dengan lingkungannya serta kejadian-kejadian saat sekarang. Kehidupan pribadi
yang mantap akan membentuk perilaku yang mantap pula,sehingga mampu
memecahkan berbagai permasalahan hidupnya.
5. Upaya Pengembangan Kehidupan Pribadi
Upaya pengembangan kehidupan pribadi dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Membiasakan hidup sehat,teratur,serta efisien waktu, mengenal dan
memahami nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku secara baik dan
benar.
b. Mengerjakan tugas dan pekerjaan sehari-hari secara mandiri dan penuh
tanggung jawab.
c. Sering bersosialisasi dengan masyarakat.
d. Melatih cara merespon berbagai masalah dengan baik.
e. Menghindari sikap dan tindakan yang bersifat lari dari masalah.
f. Disiplin, patuh, dan tanggung jawab terhadap aturan hidup keluarga.
g. Melaksanakan peran sesuai status dan tanggung jawab dalam kehidupan
keluarga.
h. Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meningkatakan penguasaan
ilmu pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bakat dan minat yang
dimiliki,baik melalui pendidikan yang formal maupun tidak. Selain itu
perlu diciptakan suasana yang kondusif dan keteladanan dari pihak yang
memiliki otoritas, serta mengefektifkan perkembangan sosial.

2.4 Alat Pendidikan


A. Pengertian
Alat pendidikan adalah suatu perbuatan atau langkah yang sengaja dibuat
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Langeveld (1971), Alat
pendidikan adalah suatu perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan
untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Adapun Sutari Imam Barnadip

10
mengemukakan bahwa alat pendidikan ialah tindakan atau perbuatan atau situasi
atau benda yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
B. Macam-Macam Alat Pendidikan
Menurut Siti Meichati, alat pendidikan terdiri dari: perbuatan mendidik
yang bersifat piranti lunak dan benda-benda sebagai alat bantu pendidikan yang
bersifat hardware.
a) Perbuatan pendidik (software) meliputi teladan, larangan, nasihat,  pujian,
perintah, ancaman, hukuman, teguran.
b) Benda – benda sebagai alat bantu (hardware) meliputi papan tulis, kapur
tulis, spidol, penghapus, peta, buku,meja – kursi belajar.
Macam – macam alat pendidikan menurut Drs. Suwarno
a) Alat pendidikan positif dan negatif.
1) Positif, jika ditunjukkan agar anak mengerjakan sesuatu yang baik.
Contohnya, seperti : contoh yang baik perintah
2) Negatif, jika tujuannya menjaga supaya anak didik jangan
mengerjakan sesuatu yang buruk. Contohnya, seperti : peringatan,
b) Alat pendidikan preventif dan kolektif
1) Preventif, apabila dimaksudkan mencegah anak sebelum dia
berbuat sesuatu yang tidak baik. Contohnya, seperti : pujian.
2) Korektif, jika maksudnya memperbaiki, karena anak telah
melanggar ketertiban atau berbuat sesuatu yang buruk. Contohnya,
seperti :hukuman, celaan, ancaman.
c) Alat pendidikan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.
1) Alat pendidikan yang menyenangkan ialah alat yang membuat
perasaan senang pada anak – anak, Seperti : pujian, ganjaran.
2) Alat pendidikan yang tidak menyenangkan ialah alat yang
membuat perasaan tidak menyenangkan pada anak – anak, seperti :
celaan, hukuman.
C. Fungsi Alat Pendidikan
1. Pengaruh tindakan terhadap tingkah laku anak didik
a. Bersifat positif mendorong anak didik untuk melakukan serta
meneruskan tingkah laku tertentu, seperti teladan, perintah, pujian dan
hadiah.

11
b.Bersifat mengekang mendorong anak didik untuk menjauhi sera
menghentikan tingkah laku tertentu, seperti larangan, teguran,
ancaman, hukuman.
2. Akibat tindakan terhadap perasaan anak didik.
a. Menyenangkan anak didik, seperti pujian, hadiah.
b. Tidak menyenangkan atau menyebabkan anak didik menderita seperti
teguran,         ancaman, hukuman.
3. Bersifat melindungi anak didik
a.  Mencegah atau mengarahkan, seperti perintah, teladan, larangan.
b. Memperbaiki, seperti teguran, ancaman, hukuman.

2.5 Lingkungan Pendidikan

A. Pengertian
Milieu atau lingkungan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah;
daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk di dalamnya. Sedangkan
lingkungan secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala
benda, daya, keadaan, dan makluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif
dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat
Jadi, lingkungan pendidikan dapat diartikan suatu kawasan yang dapat
mempengaruhi terhadap praktik pendidikan yang sedang berlangsung, termasuk
juga lingkungan sosial.

B. Jenis Lingkungan Pendidikan


Mengacu pada pengertian lingkungan pendidikan seperti tertulis di aas,
maka lingkungan pendidikan dapat dibedakan atau dikategorikan menjadi 3
macam lingkungan yaitu:
1) lingkungan pendidikan keluarga
Merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang perama dan
utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati. Orang
tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar

12
tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan keluarga disebut pendidikan
utama karena di dalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia
terbentuk dan sebagian dikembangkan bahkan ada beberapa potensi yang telah
berkembang dalam pendidikan keluarga.
2) Lingkungan Pendidikan Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga, terutama dalam hal ini ilmu pengeahuan dan berbagai macam
ketrampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan
perkembangan peradaban manusia, sekolah telah mencapai posisi yang sangat
sentral dan belantara pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah
berimbas pola berpikir ekonomi yaitu efektivitas dan efisiensi dan hal ini telah
menjadi semacam ideologi dalam rposes pendidikan di sekolah.
3) Lingkungan Pendidikan Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan keluarga
sekolah, dan masyarakat pada umumnya. Pendidikan yang dialami dalam
masyarakat ini telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas
dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan
demikian berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

C. Fungsi Lingkungan Pendidikan


Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa atau tempat berguna untuk
menunjang suatu kegiatan untuk, termasuk kegiaan pendidikan, karena tidak
satupun kegiatan yang tidak memerlukan tempat dimana kegiatan itu diadakan.
Sebagai lingkungan pendidikan Islamiyah,ia mempunyai fungsi antara lain
menunjang terjadinya proses kegiatan belajar mengajar secara aman dan
berkelanjutan.
D. Lingkungan Yang Berpengaruh
Adapun lingkungan yang dapat memberi pengaruh terhadap anak didik ini,
dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, ialah :
a. Lingkungan yang acuh terhadap agama. Kadang-kadang anak mempunyai
apresiasi unilistis. Untuk itu ada kalanya berkeberatan terhadap pendidikan
agama, dan ada kalanya menerima agar sedikit mengetahui masalah itu.

13
b. Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi agama, tetapi tanpa
keinsafan batin, biasanya lingkungan yang demikian itu menghasilkan
anak-anak beragama yang secara tradisional tanpa kritik, atau dia
beragama secara kebetulan.
c. Lingkungan yang mempunyai tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam
lingkungan agama. Bagi lingkungan yang kurang kesadarannya, anak-anak
akan mengunjungi temapt-tempat ibadah dan ada dorongan orang tua,
tetapi tidak kritis dan tidak ada bimbingan. Sedangkan bagi lingkungan
agama yang kuat, kemungkinan hasilnya akan lebih baik dan bergantung
kepada baik buruknya pimpinan dan kesempatan yang biografi.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Faktor-faktor dalam pendidikan yaitu faktor tujuan adalah sasaran yang
ingin dicapai melalui pendidikan memiliki ruang lingkup sama dengan fungsi
pendidikan.Wujud tujuan pendidikan dapat berupa pengetahuan, ketrampilan,
nilai, dan sikap. Faktor Pendidik adalah orang yang mendidik yang dapat
diperankan oleh semua warga masyarakat yang sudah dewasa. Faktor peserta
didik adalah individu yang mengalami perkembangan dan perubahan, sehingga ia
harus mendapatkan bimbingan dan arahan untuk membentuk sikap moral dan
kepribadian. Faktor alat pendidikan adalah suatu perbuatan atau situasi yang
dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Dan faktor
lingkungan pendidikan adalah suatu kawasan yang dapat mempengaruhi terhadap
praktik pendidikan yang sedang berlangsung, termasuk juga lingkungan sosial.
Faktor-faktor tersebut berpengaruh besar dalam pendidikan, karena untuk
menyempurnakan untuk mecapai tujuan pendidikan yang baik.
3.2 Saran
Faktor-faktor pendidikan itu sangat penting dalam pendidikan, oleh karena
itu kita sebagai mahasiswa yang ada dalam dunia pendidikan harus mengetahui
fakto-faktor pendidikan. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat
memberikan pengetahuan tentang pendidikan dan dapat diamalkan juga.

15
DAFTAR PUSTAKA

Irwan. 2014. Makalah Peserta Didik Sebagai Faktor Pendidikan


(https://irwansahaja.blogspot.com/2014/08/makalah-peserta-didik-sebagai-
faktor.html?m=1, diakses pada 25 September 2021)
Ismail. Pendidik Dalam Prespektif Islam. Jurnal Pendidikan Islam. Sekolah
Tinggi Agama Islam Mempawah
M’I. 2017. Makalah alat-alat pendidikan
(https://muhamadiqbalzokhabo.blogspot.com/2017/11/makalah-alat-alat-
pendidikan.html?m=0, diakses pada 26 September 2021)
Mudzakir, Najahah. Milieu Dalam Pendidikan Islam. Jurnal Lentera
Mukodi. 2011. Tela’ah Filosofis Arti Pendidikan Dan Faktor-Faktor Pendidikan
Dalam Ilmu Pendidikan (Karya Ilmiah, STKIP PGRI Pacitan, 2010)
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta :
Lksbang Mediatama.
Saat, Sulaiman. 2015. Faktor-Faktor Determinan Dalam Pendidikan. Jurnal Al-
Ta’dib, Vol. 8 No. 2,hal.3
Suwarno,Wiji. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Tim MKDK FKIP UNS, (1993). Pengantar Pendidikan. Surakarta : Sebelas


Maret University Press.

Yusuf, Munir. Pengantar Ilmu Pendidikan (Palopo:IAIN Palopo, 2018)

16
17

Anda mungkin juga menyukai