Banyak sekali yang mengira bahwa sistem informasi hanya seputar pada pembuatan aplikasi
sistem, baik database maupun user interface-nya. Padahal, bagian yang berperan besar untuk
menentukan sebuah sistem informasi layak diteruskan atau tidak adalah pada saat analisis dan
perancangan sistem (information system analysis and design).
Analisis dan desain sistem informasi (ADSI) merupakan tahapan yang harus dilalui setiap
kali kita ingin membuat aplikasi sistem informasi. Dari sini kita merancang, sistem ini untuk apa
sih, kebutuhannya apa aja, siapa yang akan menggunakan, fungsi dan tugas apa yang menjadi hak
pengguna, berapa biaya yang akan dikeluarkan, berapa lama waktu pengembangannya,
kelayakannya, prospek pengembangannya, dan sebagainya. Hal ini ditujukan agar sistem tidak
habis pakai, bisa dikembangkan sesuai dengan perkembangan organisasi/perusahaan yang dinamis.
Itulah kenapa dokumentasi pengembangan sistem sangat penting artinya. Bukan hanya aplikasinya
saja. Banyak sekali metode ADSI, ada RAD (rapid application development), SDLC (system
development life cycle), Prototype, Waterfall, dan masih banyak lagi. Setiap metode memiliki ciri
dan tahapan yang berbeda. Mau yang ingin cepat rampung atau yang super lambat??? Ada
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Salah satu metode ADSI adalah FAST.
Model SDLC atau Sekuensial Linier sering disebut juga Model Air Terjun. Model
ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan
sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain,
kode, pengujian, dan pemeliharaan.
Model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu
sebelum yang lainnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software
dalam skala besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama.Sangat cocok untuk
pengembangan sistem yang besar. Tidak sesuai atau tidak terlalu disarankan untuk small
scale project karena:
Resource intensive
Tidak fleksibel
Sulit untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang
cepat
Tahapan-tahapan (SDLC):
1. Fase Perencanaan Sistem
Dalam tahapan ini dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan
sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai
informasi. Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek
dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan. Penyediaan sumber daya
baru dan penyediaan dana untuk pengembangan sistem. Rencana kerja yang matang juga
disusun untuk menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Hasil dari tahapan ini adalah :
Langkah-langkah detail rencana kerja dan penugasan untuk anggota tim.
Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan
laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data
masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form
atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini
dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk
keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai
kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek system dinilai secara
hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase
perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan
dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah
satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif
perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan
dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan
output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan
yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini
mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing
rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga
dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan
menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.
Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
Mudah diaplikasikan.
Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan
pemeliharaan.
2. Kekurangan
Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model
ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk
megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyrk dilalui.
Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena harus
mengulang dari awal.
Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek
harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini
menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.
2. Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement
diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki
melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa
tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.
Tahapan-tahapan Model Prototyping :
1. Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat
lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2. Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus
pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
3. Menggunakan Sistem
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun
sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.
4. Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai.
5. Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites
dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box,
Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan.
7. Evaluasi Protoptyping
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
Digunakan untuk memperluas SDLC.
2. Kekurangan
Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.
3. Model RAD (Rapid Application Development)
Tahapan-tahapan Model RAD
1. Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran informasi seperti: informasi mengendalikan proses
bisnis, di mana informasi digunakan, siapa yang memprosenya, dan informasi apa yang
dimunculkan.
3. Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai
komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi.
Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
4. Process Modelling
Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan
aliran informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan
diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali
objek data tertentu
5. Data Modelling
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik
(atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.
Implementasi system informasi Setelah alternative terbaik terpilih, para manajer harus
membuat rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dan masalah yang mungkin dijumpai
dalam penerapan keputusan. Dalam hal ini, manajer perlu memperhatikan berbagai resiko dan
ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan.. Disamping itu, pada tahap
implementasi keputusan manajer juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuan periodik dan
mempersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pembuatan keputusan, serta
merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan. Sistem informasi
manajemen yang digunakan oleh perusahaan PT Plaza Auto Prima adalah Customer Relationship
Managemen (CRM). CRM adalah sistem informasi manajemen yang merupakan program yang
menjadi solusi aplikasi bisnis berbasis cloud. CRM bakal mengintegrasikan serta meningkatkan
kapabilitas dan produktifitas perusahaan dalam 3 aspek utama diantaranya adalah bagian penjualan
(Sales), pemasaran (Marketing), maupun layanan pelanggan (Customer Care).
Daftar pustaka :
Saiful Malik,2017.http://saefulmalik14.blogspot.com/2017/04/sim-saeful-malik-hapzi-ali-implementasi.html ,
(21 maret 2019, jam 19.01)