Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SAYURAN
KELAS : XI ATPH
SEMESTER : GANJIL
2021
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Inti
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
2
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.2 Menganalisis pengolahan 3.2.1 Menjelaskan pengolahan tanah tanaman
tanah tanaman sayuran (C4) sayuran ( C2)
3.2.2 Menentuka peralatan pengolahan tanah
tanaman sayuran ( C3 )
3.2.3 Menyeleksi pola pengolahan tanah tanaman
sayuran yang sesuai ( C4 )
4.2 Melaksanakan pengolahan 4.2.1 Melakukan pengolahan tanah tanaman sayuran
tanah tanaman sayuran sesuai standar teknik pengolahan tanah.( P2)
sesuai prosedur (P2)
C. Tujuan Pembelajaran
Melalu kegiatan pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
dan Project Based Learning, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian pengolahan tanah tanaman sayuran dengan tepat dan benar.
2. Menentukan peralatan pengolahan tanah tanaman sayuran yang tepat dan benar.
3. Menyeleksi polah pengolahan tanah tanaman sayuran yang tepat dan benar
4. Melakukan pengolahan tanah tanaman sayuran sesuai standar teknik pengolahan tanah dengan penuh
rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin, serta responsif (berpikir kritis) dan proaktif (kreatif), serta
mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik.
D. Materi Pembelajaran.
Pengolahan tanah tanaman sayuran
1. Lahan tanaman sayuran
2. Peralatan pengolahan tanah
3. Pola pengolahan tanah
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan tanah
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik Learning
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning dan Project Based Learning
3. Metode : Ceramah, Diskusi,Tanya Jawab, Praktek, Penugasan
3
F. Media , Alat dan Bahan Pembelajaran
1. Media LCD projector
2. Laptop
3. Bahan Tayang ( Slide Power Point )
4. Whiteboard
5. Lahan Praktek
Alat Pembelajaran
1. Spidol 7. Alat tulis
2. Penggaris 8. Kamera
3. Sekop 9. LKPD
4. Cangkul 10. Sarung tangan
5. Parang 11. Masker
6. Meteran
Bahan Pembelajaran
1. Ajir
2. Pupuk kandang kotoran
3. Air
G. Sumber Belajar
1. Bahan Ajar Agribisnis Tanaman Sayuran Kurikulum 2013
2. Internet
3. Sumber lain yang relevan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama ( Menggunakan Metode PBL)
1 Pertemuan Ke-1 (5 x 45 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran (PPK Religius)
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin (PPK: Disiplin)
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan. (Berpikir Kritis) 15
Motivasi menit
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung (Literasi dan Komunikatif)
4
1 Pertemuan Ke-1 (5 x 45 menit ) Waktu
Pembagian kelompok belajar setiap kelompok terdiri dari 5 anggota ( jumlah siswa
kelas XI ATPH terdiri dari 15 orang)
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi peserta didik Kegiatan Literasi
kepada masalah Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik “mengamati lahan yang
akan diolah untuk tanaman sayuran dengan cara :
Mengamati:
Peserta didik diminta untuk mengamati gambar pada modul
atau slide tayangan yang ditampilkan guru.
Guru menyampaikan topik dan mengajukan pertanyaan
bagaimana cara memecahkan masalah.
Mengorganisasikan Critical Thinking ( Berpikir Kritis )
peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan materi dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar.
195
Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas tentang
proses pengolahan tanah tanaman sayuran yang di lakukan di menit
daerah pegunungan tengah papua beserta kelebihan dan
kekurangannya.
Membimbing Mengasosiasi
penyelidikan individu • Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan
dan kelompok data/bahan selama penyelidikan dan memberikan motivasi
terhadap peserta didkk
• Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari
data/referensi/sumber) untuk bahan diskusi kelompok
Mengembangkan dan COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
menyajikan hasil Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
karya Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan
5
1 Pertemuan Ke-1 (5 x 45 menit ) Waktu
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang : proses
pengolahan tanah tanaman sayuran yang di lakukan di daerah
pegunungan tengah papua beserta kelebihan dan
kekurangannya.
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan
ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain
diberi kesempatan untuk menjawabnya.
6
1 Pertemuan Ke-1 (5 x 45 menit ) Waktu
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan informasi kepada peserta didik
bahwa materi selanjutnya adalah melakukan praktek pengolahan tanah tanaman
sayuran
Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup (menumbuhkan
karakter religious).
7
2. Pertemuan Ke-2 (5 x 45 menit ) Waktu
Identifikasi Masalah Mengamati
Guru menyampaikan topik pembelajaran mengenai pola pengolahan
tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan tanah
kemudian mengajukan pertanyaan bagaimana cara memecahkan
masalah. Misalnya mengajukan pertanyaan menurut kalian mengapa
tanah tanaman sayuran harus diolah sebelem dilakukan penanaman ?
Guru membagikan lembar kerja
Peserta didik mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus
dilakukan peserta didik terhadap topik/pemecahan masalah
Mendesain Mengumpulkan Data
perencanaan produk Guru memastikan setiap peserta didik memilih dan mengetahui
prosedur pembuatan proyek/produk yang akan dihasilkan
Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek
pemecahan masalah meliputi pembagian tugas, persiapan
alat,bahan,media sumber yang dibutuhkan
Menyusun jadwal Mengasosiasi
pembuatan Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal
pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan pengumpulan)
Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan
memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan bersama
Peserta didik melaksanakan praktek sesuai standar teknik
pengolahan tanah dengan penuh rasa rasa ingin tahu, tanggung
jawab, displin selama proses pembelajaran, bersikap jujur,
percaya diri dan pantang menyerah, sertaresponsif (berpikir
kritis) dan proaktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan
bekerjasama dengan baik.
Guru membimbing dan mengamati peserta didik dalam
melakukan preaktek
Memonitoring Mengkomunikasikan
keaktifan dan Guru memantau keaktifan peserta didik selama melaksanakan
perkembangan proyek, memantau realisasi perkembangan dan membimbing jika
mengalami kesulitan
proyek
Peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat
setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama
penyelesaian proyek dengan guru
Menguji hasil Guru berdiskusi tentang prototype proyek, menanggapi
hasil,memantau keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian
standar
Peserta didik membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan
membuat laporan produk/karya untuk dipaparkan kepada orang lai
Evaluasi pengalaman Guru membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi hasil,
belajar selanjutnya guru dan peserta didik merefleksi/menarik kesimpulan
Peserta didik memaparkan laporan, peserta didik yang lain
memberikan tanggapan dan bersama guru menyimpulkan hasil
proyek.
Kegiatan Penutup
15
Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil
menit
pembelajaran.
8
2. Pertemuan Ke-2 (5 x 45 menit ) Waktu
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan informasi kepada peserta didik
tentang materi selanjutnya
Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa penutup (menumbuhkan
karakter religious).
9
Wamena, Juli 2021
Mengetahui
Kepala SMK Guru Mata Pelajaran
10
PEDOMAN PENILAIAN
A. PENILAIAN PENGETAHUAN
1. Kisi-Kisi Soal Tugas
Level Bentuk
NO Kompetensi Dasar Kelas Materi Kognitif Indikator Soal Soal
13
Predikat :
Tuntas , jika peserta didik memperoleh nilai ≥ dari nilai KKM
Belum tuntas, jika peserta didik memperoleh nilai < dari nilai KKM, sehingga perlu REMIDI
Pertemuan I
Soal Diskusi
Secara kelompok lakukan diskusi tentang proses pengolahan lahan tanaman sayuran yang dilakukan di
daerah pegunungan tengah papua beserta kelebihan dan kekurangannya. Buat laporan hasil diskusi dan
presentasikan di depan kelas !
Pertemuan Ke – 2
14
Keselamatan dan Kesehatan Kerja:
1. Hati-hati terhadap hewan berbahaya
2. Hati-hati terhadap peralatan yang tajam
3. Pakai pakaian kerja di lahan (menggunakan sepatu Boot, masker, dan sarung tangan)
4. Dilarang menyalakan api / merokok
5. Lakukan pengolahan tanah dengan cermat dan hati-hati
6. Gunakan bahan sesuai petunjuk yang diberikan
Langkah Kerja :
1. Lakukan observasi atau survey lokasi lahan
2. Lakukan do’a bersama sebelum kalian melakukan langkah-langkah kerja berikutnya, sesuai ajaran
agama masing-masing.
3. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan
4. Lakukan pembersihan lahan, dengan alat yang sudah disediakan, kumpulkan hasil pembersihan lahan
5. Lakukan pengukuran lahan dan tentukan luasan yang akan ditanami sayuran sawi
6. Olah tanah dengan menggunakan cangkul atau sekop, kedalaman olahan antara 20 – 30 cm.
Buat bedengan
Buat drainase
7. Gemburkan tanah dengan cangkul
8. Hitung dan timbang kebutuhan pupuk dasar yaitu pupuk kandang, taburkan diats permukaan tanah
9. Pupuk yang sudah ditebar di aduk sambil bedengan di rapihkan dan di ratakan permukaannya
sehingga antara pupuk dan tanah menjadi homogen.
10. Rapihkan dan ratakan permukaan bedengan apabila lahan menggunakan mulsa bedengan siap ditutup
MPHP, tetapi kalau tidak menggunakan MPHP bedengan siap dibuatkan lubang tanam dan ditanami
bibit.
11. Lakukan semua langkah kerja diatas dengan teliti, cermat, disiplin, peduli dan kerjasama
12. Catat semua data kegiatan, permasalahan dan solusi-solusinya.
13. Kemudian analisis data yang ada dengan teliti dan jujur lakukan pembahasan dan buatlah kesimpulan.
14. Buatlah laporan kegiatan tersebut dan presensentasi kepada teman-teman Anda serta minta untuk di
komentari atau memberikan masukan demi kebaikan kegiatan berikutnya
15
PENILAIAN
Penilaian Praktek :
Penilaian Per Individu
No Aspek yang dinilai Skor
0 1 2 3 4
1 Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan
2 Melakukan praktek
Jumlah
Skor Maksimum 6 (4+ 2)
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝟔
Rubrik Kinerja
Kriteria Skor Indikator
3 Pemilihan alat dan bahan tepat
Persiapan 2 Pemilihan alat atau bahan tepat
(Skor maks = 3) 1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat
0 Tidak menyiapkan alat dan / atau bahan
3 Mempersiapkan bahan sangat sesuai kriteria
2 Mempersiapkan bahan sesuai kriteria
1 Mempersiapkan bahan tidak sesuai kriteria
0 Tidak mempersiapkan bahan
16
laporan tidak benar
0 Tidak membuat laporan
Penilaian :
Sikap
Selama pembejaran, anda akan dinilai sikap meliputi sikap dalam melakukan pengamatan,
sikap diskusi, sikap dalam melakukan eksperimen, dan sikap dalam melakukan presentasi.
Penilaian akan dilakukan oleh dua observer/penilai yaitu Bapak/Ibu Guru dan anda atau teman
anda.
a. Rubrik Penilaian Diskusi
No Aspek Penilaian
4 3 2 1
1 Terlibat penuh
2 Bertanya
3 Menjawab
4 Memberikan gagasan orisinil
5 Kerja sama
6 Tertib
19
Keterangan:
Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap komponen
ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total bobot untuk
komponen penilaian adalah 100
NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi skor
maksimal
ND = ∑ 𝐍𝐊 X 100
Penilaian
No Aspek
4 3 2 1
1 Kejelasan presentasi
2 Pengetahun
3 Penampilan
Nilai Akhir
Nama Komunikatif Kerjasama Kreatif Kritis
No (Modus)
Peserta didik/ Kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
N
Keterangan:
A = jika empat indikator terlihat.
B = jika tiga indikator terlihat.
C = jika dua indikator terlihat
D = jika satu indikator terlihat
Kerjasama
a. Membantu teman lain yang mengalami kesulitan
21
b. Memberikan kontribusi pemikiran
c. Mengajak teman lain untuk melakukan tugas secara bersama
d. Berbagi bersama dalam menangani permasalahan
Kreatif
a. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
b. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi
c. Mampu memproduksi gagasan-gagasan baru
d. Mampu menemukan masalah dan mampu memecahkannya.
Kritis
a. Menanyakan dan menjawab pertanyaan
b. Mencari cara-cara yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah-masalah
c. Berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari sumber lain
d. Berpikir terbuka, yaitu berbicara secara kongkret.
22
Nama : ..........................................................................
Tanggal : ...........................................................................
Lembar Refleksi
Mata Pelajaran : Agribisnis Tanaman Sayursn
Kelas/ Semester : XI ATPH / Ganjil
Mata Pelajaaran : Agribisnis Tanaman Sayuran
Materi : Pengolahan Tanah Tanaman Sayuran
Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisa pengolahan tanah tanaman sayuran
4.2 Melaksanakan pengolahan tanah tanaman sayuran sesuai prosedur
Mohon untuk mengisi lembar refleksi di bawah ini berdasarkan materi yang sudah anda pelajari !
1) Apakah kegiatan membuka pelajaran yang ibu guru lakukan dapat mengarahkan dan
mempersiapkan peserta didik mengikuti kegiatan dengan baik ?
2) Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi bahan ajar yang ibu guru sajikan sesuai
dengan harapan ? ( Apakah materi terlalu tinggi, terlalu rendah atau sesuai dengan kemampuan
peserta didik ) ?
3) Bagaimana respon peserta didik terhadap media pembelajaran yang digunakan ? ( Apakah
media sudah sesuai dan mempermudah peserta didik menguasai kompetensi materi yang
diajarkan ) ?
4) Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap kegiatan belajar yang sudah ibu guru rancang ?
Terima kasih
23
24
25
26
27
28
A. Mengamati lahan yang akan diolah untuk tanaman sayuran
Lahan yang akan diolah untuk tanaman sayuran daun sebaiknay sebidang tanah yang gembur, banyak
mengandung unsur hara, subur serta pembuangan airnya baik. Derajat keasaman (pH) tanah yang
optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan
yang tumbuh dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sayuran daun suka pada cahaya matahari
langsung. Kedalaman tanah yang dicangkul berkisar 20 sampai 40 cm.
29
Jenis-jenis sayuran dan pengolahan lahan pertanamannya :
a) Bayam (Amaranthus)
Lahan perlu diolah lebih dahulu dengan dicangkul sedalam 20 – 30 cm supaya gembur
b) Sawi (Brassica juncea L)
Pengolahan tanah dilakukan 3 – 4 minggu sebelum tanam. Tanah dicangkul sedalam 30 cm,
dibersihkan dari gulma dan tanah diratakan. Bila pH rendah, digunakan kapur Dolomit sebanyak 1 –
1,5 ton/ha dan diaplikasikan 3 minggu sebelum tanam dengan cara disebar dipermukaan tanah dan
diaduk rata.
c) Bawang Daun (Allium fistulosum)
Lahan dicangkul dengan kedalaman 30 – 40 cm kemudian ditambahkan pupuk kandang. Hal ini
dilakukan karena bawang daun menghendaki tanah yang gembur untuk pertumbuhannya. Kemudian
siapkan bedengan dengan lebar 1 – 1,2 m dengan panjang sesuai dengan kondisi lahan. Parit antar
bedengan dibuat dengan kedalaman 30 cm dan lebar 30 cm. Pembuatan parit sangat diperlukan agar
drainase lancar karena bawang daun tidak menyukai adanya genangan air.
30
d) Kubis (Brassica oleracea L.)
Dipilih lahan yang bukan bekas tanaman kubis-kubisan. Sisa-sisa tanaman dikumpulkan lalu dikubur,
kemudian tanah dicangkul sampai gembur. Dibuat lubang-lubang tanaman dengan jarak tanam 70 cm
(antar barisan) x 50 cm (dalam barisan) atau 60 x 40 cm. Bila pH tanah kurang dari 5,5 dilakukan
pengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha dan diaplikasikan 3 – 4 minggu
sebelum tanam atau bersamaan dengan pengolahan tanah.
Gambar Bajak Rotari Tipe Vertikal Gambar Bajak Rotari Tipe Tarik Berpenggerak PTO
31
Bajak Piring (Disk Plow)
b) Alat dan mesin pengolahan tanah kedua (secondary tillage equipment), yang digunakan untuk
melakukan pengolahan tanah kedua. Peralatan pengolahan tanah ini biasanya berupa garu (harrow)
dengan segala jenisnya. Rollmeter untuk mengukur lahan dan bedengan, sabit, koret, parang untuk
membersihkan lahan, cangkul, garpu tanah dan linggis untuk tanah bebatuan, perlu digunakan untuk
pengolahan tanah.
32
Gambar Garu Rotari Silang (Rotary Cross Harrow)
Karena kehidupan tanah rentan sekali terhadap gangguan dari luar, maka para petani perlu
mengetahui rahasia kehidupan tanah dan bagaimana memperlakukannnya. Selama ini berbagai cara
pertanian telah mengganggu fauna tanah. Traktor memadatkan struktur tanah, akibatnya hewan
(misalnya cacing) kehilangan lingkungan hidipnya. Pestisida dan pupuk kimia dapat mematikan
binatang yang hidup di permukaan maupun di dalam tanah.
Oleh karena hal tersebut pembajakan dengan traktor dilakukan tidak sesering mungkin atau
seminimal mungkin (minimum tillage), demikian pula penggunaan rotary.
Lahan yang diperlukan untuk menanam berbagai jenis sayuran perlu diukur sesuai dengan luas yang
diinginkan, misalnya seluas 1.000 m2, maka lahan seluas tersebut perlu dibersihkan dari segala
sesuatu yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, seperti tunggul-tunggul sisa tebangan pohon,
rumput-rumput yang tinggi atau semak, batu-batu dan sebagainya.
C. Pola Pengolahan Tanah
Pola pengolahan tanah erat hubungannya dengan waktu yang hilang karena belokan selama pengolahan
tanah. Pola pengolahan harus dipilih dengan tujuan untuk memperkecil sebanyak mungkin
pengangkatan alat. Karena pada waktu diangkat alat itu tidak bekerja. Oleh karena itu harus diusahakan
bajak atau garu tetap bekerja selama waktu operasi dilapangan. Makin banyak pengangkatan alat pada
waktu belok, maka makin rendah efisiensi kerjanya.
Jenis pola pengolahan tanah yang banyak dikenal, yaitu :
a) Pola spiral
b) Pola tepi
c) Pola tengah
d) Pola alfa
33
Pola spiral paling banyak digunakan karena pembajakan dilakukan terus menerus tanpa
pengangkatan alat.
34
Pola Tengah
Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok (head land)
pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak 2 atau 3 pembajakan terakhir.
Ujung lahan yang tidak terbajak diolah dengan cara manual (di cangkul)
Dengan pola ini akan menghasilkan alur balik (back furrow), yaitu alur bajakan yang saling berhadapan
satu sama lain, sehingga akan terjadi penumpukkan lemparan hasil pembajakan memanjang di tengah
jalan. Pada tepi lahan alur hasil pembajakan tidak tertutup oleh lemparan hasil pembajakan.
35
2) Pola Tepi
Pembajakan dilakukan dari tepi membujur lahan, lemparan hasil pembajakan ke arah luar lahan.
Pembajakan kedua pada sisi seberang pembajakan pertama. Traktor diputar ke kiri dan membajak dari
tepi lahan dengan arah sebaliknya. Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke kiri sampai ke
tengah lahan.
Pola tepi
Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok (head land)
pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak 2 atau 3 pembajakan
terakhir. Ujung lahan yang tidak terbajak diolah dengan cara manual (di cangkul).
Dengan pola ini akan menghasilkan alur mati (dead furrow), yaitu alur bajakan yang saling
berdampingan satu sama lain, sehingga akan terjadi alur yang tidak tertutup oleh lemparan tanah hasil
pembajakan dan memanjang di tengah lahan. Pada tepi lahan lemparan hasil pembajakan tidak jatuh
pada alur hasil pembajakan.
3) Pola Keliling Tengah
Pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah lahan, berputar sejajar sisi lahan sampai ke tepi lahan.
Lemparan pembajakan ke arah dalam lahan. Pada awal pengolahan operator akan mengalami
kesulitan dalam membelokkan traktor.
Pola pengolahan ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangka dan lahan tidak terlalu luas.
Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal lahan.lahan yang tidak terbajak tersebut,
dibajak pada 2 atau 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak, diolah dengan cara manual
dengan cangkul.
4) Pola Keliling Tepi
Pengolahan tanah dilakukan dari salah satu titik sudut lahan, berputar ke kiri sejajar sisi lahan sampai
ke tepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah luar lahan. Pada akhir pengolahan, operator akan
kesulitan dalam membelokkan traktor Pola pengolahan ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur
sangkar dan lahan tidak terlalu luas. Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal
lahan.lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang
tidak terbajak, diolah dengan cara manual dengan cangkul.
5) Pola Bolak Balik Rapat
Pengolahan dilakukan dari tepi salah satu sisi lahan dengan arah membujur. Arah lemparan hasil
pembajakan ke luar. Setelah sampai ujung lahan, pembajakan kedua dilakukan berimpit dengan
pembajakan pertama. Arah lemparan hasil pembajakan kedua dibalik, sehingga akan mengisi alur
hasil pembajakan pertama. Pembajakan dilakukan secara bolak balik sampai sisi lahan.
36
pola bolak balik rapat
Pola ini juga cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit, diperlukan lahan untuk berbelok (head
land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 3
pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual
dengan cangkul.
Pola ini hanya cocok dilakukan untuk bajak yang dapat diubah arah lemparan pembajakan. Pola ini
dapat juga dilakukan untuk pengolahan tanah kedua dengan mesin rotari, karena hasil dari
pengolahannya tidak terlempar ke samping.
Catatan :Pola 1 sampai 4 digunakan untuk jenis bajak yang hasil lemparan tanahnya ke kanan. Apabila
jenis bajak yang digunakan hasil lemparan tanahnya ke kiri, maka arah putaran pembajakan dibalik.
37
Sehingga Batu yang telah tergali dapat diangkat untuk disingkirkan ke tepi lahan. Sedangkan batu-batu
yang kecil dapat disingkirkan setelah lahan diolah.
4. Kadar air tanah
Pada saat Kondisi kadar air tanah akan mempengaruhi sifat dari tanah itu sendiri. Saat tanah yang
terlalu kering, tanah akan sangat keras dan padat.
Pada saat diolah, akan memerlukan implemen yang kuat dan daya tarik traktor yang sangat besar.
Sehingga pengolahan akan tidak efisien.
Sehingga Tanah hasil olahan berfariasi dari bongkahan besar sampai tanah yang hancur. Selain itu juga
dapat menimbulkan debu yang berterbangan.
Apabila tanah dibasahi, tanah akan melunak. Hal ini ditandai dengan berubahnya warna tanah menjadi
lebih gelap.
Tetapi, apabila tanah diambil dan digulung-gulung tidak liat dan tidak lengket, namun remah (pecah-
pecah). pada Kondisi ini cocok untuk dilakukan pengolahan tanah. Saat Pengolahan pada kondisi ini
sering dinamakan pengolahan tanah kering.
Apabila saat tanah dibasahi lagi, tanah akan liat dan lengket. Apabila saat diolah, akan lengket di
implemen dan roda traktor.
38