Pembimbing:
dr. Alvin Kosasih, Sp.P(K), MKM. FISR, FAPSR
Anggota Kelompok:
Muhammad Wahyu Kuncoro Adji 41201396100021
Putri Windiana Rahman 41201396100022
Rosita Ayu Pangesti 41201396100023
Annas Bakhtiar 41201396100024
Marsya Almira Damayanti 41201396100025
Syifa Salsabila 41201396100026
Safira Qalbissilmi 41201396100027
Amaliya Mata`ul Hayah 41201396100028
Aninditha Hudiya 41201396100029
Pemeriksaan ● KU: Tampak sesak, Sakit ringan- berat, bisa jadi duduk dalam
Fisik keadaan tripod position
● Tanda Vital: Takipneu, Takikardia
● THT: Napas cuping hidung (+), dapat ditemukan tanda rhinitis alergi
(membran yang pucat dan bengkak)
● Leher: Otot bantu nafas aktif
● Thoraks:
- Inspeksi: Tampak sesak, retraksi suprasternal, retraksi
sela iga, penggunaan otot bantu napas , kulit tampak sianosis,
takipneu, gerakan dinding dada cepat dan simetris.
- Palpasi: ekspansi dada simetris, fremitus normal
- Perkusi: Sonor (umumnya tidak terdapat kelainan)
- Auskultasi: Wheezing (+), terutama saat ekspirasi
● Dapat ditemukan tanda alergi pada organ lain (Pada kulit dapat
ditemukan dermatitis atopi)
Tatalaksana di Rumah :
Tatalaksana di IGD :
Asma Stabil:
Asma stabil diklasifikasikan menjadi asma sebelum pengobatan dan
sesudah pengobatan.
Jenis obat yang digunakan:
1. Controller: ICS-formoterol
2. Reliever: low dose ICS-formoterol (atau alternative : short-acting
beta2-agonist)
Non Farmakologi :
● Menghindari polutan
● Berhenti Merokok
● Menghindari paparan alergen atau pencetus asma
● Melakukan aktivitas fisik ringan
● Menghindari obat-obat yang dapat memicu asma
● Menurunkan BB apabila IMT overweight
● Faktor Psikologikal (Manajemen stress dan emosional)
→ Asma pada anak dengan usia sekolah akan hilang sendiri pada saat
dewasa pada 75% kasus. Anak yang mengalami asma dapat mengalami
penurunan fungsi paru yang persisten hingga dewasa diantaranya
penurunan FEV1 dan rasio FEV1/ FVC
PPOK
Onset Kronik
Auskultasi
- Vesikuler normal atau melemah
- Ronkhi atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
4. Pemeriksaan Sputum
Pemerikasaan bakteriologi sputum pewarnaan Gram dan
kultur resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman
dan untuk memilih antibiotik yang tepat. Infeksi saluran
napas berulang merupakan penyebab utama eksaserbasi
akut pada penderita PPOK di Indonesia.
5. Pemeriksaan Darah Rutin
Pemeriksaan darah rutin untuk melihat leukositosis pada
eksaserbasi akut, polisitemia pada hipoksemia kronik, dan
melihat peningkatan hematrokrit.
Diagnosis Banding
Tatalaksana Non-farmakologis
- Vaksinasi Flu
- Edukasi: Berhenti merokok, penggunaan obat-obatan,
penggunaan oksigen, tanda-tanda eksaserbasi akut dan
pengelolaannya
- Menghindari pencetus eksaserbasi
- Program rehabilitasi
BRONKIEKTASIS
Faktor risiko/ BE disebabkan oleh infeksi berulang dengan beberapa kondisi dan
etiologi penyakit yang dapat memicu kerusakan permanen, yaitu, penyakit
jaringan ikat, ABPA, cystis fibrosis, PPOK, imunodefisiensi,
aspirasi, kelainan silia.
KU : tampak sesak
Pemeriksaan Fisik TV : RR: takipneu, HR: takikardi, TD: meningkat
Pemeriksaan Fisik Paru :
Tes laboratorium
● Analisis Dahak: pada dahak terdapat konsentrasi berwarna
keputihan atau kekuningan (gumpalan dittrich). Melakukan
pewarnaan Gram dan kultur bakteri untuk mengetahui
adanya bakteri atau aspergillus.
● Pemeriksaan darah: darah lengkap (leukositosis, anemia).
● Tes keringat: pada pasien CF ditemukan kandungan garam
yang tinggi.
● Bronkoskopi.
● Tes skrining autoimun.
Terapi Lain
● ACBT (active cycle of breathing), latihan agar dapat
mengeluarkan mukus dengan cara mengatur ritme napas
Onset Kronik
Gambaran bronkiektasis
Terapi ● Bronkodilator :
○ Golongan anti-kolinergik : ipratropium bromide (0.5
mg)
○ Golongan agonis b-2 : salbutamol (2.5 mg)
○ Kombinasi ipratropium bromide (0.5 mg) &
salbutamol (2.5 mg)
○ Golongan xantin : aminofilin 200mg
● Antiinflamasi : prednison/metilprednisolon
● Anti oksidan : N-acetyl cystein
● Terapi oksigen
● Rehabilitasi medik
DAFTAR REFERENSI:
1. Global Initiative for Asthma (GINA). Global Strategy for Asthma Management and
Prevention (2021 Update).2021
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma.
2008
3. Jameson, Fauci, etc. Harrison's Principles of Internal Medicine 20th edition. New
York: McGraw-Hill Education. 2018.
4. Agusti A, et al. Global Strategy for the Diagnosis, Management, and Prevention of
Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Geneva: GOLD Committee. 2020.
5. Amin M, Yunus F, Antariska B, Djajalaksana S, Wiyono MH, Sutoyo DK, et al.
PPOK diagnosis dan penatalaksanaan. Jakarta. 2020.
6. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. PPOK Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
di Indonesia. Jakarta: Tim Kelompok Kerja PPOK; 20011.
7. Prevalence - Bronchiectasis [Internet]. bronchiectasis.com. 2021 [cited 2 June 2021].
Available: https://bronchiectasis.com.au/bronchiectasis/bronchiectasis/prevalence
8. Bronchiectasis Symptoms, Causes & Risk Factors [Internet]. Lung.org. 2020 [cited 2
June 2021]. Available from https://www.lung.org/lung-health-diseases/ lung-disease-
lookup/bronchiectasis/symptoms-diagnosis
9. Barker A. Clinical manifestations and diagnosis of bronchiectasis in adults [Internet].
Uptodate.com. 2021 [cited 2 June 2021]. Available from:
https://www.uptodate.com/contents/clinical-manifestations-and-diagnosis-of-
bronchiectasis-in-adults/print#:~:text=An%20estimated%20350%2C000%20to
%20500%2C000,the%20United%20States%20%5B2%5D.&text=The%20prevalence
%20of%20bronchiectasis%20increases,%2F100%2C000)%20%5B1%5D.
10. PERHIMPUNAN DOKTER PARU INDONESIA - Kenalan Yuk Dengan
Bronkiektasis [Internet]. Klikpdpi.com. 2018 [cited 2 June 2021]. Available from:
http://klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=8761#:~:text=Perhimpunan
%20Dokter%20Paru%20Indonesia&text=Bronkiektasis%20adalah%20kondisi
%20ketika%20saluran,lebih%20dari%20satu%20cabang%20bronkus.
11. Smith M. Diagnosis and management of bronchiectasis. Canadian Medical
Association Journal. 2017;189(24):E828-E835.
12. Nughroho N. Bronkiektasis. CKD Edisi Suplemen-IDI. 2018;45.
13. Khan R, et al. 2020. “Imaging of Pulmonary Post- Tuberculosis Sequelae ”.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6943117/
14. PDPI 2021. Guideline TB. Perhimpunan Dokter Penyakit Paru Indonesia.
15. Irfan, M. 2016. Post-tuberculosis pulmonary function and noninfectious pulmonary
disorders. Volume 5, Supplement 1, December 2016, Page S57.
16. Muneer, A., Macrae, B., Krishnamoorthy, S. et al. Urogenital tuberculosis —
epidemiology, pathogenesis and clinical features. Nat Rev Urol 16, 573–598 (2019).
https://doi.org/10.1038/s41585-019-0228-9