Anda di halaman 1dari 4

Name : Muhammad riski agung lubis

Class : english education dikE 21

Student Registration Number : 2213321018

Date : 6 october 2021

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PRODI : KIMIA BILINGUAL

TANGGAL : 6 OKTOBER 2021

WAKTU : 100 menit

SOAL

Silahkan kerjakan soal berikut :

1. Deskripsikan minimal dua contoh perilaku siswa sekolah lanjutan yang menunjukkan terjadinya
proses pertumbuhan dan perkembangan.
2. Buatlah masing-masing tiga contoh tindakan yang tepat dan tidak tepat dilakukan guru pada
siswa sesuai dengan prinsip prinsip perkembangan.
3. Berikan minimal satu contoh perilaku guru dalam mengajar untuk membantu perkembangan
kognitif/intelektual siswa sekolah lanjutan menurut Jean Piaget.
4. Deskripsikan satu masalah siswa di sekolah. Kemudian analisislah masalah tersebut berdasarkan
satu atau lebih dari perkembangan fisik/intelektual/emosi/sosial. Gunakan teori perkembangan
yang sesuai untuk menganalisis dan menemukan alternatif solusinya.

Jawaban

1. -Perkembangan pemahaman diri dan identitas

Proses pembentukan identitas diri merupakan proses yang panjang dan kompleksyang
membutuhkan kontinuitas dari masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang dari kehidupan individu.
Hal ini akan membentuk kerangka berpikir untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan perilaku ke
dalam berbagai bidang kehidupan.Dengan demikian individu dapat menerima dan menyatukan
kecenderungan pribadi, bakat, dan peran-peran yang diberikan baik oleh orangtua, teman sebaya
maupun masyarakat yang pada akhirnya dapat memberikan arah tujuan dan arti dalam kehidupan
mendatang
-.Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan

yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.dengan membandikan seperti para remaja tersebut
sudah berpikir bahwa dia sudah lebih pandai dari teman seumurannya,padahal hal tersebut sama sekali
tidak efektif untuk mendapat perhatian dari orang orang sekitar

-Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.

Mereka masih belum siap dengan situasi yang terjadi pada dirinya. Bisa karena yang dialami di
rumah, sekolah, maupun lingkungan sekitarnya. Tak hanya itu saja, masalah yang dihadapi juga bisa
dimulai dari hal-hal sepele hingga besar. Mereka akan terombang-ambing emosinya tak menentu.

-.Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.

Karena sudah memiliki pikiran terbuka,maka para remaja tersebut akan melakukan hal yang dia
sukai,jadi secara tidak langsung mereka bisa memperdalam minat mereka dengan tujuan menjadikan
minat tersebut sebuah karier

2.3 Contoh Tindakan Yang Tepat Dilakukan Guru Kepada Siswa

1. Memberikan motivasi,misalnya dari pengalaman pribadi si guru

2. Membangun semangat siswa nya untuk belajar

3. Memberikan bimbingan selama proses belajar Mengajar

4 Contoh Tindakan Yang Tidak Tepat Dilakukan Guru Kepada Siswa

1. Memaksa peserta didik harus bisa memahami materi yang kita ajarkan

2.Memperlakukan peserta didik secara tidak adil,misalnya membeda bedakan muridnya yang
pinter dengan yang kurang pinter

3. Tidak ada persiapan ketika mengajar dan materi belajar minggu lalu di ulang lagi dengan
sengaja

4.terlalu memberikan banyak pekerjaan rumah sampai sampai peserta didik tidak punya waktu
untuk bermain dengan teman seumurannya

3.- Pendekatan terpusat pada anak;

pendekatan pembelajaran yang terpusat pada anak (studentcentered) dapat membuka wa- wasan dan
jalan bagi peserta didik dalam memahami realitas di sekitarnya. Hal ini juga dapat membantu peserta
didik dalam membangun cara pandang dirinya terhadap dunia sekitar. Guru harus bisa mengobservasi
anak dan menemukan perspektif unik tiap anak, sehingga ia mampu mengorganisir hasil observasi
tersebut dengan strategi dan media pembelajaran.
-Aktivitas; untuk mempelajari sesuatu, anak perlu kesempatan untuk mengadakan tindakan terhadap
objek yang dipelajarinya. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk merancang materi dan
mengkondisikan situasi agar anak terdorong untuk bereksperimen.

-Belajar secara individual; menurut Piaget, struktur kogni- si anak yang berionteraksi dengan
pengalaman baru men imbulkan minat dan menstimulir perkembangan kognisi pada tahap selanjutnya.
Minat terhadap sesuatu dapat timbul oleh gesekan pengalaman baru yang diterima anak, sehingga
memunculkan motivasi mengaktualisasikannya.

-Interaksi sosial; interaksi sosial dapat menolong anak dalam mengenali kekurangan dalam pikirannya
sendiri dan memaksanya untuk melihat cara pandang orangf lain, yangf kemungkinan menimbulkan
konflik dengan cara pandang sendiri. Hal ini menjadikan seorang anak merasa perlu ber- tukar pendapat
dan pengala- man dengan anak lainnya, sehingga ia mampu memberikan alasan untuk mempertahankan
pendapatnya dan atau menyangkal pendapat lainnya.

4. Satu masalah siswa disekolah :


Perilaku Siswa Mengganggu Di Kelas Perilaku menganggu di kelas jarang dibicarakan padahal
frekuensi dan intensitasnya sebenarnya cukup tinggi tetapi jarang dilaporkan karena
ketidaktahuan guru.Perilaku menganggu di kelas dapat didefinisikan sebagai perilaku tampak
yang terjadi di dalam kelas yang menganggu guru dan atau siswa yang lain, contohnya yaitu
menolak berpartisipasi atau bekerjasama dalam kegiatan kelas, mengabaikan hak orang lain,
tidak memperhatikan pelajaran, membuat keributan dan meninggalkan tempat duduk tanpa
ijin,Selain itu, tindakan yang lebih serius seperti kekerasan dan perusakan juga termasuk di
dalam ruang lingkup perilaku mengganggu. Perilaku mengganggu di kelas dapat dipandang
dari teori Behavioristik, humanistik, dan kognitif:

1. Teori Behavioristik
Teori Behavioristik memandang perilaku mengganggu di kelasditentukan oleh guru
berdasarkan perilaku yang ditunjukkan siswa.Guru memegang peran penting dalam
menguatkan dan meredakan perilaku mengganggu di kelas.Dengan kata lain teori
Behavioristik memandang dari sudut pandang eksternal siswa.Ada beberap solusi
melalui pendekatan behavioristik yaitu :
1) Penguatan (Reinforcement)
2) Hukuman (Punishment)
3) KontrakPerilaku (Behaviorcontract)
4) Peragaan (Modeling)

2. Teori Humanistik Teori humanistik menganggap disruptive (yang mengganggu) satu orang
belum tentu mengganggu orang lain. Karena perspektif humanistik memperhitungkan
individu serta kelompok, maka keputusan mengenai apa yang dianggap disruptive
(mengganggu) ditentukan oleh kelompok. Dengan kata lain disruptive (yang mengganggu)
adalah individu yang tidak mematuhi aturan kelas. Solusi dari pendekatan humanistik yaitu : -
Pendekatan Humanistik Bagi pendidik yang menerapkan pendekatan humanistik,seorang
siswa mengganggu adalah sebuah indikasi bahwa siswa tersebut tidak senang atau
mengalami pertentangan. Guru seharusnya memperlakukan siswa tersebut dengan empati.
Cara ini dapat mendorong siswa agar mau berbicara dan berbagi tentang perasaannya.
Dengan ditemukannya pemecahan masalah siswa, perilaku mengganggu tidak akan
ditunjukkan lagi.

3. Teori Kognitif Perhatian utama dalam teori kognitif adalah proses pembelajaran dan
penerimaan informasi. Karena siswa harus menjadi peserta aktif dalam proses ini, seorang
siswa yang hanya menolak untuk berpartisipasi akan dianggap mengganggu. Solusi dari
pendekatan kognitif yaitu :
- Pendekatan Kognitif Banyak aplikasi dari pendekatan kognitif yang berhubungan dengan
perilaku mengganggu. Misalnya saja seseorang guru menceritakan pengalamannya tentang
perilaku mengganggu pada siswa. dengan bercerita pada siswa, secara tidak langsung alam
pikiran siswa akan memproses, menggambarkan dan belajar apa yang telah diceritakan. tujuan
dari pendekatan kognitif sendiri adalah membantu siswa belajar membangun sebuah cara-
cara belajar, melatih siswa untuk mengenal apa yang harus mereka pelajari, serta
meningkatkan frekuensi dan kualitas pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai