Anda di halaman 1dari 49

INTERAKSI DAN EFEK SAMPING

OBAT COVID-19

Prof Dr. Apt. Zullies Ikawati


01 Pengertian Interaksi Obat Outline
dan mekanismenya
Presentasi
Obat-obat yang digunakan
02
dalam terapi COVID-19

Interaksi Obat Covid dengan


03
obat lain yang digunakan

Efek samping Obat


04
COVID-19
Pendahuluan
• COVID-19 merupakan penyakit baru yang
disebabkan oleh infeksi virus SARSCoV-2
• Manifestasi klinik bervariasi, dari OTG hingga
critically ill, bahkan kematian
• Pengobatan bervariasi antar derajat keparahan, dan
mungkin melibatkan kombinasi obat (dengan
vitamin)
• Ada isu viral terkait interaksi obat yang katanya
menyebabkan kematian pasien Covid, perlu ada
penjelasan
• Efek samping obat juga menjadi concern masyarakat
sehingga Apoteker perlu dapat menjelaskan

3
Interaksi obat adalah pengaruh obat terhadap obat lain atau bahan
lain yang digunakan bersama atau terjadi bersama, termasuk
dengan makanan, suplemen, atau kondisi medis tertentu
Interaksi
obat - obat

Klasifikasi :
Drug
Interaction

Outside the body Inside the body

Syringe IV fluids Pharmacokinetic Pharmacodynamic

Perubahan efek suatu obat dengan adanya pemakaian bersama dengan obat lain
Dampak interaksi Obat :
✓ Baik, Menguntungkan, Diharapkan
✓ Buruk, Merugikan, Tidak diharapkan
Treatment outcome is the net result of
interaction of the patient, environment,
drug and disease
• Age
• Sex
Pharmacokinetics
• Genetic/ethnic
• Drug interaction
• Body weight
• Environment
Pharmacodynamic • Nutritional status
s • Disease state

Adverse Effects/ Clinical


Source of variability
Toxicity Efficacy in drug response
Bagaimana mekanisme terjadinya
Interaksi Obat ?

Farmakokinetika Farmakodinamika
• Interaksi obat yang mempengaruhi kadar Interaksi yang mempengaruhi aktivitas obat
obat lain dalam darah, karena pada reseptor atau target aksinya :
mempengaruhi : - Sinergisme
• Absorpsi/penyerapan
- antagonisme
• Distribusi
• Metabolisme
• Ekskresi/eliminasi Obat
Ringkasan mekanisme
Interaksi Obat

9
Interaksi obat pada fase absorpsi

• bisa meningkatkan atau mengurangi absorpsi dari obat yang


dipengaruhi
• membutuhkan keberadaan obat yang mempengaruhi dan yang
dipengaruhi di saluran cerna pada waktu yang sama → selisih waktu
>2 jam bisa menghindarkan interaksi
• bisa mempengaruhi kecepatan absorpsi atau jumlah total obat yang
terabsorpsi
• Perubahan kecepatan absorpsi dapat menguntungkan atau
merugikan
• Jika diperlukan absorpsi yang cepat, misalnya obat analgesik, maka
interaksi yang mempercepat absorpsi akan menguntungkan
Mekanisme interaksi
pada fase absorpsi
• Change in gastrointestinal pH
• Antacid decrease ketoconazole absorption
because it needs acidic conditions in gut
• Drug binding in GI tract
• E.g. tetracycline/quinolone and calcium
• Change in gastrointestinal flora
• Antibiotics with oral contraceptives
• Change in gastrointestinal motility
• Metoclopramide and cyclosporine
• Malabsorption caused by other drugs
• Orlistat (Xenical) and fat soluble vitamins
Beneficial absorption interactions

Metoclopramide

Increases gastric emptying

Increases absorption of analgesic in


treatment of acute attack of migraine
Interaksi pada fase distribusi

• Sebagian besar obat membentuk kompleks dengan protein


(utamanya albumin) secara reversibel
obat + protein → kompleks obat-protein
• dengan kekuatan Ka (derajat ikatan obat protein) tertentu
• Ikatan obat-protein dapat didesak oleh adanya obat lain yang
afinitasnya lebih besar atau setara (kompetitif)
• Memiliki arti klinik yang penting untuk obat-obat yang:
• afinitas besar (> 90% terikat)
• indeks terapi sempit
• volume distribusi kecil (obat dlm plasma lebih besar daripada
obat dlm jaringan)
Pengaruh pendesakan 5% pada 2 obat berbeda K a
Sebelum Sesudah % kenaikan
pendesakan pendesakan obat bebas
Obat A
% obat terikat 95 % 90 % + 100%
% obat bebas 5% 10 %
Obat B
% obat terikat 50 % 45 % + 10%
% obat bebas 50 % 55%

Contoh obat dengan Ka tinggi:


- warfarin (99% terikat, Vd 9 lt)
- Fenitoin (90% terikat, Vd 35 lt)
- diazoxide, metotreksat, fenilbutazon, sulfonamid, dll.
Interaksi pada fase metabolisme
• Interaksi pada fase metabolisme merupakan interaksi
yang paling banyak bermakna klinis, yang diperantarai
oleh enzim pemetabolisme sitokrom P450
• Setiap obat akan mengalami proses metabolism oleh
P450, dan memiliki subtype enzim spesifik yang akan
mengkatalisisnya
• Di sisi lain, banyak obat yang memiliki sifat induser atau
inhibitor terhadap subtype enzim P50 tertentu, sehingga
dapat mempengaruhi aktivitas enzim → mempengaruhi
obat lain yang dikatalisis oleh enzim tersebut
Substrat pada enzim pemetabolisme sitokrom P450
Induksi enzim pemetabolisme
• Beberapa obat bersifat sebagai induser enzim CYP 450 → enzim
meningkat
• Jika ada obat yang merupakan substrat bagi enzim yang diinduksi →
metabolisme/inaktivasi obat meningkat → bioavailabilitas obat akan
turun → efek berkurang → butuh peningkatan dosis
• karena melibatkan protein sintesis, interaksi ini terjadi secara lambat
dan membutuhkan waktu sampai 3 minggu untuk mendapatkan efek
maksimal
• suatu obat dapat berefek terhadap dirinya sendiri berkaitan dengan
induksi enzim (autoinduksi) → menimbulkan “toleransi” (dibutuhkan
konsentrasi obat meningkat untuk memperoleh efek yang sama)
• contoh: pada penggunaan barbiturat, karbamazepin, rifampisin Proposed mechanism of enzyme
induction by phenobarbital (Simplified
•Pengatasannya tidak bisa hanya dengan memberikan obat dengan from Zelko and Negishi, 2000).
selang waktu, tetapi dengan penyesuaian dosis : meningkatkan dosis
Contoh Induser enzim pada setiap subtype P450

• Beberapa obat yang cukup poten sebagai induser enzim:


• Karbamazepin (1A2, 2B6, 2C9, 3A4,5,7)
• Fenobarbital (2B6, 2C9, 3A4,5,7)
• Fenitoin (2B6, 3A4,5,7)
• Rifampin (1A2, 2B6, 2C9, 2C19, 3A4,5,7)
Example of Enzyme Induction

Effect of phenobarbital (60 mg qd) on dicumarol plasma concentrations and


prothrombin time. From: Cucinell SA, et al. Lowering effect of phenobarbital on plasma levels of
dicumarol and diphenylhydantion. Clinical Pharmacology & Therapeutics 6:420-429, 1965.
Inhibisi enzim pemetabolisme
• penghambatan enzim pemetabolisme menyebabkan
proses inaktivasi terhambat → ketersediaan obat
dalam bentuk aktif lebih besar → dapat
meningkatkan efek atau menyebabkan intoksikasi
• efek inhibisi enzim dapat terjadi secara cepat karena
merupakan kompetisi secara langsung 2 obat yang
berinteraksi
• Interaksi ini bisa dihindarkan dengan penyesuaian
dosis : pengurangan dosis atau mengatur interval
waktu pemberian
Inhibitor enzim pemetabolisme CYP 450
Interaksi pada fase ekskresi obat
✓Ekskresi ginjal merupakan rute terbesar eliminasi sebagian besar
obat
✓Proses ekskresi ginjal meliputi:
✓ filtrasi glomerulus
✓ reabsorpsi tubular pasif
✓ sekresi tubular aktif
✓Adanya obat yang menyebabkan perubahan sekresi aktif tubular,
perubahan pH urin, perubahan aliran darah ginjal, dan ekskresi
empedu dan sirkulasi enterohepatic dapat mempengaruhi efek
obat lain yang digunakan Bersama
✓Interaksi pada fase ekskresi tidak banyak yang bermakna
signifikan
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
• Adalah keadaan di mana efek suatu obat berubah dengan adanya obat
lain di tempat aksinya, tanpa perubahan konsentrasi obat atau
farmakokinetik obat yang dipengaruhi
• langsung : terjadi pada tempat aksi yang sama (sinergisme atau
antagonisme) atau beraksi pada tempat yang berbeda tetapi
menghasilkan efek terapetik yang sama
• tidak langsung: efek farmakologi, terapetik atau toksik dari obat
yang mempengaruhi dalam beberapa hal mengubah efek terapetik
atau toksik dari obat yang dipengaruhi, tetapi dua efek itu sendiri
tidak saling berhubungan atau tidak saling berinteraksi
• Mekanisme ?
• Efek additif atau sinergistik atau toksisitas gabungan
• Efek antagonistik
Contoh efek additif atau
sinergistik
atau toksisitas gabungan
• Peningkatan efek terapi :
• misal kombinasi antihipertensi pada pasien
yang tidak terkontrol dengan 1 macam obat,
contoh: diuretik + CCB + ACE inhibitor
• Kombinasi sulfonamid dengan trimethoprim

• Peningkatan efek samping/toksik :


• Contoh : azitromisin dengan levofloksasin akan
meningkatkan risiko aritmia jantung
Efek antagonistik
Terjadi jika dua obat yang memiliki efek berlawanan digunakan bersama

Obat 1 Obat 2 Hasil interaksi


Warfarin Vitamin K efek antikoagulan
terlawan
Obat kortikosteroid efek hipoglikemi terlawan
hipoglikemi
Obat hipnotik kafein efek hipnotik terlawan

levodopa haloperidol efek antiparkinson


terlawan
Evaluasi interaksi obat

Keterangan :
Kemaknaan/signifikansi interaksi  Major = efek yang terjadi potensial mengancam jiwa
atau dapat menyebabkan kerusakan yang menetap
Peringkat Keparahan Dokumentasi
 Moderate = efek dapat menyebabkan perubahan
signifikansi
status klinis, penambahan pengobatan, perpanjangan
rawat inap di RS
1 Major Suspected
 Minor = efek biasanya ringan, efek terapetik tidak
2 Moderate Suspected bermakna. Biasanya tidak perlu terapi tambahan
 Probable : sangat mungkin terjadi, tetapi tidak ada
3 Minor Suspected bukti klinis

4 Major/moderate Possible  Suspected : mungkin terjadi, terdapat beberapa data


yang baik, tetapi membutuhkan penelitian lebih lanjut
5 Minor Possible  Possible : dapat terjadi, tapi data masih sangat
terbatas
Sumber Informasi
Interaksi Obat

Dari website

Buku saku/pocket guide


Mobile application

Lexicomp
IBM Micromedex,
dll
Terapi Covid-19
Obat-obat yang digunakan
sesuai panduan terapi
Tatalaksana Farmakologis Covid gejala sedang

• Vitamin C 3x200-400mg dalam 100cc NaCl


0.9% habis dalam 1 jam IV
• Antikoagulan LMWH/UFH sesuai
pertimbangan DPJP
• Pengobatan simptomatis
• Pengobatan komorbid/komplikasi
• Antibiotik bila diperlukan

PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. REVISI PROTOKOL TATALAKSANA COVID‐19.


Jakarta; Panduan 5 Organisasi Profesi; Juli 2021
TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19:
GEJALA BERAT/KRITIS (FARMAKOLOGI)

• Vit C 3x200-400mg dalam 100cc NaCl 0.9% habis


dalam 1 jam IV
• Vit B1 1 amp/24 jam IV
• Vit D 1000-5000 IU/hari
• Antikoagulan LMWH/UFH sesuai pertimbangan DPJP
• Dexametason 6 mg/24 jam IV (10 hari)
• Anti interleukin-6 (IL-6): Tocilizumab 400-800mg
• Antibiotik diberikan bila terdapat ko-infeksi bakteri

PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. REVISI PROTOKOL TATALAKSANA COVID‐19.


Jakarta; Panduan 5 Organisasi Profesi; Juli 2021
34
35
Interaksi Obat-obat pada terapi COVID-19 ?
Kajian interaksi beberapa obat yang sering digunakan untuk COVID (1)

Keterangan:
AZM = azitromisin
B/E = Bamlanivimab/Esetesimab
C/I = Casirivimab/imdevimab
Favi = Favipiravir
IFN- = interferon beta
IVM = Ivermectin
NTZ = Nitazoxanide
RDV = remdesivir
RBV = ribavirin

Warna hijau : tidak ada interaksi


signifikan
Warna kuning: potensi interaksi kecil
Warna Jingga : ada potensi interaksi
yang memerlukan pemantauan ketat
atau penyesuaian dosis
Warna merah : ada interaksi merugikan,
sebaiknya dihindari

(Liverpool Drug Interaction Group, 2021)


Kajian interaksi beberapa obat yang sering digunakan untuk COVID (2)

Keterangan:
AZM = azitromisin
B/E = Bamlanivimab/Esetesimab
C/I = Casirivimab/imdevimab
Favi = Favipiravir
IFN- = interferon beta
IVM = Ivermectin
NTZ = Nitazoxanide
RDV = remdesivir
RBV = ribavirin

Warna hijau : tidak ada interaksi


signifikan
Warna kuning: potensi interaksi kecil
Warna Jingga : ada potensi interaksi
yang memerlukan pemantauan ketat
atau penyesuaian dosis
Warna merah : ada interaksi merugikan,
sebaiknya dihindari

(Liverpool Drug Interaction Group, 2021)


Kajian interaksi beberapa obat yang sering digunakan untuk COVID (3)

Keterangan:
AZM = azitromisin
B/E = Bamlanivimab/Esetesimab
C/I = Casirivimab/imdevimab
Favi = Favipiravir
IFN- = interferon beta
IVM = Ivermectin
NTZ = Nitazoxanide
RDV = remdesivir
RBV = ribavirin

Warna hijau : tidak ada interaksi


signifikan
Warna kuning: potensi interaksi kecil
Warna Jingga : ada potensi interaksi
yang memerlukan pemantauan ketat
atau penyesuaian dosis
Warna merah : ada interaksi merugikan,
sebaiknya dihindari

(Liverpool Drug Interaction Group, 2021)


Kajian interaksi beberapa obat yang sering digunakan untuk COVID (4)

Keterangan:
AZM = azitromisin
B/E = Bamlanivimab/Esetesimab
C/I = Casirivimab/imdevimab
Favi = Favipiravir
IFN- = interferon beta
IVM = Ivermectin
NTZ = Nitazoxanide
RDV = remdesivir
RBV = ribavirin

Warna hijau : tidak ada interaksi


signifikan
Warna kuning: potensi interaksi kecil
Warna Jingga : ada potensi interaksi
yang memerlukan pemantauan ketat
atau penyesuaian dosis
Warna merah : ada interaksi merugikan,
sebaiknya dihindari

(Liverpool Drug Interaction Group, 2021)


Kajian interaksi beberapa obat yang sering digunakan untuk COVID (5)

Keterangan:
AZM = azitromisin
B/E = Bamlanivimab/Esetesimab
C/I = Casirivimab/imdevimab
Favi = Favipiravir
IFN- = interferon beta
IVM = Ivermectin
NTZ = Nitazoxanide
RDV = remdesivir
RBV = ribavirin

Warna hijau : tidak ada interaksi


signifikan
Warna kuning: potensi interaksi kecil
Warna Jingga : ada potensi interaksi
yang memerlukan pemantauan ketat
atau penyesuaian dosis
Warna merah : ada interaksi merugikan,
sebaiknya dihindari

(Liverpool Drug Interaction Group, 2021)


Kajian interaksi beberapa obat yang sering digunakan untuk COVID (6)

Keterangan:
AZM = azitromisin
B/E = Bamlanivimab/Esetesimab
C/I = Casirivimab/imdevimab
Favi = Favipiravir
IFN- = interferon beta
IVM = Ivermectin
NTZ = Nitazoxanide
RDV = remdesivir
RBV = ribavirin

Warna hijau : tidak ada interaksi


signifikan
Warna kuning: potensi interaksi kecil
Warna Jingga : ada potensi interaksi
yang memerlukan pemantauan ketat
atau penyesuaian dosis
Warna merah : ada interaksi merugikan,
sebaiknya dihindari

(Liverpool Drug Interaction Group, 2021)


Kajian interaksi beberapa obat yang sering digunakan untuk COVID (7)

Keterangan:
AZM = azitromisin
B/E = Bamlanivimab/Esetesimab
C/I = Casirivimab/imdevimab
Favi = Favipiravir
IFN- = interferon beta
IVM = Ivermectin
NTZ = Nitazoxanide
RDV = remdesivir
RBV = ribavirin

Warna hijau : tidak ada interaksi


signifikan
Warna kuning: potensi interaksi kecil
Warna Jingga : ada potensi interaksi
yang memerlukan pemantauan ketat
atau penyesuaian dosis
Warna merah : ada interaksi merugikan,
sebaiknya dihindari

(Liverpool Drug Interaction Group, 2021)


ISU EFEK SAMPING OBAT COVID-19 :
Seperti apa sebenarnya?

"Ini obat waktu saat aku diisolasi Covid. lolos satu biji
yang aku makan hampir mrenggut nyawaku, namanya
oseltamivir, ini obat barusan diminum waktu masih isolasi
di rumah sakit, dalam waktu nggak sampe satu menit
aku langsung muter-muter muntah-muntah alhamdulillah
Allah masih memperpanjang umur ku, inilah obat yang
disebut obat oseltamivir obat khusus buat flu babi
ternyata flu babi dan juga flu burung ini yang diberikan ke
aku dan aku ga mau diberikan makan selanjutnya, aku
ditanya bolak balik sama perawat bu sudah dimakan
obatnya? sudah-sudah padahal aku sembunyiin. Nih satu
yang ku makan aku bawa pulang untuk kenang-
kenangan, ini obat setan, ini berbahaya. hati- hati kalau
ada yang memberikan obat ini ini sangat berbahaya
banget. Disini dikatakan obat ini unutk menghilangkan
virus, menyembuhkan tapi ternyata obat ini sangat
berbahaya namanya Oseltamivir"
Efek samping beberapa Obat
yang dipakai untuk terapi Covid-19
Nama Obat Efek samping yang dilaporkan
Oseltamivir nausea, muntah, sakit perut, dispepsia, diare, sakit kepala, lelah, insomnia, pusing, conjungtivitis,
epistaksis, ruam; jarang reaksi hipersensitif; sangat jarang hepatitis, sindroma Steven-Johnson
(Pionas BPOM)
Favipiravir Peningkatan AST/ALT, diare, penurunan jumlah netrofil, peningkatan asam urat, mual, muntah,
sakit perut, eksim, dll ( Informatorium Obat Covid di Indonesia, 2020)
Remdesivir Gangguan gastrointestinal, hepatotoksik (Informatorium Obat COVID di Indonesia, 2020)
Azitromisin Mual, muntah, nyeri perut, diare, ruam, icterus kolestatik dan gangguan jantung (pemanjangan
interval QT0, dyspepsia, anoreksia, konstipasi, dll (Informatorium Obat COVID-19, 2020)
Tocilizumab infeksi saluran napas atas dengan gejala-gejala khas seperti batuk, hidung tersumbat, hidung
berair, nyeri tenggorokan, dan sakit kepala, reaksi pada lokasi penyuntikan, infeksi paru
(pneumonia), ruam saraf (herpes zoster), cold sores (herpes simpleks oralis), lepuh, infeksi kulit
(selulitis) yang kadang disertai demam dan menggigil, ruam dan gatal, biduran, dll ( Summary
Product Characteristic Actemra)
Gammaraas sakit kepala, demam, mual, muntah, nyeri otot atau nyeri sendi, kulit menjadi merah
(flushing),detak jantung cepat (takikardia),dan rasa sakit pada area yang disuntik.
BAGAIMANA PENATALAKSANAAN INTERAKSI DAN EFEK SAMPING OBAT ?

• Banyak kejadian interaksi dan efek samping obat yang sebenarnya


dapat dihindari dan ditangani dengan baik jika Apoteker dapat
mengambil tindakan yang tepat dan dilakukan pada waktu yang tepat
• Tindakan preventif adalah :
• memberikan informasi dan konseling pada pasien mengenai cara
menggunakan obat dengan benar (waktu pemberian, interval, dll)
• memantau efek terapi (jika di RS bisa dipantau langsung secara
prospektif mengenai kondisi pasien, penyakit, dan terapinya dengan
parameter tertentu, dan kaitkan dengan hasil lab; jika jauh bisa
melalui telekomunikasi)
• Pasien diminta melaporkan semua kejadian yang tidak dikehendaki yang
diduga terkait dengan obat (efek samping obat)
BAGAIMANA PENATALAKSANAAN
INTERAKSI DAN EFEK SAMPING OBAT ?

• Jika ada dua atau lebih obat yang diketahui berpotensi tinggi untuk
berinteraksi yang merugikan → dapat didiskusikan dengan dokter
untuk diusulkan penggantian atau penghentian obat
• Jika tidak mungkin atau tidak diterima, lakukan pemantauan ketat →
jika terjadi gejala akibat interaksi → sampaikan ke dokter
• Kemungkinan tindakan: distop, disesuaikan dosis, diatur cara
pemakaiannya
• Apoteker perlu selalu update informasi dan merujuk berbagai sumber
terpercaya terkait obat (interaksi obat dan efek samping obat)
Take Home Messages
• Kejadian interaksi dan efek samping obat pada pengobatan Covid bukan mustahil
terjadi
• Apoteker dapat berperan mencegah dan menatalaksana interaksi dan efek samping
obat dengan memberi edukasi yang tepat dan membantu memantau efek terapi
• Jika memungkinkan, dapat mendiskusikan dengan dokter penulis resep terkait obat
yang berpotensi berinteraksi untuk dilakukan pengatasan
• Apoteker harus selalu mengupdate informasi yang terbaru terkait obat, terutama
pada masa Covid dimana informasi ttg penyakit dan obatnya sangat dinamis.
Terima kasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai