Anda di halaman 1dari 15

Listrik Dinamis (Artikel Materi IPA SMP/MTs Kelas 9)

1. Pengertian Arus Listrik


Di bab ini, teman - teman akan belajar mengenai muatan listrik bergerak yang sering disebut

sebagai listrik dinamis. Muatan listrik akan mengalami pergerakan apabila ada beda potensial

dalam suatu rangkaian tertentu yang disebut rangkaian listrik. Bagaimanakah muatan listrik

bergerak? Apakah yang menjadi penyebab muatan listrik bergerak? Bagaimanakah rangkaian

listriknya? Teman-teman telah tahu bahwa suatu zat terdiri dari bagian-bagian kecil yang disebut

atom. Untuk masing-masing atom mempunyai inti yang berada di pusatnya. Inti atom dikelilingi oleh

elektron seperti halnya pada tata surya kita bahwa planet-planet mengelilingi matahari. Untuk jenis

bahan tertentu, elektron-elektron tersebut dapat dengan mudah bergerak. Elektron tersebut

mendorong elektron yang lainnya dan berpindah dari satu atom ke atom yang lainnya, oleh

karenanya akan terlihat seperti barisan elektron. Tumbukan antarelektron yang terjadi menghasilkan

sejumlah energi yang mengalir. Pada saat teman - teman menyalakan lampu, radio, atau setrika

listrik pada dasarnya memberi perintah pada barisan elektron supaya mulai bergerak dari sumber

tegangan menuju alat listrik yang dipakai. Energi yang menggerakkan elektron disebut

sebagai energi listrik. Gerakan dari barisan elektron tersebut yang menyebabkan mengapa lampu

menjadi menyala, radio dapat berbunyi, dan setrika listrik menjadi panas. Bergeraknya elektron -

elektron dalam kawat atau kabel dinamakan arus listrik. Para ahli sudah membuat suatu

kesepakatan bahwa arus listrik akan mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif. Sehingga,

arah arus listrik akan selalu berlawanan dengan arah aliran elektron. Apabila barisan elektron
bergerak ke arah kiri, arah arus listrik akan bergerak ke arah kanan. Sebaliknya, apabila barisan

elektron bergerak ke arah kanan maka arus listrik akan bergerak ke arah kiri.

a). Arus Listrik Mengalir pada Rangkaian Tertutup

Sesaat sesudah kita menyalakan lampu atau radio, bola lampu atau radio tersebut akan menyala.

Hal ini memberi gambaran bahwa barisan elektron yang mengalir melewati bola lampu atau radio

tidak berhenti. Sarana yang digunakan untuk mengalirkan elektron-elektron tersebut

disebut rangkaian listrik. Bagaimanakah rangkaian listrik bisa menjadikan adanya aliran arus listrik?

Pada saat kita menghubungkan sakelar, elektron-elektron pada kawat penghubung mendapatkan

energi untuk bergerak dari kutub negatif baterai menuju kutub positif baterai melalui lampu. Hal

tersebut menunjukkan bahwa arus listrik mengalir dari kutub positif baterai melewati lampu ke kutub

negatif baterai. Sebagai akibatnya, lampu akan menyala. Pada saat sakelar terbuka, gerakan

elektron berhenti sebab kawat penghubungnya putus sehingga lampu tidak menyala. Begitu juga
pada waktu salah satu ujung kawat penghubung terbuka, hal tersebut menjadikan hubungan yang

terputus sehingga barisan elektron tidak bisa bergerak lagi. Rangkaian dengan sumber tegangan

serta kawat penghubung yang saling bersatu dengan demikian tidak ada ujung pangkalnya, inilah

yang disebut rangkaian tertutup. Syarat mengalirnya arus listrik yaitu:


 adanya sumber tegangan sebagai sumber energi
 rangkaian listriknya merupakan rangkaian tertutup.

b). Kuat Arus Listrik

Pada saat kita memperbesar sumber tegangan listruk, ini berarti bahwa kita telah memberikan

energi listrik yang lebih besar lagi pada rangkaian, dengan demikian elektron pun akan bergerak

semakin cepat yang mengakibatkan jumlah elektron yang melewati lampu dalam satuan waktu

semakin banyak dan nyala lampu akan semakin terang. Pengertian kuat arus listrik adalah

banyaknya muatan listrik yang mengalir setiap detik. Simbol kuat arus listrik adalah I. Apabila

muatan listrik disimbolkan dengan huruf Q dan waktu disimbolkan dengan huruf t, kuat arus

dirumuskan seperti yang berikut ini.

 Satuan muatan listrik adalah coulomb (C) dan

satuan waktu adalah sekon (s) maka satuan kuat arus listrik adalah coulomb per sekon (C/s) atau

dikenal dengan nama ampere (A).

c). Mengukur Kuat Arus Listrik

Alat yang dipakai untuk mengukur besarnya kuat arus listrik pada suatu rangkaian disebut sebagai

amperemeter. Oleh sebab yang diukur adalah arus listrik atau aliran elektron pada suatu rangkaian,

maka amperemeter dipasang secara seri karena dipakai sebagai jalan aliran elektron. Sebelum

melakukan pengukuran dengan menggunakan amperemeter, teman - teman sebaiknya mengenal

terlebih dahulu cara kerja amperemeter.


Amperemeter ada yang berdiri sendiri dan ada juga yang tergabung sama alat yang lainnya, seperti

avometer. Pada waktu sekarang ini, terdapat avometer analog dan digital. Pada avometer analog,

cara pembacaan skala adalah berdasarkan pada jarum yang menunjuk angka pada panel.

Sedangkan pada avometer digital, kita cukup melihat angka saja yang tertera di panel. Avometer

analog ataupun digital mempunyai ketelitian tertentu. Semakin besar ketelitiannya, semakin tepat

pengukuran yang bisa dilakukan avometer tersebut. Rumus menghitung besarnya arus listrik adalah

sebagai berikut:

2. Komponen Listrik

a). Sakelar

Secara umum bahwa alat-alat listrik ataupun elektronika telah dilengkapi dengan sebuah atau

beberapa buah sakelar. Pengertian sakelar adalah alat yang bisa membuat arus listrik menjadi

mengalir atau terputus. Ada beberapa jenis sakelar yang semuanya mempunyai fungsi yang sama,

yaitu untuk mengalirkan ataupun untuk memutuskan arus listrik. Pada prinsipnya, sakelar terdiri dari

dua keping penghantar yang bisa diputus atau disambungkan sesuai dengan kebutuhan. Bagian-

bagian sakelar adalah sebagai berikut:


Tombol sakelar dipakai untuk memutus sambungan plat logam. Apabila tongkat sakelar ditekan

maka kedua logam akan bersentuhan. Hal tersebut yang menyebabkan sakelar dalam posisi hidup

(on) dan arus listrik akan mengalir. Pada saat sakelar dalam posisi mati (off ), muatan listrik tidak

bisa  menyeberang lewat sakelar tersebut. Arus listrik akan terhenti mengalir dan benda-benda listrik

akan berhenti bekerja pula.

b). Sekering

Pengertian sekering adalah alat listrik yang dipakai untuk memutuskan arus listrik dengan otomatis.

Ada berbagai macam bentuk dan ukuran sekering yang dipasarkan. Alat elektronik yang dijual di

pasar umumnya telah dilengkapi dengan sekering yang disebut fuse. Secara umum pemasangan

sekering dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada komponen-komponen elektronik

akibat arus listrik yang tiba-tiba membesar pada saat pemakaian. Sekering dibuat dalam upaya

untuk mencegah masuknya arus yang terlalu besar pada rangkaian listrik karena adanya hubungan

singkat. Hubungan singkat terjadi karena adanya sentuhan secara langsung antara kutub positif dan

kutub negatif rangkaian sehingga timbul arus listrik yang terlalu besar. Kondisi tersebut

disebut korsleting atau korslet. Dari keadaan listik yang korslet akan menyebabkan arus listrik

menjadi membesar dan kawat menjadi panas. Sebagai akibatnya, bagian kabel akan menjadi
terbakar. Salah satu penyebab awal terjadinya kebakaran yaitu adany apercikan api pada kabel

listrik yang terbakar karena korslet. Oleh sebab itu, pakailah sekering supaya dapat terjadinya

kebakaran akibat korslet dapat dicegah. Kawat sekering merupakan kawat yang terbuat dari kawat

kecil, pendek, dan mudah meleleh. Secara umum, kawat sekering terbuat dari bahan timah atau

perak. Dengan begitu, apabila arus listrik membesar maka kawat akan cepat meleleh dan putus.

Rangkaian kawat pada sekering terputus dan kabel lain yang berada di dalam rangkaian tidak

sempat panas. Kawat sekering ini dimasukkan ke dalam tabung porselen berpasir yang dapat

memadamkan api. Tujuannya yaitu supaya sekering tidak menyala pada waktu kawat sekering

terbakar dan meleleh.

Artikel yang terkait dengan judul :Listrik Dinamis (Artikel Materi IPA SMP/MTs Kelas
9)

 Cahaya : Sifat Cahaya dan Merancang Model Periskop (Pelajaran IPA SD/ MI
Kelas V)Cahaya : Sifat Cahaya dan Merancang Model Perisko ...

 Sistem Reproduksi pada Manusia (Artikel Materi IPA SMP/MTs Kelas 9)Sistem
Reproduksi pada Manusia (Artikel Materi IP ...

3. Beda Potensial atau Tegangan Listrik

Tahukah teman, bagaimana lampu sepeda bisa menyala? Hal tersebut terjadi karena adanya arus

listrik dari dinamo sepeda. Pengertian dinamo adalah sebuah sumber energi listrik yang bisa

mengubah energi gerak, yaitu gerak berputar roda sepeda menjadi energi listrik.  Selain dinamo,

ada juga sumber energi listrik yang lainnya, seperti baterai, akumulator (aki), elemen volta,

generator, dan sel surya. Agar arus listrik bisa mengalir dalam suatu kawat penghantar rangkaian

listrik, maka antara kedua ujung kawat tersebut harus mempunyai beda potensial. Alat yang bisa

menghasilkan beda potensial disebut sumber tegangan listrik. Seperti halnya dengan air, pada arus

listrik juga akan mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Aliran air akan terhenti apabila

permukaaan air sudah sama tinggi. Untuk dapat mengembalikan supaya terjadi perbedaan
ketinggian, air harus dipompa kembali ke atas. Pada suatu sumber tegangan, kutub positif

mempunyai potensial yang lebih tinggi daripada kutub negatif. Oleh karena itu, arus listrik akan

mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif.  Beda potensial listrik dinamakan tegangan

listrik dan untuk satuannya yaitu volt. Terdapat berbagai macam jenis sumber tegangan listrik antara

lain baterai (elemen kering), akumulator (aki), dan elemen volta. Sumber tegangan listrik pada

rangkaian disimbolkan dengan huruf V. Beda potensial listrik adalah banyaknya energi yang dipakai

untuk memindahkan muatan listrik dari titik yang potensialnya tinggi ke titik yang potensialnya

rendah. Simbol untuk beda potensial listrik adalah huruf V, singkatan dari voltage dan dirumuskan

sebagai berikut:

a). Mengukur Tegangan Listrik

Alat yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik disebut voltmeter. Seperti halnya pada

amperemeter, voltmeter pun ada yang berdiri sendiri dan ada yang bergabung dengan alat ukur

yang lain. Pembacaan skala pada voltmeter mirip dengan amperemeter dan satuan yang digunakan

adalah volt. Cara membaca skala voltmeter yaitu


Cara pemasangan alat ukur tegangan listrik pada rangkaian, berbeda dengan cara pemasangan alat

ukur arus listrik. Sebab beda potensial terjadi antara dua titik yang berbeda, yaitu potensial tinggi

dan potensial rendah, maka pemasangan alat ukur voltmeter harus dipasang pada dua titik tersebut

atau dipasang paralel pada rangkaian.

b). Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan

Supaya dapat menghasilkan arus listrik pada suatu rangkaian, diperlukan beda potensial. Dengan

menggunakan baterai merupakan salah satu cara untuk menghasilkan beda potensial tersebut.

George Simon Ohm (1787–1854) menentukan dengan percobaannya bahwa arus pada kawat

logam sebanding dengan beda potensial V yang  diberikan ke ujung-ujungnya. Apabila teman -

teman menghubungkan kawat ke baterai 6 V, aliran arus akan dua kali lipat dibandingkan apabila 

dihubungkan ke baterai 3 V. Berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada

tegangan, namun juga akan tergantung pula pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran

elektron. Karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat maka elektron-elektron menjadi

melambat. Semakin tinggi hambatan ini, maka akan semakin kuat arus untuk suatu tegangan V

sehingga didapat persamaan:

Persamaan V=IR dikenal sebagai hukum ohm. Bahan atau alat yang tidak mengikuti hukum ohm

disebut sebagai nohohmik. Satuan untuk hambatan disebut Ohm (Ω). Karena R = V/I maka 1,0 Ω

sama dengan 1,0 V/A

Fungsi hambatan atau sering disebut resistor yaitu untuk mengatur besar atau kecilnya arus listrik

yang mengalir pada suatu rangkaian tertutup. Hambatan dalam suatu rangkaian bisa dipasang
secara seri, paralel, atau dipasang kombinasi keduanya.

a. Rangkaian Seri

Pada saat dua atau lebih hambatan dipasang dari ujung ke ujung maka dikatakan hambatan

dihubungkan secara seri. Berikut gambarnya

Muatan yang melewati R1 akan melewati R2 dan R3, oleh karenanya arus I yang sama melewati

setiap hambatan.

Apabila dilihat dari rangkaian, tegangan sumber akan sama dengan jumlah tegangan dalam setiap

hambatan.

Berdasarkan hukum ohm maka tegangan untuk tiap - tiap hambatan adalah seperti yang berikut ini:
Untuk contohnya yaitu apabila baterai 12 V dihubungkan dengan resistor 4 Ω, arus akan menjadi 3

A. Namun apabila baterai 12 V dihubungkan dengan tiga buah resistor 4 Ω yang dirangkai seri,

hambatan totalnya 12 Ω dan arus yang mengalir hanya sebesar 1 A

2. Rangkaian Paralel

Pada rangkaian paralel, arus total I yang meninggalkan baterai terbagi menjadi 3 cabang. Oleh

sebab muatan listrik tetap, maka arus yang masuk ke dalam titik cabang harus sama dengan arus

yang keluar dari titik cabang.


Sehingga pada saat hambatan terhubung paralel, masing-masing mengalami tegangan yang sama.

Olehkarenanya, tegangan sumber diberikan pada setiap hambatan. Untuk mengetahui hambatan

pengganti pada rangkaian paralel maka:

c). Sumber Tegangan Listrik

Beberapa sumber tegangan listrik yang sering dipakai di antaranya yaitu elemen kering, elemen

volta, dan akumulator.

a. Elemen Volta

Untuk pertama kalinya elemen volta oleh Alesandro Volta (1745–1827). Elemen volta merupakan sel

elektrokimia yang bisa menghasilkan arus listrik.


Prinsip elemen volta ini yaitu dipakai untuk membuat baterai dan aki yang bisa bekerja dalam waktu

yang lebih lama.

b. Elemen Kering

Baterai merupakan elemen kering atau sel kering. Elemen kering ini mengubah energi kimia menjadi

energi listrik. Baterai terdiri atas dua elektroda dan masing-masing elektroda memiliki bahan kimia
yang berbeda. Terdapat berbagai jenis, tipe, dan ukuran baterai. Baterai dipakai sebagai sumber

energi, misalnya untuk menggerakkan mobil mainan, menyalakan lampu senter, radio, dan remote

TV.  Sebuah baterai ukuran kecil, umumnya mempunyai tegangan sebesar 1,5 V. Baterai yang

disusun seri menghasilkan nilai tegangan yang lebih besar. Besarnya tegangan total baterai yang

disusun seri merupakan penjumlahan dari besar tegangan setiap baterai.

Apabila tiga baterai bertegangan 1,5 V dipasang seri,  tegangan total rangkaian itu menjadi 4,5 V,

yaitu dari hasil penjumlahan 1,5 V + 1,5 V + 1,5 V. Secara matematis, perumusannya bisa kita tulis

seperti yang berikut ini

Vtotal = V1 + V2 + V3

Alat elektronika yang memakai baterai sebagai sumber energi listriknya, dianjurkan dimatikan

apabila tidak dipergunakan, karena energi kimia dalam baterai akan cepat habis dan baterai tidak

dapat digunakan lagi.

c. Akumulator

Akumulator (aki) termasuk elemen sekunder, artinya elemen yang reaksi kimianya bisa dibalik.
Pada proses pengisian aki, kutub positif aki dipasangkan pada kutub negatif sumber tegangan arus

searah dan kutub negatif aki dipasangkan pada kutub positif sumber tegangan arus searah. Reaksi

kimia yang terjadi pada waktu mengisi aki berkebalikan dengan reaksi kimia pada waktu aki dipakai.

Pada kehidupan sehari-hari, aki sering kita dijumpai di mobil ataupun motor. Aki dimanfaatkan untuk

menghidupkan mesin mobil sebagai sumber energi listrik. Untuk daerah yang belum terjangkau oleh

jaringan listrik PLN, aki dapat dipakai sebagai sumber energi untuk TV dan radio.

Anda mungkin juga menyukai