Kecelakaan
I Gusti Ayu Cintya Pradyanthi 10201500/ B3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Abstract: Accidents can occur due to disturbances in mind, perception, and behavior. Where it
can be affected by the use of psychoactive drugs or because of the psychiatric disorder itself.
Psychoactive substances are compounds that tend to be reused by certain people, because these
substances are able to provide feelings that are liked by the user. . History, physical examination
and investigation if needed in making a diagnosis and need to pay attention to the differential
diagnosis of the disease. Making Visum et repertum against diseases is made to help in court.
Pendahuluan
Kegawatdaruratan psikitri adalah aplikasi klinis dari psikiatrik pada kondisi darurat,
seperti keadaan gaduh gelisah, percobaan bunuh diri, penyalahgunaan obat-obatan, kekerasan
atau perubahan lainnya pada perilaku, intoksikasi alkohol, depresi akut, dan adanya delusi,
sehingga dapat menimbulkan celaka bagi pasien dan orang disekitarnya. 1 Kekerasan, serangan
panik, dan perubahan tingkah laku yang cepat dan signifikan, serta beberapa kondisi medis
lainnya yang mematikan dan muncul dengan gejala psikiatriks umum. Kegawatdaruratan
psikiatrik ada untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi ini. Kemampuan dokter untuk
mengidentifikasi dan menangani kondisi ini sangatlah penting.
Pada kedaruratan psikiatri, prioritas yang utama diberikan pengobatan pada pasien agitasi
yang dapat menimbulkan insiden pada pasien dan melukai petugas yang menimbulkan
ketidaknyamanan secara psikologis terhadap pasien. Secara klinis agitasi dapat dijumpai berupa
pembicaraan yang berlebihan dan abnormal atau penyerangan fisik, perilaku motorik tertentu,
kemarahan yang memuncak daan gangguan fungsi pada pasien. Pasien psikotik sering dirujuk ke
bagian darurat oleh seseorang yang lain. Tingkah laku yang tidak dapat ditoleransi pada
masyarakat, seperti tindak kekerasan, agresi, agitasi, dan tingkah laku yang kacau atau yang
tidak sesuai, biasanya akan melibatkan pihak penegak hukum ataupun layanan darurat medis.
Keluarga dari pasien psikotik membawa pasien ke layanan kedaruratan karena tindakan agresif,
atau mereka melaporkan bahwa pasien berhenti makan, tidak tidur, berperilaku aneh, atau
mereka tidak mampu lagi mengurus diri. Keadaan gaduh-gelisah dapat dimasukkan ke dalam
golongan kedaruratan psikiatrik, bukan karena frekuensinya yang cukup tinggi akan tetapi karena
keadaan ini berbahaya, baik bagi pasien sendiri maupun bagi lingkungannya, termasuk orang-
orang dan benda-benda. Pada kasus skenario ini pasien dalam keadaan mengemudikan kendaraan
dengan ugal-ugalan sehingga menimbulkan kejadian tabrakan dengan bus, tetapi pada pasien ini
dapat diduga mengalami trauma pasca kecelakaan tersebut. Trauma yang dapat diduga yaitu
seperti trauma kepala sehingga dapat mengganggu fungsi kerja otak oleh adanya perlukaan
diotak.1
Keadaan gaduh gelisah dapat timbul secara akut atau subakut. Gejala utama adalah gangguan
psikomotorik yang sangat meningkat, sehingga pasien dapat menimbulkan gejala seperti banyak
berbicara, berjalan mondar-mandir, berlarilari dan meloncat-loncat bila keadaan itu berat.
Gerakan tangan dan kaki serta mimik dan suaranya cepat dan hebat. Mukanya kelihatan bingung,
marah-marah atau takut. Ekspresi ini mencerminkan adanya gangguan afek-emosi dan proses
berpikir yang tidak realistik lagi. Jalan pikiran biasanya cepat dan sering terdapat waham curiga.
Tidak jarang juga timbul halusinasi penglihatan terutama pada sindrom otak organik yang akut
atau halusinasi pendengaran terutama pada skizofrenia. Karena gangguan berpikir ini, serta
waham curiga dan halusinasi lebih-lebih bila halusinasi ini menakutkan, maka pasien menjadi
sangat bingung, gelisah dan gaduh. Ia bersikap bermusuhan dan mungkin menjadi berbahaya
bagi dirinya sendiri dan/atau lingkungannya. Ia dapat melukai diri sendiri atau mengalami
kecelakaan maut dalam kegelisahaan yang hebat itu. Jika waham curiganya keras atau
halusinasinya sangat menakutkan, maka ia dapat menyerang orang lain atau merusak
barangbarang di sekitarnya.
Evaluasi
Menilai kondisi pasien yang sedang dalam krisis secara cepat dan tepat adalah tujuan
utama dalam melakukan evaluasi kedaruratan psikiatrik. Tindakan segera yang harus dilakukan
secara tepat adalah:2
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis
Urin merupakan spesismen yang paling sering digunakan untuk pemeriksaan penggunaan
zat secara rutin karena ketersediaanya dalam jumlah besar dan memiliki kadar obat dalam jumlah
besar sehingga lebih mudah mendeteksi obat dibandingkan pada spesimen lain. Kelebihan
spesimen urin adalah pengambilannya tidak invasif dan dapat dilakukan oleh petugas yang bukan
medis. Urin merupakan matriks yang stabil dan disimpan beku tanpa merusak integritasnya.
Obat-obatan dalam urin biasanya dideteksi sesudah 1-3 hari. Kelemahan pemeriksaan urin adalah
mudahnya dilakukan pemalsuan dengan cara substitusi dengan bahan lain maupun diencerkan
sehingga mengacaukan hasil pemeriksaan. Pemeriksaan narkoba seringkali dibagi menjadi
pemeriksaan skrining dan konfirmatori. Pemeriksaan skrining merupakan pemeriksaan awal
yang pada obat yang golongan besar atau metabolitnya dengan hasil presumptif positif atau
negatif. Secara umum pemeriksaan skrining merupakan pemeriksaan yang cepat, sensitif, tidak
mahal dengan tingkat presisi dan akurasi yang masih dapat diterima walaupun kurang spesifik
dan dapat menyebabkan hasil positid palsu karena terjadinya reaksi silang dengan substansi lain
dengan struktur kimia yang mirip. Pada pemeriksaan skrining metode yang sering digunakan
adalaah immunoassay dengan prinsip pemeriksaan adalah reaksi antigen dan antibodi secara
kompetisi. Pemeriksaan skrining dapat dilakukan diluar laboratorium dengan metode onsite strip
test maupun didalam laboratorium dengan metode ELISA.3
Pemeriksaan konfirmasi digunakan pada spesimen dengan hasil positif pada pemeriksaan
skrining. Pemeriksaan konfirmasi menggunakan metode yang sangat spesifik untuk menghindari
hasil positif palsu. Metode konfirmasi yang sering digunakan adalah gas chromatography/ mass
spectrometry atau liquid chromatography/mass spectrometry yang dapat mengidentifikasi jenis
obat secara spesifik dan tidak dapat bereaksi silang dengan substansi lain. Kekurangan metode
konfirmasi adalah waktu pengerjaannya yang lama dan membutuhkan ketrampilan tinggi serta
biaya pemeriksaan mahal. 3
Waktu deteksi obat dalam urin tergantung berbagai kondisi termasuk waktu paruh obat.
Gambar 1. Durasi deteksi dalam Urin.3
Kegawatdaruratan Psikiatri
Kedaruratan psikiatri merupakan cabang dari Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kedokteran
Kedaruratan, yang dibuat untuk menghadapi kasus kedaruratan yang memerlukan intervensi
psikiatrik. Tempat pelayanan kedaruratan psikiatri antara lain di rumah sakit umum, rumah sakit
jiwa, klinik dan sentra primer. Kasus kedaruratan psikiatrik meliputi gangguan pikiran, perasaan
dan perilaku yang memerlukan intervensi terapeutik segera, antara lain kondisi gaduh gelisah,
tindak kekerasan (violence), tentamen suicidum/percobaan bunuh diri, gejala ekstra piramidal
akibat penggunaan obat dan delirium.
Etiologi
1. Trauma kapitis
Trauma kapitis merupakan masalah nondegeneratif dan nonkongenital yang
menyebabkan kerusakan fungsi kognitif, fisik, psikososial permanen serta dapat menurunkan
tingkat kesadaran. Trauma kapitis disebabkan oleh benturan, pukulan atau sentakan ke kepala
atau cedera yang menembus dan menganggu fungsi normal otak. Trauma kapitis didefinisikan
sebagai perubahan fungsi otak atau patologi yang disebabkan oleh kekuatan eksternal. Perubahan
fungsi otak dapat diketahui dari satu tanda klinis: kehilangan/penurunan kesadaran, kehilangan
memori untuk kejadian sebelumnya, dan defisit neurologis seperti kelemahan, kehilangan
keseimbangan, perubahan penglihatan, kehilangan sensoris dan lain-lain. Trauma kapitis dapat
dibedakan menjadi trauma tertutup dan trauma tembus/terbuka. Trauma terbuka memiliki
outcome lebih buruk daripada trauma tertutup. Tabrakan kendaraan merupakan paling utama
pada trauma kepala tertutup untuk usia remaja dan dewasa muda. Dapat juga disebabkan oleh
tindak kekerasan dan terjatuh. Sedangkan trauma kepala terbuka umumnya disebabkan oleh luka
tusukan, kecelakaan kendaraan bermotor atau kecelakaan kerja. 4,5
Gangguan psikiatri pasca trauma kapitis merupakan kejadian yang sering. Beberapa jenis
gangguan psikiatri terjadi seperti: depresi, mania, Obsessive-Compulsive Disorder, post-
traumatic stress disorder, psikosis, dan perubahan kepribadian. Perubahan kepribadian yang
dapat terjadi yaitu apatis pada cedera kepala berat, afektif yang labil dan agresif.5
Bila terjadi Intoksikasi Ringan dapat menimbulkan gejala seperti, euphoria, disinhibisi
seksual, disarthria, ataksia, rasa ngantuk, nistagmus. Berat; stupor, koma, pernafasan melambat,
tekanan darah turun, kejang kemudian bisa mati. Putus alkohol dapat terjadi pada orang yang
telah meminum alkohol setiap hari selama beberapa bulan, kemudian berhenti. Kejadiannya
antara 12-72 jam dari saat minum terakhir. Gejalanya gemetar, halusinasi, kejang serta delirium
tremans dengan gejala confuse, ilusi, delusi, agitasi, imsomnia, nafas pendek, aritmia jantung
(jantung tidak teratur) kemudian bisa meninggal.2,3
Gaduh Gelisah
Keadaan gaduh gelisah bukanlah diagnosis dalam arti kata sebenarnya, tetapi hanya
menunjuk pada suatu keadaan tertentu, suatu sindrom dengan sekelompok gejala tertentu.
Keadaan gaduh gelisah dipakai sebagai sebutan sementara untuk suatu gambaran psikopatologis
dengan ciri-ciri utama gaduh dan gelisah. Gaduh gelisah dapat ditemukan pada keadaan seperti :8
1. Delirium
2. Skizofrenia katatonik
3. Gangguan skizotipal
4. Gangguan psikotik akut dan sementara
5. Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pada sindrom otak organik akut biasanya
terdapat kesadaran menurun sedangkan pada sindrom otak organik menahun biasanya terdapat
dementia. Akan tetapi suatu sindrom otak organik menahun (misalnya tumor otak, demensia
paralitika, aterosklerosis otak, dan sebagainya) dapat saja pada suatu waktu menimbulkan
psikosis atau pun keadaan gaduh gelisah. Untuk mengetahui penyebabnya secara lebih tepat,
perlu sekali dilakukan evaluasi internal dan neurologis yang teliti.
Tipe-tipe Skizofrenia
1. Tipe Paranoid
Skizofrenia paranoid ditandai oleh preokupasi satu atau lebih waham atau halusinasi
pendengaran yang sering. Umumnya waham besar dan waham kejaran. Biasanya
mengalami episode pertama pada usia yang lebih tua dibandingkan skizofrenia
disorganized dan katatonik.
2. Tipe Disorganized (tidak terorganisasi)
Ciri utama skizofrenia tipe disorganized adalah pembicaraan kacau, tingkah laku kacau
dan afek yang datar atau inappropriate. Pembicaraan yang kacau dapat disertai
kekonyolan dan tertawa yang tidak erat kaitannya dengan isi pembicaraan. Disorganisasi
tingkah laku dapat membawa pada gangguan yang serius pada berbagai aktivitas hidup
sehari-hari.
3. Tipe Katatonik
Ciri utama skizofrenia tipe ini adalah gangguan pada psikomotor yang dapat meliputi
ketidakbergerakan motorik (waxy flexibility). Aktivitas motor yang berlebihan,
negativism yang ekstrim, sama sekali tidak mau bicara dan berkomunikasi (mutism),
gerakan-gerakan yang tidak terkendali, mengulang ucapan orang lain (echolalia) atau
mengikuti tingkah laku orang lain (echopraxia).
4. Tipe Undifferentiated
Tipe Undifferentiated merupakan tipe skizofrenia yang menampilkan perubahan pola
simptom-simptom yang cepat menyangkut semua indikator skizofrenia. Misalnya,
indikasi yang sangat ruwet, kebingungan (confusion), emosi yang tidak dapat dipegang
karena berubah-ubah, adanya delusi, referensi yang berubah-ubah atau salah, adanya
ketergugahan yang sangat besar, autisme seperti mimpi, depresi, dan sewaktu-waktu juga
ada fase yang menunjukkan ketakutan.
5. Tipe Residual
Tipe ini merupakan kategori yang dianggap telah terlepas dari skizofrenia tetapi masih
memperlihatkan gejala-gejala residual atau sisa, seperti keyakinan- keyakinan negatif,
atau mungkin masih memiliki ide-ide tidak wajar yang tidak sepenuhnya delusional.
Gejala-gejala residual itu dapat meliputi menarik diri secara sosial, pikiran-pikiran ganjil,
inaktivitas, dan afek datar.
Gangguan ini timbul tidak lama sesudah terjadi stress psikologik yang dirasakan hebat
sekali oleh individu. Stress ini disebabkan oleh suatu frustasi atau konflik dari dalam ataupun
dari luar individu yang mendadak dan jelas, umpamanya dengan tiba-tiba kehilangan seorang
yang dicintainya, kegagalan, kerugian dan bencana.Gangguan psikotik akut yang biasanya
disertai keadaan gaduh-gelisah adalah gaduh-gelisah reaktif dan kebingungan reaktif.
Psikosis bipolar
Trauma yang diakibatkan oleh yang menimpa struktur kepala dapat menimbulkan
kelainan struktural ataupun gangguan fungsional jaringan otak. Menurut Brain Injury Asociation
of Amerika, cedera kepala merupakan suatu kerusakan pada kepala yang bukan bersifat
kongenital ataupun degenerative tetapi dapat disebabkan karena benturan fisik dari luar, yang
dapat mengubah atau mengurangi kesadaran dan dapat menimbulkan kerusakan kemampuan
kognitif dan fungsi fisik.
Pada mekanisme fisiologis pada cedera kepala akan dapat memperkirakan dampak pada
cedera kepala primer. Komponen utamananya yaitu kekuatan cedera (kontak atau gaya), jenis
cedera (rotasional, translational atau angular) dan besar serta lamanya dampak tersebut
berlangsung. Kekuatan kontak yang dapat terjadi, ketika kepala bergerak setelah suatu gaya,
sedangkan gaya inersia terjadi pada percepatan atau perlambatan kepala, sehingga gerak
differensial otak relatif terhadap tengkorak. Meskipun satu proses mungkin dapat mendominasi,
sebagian besar pasien dengan cedera kepala mengalami kombinasi dari mekanisme ini. Benturan
kepala dengan benda padat pada kecepatan yang cukup, beban impulsif memproduksi gerak tiba-
tiba kepala tanpa kontak fisik yang signifikan dan statis beban kompresi statis atau kuasi kepala
dengan kekuatan bertahap. Kekuatan kontak biasanya mengakibatkan cedera fokal seperti memar
dan patah tulang tengkorak. Kekuatan inersia terutama translasi mengakibatkan cedera fokal
seperti kontusio dan Subdural Hematoma, sedangkan cedera rotasi akselerasi dan deselerasi lebih
cenderung mengakibatkan cedera difus mulai dari gegar otak hingga Diffuse Axonal Injury,
sedangkan cedera rotasi dapat menyebabkan pada permukaan kortikal dan struktur otak bagian
dalam. Percepatan merupakan kombinasi dari percepatan translasi dan rotasi dan merupakan
bentuk umum yang paling umum dari cedera inersia.6
Klasifikasi Cedera Kepala
1. Subdural Hematom
Perdarahan yang terjadi antara duramater dan arakhnoidea. Perdarahan terjadi
akibat robeknya vena yang menjembatangi antara duramater dan arakhnoid. Gejala klinis
yang dapat ditimbulkan yaitu seperti nyeri kepala yang makin lama makin hebat, mual,
muntah, mydriasis homolateral gangguan traktus pyramidalis (hyperrefleksia,
hemiparese,dan refleks patologis). Dapat didiagnosa dengan pemeriksaan penunjang
yaitu CT-scan terlihat daerah hipedens berbentuk seperti bulan sabit.
2. Epidural Hematom
Perdarahan akut dengan akumulasi darah pada ruang antara tulang tengkorak dan
duramater. Pada umumnya dapat ditimbulkan akibat robeknya arteri meningea media dan
cabang-cabangnya pada daerah temporal dan 15% akibat pecahnya sinus-sinus
duramater. Gejala klinis yang dapat ditimbulkan yaitu lusid interval, saat terjadinya
trauma penderita mengalami nyeri kepala, pusing dan pingsan sebentar lalu membaik
tapi, beberapa jam kemudian gejala menjadi progresif dan kesadaran menurun sampai
koma.
3. Perdarahan Subarachnoid
Perdarahan yang terjadi dalam ruang subarakhnoid yaitu diantara ruang
arakhnoid dan piamater Dapat juga terjadi tanpa disertai adanya trauma karena aneurisma
dari pembuluh darah. Gejala Klinis yang dapat ditimbulkan seperti kaku kuduk dan
kernig sign akibat adanya penguncupan darah pada ruang subaracnoid.
4. Cedera Otak Difus
Terjadi kerusakan pada pembuluh darah maupun parenkim otak yang disertai
edema otak, dan dapat menimbulkan keadaan pasien umumnya buruk.
Bila seorang dalam keadaan gaduh gelisah dibawa kepada kita, penting sekali kita harus
bersikap tenang. Dengan sikap yang meyakinkan, meskipun tentu waspada, dan kata-kata yang
dapat menenteramkan pasien maupun para pengantarnya, tidak jarang kita sudah dapat
menguasai keadaan.10
Bila pasien masih diikat, sebaiknya ikatan itu disuruh dibuka sambil tetap berbicara
dengan pasien dengan beberapa orang memegangnya agar ia tidak mengamuk lagi. Biarpun
pasien masih tetap dipegang dan dikekang, kita berusaha memeriksanya secara fisik. Sedapat-
dapatnya tentu perlu ditentukan penyebab keadaan gaduh gelisah itu dan mengobatinya secara
etiologis bila mungkin.
Efek samping neuroleptika yang segera timbul terutama yang mempunyai dosis
terapeutik tinggi, adalah hipotensi postural, lebih-lebih pada pasien dengan susunan saraf
vegetatif yang labil atau pasien lanjut usia. Untuk mencegah jangan sampai terjadi sinkop, maka
pasien jangan langsung berdiri dari keadaan berbaring, tetapi sebaiknya duduk dahulu kira-kira
satu menit (bila pasien sudah tenang).
Penjagaan dan perawatan yang baik tentu juga perlu, mula-mula agar ia jangan
mengalami kecelakaan, melukai diri sendiri, menyerang orang lain atau merusak barang-barang.
Bila pasien sudah tenang dan mulai kooperatif, maka pengobatan dengan neuroleptika
dilanjutkan per oral (bila perlu suntikan juga dapat diteruskan). Pemberian makanan dan cairan
juga harus memadai. Kita berusaha terus mencari penyebabnya, bila belum diketahui, terutama
bila diduga suatu sindrom otak organik yang akut. Bila ditemukan, tentu diusahakan untuk
mengobatinya secara etiologis.
Kesimpulan
Pasien gaduh gelisah merupakan pasien gawat darurat, harus segera diatasi gaduh gelisah,
tetapi pada kasus ini belum bisa dipastikan penyebab gaduh gelisah, karena masih diperlukan
data lebih lengkap dari keluarga ataupun pasien lalu pemeriksaan penunjang yang lebih lanjut
seperti test urine dan CT SCAN kepala agar dapat mendiagnosis pasti apakah laki-laki tersebut
menderita GMO ataupun karena menggunakan zat psikoaktif
Daftar Pustaka