Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang kana diteliti. Apabila penelitian yang
dilakukan sebagian dari populasi maka dapat dikatakan bahwa penelitian tersebut penelitian
Sampel (Arikunto, 2006). Pengambilan sampel adalah teknik memilih anggota individu atau
bagian dari populasi untuk membuat kesimpulan statistik dari populasi tersebut dan
memperkirakan karakteristik seluruh populasi.
Metode pengambilan sampel yang berbeda banyak digunakan oleh peneliti dalam riset pasar
sehingga mereka tidak perlu meneliti seluruh populasi untuk mengumpulkan wawasan yang
dapat ditindaklanjuti.
Penjelasan ini juga merupakan metode yang tepat waktu dan hemat biaya dan karenanya
membentuk dasar dari setiap desain penelitian. Teknik pengambilan sampel dapat digunakan
dalam perangkat lunak survei penelitian untuk penurunan yang optimal.
Misalnya, jika produsen obat ingin meneliti efek samping obat yang merugikan terhadap
populasi suatu negara, hampir tidak mungkin untuk melakukan studi penelitian yang melibatkan
semua orang. Dalam hal ini, peneliti memutuskan sampel orang dari setiap demografi dan
kemudian menelitinya, memberikan umpan balik indikatifnya tentang perilaku obat.
Tujuan Pengambilan Sampel
2. Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak memungkinkan untuk
dilakukan pengambilan data pada seluruh posisi.
3. Adanya asumsi bahwa semua populasi seragam atau sama, sehingga dapat diwakili oleh
sampel.
Sedangkan untuk tahapan yang perlu dilakukan dalam pengambilan sampel, yaitu:
Teknik sampling adalah proses yang digunakan dalam analisis statistik di mana sejumlah
pengamatan yang telah ditentukan diambil dari populasi yang lebih besar. Metodologi
pengambilan sampel dari populasi yang lebih besar tergantung pada jenis analisis data yang
dilakukan, tapi bisa mencakup pengambilan sampel acak sederhana atau pengambilan sampel
sistematis.
Demi memberikan penjelasan lebih lengkap. Berikut ini adalah teknik-teknik yang dapat
dilakukan dalam pengambilan sampel beserta masing-masing contohnya, antara lain:
Probability Sampling
Probability sampling juga bisa diartikan teknik pengambilan sampel dimana peneliti memilih
sampel dari populasi yang lebih besar dengan menggunakan metode yang didasarkan pada teori
probabilitas. Metode pengambilan sampel ini mempertimbangkan setiap anggota populasi dan
membentuk sampel berdasarkan proses tetap.
Contoh Probability Sampling
Contohnya, dalam populasi dengan 1000 anggota, setiap anggota akan memiliki 1/1000 peluang
untuk dipilih menjadi bagian dari sampel. Pengambilan sampel probabilitas menghilangkan bias
dalam populasi dan memberikan semua anggota kesempatan yang adil untuk disertakan dalam
sampel.
Ada empat jenis teknik pengambilan sampel probabilitas:
Salah satu teknik pengambilan sampel probabilitas terbaik yang membantu menghemat waktu
dan sumber daya, adalah metode pengambilan sampel acak sederhana. Langkah ini adalah
metode yang dapat diandalkan untuk memperoleh informasi di mana setiap anggota populasi
dipilih secara acak, hanya secara kebetulan. Setiap individu memiliki probabilitas yang sama
untuk dipilih menjadi bagian dari sampel.
Peneliti ingin memilih sampel acak sederhana dari 100 karyawan Perusahaan X. Peneliti
menetapkan nomor untuk setiap karyawan dalam database perusahaan dari 1 hingga 1000, dan
menggunakan generator nomor acak untuk memilih 100 angka.
Cluster sampling adalah suatu metode dimana peneliti membagi seluruh populasi menjadi
beberapa bagian atau kluster yang mewakili suatu populasi. Kluster diidentifikasi dan
dimasukkan dalam sampel berdasarkan parameter demografis seperti usia, jenis kelamin, lokasi,
dan lain-lain. Hal ini mempermudah pembuat survei untuk mendapatkan kesimpulan yang efektif
dari umpan balik.
Misalnya, perusahaan memiliki kantor di 10 kota di seluruh negeri (semuanya dengan jumlah
karyawan yang kira-kira sama dengan peran yang sama). Peneliti tidak memiliki kapasitas untuk
pergi ke setiap kantor untuk mengumpulkan data, jadi peneliti menggunakan pengambilan
sampel acak untuk memilih 3 kantor – ini adalah kelompok Anda.
Peneliti menggunakan metode pengambilan sampel sistematis untuk memilih anggota sampel
suatu populasi secara berkala. Hal ini memerlukan pemilihan titik awal untuk sampel dan ukuran
sampel yang dapat diulangi secara berkala. Jenis metode pengambilan sampel ini memiliki
rentang yang telah ditentukan, dan karenanya teknik pengambilan sampel ini memakan waktu
paling sedikit.
Misalnya, seorang peneliti bermaksud untuk mengumpulkan sampel sistematis dari 500 orang
dalam populasi 5000. Peneliti menomori setiap elemen populasi dari 1-5000 dan akan memilih
setiap 10 individu untuk menjadi bagian dari sampel (Total populasi / Ukuran Sampel =
5000/500 = 10).
Pengambilan sampel acak berstrata adalah metode yang digunakan peneliti untuk membagi
populasi menjadi kelompok-kelompok kecil yang tidak tumpang tindih tetapi mewakili seluruh
populasi. Saat pengambilan sampel, kelompok-kelompok ini dapat diatur dan kemudian
mengambil sampel dari setiap kelompok secara terpisah.
Misalnya, perusahaan ini memiliki 800 karyawan wanita dan 200 karyawan pria. Peneliti ingin
memastikan bahwa sampel mencerminkan keseimbangan gender perusahaan, jadi peneliti
mengurutkan populasi menjadi dua strata berdasarkan gender.
Kemudian peneliti menggunakan pengambilan sampel acak pada setiap kelompok, memilih 80
wanita dan 20 pria, yang memberi peneliti sampel 100 orang yang representatif.
Non-Probability Sampling
Dalam non-probability sampling, peneliti memilih anggota untuk penelitian secara acak. Metode
pengambilan sampel ini bukan proses seleksi tetap atau standar. Dalam teknik yang satu ini,
tidak semua elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam sampel.
1. Convenience sampling
Metode ini bergantung pada kemudahan akses ke subjek seperti survei pelanggan di mal atau
orang yang lewat di jalan yang sibuk. Biasanya disebut sebagai convenience sampling, karena
kemudahan peneliti dalam melakukan dan berhubungan dengan subjek. Peneliti hampir tidak
memiliki kewenangan untuk memilih elemen sampel, dan ini murni dilakukan berdasarkan
kedekatan dan bukan keterwakilan.
Metode pengambilan sampel non-probabilitas ini digunakan ketika ada batasan waktu dan biaya
dalam mengumpulkan umpan balik. Dalam situasi dimana terdapat keterbatasan sumber daya
seperti pada tahap awal penelitian, digunakan convenience sampling.
Contoh Convenience sampling
Misalnya, startup dan LSM biasanya melakukan pengambilan sampel di mal untuk
mendistribusikan selebaran acara yang akan datang atau promosi suatu alasan – mereka
melakukannya dengan berdiri di pintu masuk mal dan membagikan pamflet secara acak.
Metode ini dibentuk oleh kebijaksanaan peneliti. Peneliti hanya mempertimbangkan tujuan
penelitian, bersama dengan pemahaman khalayak sasaran.
Kelebihan dari metode ini di antaranya tujuan dari penelitian dapat dengan mudah terpenuhi,
sampel dapat bersifat lebih relevan dengan desain penelitian, cara ini cenderung lebih murah dan
mudah untuk dilaksanakan. Sementara itu kekurangannya sama dengan teknik pengambilan
sampel secara acak yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel dapat mewakili populasi yang
ditentukan.
Misalnya peneliti ingin mengetahui lebih banyak tentang pendapat dan pengalaman mahasiswa
penyandang disabilitas di suatu universitas, jadi peneliti sengaja memilih sejumlah mahasiswa
dengan kebutuhan dukungan yang berbeda untuk mengumpulkan berbagai data tentang
pengalaman mereka dengan layanan mahasiswa.
3. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang peneliti terapkan ketika subjek sulit
dilacak. Misalnya, akan sangat menantang untuk mensurvei orang-orang yang tidak memiliki
perlindungan atau imigran ilegal. Dalam kasus seperti itu, menggunakan teori bola salju, peneliti
dapat melacak beberapa kategori untuk mewawancarai dan mendapatkan hasil.
Peneliti juga menerapkan metode pengambilan sampel ini dalam situasi di mana topiknya sangat
sensitif dan tidak didiskusikan secara terbuka.
Contoh Snowball Sampling
Tidak banyak korban yang bersedia menanggapi pertanyaan tersebut. Namun, para peneliti dapat
menghubungi orang yang mungkin mereka kenal atau relawan yang terkait dengan penyebab
untuk menghubungi para korban dan mengumpulkan informasi.
4. Accidental Sampling
Misalnya, peneliti ingin meneliti tentang kebersihan di Kota Jakarta. Selanjutnya dia
menanyakan tentang kebersihan Kota Jakarta pada warga Bandung yang dia temui saat itu.
5. Quota Sampling
Dalam Pengambilan sampel kuota, pemilihan anggota dalam teknik pengambilan sampel ini
dilakukan berdasarkan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini, ketika sampel
dibentuk berdasarkan atribut tertentu, sampel yang dibuat akan memiliki kualitas yang sama
dengan yang ditemukan dalam total populasi. Langkah adalah metode pengumpulan sampel yang
cepat.
Kelebihan menggunakan teknik ini dalam pengambilan sampel yaitu bersifat praktis karena
sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya. Sementara kekurangannya yaitu bias penelitian
yang cenderung cukup tinggi dapat terjadi.
Mirip dengan convenience sample, teknik sampling yang satu ini terutama didasarkan pada
kemudahan akses. Alih-alih peneliti memilih peserta dan langsung menghubungi mereka, orang-
orang menjadi sukarelawan sendiri (misalnya dengan menanggapi survei online publik).
Contohnya yaitu peneliti mengirimkan survei ke semua mahasiswa di suatu universitas dan
banyak mahasiswa memutuskan untuk menyelesaikannya. Hal ini tentunya dapat memberi
peneliti beberapa wawasan tentang topik tersebut.
Akan tetapi, orang yang menanggapi kemungkinan besar adalah mereka yang memiliki pendapat
yang kuat tentang layanan dukungan mahasiswa, jadi peneliti tidak dapat memastikan bahwa
pendapat mereka mewakili semua siswa.
1. Pada Jurnal “Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Masker Clay Yang Mengandung
Ampas Kopi (Coffea arabica L.)”
Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif (Purposive Sampling) yaitu tanpa
membandingkan dengan bahan yang sama dari daerah lain. Ampas kopi yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan ampas kopi segar dari biji kopi arabika roasted varietas lokal
yang digiling dan diseduh dengan mesin kopi espresso automatic merk X.
2. Pada Jurnal “Analisis kandungan bahan kimia obat Natrium Diklofenak dalam jamu
pegal linu yang dijual di Kota Mataram”
Sepuluh sampel jamu pegal linu yang beredar di Kota Mataram di diambil menggunakan
teknik purposive sampling. Tempat pengambilan sampel dilakukan pada toko obat berizin,
toko obat tak berizin, dan jamu gendong yang tersebar di Kota Mataram. Kriteria sampel
yang digunakan adalah jamu yang diindikasikan sebagai obat pegal linu, jamu yang berasal
dari Indonesia, memiliki nomor registrasi BPOM, dan memiliki harga antara Rp 1000,-
sampai Rp 10.000,-. Sampel jamu pegal linu ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian
diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 50 mL.
3. Pada Jurnal “Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia”
Sampel tumbuhan dapat diperoleh baik dari alam liar maupun dari herbarium. Ketika
tumbuhan dikumpulkan dari alam liar, ada risiko bahwa sampel tumbuhan telah
diidentifikasi secara tidak benar. Keuntungan utama dari tumbuhan yang diperoleh dari
hutan liar adalah mereka tidak akan mengandung pestisida. Setelah tumbuhan dikumpulkan
dari alam liar atau dari herbarium, sampel tumbuhan harus dibersihkan untuk mencegah atau
meminimalisir terjadinya kerusakan senyawa kimia yang ada pada tumbuhan. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
4. Pada Jurnal “Analisis Personal Hygiene, Higiene Sanitasi Pengolahan Dan
Pemeriksaan Kandungan Escherichia Coli Pada Jamu Gendong Di Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan Tahun 2019”
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel
diambil berdasarkan kriteria jamu yang paling laris dijual yaitu jamu beras kencur. Setiap
populasi penelitian, diambil sampel jamu beras kencur sebanyak dua kali pengambilan.
Kriteria pengambilan sampel ini adalah berdasarkan titik yang telah ditentukan.
Pengambilan sampel pertama yaitu pada titik sampel jamu baru masak. Pengambilan sampel
kedua yaitu pada titik setelah jamu dijajakan selama 2 jam. Selain jamu, air pencucian gelas
jamu juga diambil sebagai sampel. Air pencucian gelas jamu diambil pada saat air tersebut
pertama kali dimasukkan kedalam ember kecil atau diawal sebelum pengolah menjajakan
jamunya. Pemeriksaan dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit (BTKL PP) Kelas I Medan.
5. Pada Jurnal “Uji Angka Lempeng Total Dan Identifikasi Staphylococcus Aureus Pada
Lulur Tradisional (Studi Pada Pemijat Di Daerah Wisata Pantai Kuta)”
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampel (purposive
sampling) yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga
layak dijadikan sampel. Pertimbangan khusus tersebut antara lain : karakteristik yang sama
(merk yang digunakan, jenis lulur), lokasi dibatasi dari restoran cepat saji (McD) Kuta
hingga Mall Bali Galeria, waktu, biaya dan keterbatasan penulis. Didapatkan sampel lulur
tradisional pada pemijat di daerah wisata pantai Kuta adalah sebanyak 10 lulur tradisional
yang diharapkan sudah mewakili kondisi populasi tersebut. Pengumpulan data dilakukan
dengan mengambil sampel lulur tradisional pada pemijat di daerah wisata pantai Kuta
kemudian diuji di laboratorium untuk dicari uji angka lempeng total dan identifikasi
Staphylococcus aureus. Hasil uji laboratorium dibandingkan dengan peraturan BPOM
(1994) tentang syarat mutu lulur untuk mengetahui apakah sampel memenuhi persyaratan
atau tidak.
6. Tanpa Judul
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sample random sampling yaitu
pengambilan sampel secara acak sederhana dimana setiap individu atau unit anggota dari
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Sampel adalah
bagian dari populasi yang diambil sebagian namun harus dapat mewakili populasi dan
pengambilannya menggunakan teknik tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah 24
sampel lulur beras kombinasi kulit lemon dan temu giring dengan berbagai formulasi yaitu
20% atau 200 gr kombinasi kulit lemon dan temu giring, 30% atau 300 gr kombinasi kulit
lemon dan temu giring, dan 50% atau 500 gr kombinasi kulit lemon dan temu giring dan
perlakuan kontrol. Bahan pembuatan lulur didapat dari pasar Batu dan untuk pembuatan
lulur dilakukan di Materia Medica Batu dibagian simplisia dan peracikan.
Kesimpulan
Dari penjelasan yang dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa teknik sampling dibentuk sebagai
cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijaikan sumber data penelitian yang sebenarnya. Hal ini dilakukan tentusaja dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar didapatkan sampel yang representative.
PUSTAKA
Asri Novitasari, Ni Komang. (2018). UJI ANGKA LEMPENG TOTAL DAN IDENTIFIKASI
Staphylococcus aureus PADA LULUR TRADISIONAL (Studi Pada Pemijat Di
Daerah Wisata Pantai Kuta). Diploma thesis, Jurusan Analis Kesehatan.
Rosyada, E., Muliasari, H., & Yuanita, E. (2019). ANALISIS KANDUNGAN BAHAN KIMIA
OBAT NATRIUM DIKLOFENAK DALAM JAMU PEGAL LINU YANG DIJUAL DI
KOTA MATARAM. Jurnal Ilmiah Farmasi, 15(1), 12-19.
Andriyani, Ema Dwi. (2017). PENGARUH FORMULASI KULIT LEMON (CITRUS LIMON
BURN F.) DAN TEMU GIRING (CURCUMA HEYNEANA VAL.) TERHADAP
KUALITAS LULUR UNTUK PERAWATAN TUBUH (SEBAGAI BUKU SAKU UNTUK
MASYARAKAT). Undergraduate (S1) thesis, University of Muhammadiyah Malang.