Editing by
HERISPON, SE. M.Si
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau
Pekanbaru, 2018
Pertemuan Ke 1
Pengertian Sistem dan Sistem
Ekonomi
Pengertian Sistem dan Sistem Ekonomi
Istilah “sistem” berasal dari perkataan
“systema” (bahasa Yunani), yang dapat
diartikan sebagai : keseluruhan yang terdiri
dari macam-macam bagian.
Definisi sistem :
- Sistem tersusun dari seperangkat komponen yang
bekerja secara bersama-sama untuk mencapai
semua tujuan dari keseluruhan sistem tersebut.
- Sebuah sistem dapat digambarkan sebagai sebuah
kumpulan dari komponen-komonen dimana
beberapa dari komponen tersebut saling
berhubungan secara tetap dalam jangka waktu
tertentu.
ciri dari sebuah sistem
• Setiap sistem tidak hanya sekedar
kumpulan berbagai bagian, unsur atau
komponen, melainkan merupakan satu
kebulatan yang utuh dan padu.
• Setiap sistem melakukan kegiatan atau
proses mengubah masukan menjadi
keluaran.
Pengertian sistem ekonomi
• mencakup seluruh proses dan kegiatan masyarakat dalam usaha
memenuhi kebutuhan hidup atau mencapai kemakmuran.
• suatu organisasi besar yg menjalin berbagai subyek (atau obyek)
serta kelembagaan dlm suatu tatanan tertentu
• suatu organisasi yg mengatur serta menjalin hub ek
antarmanusia & seperangkat kelembagaan* dlm suatu tatatan
kehidupan
• perangkat kelembagaan:
• lbg ek (formal/informal)
• cara kerja
• norma
• peraturan/hukum dsb-nya
Pengertian sistem ekonomi
• bagian dari sistem sosial yang menentukan
jawaban atas pertanyaan: apa (what) barang &
jasa yg akan dihasilkan; bagaimana (how)
menghasilkannya; dan untuk siapa (for whom)
barang tersebut dihasilkan.
• suatu kumpulan dari mekanisme & lembaga ek
yg ada di masyarakat dlm melaksanakan
aktivitas ekonominya.
• aktivitas ekonomi : produksi; konsumsi; dan
distribusi
lima unsur dari sistem
1. elemen sistem,
2. fungsi elemen,
3. hubungan antar elemen,
4. pranata (institusi) ,
5. tujuan sistem .
Elemen-elemen dalam Sistem
Ekonomi
a. Unit-unit ekonomi seperti: rumah tangga,
perusahaan, serikat buruh, instansi pemerintah
dan lembaga-lembaga lain yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomi.
b. Pelaku-pelaku ekonomi seperti: konsumen,
produsen, buruh, invstor dan pejabat-pejabat
yang terkait.
c. Lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) Dan Sumber
Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Kapital (SDK),
Sumber Daya Teknologi (SDT).
Fungsi Elemen Sistem Ekonomi
fungsi-fungsi yang harus dijalankan selama
berlangsungnya proses kegiatan ekonomi, seperti:
1. fungsi-fungsi produksi,
2. konsumsi, distribusi,
3. investasi,
4. regulasi.
Hasil dari kegiatan ekonomi sangat tergantung
bagaimana elemen-elemen sistem ekonomi
tersebut menjalankann fungsinya.
Hubungan antar Elemen Sistem
Ekonomi
1. Unit-unit ekonomi, pelaku-pekaku ekonomi, SDA
dan SDM saling berhubungan satu sama lain
dalam suatu pola hubungan tertentu, sehingga
menimbulkan proses kegiatan ekonomi.
2. Proses kegiatan ekonomi bisa berlangsung secara
efisien, tidak efisien atau produktif, kurang
produktif, karena perbedaan dalam menjalankan
fungsi elemen dan pola hubungan elemen.
Pranata (Institusi) Ekonomi
Mekanisme yang mengendalikan proses kegiatan
ekonomi itu disebut pranata (institusi) ekonomi
yang terdiri dari :
1. Norma hidup, seperti norma agama, adat-istiadat,
tradisi, etika profesi.
2. Peraturan hidup, seperti konstitusi (UUD), undang-
undang, peraturan pemerintah (PP), Peraturan Darah
(Perda), Keputusan Presiden (Keppres), Surat Keputusan/
Surat Edaran Pejabat Resmi, Perjanjian-perjanjian
Bilateral/ Internasional.
3. Paham Hidup, seperti pandangan hidup, cara hidup,
ideologi.
Tujuan Sistem Ekonomi
Tujuan sistem ekonomi suatu negara pada umumnya meliputi
empat tugas pokok:
1. Menentukan apa, berapa banyak dan bagaimana
produk-produk dan jasa-jasa yang dibutuhkan akan
dihasilkan.
2. Mengalokasikan produk nasional bruto (PNB) untuk
konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat,
penggantian stok modal, investasi.
3. Mendistribusikan pendapatan nasional (PN), diantara
anggota masyarakat : sebagai upah/ gaji, keuntungan
perusahaan, bunga dan sewa.
4. Memelihara dan meningkatkan hubungan ekonomi
dengan luar negeri.
PERBANDINGAN SISTEM-SISTEM EKONOMI
Berdasarkan yang mengatur mekanisme :
a) Sistem ekonomi tradisional,
b) sistem ekonomi pasar,
c) sistem ekonomi komando/ terpimpin.
Berdasarkan yang mengatur kepemilikan aset:
a. sistem ekonomi kapitalis,
b. sistem ekonomi sosialis,
c. sistem ekonomi campuran
Dasar Filsafat Ekonomi
• Teori ekonomi pasar murni dikemukakan pertama kali oleh
Adam Smith (1723-1790) yang akhirnya dikenal dengan
“sistim kapitalis” yang terdesentralisasi karena negara/
pemerintah tak boleh mengaturnya.
• Visi Adam Smith tentang “kapitalis” adalah sebuah sistem
ekonomi yang membuat keadaan orang menjadi lebih baik.
Jadi Adam Smith terkenal bukan karena gagasan atau teknik
analisis ekonominya.
• Adam Smith mengeluarkan karya klasiknya yang berjudul
“An Inquiry Into the Nature and Causes of The Wealth Of
Nations” buku ke 2 yang termashur tahun 1776, maka
ekonomi mendapat fondasi kokoh untuk diakui sebagai
suatu disiplin ilmu.
Dasar Filsafat Ekonomi Klasik
Perekonomian didasarkan pada :
• Laissez Faire, kebebasan berusaha ; setiap orang dibiarkan
mengejar kepentingan masing-masing dan akan tercapai
kesejahteraan umum.
• Self Regulating, mempunyai kemampuan kembali keposisi
keseimbangan secara otomatis, serta menjamin adanya
full employment, yang berlandaskan kepada : hukum J.B
Say ; supply creates its own demand, dan adanya
anggapan bahwa semua harga fleksibel.
• Doktrin “Invisible Hands”, tangan-tangan ajaib selalu
membawa ekonomi pada keseimbangan
• Campur tangan pemerintah tidak diperlukan.
Adam Smith Mengidentifikasi 3 unsur :
Pelaku :
Pelaku swasta
menguasai
Kesejahteraan : Mekanisme :
Mengutamakan Pasar bebas
kesejahteraan individu
Unsur material
Kebijakan Ekonomi Kapitalistik di
Indonesia
• Penghapusan berbagai subsidi
pemerintah pada komoditas strategis
(bbm, listrik dsb) secara bertahap dan
diserahkannya ke mekanisme pasar
membuat harga-harga meningkat
• Nilai kurs diambangkan secara bebas
(floating rate) sesuai dengan LOI dengan
IMF (dikembalikan pada mekanisme
pasar)
• Privatisasi BUMN yang membuat sektor
kepemilikan umum (migas, tambang,
kehutanan) dikuasai oleh swasta
• Bobroknya lembaga keuangan dan masuknya
Indonesia ke dalam jerat utang (Liberalisasi
pasar berbasis bunga dan privatisasi bank- bank
pemerintah.
• Deregulasi perbankan tidak dibarengi dgn
instrument pengawasan dan penegakan regulasi
(law enforcement, unprudent, over legal lending
limit)
2. Sistem Ekonomi Sosialis (komando)
Adalah sistem perekonomian yang menghendaki
kemakmuran masyarakat secara merata dan tidak
adanya penindasan ekonomi, dengan ciri-ciri sbb:
• Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya
kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi
belaka.
• Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi
(individu) dalam sistem sosialis.
• Pemerintah bertindak aktif mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga tahap
pengawasan.
Kelebihan
• Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi
semuanya diatur oleh negara.
• Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan
kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis)
• Semua kegiatan dan masalah ekonomi dikendalikan
pemerintah dan memudahkan pengawasan.
• Tidak ada kesenjangan antara sikaya dan simiskin
karena distribusi dilakukan oleh pemerintah
• Mudah melakukan pengaturan thd brg/jasa yg akan
diproduksi sesuai dgn kebutuhan masyarakat, mudah
ikut campur dlm pembentukan harga.
Kelemahan-kelemahan Sosialisme
• Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum
• Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan (Maka kreativitas
masyarakat tehambat, produktivitas menurun, produksi dan
perekonomian akan mandeg).
• Mematikan kreativitas dan inovasi setiap individu
• Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya
• Kurangnya variasi dalam memproduksi barang, karena terbatas
pada ketentuan pemerintah.
• Tidak ada insentive untuk kerja keras (Maka tidak ada dorongan
untuk bekerja lebih baik, prestasi dan produksi menurun,
ekonomi mundur).
• Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme ekonomi ( Karl Marx
hanya mengkritik keburukan kapitalisme, tapi tidak menjelaskann
mekanisme yang mengalokasikan sumber daya di bawah
sosialisme).
Sosialisme tidak sama dengan komunisme
• Sosialisme merupakan tahap persiapan
ke komunisme.
• Komunisme merupakan tahap akhir
perkembangan masyarakat (The Six
Major Historical Stages): primitive
communism, slavery, feudalism,
capitalism, sosialism dan full
communism
3. Sistem Ekonomi Campuran (Mixed
Economy)
• Adalah perpaduan antara sistem ekonomi
kapital/liberal dengan sistem ekonomi sosialis,
permasalahan-permasalahan ekonomi dapat diatasi
oleh pemerintah atau pemerintah dengan swasta.
• Masalah pokok ekonomi mengenai barang apa yang
akan diproduksi, bagaimana barang itu dihasilkan, dan
untuk siapa barang itu dihasilkan dapat diatasi
bersama-sama oleh pemerintah dengan swasta
• Pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian
dalam perekonomian, namun pihak swasta
(masyarakat) masih diberi kebebasan untuk
menentukan kegiatan ekonomi yang mereka inginkan.
Ciri-ciri Ekonomi Campuran
• Kedua sektor ekonomi hidup berdampingan
• Interaksi ekonomi terjadi di pasar
• Persaingan dalam sistem campuran di
perbolehkan
• Adanya Campur Tangan Pemerintah
Alasan perlunya campur tangan pemerintah
- Mencegah perusahaan-perusahaan besar turut
mempengaruhi kebijaksanaan politik dan
ekonomi
- Mencegah organisasi buruh (gabungan)
menekan pengusaha dalam menentukan harga
barang
• Sumber-sumber daya yang vital dikuasai oleh
negara.
• Pemerintah menyusun peraturan, perencanaan,
dan menetapkan kebijaksanaan dibidang ekonomi.
• Swasta diberi kebebasan dibidang ekonomi dalam
batas kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan
pemerintah
• Hak milik swasta (masyarakat, individu) atas alat
produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak
merugikan kepentingan umum
• Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan
sosial dan pemerataan pendapatan.
• Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan
oleh mekanisme pasar.
Di Indonesia peran dan campur tangan
Pemerintah Indonesia dalam perekonomian
didasarkan atas :
• Sila ke lima Pancasila ; ‘keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia’
• Amanat Konstitusi (pembukaan UUD 1945)
aliena ke 2 ; ‘Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat dan
sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur.
UUD 1945,
Pasal 27 ayat 2
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 33 ;
Ayat 1 ; perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas
azas kekeluargaan.
Ayat 2 ; cabang-cabang produksi yang penting bagi negara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
Ayat 3 ; bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal 34.
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh nagara.
Sistem ekonomi Indonesia
Sering disebut ekonomi campuran, ekonomi
Pancasila, demokrasi ekonomi, mekanisme
pasar terkendali, dengan karakteristik sebagai
berikut :
• Pemilikan barang konsumsi bebas terkendali
• Hak milik faktor produksi ditangan negara,
koperasi, dan swasta
• Ada intervensi pemerintah dalam
mempengaruhi mekanisme pasar
• Insentif ; material dan moral.
Bangunan sistem ekonomi Indonesia
Nilai-Nilai Dasar
Ideologis
Nilai-Nilai Dasar
Ideologis
Mekanisme Kesejahteraan
Pasal 33 ayat 1 Pasal 27 ayat 2
UUD 1945 dan pasal 34 UUD
1945
Sendi : Ke Tuhan-an,
Kemanusiaan, Kebangsaan,
Kerakyatan
Prinsip penyelenggaraan ;
Keadilan dan kemanfaatan
Tujuan ; kesejahteraan
Harmonisasi landasan sistem ekonomi, politik,
dan sosial di Indonesia
Sistem ekonomi
kekeluargaan
Pancasila ;
kebersamaan
Individualisme ;
Individu, dan kebebasan
Tujuan nasional
Kesejahteraan yang
berkeadilan sosial
Perencanaan demokrasi
dengan basis
kerakyatan dan berasas
kebersamaa
Peranan negara dalam
pengaturan :
1. Sektor strategis (SDA
dan kebutuhan da
sar)
2. Distribusi (skala eko
nomi dan tehnologi)
Komponen IV : Kesejahteraan Umum
• Unsur kesejahteraan ; material dan non material
• Sasaran kesejahteraan umum, dengan kriteria ;
a. Jaminan terpenuhinya kebutuhan primer bagi semua
warga negara
b. Tersedianya kesempatan untuk meraih kebutuhan
sekunder dan tertier bagi semua orang
• Pembagian tanggung jawab kesejahteraan ; individu,
keluarga, masyarakat, dan negara
• Instrument kesejahteraan
a. Bekerja dan jaminan sosial
b. Semua pilar bertanggung jawab
Sistematika ; bekerjanya sistem ekonomi Indonesia
Kesejahteraan :
• Kesejahteraan umum
Mekanisme :
• Tanggung jawab
Pasar yang dikendalikan
bersama
negara
• Material dan non
material
Sistem ekonomi Indonesia !
Pada saat yang sama Adam Smith sangat kritis terhadap kekuasaan
negara. Menurut Adam Smith, politisi biasanya orang munafik yang
boros.
Z=C+I+G
Teori Ekonomi Keynes (Lanjutan)
Fenomena politik
kontemporer Negara semakin
yang masih menunjukkan
dominan kekuatannya
ditentukan oleh sebagai sentrum
negara kekuasaan yang
tidak mungkin
tertandingkan dan
terbantahkan
Contoh :
• Kurs mata uang yang mau dibiarkan
mengambang atau tetap kembali pada
kebijakan negara
• Harga jual BBM
• Tarif Dasar Listrik
• Pajak Penghasilan, PBB, bea cukai, dll
• Tarif tilang kenderaan bermotor
Hal 3, buku Arif Budiman, Toeri Negara : Negara, Kekuasaan dan Ideologi,
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996)
Bentuk negara berdasarkan netralitas, dibagi :
• Puralis, negara dalam kedudukan tidak mandiri, karena
mempunyai sifat demokratis. Yaitu, menerima partisipasi dan
usulan-usulan secara penuh dari kalangan masyarakat.
• Marxis, negara yang juga tidak otonom, karena digunakan oleh
kelas yang bekuasa untuk mewujudkan berbagai
kepentingannya.
• Organis, negara sama sekali otonom, karena berinisiatif sendiri
untuk mengambil berbagai kebijakannya.
• Korporatis, kedudukan negara relatif mandiri, karena
mendengarkan berbagai usulan dari wakil masyarakat. Dalam
bentuk negara ini, negara menentukan kelompok-kelompok
tertentu yang boleh memberikan usulan. Sehingga demokrasi
yang berjalanpun lebih bersifat top down.
Beberapa faktor dalam menggolongkan
negara otoriter atau demokrasi :
• Ekonomi, bahwa kebijakan ekonomi yang diambil
negara sangat menentukan sistem politik yang
dijalankan, belum tentu benar bahwa sistem
ekonomi kapitalisme pastilah menciptakan
demokrasi. Sebab dalam kenyataannya justru
kapitalisme yang dikembangkan di negara dunia
ketiga menunjukkan sifat otoriter. Kapitalisme
yang demokratis hanya akan terjadi pada negara-
negara yang sudah kaya.
• Sosial, yang merupakan berbagai kombinasi dan
interaksi dari kekuatan-kekuatan sosial yang terdapat
dalam masyarakat, yang mempunyai pengaruh bagi
terbentuknya suatu rezim tertentu.
• Budaya, adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
gagasan-gagasan atau pun nilai-nilai yang dihayati oleh
seseorang atau masyarakat dalam alam pikirannya.
• Eksistensi negara juga tidak dapat dilepaskan dari
ideologi serta legitimasi yang diterapkan. Jika selama
ini para teoritis Marxis Orthodoks masih meyakini
adanya base (economic atau mode of production)
sebagai penentu suprastruktur dimana salah satunya
adalah ideologi
• Gramsci dengan teori hegemoninya, mencoba
membalikan logika berfikir itu. Suprastruktur
atau ideologi tidak selamanya harus ditentukan
oleh base, karena masyarakat tidak harus
diubah keadaan sosial ekonominya untuk dapat
dirombak pikirannya.
• Kekuasaan tidak lagi dijabarkan secara
terperinci, melainkan langsung didaratkannya
pada kaintannya dengan kebijakan
perekonomian.
• Negara tidak akan selalu mandiri dan semata-
mata menjadi alat bagi kelas yang berkuasa.
• Negara pada prinsipnya adalah memang mandiri,
tetapi negara harus menyesuaikan diri dengan kondisi
yang membatasinya, yaitu kondisi struktural yang
meliputi ; sistem ekonomi-politik. Inilah yang
menjadikan kemandirian negara selalu mengalami
berbagai limitasi (keterbatasan).
• Ketergantungan negara pinggiran (periferal) thd
negara pusat (core) dalam kaitannya dengan teori
dependensi, ternyata mempunyai relevansi dengan
faktor kebudayaan yang berkembang dalam negara
yang bersangkutan. Bahkan dalam perilaku
kekuasaanpun tidak terlepas dari nilai budaya yang
sedang dianut dan dikembangkan melalui berbagai
pelembagaan.
Hubungan Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
Dimensi Politik
“Pelimpahan wewenang
pemerintahan oleh Pemerintah
kepada Gubernur sebagai wakil
Pemerintah dan/atau kepada instansi
vertikal di wilayah tertentu.”
Dekonsentrasi
• Pelimpahan wewenang
• Pembuatan keputusan, keuangan dan fungsi
manajemen
• Level pemerintahan yang berbeda
• Dalam Yurisdiksi pemerintah pusat
• Melahirkan local state government atau field
administration atau wilayah administrasi.
Penerapan dari asas desentralisasi &
dekonsentrasi
• Pada Negara Kesatuan
• - adalah merupakan perwujudan dari
• DISTRIBUTION OF POWERS antara
PEMERINTAH PUSAT & PEMDA
- Sebagai konsekwensinya :
- Terjadi penyerahan urusan Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Daerah
DISTRIBUTION OF POWERS
pada Negara Federal
(Kebalikan dari Negara Kesatuan):
• Distribution of Powers (Pembagian Kekuasaan) antara Pemerintah
Federal dan Pemerintah Negara Bagian adalah lanjutan dan
konsekwensi dari penyerahan kekuasaan dan kedaulatan oleh
negara-negara bagian kepada Pemerintah Federalnya dalam
rangka menegakkan suatu Negara Serikat.
• Terdapat penyerahan urusan dari Negara2 Bagian ke Pusat,
karena negara2 bagian yang sebelumnya merupakan negara2
berdaulat penuh dan berdiri sendiri, menyerahkan urusan2 &
hal2 tertentu untuk diselenggarakan oleh Pemerintah Federal.
3. Medebewind (Tugas Pembantuan):
Pasal 1 Butir 9 UU No. 32 / 2004 tentang Pemerintahan Daerah:
Faktor geografi
Faktor demografi
Faktor sosial, budaya dan
politik.
Pilihan strategi pembangunan
ekonomi
• Strategi pertumbuhan ekonomi
(economic growth)
• Strategi perkembangan ekonomi
(econoic development)
• Strategi pembangunan berwawasan
nusantara
Peran dan kebijakan pemerintah
PROSES
Ada hubungan kausalitas antara berbagai aspek ekonomi dan non-
ekonomi. Proses pembangunan secara fundamental ditentukan oleh
aspek non-ekonomi meskipun muaranya aspek ekonomi. Begitupun
pentingnya pembangunan sosial, diwujudkan dalam pembangunan
pendidikan dan kesehatan sebagai unsur pembangunan SDM.
JANGKA PANJANG
Diperkirakan akan membutuhkan waktu paling tidak dua dasawarsa, bukan
terselesaikan dalam waktu pendek (1 tahun), dan atau jangka menengah (5
tahun). Proses ini secara kumulatif menunjang pertumbuhan pembangunan
berkelanjutan (sustained secular trend daripada cyclical)
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUAN
“Dua konsep yang merepresentasikan pembangunan
‘proses jangka panjang’ “
PERTUMBUHAN
Menunjukkan adanya peningkatan output .
PEMBANGUNAN
Mencakup peningkatan output yang terkait dengan perubahan
tehnis dan institusional. Jadi pembangunan lebih luas dari
pada pertumbuhan.
Memperhatikan Memperhatikan =
perubahan struktural perubahan marjinal
2. KEPENDUDUKAN
a. Laju pertumbuhan besar = Kesempatan kerja besar
b. Kesempatan kerja terbatas = Tingkat kemiskinan rendah
3. TRANSISI DEMOGRAFI
a. Pertumbuhan stagnan - Kelahiran & kematian tinggi
b. Pertumbuhan cepat - Kelahiran tinggi, kematian rendah
c. Pertumbuhan stabil - Kelahiran rendah, kematian rendah
4. STRUKTUR UMUR
a. Dependency Ratio, penduduk dibawah umum 15 th
dengan penduduk usia kerja sangat besar (negara
sedang berkembang)
b. Usia kerja tinggi, usia dibawah umur 15 th rendah
(negara maju)
c. Usia di bawah 15 th tinggi, angka kelahiran turun,
pertumbuhan penduduk tetap tinggi.
5. PENGANGGURAN
a. Pengangguran terbuka
1). Tenaga sukarela yang tidak bekerja walaulpun
mempunyai ketrampilan
2). Tenaga bukan sukarela yang mau bekerja tapi tdk
ada kesempatan kerja
b. Underemployment, pekerja bangunan yang bekerja
pada waktu tertentu.
c. Disguised underemployment, angkatan kerja yang
hasil kerjanya kurang dari jam kerjanya
6. KEMISKINAN
a. Kemiskinan Absolut; penduduk yang tingkat
kesejahterannya berada di bawah garis kemiskinan.
b. Konsep “garis kemiskinan”; jumlah penghasilan minimum
untuk dapat sekedar bertahan hidup
c. Kemiskinan relatif.
D. INDIKATOR PEMBANGUNAN
1. Pendapatan per-capita
2. Pertumbuhan ekonomi – pertumbuhan ekonomi tinggi
akan semakin besar penyerapan tenaga kerja
3. Laju inflasi – kenaikan harga barang & jasa (Indek
Harga Konsumen)
4. Surplus/defisit APBN/Product Domistic Bruto (PDB)
5. Pertumbuhan ekonomi (Sumbangan konsumsi,
Sumbangan investasi, pertumbuhan ekonomi).
6. Investasi dan Pembiayaan (Ratio investasi thd PDB,
Peranan investasi dunia usaha, Peranan dana luar
negeri diharapkan menurun)
7. Distribusi PDB; Ukuran kemajuan adalah besarnya
proporsi sektor industri dibanding pertanian
8. Distribusi kesempatan kerja; Sektor pertanian dan
Sektor industri (Proporsi industri lebih besar)
E. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON-EKONOMI
1. Bidang Hukum;
a. Meningkatnya peran & fungsi program legeislasi
nasional
b. Meningkatnya jumlah tenaga perancang
perundang-undangan yang berkualitas.
2. Bidang Sosbud
a. Meningkatnya keluarga yang menggunakan
jamban yang sehat
b. Meningkatnya keluarga yang menggunakan air
bersih
c. Meningkatnya tempat pengelolaan makanan
sehat.
d. Meningkatnya keluarga yang menghuni
rumah sehat.
3. Bidang Politik
Indikator UNDP:
1. Harapan hidup minimal 25 th., maksimal 85 th
2. Tingkat melek huruf dewasa 0% - 100%
3. Angka partisipasi sekolah 0% - 100%
4. PDB Perkapita 100.
G. MASALAH PEMBANGUNAN
POLICY
REGULATION GOVERNMENT
FACILITY
SEKTOR
LAIN
PEMBANGUNAN
MASYARAKAT
SEKTOR
SWASTA COORDINATING
INSTITUSI &
TOMA/TOGA
SUPPORT
MASYARAKAT
BERDAYA PELAKSANAAN
PROGRAM KEGIATAN
(MAMPU, MAJU &
MANDIRI) ALTERNATIF
SOLUSI
PEMBANGUNAN
MASYARAKAT
?
Mencakup:
Community Development
(pembangunan masyarakat)
Community Based Development
(pembangunan yang bertumpu pada masyarakat)
Community-driven Development
(pembangunan yang digerakkan masyarakat)
STRATEGI
1. Pengetahuan dan pengertian tentang apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana melaksanakannya
2. Pengetahuan dan pengertian tentang sikap dan kemungkinan
tanggapan terhadap upaya pemberdayaan masy. Termasuk
kecenderungan atau kemauan untuk melaksanakan rancangan
yang dikehendaki
3. Kemampuan sasaran atau khalayak untuk melaksanakan cita-
cita yang dikembangkan tersebut setelah dapat diterimanya.
Masyarakat Kelembagaan
Masyarakat FASILITASI
Pria/Perempuan PENDAMPINGAN
Individu
dan Anak
HIRARKI FUNGSI PEMB. MASY
O
Unit terkait dan LSM KOTA/ Implementator
P
Peduli prog pemb masy KABUPATEN Program
E
R
Unit terkait dan LSM Supervisor
KECAMATAN A
Peduli prog pemb masy Kegiatan
T
Unit terkait dan LSM O
Pelaksana
KELURAHAN Kegiatan
Peduli prog pemb masy R (Eksekutor)
PENGGERAKAN DAN POLA JEJARING
DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Goverment
Community
Empowerment
Pemberdayaan masyarakat
Institution
People
& Leader Participation & Responsibility
PELAYANAN, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN PEMBANGUNAN
Goverment
Movement Empowerment
PELAYANAN
MASYARAKAT
Private Community
Participation & Responsibility
Partnership
Community Development
Pertemuan Ke 6
Kebijakan Fiskal
Ketika lahir (1930-an), kebijakan fiskal diarahkan untuk
menstabilkan ekonomi makro, dalam perkembangan
terakhir, kebijakan fiskal lebih fokus pada cara untuk
mengurangi defisit anggaran (Hall & Taylor, Macro
Economics, Ed 4, 1992, Hal 122) pokok kebijakan fiskal
adalah :
Prioritas I : mengatasi defisit (dan masalah APBN
lainnya),
Prioritas II: mengatasi masalah stabilitas ekonomi
makro
Kebijakan fiskal yang diterapkan pemerintah tercermin dalam
APBN, merupakan pengelolaan terhadap pengeluaran negara dan
penerimaan negara guna mencapai pertumbuhan, penciptaan
lapangan kerja, stabilitas harga, dan stabilitas posisi eksternal.
APBN dikatakan sehat dan kuat apabila tidak sarat dengan beban
fiscal non-discretionary, sehingga akan memberikan ruang gerak
yang luas bagi kebijakan pemerintah.
Sebelum tahun 2000, APBN menerapkan anggaran berimbang dan
menerapkan prinsip T-Account.
Namun sesungguhnya APBN sebelum tahun 2000 menganut prinsip
anggaran defisit mengingat bahwa komponen pembiayaan yang
berasal dari pinjaman luarnegeri dan/atau adanya perolehan hasil
divestasi saham pemerintah pada sejumlah BUMN diperhitungkan
sebagai penerimaan negara.
Tahun anggaran 2000, APBN telah menerapkan Government
Finance Statistics (GFS) standar internasional pelaporan
keuangan pemerintah.
Lanjutan…
daripada penerimaan.
• Privatisasi :
– Efisiensi,
– PHK,
Pengeluaran
Pemerintah (G)
Upaya Anggaran
Pemerintah Pendapatan
mencapai Dan
sasaran ekonomi Belanja
Melalui Negara
Pajak
(Tx)
Pertumbuhan Ekonomi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Keseimbangan Eksternal
MEKANISME KEBIJAKAN FISKAL
Permintaan
Pengeluaran
Barang dan
Pemerintah
dinaikkan Jasa naik
Ekonomi
Lesu
Pendapatan Produksi
Pajak
Dikurangi Riel naik Barang dan
Jasa naik
Kegiatan Ekonomi
Meningkat
FUNGSI KEBIJAKAN FISKAL
•Fungsi Alokasi
•Fungsi Stabilisasi
•Fungsi Distribusi
Prinsip APBN:
-Berimbang Penerimaan = pengeluaran
-Surplus Penerimaan > pengeluaran
-Defisit Penerimaan < pengeluaran
KEBIJAKAN MONETER
Instrumen Dan
Indikator Moneter
Di Bank Sentral
Tingkat Bunga,
Kapasitas Produksi Investasi sektor riil
sebagai harga dari
nasional akan naik akan naik
JUB, akan turun
Pendapatan
Nasional (GDP)
akan naik
Jalur Kekayaan
Kebijakan Konsumsi
Jumlah uang
Moneter masyarakat
beredar naik
Ekspansif meningkat
Pendapatan
Pengeluran
Nasional (GDP)
Total Naik
akan naik
Jalur Harga Relatif
Investasi naik
Produksi thd. Kelebihan tsb.
Dan Pendapatan
Bentuk kekayaan Akan ditukarkan
Nasional (GDP)
tsb. Akan naik dng kekayaan lain
akan naik
TUJUAN Pertumbuhan Ekonomi
PEMBANGUNAN Full Employment
Stabilitas Harga
External Equilibrium
Masyarakat
yang adil
dan makmur
Fiskal
Moneter
Harga
MANAJEMEN International Trade
EKONOMI
MAKRO
KEBIJAKAN MONETER
Suku
Bunga
Upaya
Pemerintah Investasi
mencapai
sasaran ekonomi
Melalui Jumlah Uang
Beredar
Kegiatan
Pertumbuhan Ekonomi Produksi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Keseimbangan Eksternal
KEBIJAKAN MONETER
Fiat money
KEBIJAKAN MONETER
Untuk
Pendapatan
Transaksi
Permintaan Untuk
Berjaga-jaga Pendapatan
Uang
Untuk
Spekulasi Suku Bunga
KEBIJAKAN MONETER
M1
Kartal + Giral
Arti Sempit
M3 M2 + Instrument Keuangan
KEBIJAKAN MONETER
INTERAKSI ANTARA PERMINTAAN
DAN PENAWARAN UANG
Suku Bunga MS
Menentukan
Suku Bunga
i MD
0 Jumlah Uang
TRANSMISI MEKANISME
KEBIJAKAN MONETER
Operasi
Pasar Terbuka
Suku Bunga Suku Bunga
SBI Kredit
Cadangan
Minimum Investasi
dan
Likuiditas Konsumsi
Jumlah Uang Bank
Moral Beredar
Persuasion
Pertumbuhan Ekonomi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Keseimbangan Eksternal
PERANAN PERBANKAN NASIONAL
DALAM PEREKONOMIAN
PERBANKAN
NASIONAL
Pertumbuhan, Kebijakan
Inflasi Moneter
Suku
Konsumsi, Bunga
Inventasi,
Ekspor Uang
Beredar
PERANAN PERBANKAN
Perantara Keuangan
Mencari Kredit
Mencari Tempat Aman
Pemilik Membutuhkan
uang PERBANKAN uang
Bunga Bunga
Simpanan Pinjaman
PERBANKAN DI INDONESIA
BANK
BANK INDONESIA
SENTRAL
5 2,027 *) BRI, BNI,
BANK KOMERSIAL 132 MANDIRI,
BANK PEMERINTAH BTN, BEI
BANK
KOMERSIAL BANK PEMBANGUNAN DAERAH
26 1,003
BANK BANK 76 4,529
PERKREDITAN
BANK
RAKYAT(BPR) SWASTA NASIONAL
7,479 BANK
*) TIDAK TERMASUK BRI Unis =4,049 ASING DAN JOINT VENTURE
31 126
BANK INDONESIA
(BANK SENTRAL)
MISI
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah melalui pemeliharaan kestabilan
moneter dan pengembangan stabilitas sistem
keuangan untuk pembangunan nasional
jangka panjang yang berkesinambungan.
SASARAN UTAMA
Memelihara Kestabilan Moneter
MASALAH UTAMA YANG DIHADAPI
10
BANK DENGAN FOKUS:
30 sampai 50 bank
KORPO-
DAERAH RITEL LAINNYA
RASI
0,1
BANK DENGAN
KEGIATAN USAHA
BPR TERBATAS
SUBSIDI DALAM PEREKONOMIAN
* Subsidi BBM
SUBSIDI DALAM KEGIATAN EKONOMI
Sebuah kegiatan yang dibantu subsidi secara terus menerus sangat
tidak baik, karena membuat kegiatan tersebut tidak mandiri.
Jika pemberi subsidi mampu belum ada masalah, namun jika
pemberi subsidi sudah tidak kuat lagi, akan muncul masalah besar
pada pihak penerima dan pemberi subsidi.
Maka uang yang harus dipakai mensubsidi 64 juta liter tersebut berjumlah
Rp 91.520.000.000 per hari dan dalam
satu tahun berjumlah Rp 33.404.800.000.000.
Subsidi selama ini dianggap kurang mencapai sasaran karena sebagian besar
hanya dinikmati langsung oleh mereka yang memiliki kendaraan bermotor saja,
dan para pengusaha angkutan atau pemilik industri. Sekitar 84% dari
bensin yang beredar di masyarakat habis digunakan oleh orang yang mampu
dan hanya 16%nya yang dinikmati oleh mereka yang miskin.
DAMPAK SUBSIDI DALAM
PEREKONOMIAN
P
D
0 Q
KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR
MINYAK (BBM)
PENERIMA
- Keluarga miskin hasil survei BPS.
- Menjaga persepsi bahwa garis kemiskinan yang
digunakan adalah garis kemiskinan yang selama ini
dikenal.
Makanan setara 2.100 kilo kalori + non makanan.
- Garis kemiskinan terukur.
KRITERIA KELUARGA PENERIMA BLT
1. Pemerintah Daerah.
2. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
3. Daftar Keluarga Miskin yang menerima pembebasan biaya
sekolah dan perawatan kesehatan.
4. Ketua RT/satuan lingkungan sosial ter-kecil.
KRITERIA KEMISKINAN:
- Luas dan jenis lantai bangunan.
- Jenis dinding bangunan.
- Fasilitas jamban/kakus.
- Sumber air minum.
- Sumber penerangan utama.
- Jenis bahan bakar untuk masak.
- Kemampuan membeli daging/ ayam/ susu dalam seminggu.
- Frekuensi makan dalam sehari.
- Kemampuan membeli pakaian baru dalam setahun.
- Kemampuan berobat ke puskemas/poliklinik.
- Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga.
- Pendidikan kepala rumah tangga.
- Kepemilikan asset liquid (minimum Rp.500 ribu).
- Anak usia sekolah yang putus sekolah.
PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK/KELUARGA MISKIN
( 2005 )
Garis Kemiskinan
Jumlah
(Setiap Orang/Bulan)
Rp. 120.000,- 16 juta jiwa
4 juta KK
Rp. 150.000,- 40 juta jiwa
(garis kemiskinan yang biasa digunakan) 10 juta KK
Rp. 175.000,- 62 juta jiwa
(near poor) 15,5 juta KK
Sumber: BPS
E1 E3
E2 U2
U1
X1 X2 X3 Barang X
Mengukur Perubahan Kemakmuran
Akibat Perubahan Harga
U2 M0 – M1
X3 X2 X1 Barang X
BANTUAN TUNAI LANGSUNG
• Agar Bantuan Tunai Langsung Tidak mengurangi tingkat
kemakmuran (kemiskinan) maka besarnya dana
Bantuan Tunai Langsung minimal adalah sebesar garis
M0 – M1.
Apakah Rp 100.000 sudah memadai dengan M0 – M1?
M0 – M1 tidak dimaksudkan untuk menjadikan orang
miskin menjadi tidak miskin, namun sekedar
menjadikan orang miskin tidak menjadi lebih miskin dari
sebelumnya.
PROSPEK BANTUAN TUNAI LANGSUNG
Atau ketika seorang Ketua RT ditikam mati oleh massa yang tidak puas
dengan cara pembayaran bantuan langsung tunai?
Andreas A Yewangoe., Ketika Bantuan Langsung Tunai Jadi Petaka., Suara Pembaruan
- Contagion effect (multiuplier effect) dari kenaikan harga BBM
mengatrol harga-harga barang lain ikut naik khususnya
transportasi membawa inflasi kepada double digit (17,89
persen Oktober 2005 year to year).
Keterangan :
PNH = pendapatan negara dan hibah
BN = belanja negara
DA = defisit Anggaran
PbDN = pembiayaan DN
PkDN = Perbankan DN
Non-PkDN = Non-Perbankan DN
PbLN = pembiayaan LN
PPLN = penerimaan pinjaman LN
PCPULN = pembayaran cicilan pokok Utang luar Negeri
BLN = bantuan luar negeri
Anggaran Berimbang
PDN – PR = TP
DAP = AP – TP
Keterangan :
PDN = Pendapatan DN
PR = pengeluaran rutin
TP = tabungan pemerintah
DAP = defisit anggaran pembangunan
AP = anggaran pembangunan
2. Prinsip Anggaran Dinamis
Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran
dinamis relatif.
• Anggaran bersifat dinamis absolut apabila
Tabungan Pemerintah (TP) dari tahun ke
tahun terus meningkat.
• Anggaran bersifat dinamis relatif apabila
prosentase kenaikan TP (TP) terus
meningkat atau prosentase ketergantungan
pembiayaan pembangunan dari pinjaman
luar negeri terus menurun.
3. Prinsip Anggaran Fungsional
• Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/
pinjaman LN hanya berfungsi untuk membiayai
anggaran belanja pembangunan (pengeluaran
pembangunan) dan bukan untuk membiayai
anggaran belanja rutin.
• Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri
hanya sebagai pelengkap” dalam pembiayaan
pembangunan. Artinya semakin kecil sumbangan
bantuan/ pinjaman luar negeri terhadap
pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin
besar fungsionalitas anggaran.
Tolok ukur kuantitatif untuk menentukan sampai
seberapa jauh makna kata “sebagai pelengkap”
misalnya :
1). Bila nilai Ri : > 50% = bantuan/pinjaman luar
negeri sebagai sumber daya utama
2). Bila nilai Ri : 20% - 50% = bantuan/ pinjaman
luar negeri sebagai sumber dana penting.
3). Bila nilai Ri : < 20% = bantuan/ pinjaman luar
negeri sebagai sumber dana pelengkap
C. INSTRUMEN DAN ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL
1. Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat
dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah
seperti sembilan bahan makanan pokok / sembako, rumah tempat
tinggal, pakaian, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan
setelah semua kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi
dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer.
Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian
yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum masuk
dalam kategori mewah.
3. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak
sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan
primer dan kebutuhan skunder. Contohnya adalah mobil, antena
parabola, pda phone, komputer laptop notebook, tv 50 inchi, jalan-jalan
ke hawaii, apartemen, dan lain sebagainya.
Kebutuhan Manusia Berdasarkan Sifat
1. Kebutuhan Sekarang
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang benar-benar
diperlukan pada saat ini secara mendesak. Contoh adalah
kebelet pipis, makan karena sangat lapar, pengobatan
akibat kecelakaan, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Masa Depan
Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dapat
ditunda serta dipenuhi di lain waktu di masa yang akan
datang. Contoh yaitu pergi haji, pendidikan tinggi, pahala
untuk bekal akherat, membeli mobil toyota yaris terbaru,
dan lain sebagainya.
Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subjek / Subyek
Penggunanya
Y = C + I + G + (X − M) Y = C + I + G + (X – M)
PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa
yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu
tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk
nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi
dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB
hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa
memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan
memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya,
PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
PDB Nominal merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan
pengaruh harga. Sedangkan PDB riil mengoreksi angka PDB
nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu
pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus
umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah:
Ekspor Neto
Ekspor 650
Impor 700
-50 0,83
Produk Nasional Bruto 6.050 100
Cara menentukan Produk Domestik Bruto
Pertanian 95 2,39
Pertambangan 115 2,89
Bangunan 190 4,77
Pengolahan 800 20,12
Pengangkutan 375 9,43
Perdagangan 660 16,60
Keuangan 650 16,35
Jasa-Jasa Lain 640 16,10
Jasa Pemerintah 500 12,57
Kesalahan Statistik -50 -1,25
G 2006 =
= = 5 %
D1 S1
Keterangan:
S2
E2 P = Price (harga)
P2
Q= Quantity (Jumlah Barang)
P1 E1
E = Equilibrium (keseimbangan
pasar)
Q2 Q1
5. Cara Mengatasi Inflasi
Kebijakan Bank Sentral untuk
Politik Diskonto
(discount policy) Menaikan atau menurunkan suku
Bunga
Politik Pasar Terbuka Kebijakan untuk membeli atau
Kebijakan (open market policy) Menjual surat berharga
Moneter
Pengawasan kredit
secara selektif. Seleksi pemberian kredit secara ketat
S2
E2 P2 E2
P2
E1
P1 P1 E1
D2
D1
Q1 Q2 Q Q2 Q1
a b
6. Jelaskan kebijakan moneter dan fiskal yang
dilakukan pemerintah untuk mengatasi
Inflasi!
7. Jelaskan kebijakan moneter dan fiskal yang
dilakukan pemerintah untuk mengatasi
Deflasi!
8. Siapa saja pihak yang diuntungkan dan
dirugikan dengan adanya inflasi (masing-
masing 4)
9. Jelaskan pengertian Indeks Harga, Indeks
Harga konsumen, dan Indeks Harga
Produsen!
10. Hitung Indeks harga tidak tertimbang
a. Jenis Barang Harga tahun 2010 Harga tahun 2011
A 2.000 3.000
B 3.000 4.000
C 4.000 6.000
D 5.000 7.500
Po =…………. Pn = …………..
A 20 30 2 ..……………. ………………
B 30 45 3 ……………… ………………
C 40 50 4 ……………… ………………
D 50 75 5 ……………… ………………
Po.Qo =…………. Pn.Qo=………..
A 20 30 2 ..……………. ………………
B 30 45 3 ……………… ………………
C 40 50 4 ……………… ………………
D 50 75 5 ……………… ………………
Po.Qo =…………. Pn.Qo=………..
12. 1 Hitung Indeks Harga Paasche/GNP deflator!
Jenis Harga (ribuan Rp) Kuantitas th Po.Qn Pn.Qn
Barang 2010 2011 2011 (Qo)
A 30 40 3 ..……………. ………………
B 40 50 4 ……………… ………………
C 40 60 5 ……………… ………………
D 60 90 6 ……………… ………………
Po.Qo =…………. Pn.Qo=………
P 15 30 2 ..……………. ………………
Q 20 40 3 ……………… ………………
R 30 60 4 ……………… ………………
S 45 90 5 ……………… ………………
Po.Qn =………. Pn.Qn=………
Pertemuan Ke 10
KONSEP
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
PENENTU DAYA SAING NASIONAL
STRATEGI
PERUSAHAAN,
STRUKTUR, DAN
PERSAINGAN
KONDISI
KONDISI FAKTOR PERMINTAAN
INDUSTRI TERKAIT
DAN INDUSTRI
PENDUKUNG
INDUSTRI TERKAIT
DAN INDUSTRI
PENDUKUNG
MANAGER
PARA
DAN
WIRAUSAHA
INSINYUR
WAN
PROFESIONA
PERISTIWA L
PELUANG
JANGAN HAMBURKAN
SEBELUM RAKYATNYA
MENGERTI
PEMBANGUNAN WILAYAH
TRANSFORMASI SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
Masyarakat Masyarakat Masyarakat
Tradisional Berkembang Maju
SDM
Peningkatan Kapabilitas
(Daya Saing, Daya Tarik
dan Daya Lestari)
Teknologi
Prasarana
Tanah
SDA Sumatera, Kalimantan Jawa-Bali dan
Papua, Mauku, NTT
dan LH Kalimantan dan NTB Sulawesi dan Jawa Sumatera
Berburu dan Berpindah Pertanian dan Manufaktur Sintesis dan
Pengumpul dan Bertani Pertambangan dan Jasa Daur Ulang
MANAJEMEN SUMBERDAYA
Arah Pengembangan
Revitalisasi Pengembangan Ekonomi Lokal
Partisipatif pelibatan
stakeholders kunci
Bottom-up
Memiliki Logframe yg jelas KELOMPOK
(Heksagonal PEL) PROSES
SASARAN
MANAJEMEN
FAKTOR
LOKASI
Terukur KESINERGIAN
Terintegrasi ke dlm SPPN PEMBANGUNAN
DAN FOKUS
KEBIJAKAN
BERKELANJUT
Berkelanjutan AN
354
Definisi PEL
World Bank
• PEL sebagai proses yang dilakukan secara bersama oleh pemerintah, usahawan, dan
organisasi non pemerintah untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal.
Blakely and Bradshaw
• PEL adalah proses dimana pemerintah lokal dan organsisasi masyarakat terlibat untuk
mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan
pekerjaan
International Labour Organization (ILO)
• PEL adalah proses partisipatif yang mendorong kemitraan antara dunia usaha dan
pemerintah dan masyarakat pada wilayah tertentu, yang memungkinkan kerjasama
dalam perancangan dan pelaksanaan strategi pembangunan secara umum, dengan
menggunakan sumber daya local dan keuntungan kompetitif dalam konteks global,
dengan tujuan akhir menciptakan lapangan pekerjaan yang layak dan merangsang
kegiatan ekonomi.
A. H. J. Helming
• PEL adalah suatu proses dimana kemitraan yang mapan antara pemerintah daerah,
kelompok berbasis masyarakat, dan dunia usaha mengelola sumber daya yang ada
untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan merangsang (pertumbuhan) ekonomi
pada suatu wilayah tertentu. Menekankan pada kontrol lokal, dan penggunaan
potensi sumber daya manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik.
N Pembuat Fokus Kelebihan Kelemahan
o Definisi
1. The World Bank Meningkatkan daya saing Berorientasi bukan Tidak dijelaskan:
Pertumbuhan ekonomi hanya kepada tujuan aspek kelokalannya
yang berkelanjutan yaitu pertumbuhan Kelayakan lapangan
Meningkatkan kualitas ekonomi dan kerja
pertumbuhan ekonomi kesempatan kerja bagaimana proses
Berorientasi kepada akan tetapi juga pelibatan stakeholder
pemerataan kepada proses tersebut apakah harus
partisipatif atau tidak.
aspek lokasi dimana
PEL tersebut
dilaksanakan atau terjadi.
2. Blakely dan Menciptakan lapangan Berorientasi bukan Tidak dijelaskan:
Bradshaw pekerjaan hanya kepada tujuan Kelayakan lapangan
akan tetapi juga kerja
kepada proses keberlanjutan dari
penciptaan lapangan
pekerjaan tersebut.
Aspek pemerataan
aspek kelokalannya
bagaimana proses
pelibatan stakeholder
tersebut apakah harus
partisipatif atau tidak
Tidak menjelaskan
aspek lokasi
N Pembuat Definisi Fokus Kelebihan Kelemahan
o
3. ILO Proses harus Berorientasi kepada Tidak menjelaskan
partisipatif output dan proses. keberlanjutan
Lokasi PEL pada Pelibatan pembangunan
wilayah tertentu stakeholder harus aspek pemerataan
Menciptakan partisipastif aspek lokasi dimana
lapangan pekerjaan Sifat kelokalan PEL tersebut
yang layak ditunjukkan dari dilaksanakan atau terjadi.
Merangsang penggunaan sumber
kegiatan ekonomi daya local
Aspek lokasi
ditunjukkan bahwa
PEL dilakukan pada
wilayah tertentu.
4. A. H. J. Helming Kemitraan antar Berorientasi kepada Tidak mencantumkan
stakeholder output dan proses. keberlanjutan
Kontrol lokal Aspek lokasi pembangunan
Merangsang ditunjukkan bahwa Tidak menjelaskan
pertumbuhan PEL dilakukan pada aspek pemerataan
ekonomi dan wilayah tertentu. bagaimana proses
lapangan pekerjaan Sifat kelokalan pelibatan stakeholder
ditunjukkan dari tersebut apakah harus
penggunaan sumber partisipatif atau tidak
daya lokal Kelayakan lapangan
kerja tersebut
Definisi PEL
Berdasarkan analisis thd kelebihan dan
kelemahan dari beberapa definisi tentang PEL
(a.l. Bank Dunia, ILO, Blakely & Bradshaw, dll)
dan penyesuaian thd kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya masyarakat di Indonesia, PEL
didefinisikan sbb.
PEL adalah usaha mengoptimalkan
sumber daya lokal yang melibatkan
pemerintah, dunia usaha, masyarakat
lokal dan organisasi masyarakat
madani untuk mengembangkan
ekonomi pada suatu wilayah.
Fokus PEL
Definisi PEL tersebut memfokuskan kepada:
1. Peningkatan kandungan lokal;
2. Pelibatan stakeholders secara substansial dalam suatu
kemitraan strategis;
3. Peningkatan ketahanan dan kemandirian ekonomi;
4. Pembangunan bekeberlanjutan;
5. Pemanfaatan hasil pembangunan oleh sebagian besar
masyarakat lokal;
6. Pengembangan usaha kecil dan menengah;
7. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai secara inklusif;
8. Penguatan kapasitas dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia;
9. Pengurangan kesenjangan antar golongan masyarakat,
antar sektor dan antar daerah;
10. Pengurangan dampak negatif dari kegiatan ekonomi
terhadap lingkungan.
Dimensi PEL
Dimensi atau batasan PEL adalah sebagai berikut:
(1) Pengertian lokal yang terdapat dalam definisi PEL tidak merujuk
pada batasan wilayah administratif tetapi lebih pada peningkatan
kandungan komponen lokal maupun optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya lokal.
Kelompok
Sasaran
Proses
Manajemen
Faktor
Lokasi
Pengembangan
Ekonomi
Wilayah
Berkelanjutan
Tata
Kepemerintahan
Kesinergian dan
Fokus Kebijakan
Pembangunan
Berkelanjutan
Faktor 3
Faktor 1
Faktor 1
Indikator 1
Indikator …
Indikator n
Faktor 2
Kelompok Sasaran
Faktor Lokasi
Terukur
Perluasan Ekonomi
Pembangunan Pemberdayaan
Wilayah Masyarakat
Pengembangan
Komunitas
Keterkaitan dan
Fokus Kebijakan
• Perluasan Ekonomi:
– Kebijakan: investasi, promosi, persaingan usaha, peran
Perusahaan Daerah, jaringan usaha, informasi tenaga kerja,
pengembangan keahlian
• Pemberdayaan Masy. & Pengembangan Komunitas
– Kebijakan: Pemberdayaan Masyarakat berbasis kemitraan
swasta, pengurangan kemiskinan
• Pembangunan Wilayah
– Kebijakan: kwsn ind, pusat pertumbuhan, pengemb.
Komunitas, kerjasama antar daerah, tata ruang PEL, jaringan
usaha antar sentra, sistem industri berkelanjutan
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Ekonomi
Sosial Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutaan
• Ekonomi:
– Pengembangan Industri pendukung, perusahaan dgn
Business Plan, perusahaan dgn inovasi
• Sosial
– Kontribusi thd kesejahteraan, PEL &
adat/kelembagaan lokal
• Lingkungan
– Penerapan amdal, daur ulang, kebijakan Konservasi
Sumber Daya Alam
TATA KEPEMERINTAHAN
Kemitraan Pemerintah
dan Dunia Usaha
Reformasi Pengembangan
Sektor Publik Organisasi
Tata Kepemerintahaan
• Kemitraan Pemerintah & dunia usaha:
– Kemitraan: infrastruktur,promosi & perdagangan,
pembiayaan
• Reformasi Sektor Publik
– Reformasi: sistem insentif, restrukturisasi organisasi
pemerintahan, prosedur pelayanan publik
• Pengembangan Organisasi
– asosiasi industri: status, peran, manfaat
PROSES MANAJEMEN
Diagnosis Partisipatif
Penetapan Pemetaan
Faktor Analisis Pengumpulan TAHAP
Status
Pengungkit Data Data II
PEL
PEL
Penyusunan
Rencana
Tindak dan Adopsi dalam
Pembiayaan Dokumen
Rencana Daerah
Penyusunan
Rencana Bisnis RPJMD TAHAP
III
RKPD
APBD
Pelaksanaan TAHAP
PEL IV
Daya saing menjadi kata kunci, bak mantra, dan menjadi sebuah obsesi
Daya saing dapat dilihat dari aras mikro (industri dan perusahaan) dan
aras makro (negara/daerah)
Daya saing beberapa produk nasional dalam pasar internasional dann
daya saing bangsa akhir-akhir ini semakin menurun
Permasalahan yang terkait dengan daya saing perlu diatasi dengan
sesegera mungkin
Investasi dan ekspor sebagai indikator utama dalam pembangunan yang
efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan
Pendahuluan
Daya Saing Negara/Daerah vs Perusahaan: Beda?