Anda di halaman 1dari 4

PERILAKU MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZHAR JEMBER

Hestieyonini H.*, Kiswaluyo*, Ristya Widi E.Y.*, Zahara Meilawaty**


*Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
**Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

ABSTRACT

Dental health perception and behavior of Indonesian people is still worse. The prevalence dental caries and
oral diseases in Indonesia were increasing. A lot of Indonesia people didn’t know about how to care oral health. The
aim of this study was to know how to care dental health of student in Pondok Pesantren Al-Azhar Jember. This was
descriptive study. Sampling technique was absolute technique and used questioner. Result analysis was showed in
frequency distribution. The result showed that dental health care behavior of elementary students was good;
otherwise junior high school students were moderate.

Keywords: behavior, dental health, students

Korespondensi (Correspondence): Hestieyonini. H., Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut FKG Universitas Jember Jl.
Kalimantan 37 Jember 68121.

Penyakit gigi dan mulut merupakan pengetahuan akan pentingnya


salah satu penyakit yang banyak dikeluhkan pemeliharaan gigi dan mulut.
masyarakat Indonesia. Persepsi dan perilaku Pengetahuan merupakan hasil dari
masyarakat Indonesia terhadap kesehatan tahu dan ini terjadi setelah orang
gigi dan mulut masih buruk. Hal ini terlihat dari melakukan penginderaan terhadap suatu
masih besarnya angka karies gigi dan objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
penyakit mulut di Indonesia yang cenderung panca indera manusia, yakni indera
meningkat. Hal yang sangat mempengaruhi penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
masalah tersebut adalah faktor pendidikan dan raba. Sebagian besar pengetahuan
dan ekonomi dari masyarakat, yang manusia diperoleh melalui mata dan telinga.2
berpengaruh pada pengetahuan, sikap dan Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi
perilaku pola hidup sehat masyarakat kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga
khususnya mengenai kesehatan gigi dan dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
mulut. Pentingnya perawatan gigi dan mulut serta
Dilihat dari ilmu pengetahuan, masih menjaga kebersihannya karena mulut bukan
banyak dari masyarakat yang belum sekedar pintu masuknya makanan dan
mengetahui pentingnya menjaga kesehatan minuman saja, tetapi mulut juga bisa menjadi
gigi dan mulut sehingga mereka juga tidak pintu masuknya mikroorganisme yang dapat
mengetahui dampak dan efek yang timbul menyebabkan kerusakan pada gigi.
apabila mereka tidak menjaga dan merawat Penyakit gigi-geligi merupakan proses
kebersihan gigi dan mulut. Selain itu, ada juga biologis yang fase awalnya tidak dapat
sekelompok masyarakat yang hanya ditentukan secara klinis. Suatu proses
mengetahui tapi tidak paham sehingga perjalanan penyakit akan menyebabkan
mereka tidak menjaga kebersihan gigi dan perubahan patologis yang dapat diamati
mulut dengan baik dan benar. secara objektif. Pada umumnya pasien
Pengetahuan sangat erat tersebut baru sadar akan sakitnya (sakit gigi,
hubungannya dengan pendidikan, dimana gigi goyang) dalam stadium yang sangat
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang lambat, dan apabila mereka sudah
tinggi maka orang tersebut akan semakin luas menyadari, keadaan tersebut sudah menjadi
pula pengetahuannya. Upaya kesehatan gigi suatu proses yang kronik. Oleh karena itulah
perlu ditinjau dari aspek lingkungan, biasanya seseorang terlambat untuk
pengetahuan, pendidikan, kesadaran melakukan perawatan terhadap kondisinya
masyarakat dan penanganan kesehatan gigi tersebut.3
termasuk pencegahan dan perawatan. Berdasarkan latar belakang di atas,
Kesehatan gigi adalah bagian integral dari penelitian bertujuan mengetahui bagaimana
kesehatan umum, sehingga perlu bagi perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut
kesehatan gigi untuk senantiasa pada santri Pondok Pesantren Al-Azhar
meningkatkan kemampuan sesuai dengan Jember.
perkembangan kesehatan pada
umumnya. Penyebab timbulnya masalah BAHAN DAN METODE
kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat
salah satunya adalah faktor perilaku atau Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Populasi penelitian adalah santri
sikap mengabaikan kebersihan gigi dan
mulut.1 Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pondok pesantren Al-Azhar yang berkunjung
ke acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional

17
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 1 2013: 17-20

Unilever yaitu berjumlah 213 santri. Teknik kesehatan gigi dan mulut kategori baik, 53.1%
pengambilan sampel menggunakan menunjukkan kategori sedang, dan tidak ada
sampling jenuh, yaitu seluruh anggota kategori buruk. Kelas 8 adalah kelas yang
populasi dijadikan sampel penelitian. paling banyak kategori baik.
Penelitian dilaksanakan pada hari Tabel 3 menunjukkan 33.33% santri
Kamis sampai Sabtu tanggal 20-22 Oktober MA menunjukkan perilaku menjaga
2011 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas kesehatan gigi dan mulut kategori baik, 64%
Jember. Variabel penelitian adalah perilaku menunjukkan kategori sedang, dan 2.6%
Menjaga kesehatan gigi dan mulut, dan alat kategori buruk. Kelas 10 adalah kelas yang
ukur yang digunakan adalah kuisioner. paling banyak kategori sedang (67.03%).
Analisis data yang digunakan untuk
mengetahui perilaku menjaga kesehatan gigi PEMBAHASAN
dan mulut pada santri pondok pesantren Al-
Azhar yang berkunjung ke acara BKGN Kebersihan gigi dan mulut
Unilever disajikan dalam bentuk tabel distribusi merupakan salah satu hal yang penting
frekuensi. dalam menjaga keseimbangan fungsi tubuh.
Banyaknya penyakit gigi dan mulut di sekolah
HASIL Al-Azhar disebabkan oleh kurangnya
kesadaran masyarakat dalam menjaga
Hasil penelitian yang telah dilakukan kebersihan gigi dan mulut pada anak. Untuk
pada santri pondok pesantren Al-Azhar yang menanggulangi hal diatas maka diadakan
berkunjung ke acara Bulan Kesehatan Gigi penyuluhan mengenai perilaku menjaga
Nasional Unilever yaitu berjumlah 213 santri. kesehatan gigi dan mulut pada santri di
Jumlah tersebut tersebar pada 57 santri Sekolah Al-Azhar.
Madrasah Ibtidaiyah (MI), 81 Madrasah Hasil penelitian menunjukkan
Tsanawiyah (MTs), 75 Madrasah Aliyah (MA). perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut
Hasil kuisioner perilaku Menjaga kesehatan pada santri di Sekolah Al-Azhar menunjukkan
gigi dan mulut ditunjukkan pada tabel berikut: kategori baik dan sedang. Hal ini
Tabel 1 menunjukkan 52,6% santri MI kemungkinan disebabkan karena para santri
menunjukkan perilaku menjaga kesehatan sudah mendapatkan penyuluhan kesehatan
gigi dan mulut kategori baik, 47,36% gigi dan mulut pada waktu Bulan Kesehatan
menunjukkan kategori sedang, dan tidak ada Gigi dan Mulut Nasional di Fakultas
kategori buruk. Kelas 3 adalah kelas yang Kedokteran Gigi Unej yang dilakukan oleh tim
paling banyak kategori baik (63.63%) peneliti.
Tabel 2 menunjukkan 46.9% santri
MTs menunjukkan perilaku menjaga

Tabel 1. Tingkat Perilaku Menjaga kesehatan gigi dan mulut santri SD Al-Azhar

No Kelas Baik Sedang Buruk


Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 Kelas 1 5 50 % 5 50 % O 0
2 Kelas 2 6 60 % 4 40 % 0 0
3 Kelas 3 7 63,63 % 4 36,37 0 0
4 Kelas 4 6 50 % 6 50 % 0 0
5 Kelas 5 6 42,85 8 57,14 0 0
Total 30 52,63 27 47,36 0 0

Tabel. 2 Tingkat Perilaku Menjaga kesehatan gigi dan mulut santri MTs Al-Azhar

No Kelas Baik Sedang Buruk


Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 Kelas 7 18 40,90 26 59,10 0 0
2 Kelas 8 20 54,05 17 45,90 0 0
Total 38 46,9 43 53,1 0 0

Tabel 3. Tingkat Perilaku Menjaga kesehatan gigi dan mulut santri MA Al-Azhar

No Kelas Baik Sedang Buruk


Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
1 Kelas 10 16 30,76 35 67,30 1 1,9
2 Kelas 11 9 39,13 13 58,52 1 4,34
Total 25 33,33 48 64 2 2,6

18
Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Santri Pondok Pesantren…. (Hestieyonini dkk)

Kegiatan penyuluhan, peneliti kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk
memberikan pengetahuan tentang menyususn formulasi baru dari formulasi-
kesehatan gigi dan mulut. Tujuan akhir formulasi yang ada.
penyuluhan adalah perubahan perilaku santri 6) Evaluasi (evaluation)
dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Evaluasi berkaian dengan kemampuan
Perilaku mencakup 3 hal yakni pengetahuan, untuk melakukan justifikasi atau penilaian
sikap dan tindakan dalam menjaga terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
kesehatan gigi dan mulut. penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
Perilaku adalah bentuk respon atau ditentukan sendiri, atau menggunakan
reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari criteria-kriteria yang telah ada. Seseorang
luar organisme (orang), namun dalam akan berperilaku berdasarkan pengetahuan
memberikan respon sangat tergantung pada yang dimilikinya dengan berpikir manfaat
karkteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang akan terjadi jika ia bertindak.4 Namun
yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa terdapat beberapa penelitian yang
meskipun stimulusnya sama bagi beberapa menyatakan bahwa tidak semua
orang, namun respon tiap-tiap orang pengetahuan akan meyebabkan suatu
berbeda. Faktor-faktor yang membedakan tindakan.
respon terhadap stimulus yang berbeda
disebut determinan perilaku. Perilaku manusia b. Sikap
dibagi dalam 3 (tiga) domain menurut Sikap merupakan reaksi atau respon
Benyamin Bloom (dalam Notoatmodjo, 2003) yang masih tertutup dari seseorang terhadap
yaitu ranah atau kawasan yang meliputi suatu stimulus atau objek. Manivestasi sikap itu
kognitif (cognitive), efektif (affective) dan tidak dapat langsung dilihat,tetapi hanya
psikomotor (psychomotor). Dalam dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilku
perkembangannya, teori Bloom ini yang tertutup.2 Sikap tidak sama dengan
dimodifikasi untuk pengukuran hasil perilaku dan tidak selalu mencerminkan
pendidikan kesehatan yaitu : tindakan seseorang, sebab seringkali terjadi
seseorang memperlihatkan tindakan yang
a. Pengetahuan (knowledge) bertentangan dengan sikapnya. 5
Pengetahuan adalah merupakan Sikap terdiri dari beberapa tingkatan
hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang yaitu:
melakukan pengindraan terhadap suatu 1) Menerima (receiving)
objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui Memberikan jawaban apabila ditanya,
pancaindra manusia, yakni : indra mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa diberikan (objek).
dan raba. Sebagian besar pengetahuan 2) Merespon (responding)
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Memberikan jawaban apabila ditanya,
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
kognitif mempunyai enam tingkat, yakni: diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
1) Tahu (know) 3) Menghargai (valuing)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu Mengajak orang lain untuk mengerjakan
materi yang telah dipelajari sebelumnya. atau mendiskusikan suatu masalah adalah
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini suatu indikasi sikap tingkat tiga.
adalah mengingat kembali (recall) terhadap 4) Bertanggung jawab (responsible)
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang Bertanggung jawab atas segala sesuatu
dipelajari atau rangsangan yang telah yang telah dipilihnya dengan segala resiko
diterima. merupakan sikap yang paling tinggi.
2) Memahami (comprehension) Pengukuran sikap dapat dilakukan secara
Memahami diartikan sebagai suatu langsung dan tidak langsung. Secara
kemampuan menjelaskan secara benar langsung dapat ditanyakan bagaimana
tentang objek yang diketahui, dan dapat pendapat atau pernyataan responden
menginterpretasi materi tersebut secara terhadap suatu objek. Sedangkan
benar. pengukuran tidak langsung dengan
3) Aplikasi (application) wawancara terhadap kegiatan-kegiatan
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan yang telah dilakukan beberapa jam, hari,
untuk menggunakan materi yang telah atau bulan yang lalu (recall).2 Sikap dan
dipelajari pada situasi atau kondisi riil perilaku merupakan dua dimensi dalam diri
(sebenarnya). individu yang berdiri sendiri, terpisah dan
4) Analisis (analysis) berbeda. Mengetahui sikap tidak berarti
Sebagai suatu kemampuan untuk dapat memprediksi perilaku.6
menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan c. Praktek atau Tindakan (practice)
masih ada kaitannya satu sama lain. Praktek mempunyai beberapa
5) Sintesis (synthesis) tingkatan yaitu:
Sintesis menunjukkan kepada suatu 1) Persepsi (perception)
kemampuan untuk meletakkan atau Mengenal dan memilih berbagai objek
menghubungkan bagian-bagian di dalam sehubungan dengan tindakan yang akan
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan

19
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 1 2013: 17-20

diambil adalah merupakan praktek tingkat dengan mengobservasi tindakan atau


pertama. kegiatan responden.2
2) Respons terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuai dengan urutan DAFTAR PUSTAKA
yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktek tingkat 1. Notoatmodjo, S. 2004. Promosi
dua. Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:
3) Mekanisme (mechanism) Rineka Cipta
Apabila sesorang telah dapat
melakukan sesuatu dengan benar secara 2. Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
kebiasaan. Cipta
4) Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktek atau 3. Houwink, B., dkk. 1993. Ilmu Kedokteran
tindakan yang sudah berkembang dengan Gigi Pencegahan. Yogyakarta: Gajah
baik. Artinya tindakan itu sudah Mada University Press.
dimodifikasinya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut. 4. Lameshow, S., Hosmes, D.W., Klar, J., &
Rogers dalam Notoatmodjo Lwanga, S.K. 1990. Besar Sampel dalam
mengemukakan pengalaman dan penelitian Penelitian. Alih bahasa oleh Dibyo
membuktikan bahwa perilaku yang didasari Pramono. 1997. Yogyakarta : Gadjah
oleh pengetahuan akan lebih langgeng Mada University Press
daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Pengukuran perilaku dapat 5. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
dilakukan secara tidak langsung yakni Metodologi Penelitian Kesehatan.
dengan wawancara terhadap kegiatan- Jakarta
kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam,
hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran 6. Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Ilmu
juga dapat dilakukan secara langsung, yakni Kesehatan Lingkungan. Jakarta: P.T
Mutiara Sumber Widya

20

Anda mungkin juga menyukai