Kelas : 2B
NIM : 041910365
RESUME
AKUNTANSI ASET TETAP
A. Standar Akuntansi
Standar Akuntansi Pemerintahan Pernyataan No. 07 merupakan Standar yang
mengatur tentang Akuntansi Aset Tetap. Tujuannya adalah mengatur perlakuan akuntansi
untuk aset tetap, yang meliputi pengakuan, penentuan nilai tercatat, serta penentuan dan
perlakuan akuntansi atas penilaian kembali dan penurunan nilai tercatat aset tetap.
Standar ini tidak diterapkan untuk :
1. Hutan dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (regenerative natural
resources)
2. Kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas alam, dan
sumber daya alam serupa yang tidak dapat diperbaharui (non-regenerative natural
resources)
B. Dasar Hukum
Akuntansi aset tetap pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 24
Tahun 2005 dalam standar akuntansi pemerintahan pernyataan No. 07 (PSAP 07) tentang
Akuntansi Aset Tetap.
C. Pengertian Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap sering merupakan suatu bagian utama
aset pemerintah, dan karenanya signifikan dalam penyajian neraca. Termasuk dalam aset
tetap pemerintah :
1. Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas lain,
seperti instansi pemerintah lainnya, universitas, atau kontraktor.
2. Hak atas tanah
Yang tidak termasuk dala definisi asset tetap adalah asset yang dikuasai untuk
dikonsumsi dalam operasi pemerintah, seperti bahan(materials) dan
perlengkapan(supplies), karena asset ini termasuk dalam persediaan.
D. Klasifikasi Aset Tetap
Berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas,
klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut :
1. Tanah, yaitu tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
2. Peralatan dan Mesin, mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik,
inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya
lebih dari 12 bulan dan dalam kondisi siap pakai.
3. Gedung dan Bangunan, mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap pakai.
4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan, mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap
pakai.
5. Aset Tetap lainnya, merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
6. Konstruksi dalam Pengerjaan, mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.
E. Pengakuan Aset Tetap
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya
dapat diukur dengan handal. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, harus dipenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Berwujud
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
3. Biaya perolehan aset dapat diukur secara anda
4. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
5. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
Manfaat ekonomi masa yang akan datang akan mengalir ke suatu entitas dapat
dipastikan bila entitas tersebut akan menerima manfaat dan menerima resiko terkait.
Dalam keadaan suatu asset yang dikontruksi/dibangun sendiri, suatu pengukuran yang
dapat diandalkan atas biaya dapat diperoleh dari transaksi pihak eksternal dengan entitas
tersebut untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan biaya lain yang digunakan dalam
proses kontruksi.
Tujuan utama dari perolehan asset tetap adalah untuk digunakan oleh pemerintah
dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan untuk dijual.
Pengakuan asset tetap akan handal bila asset tetap telah diterima dan diserahkan hak
kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah. Saat pengakuan asset akan
dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan
dan atau penguasaan secara hukum, misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan
kendaraan bermotor. Apabila perolehan asset tetap belum didukung dengan bukti secara
hokum dikarenakan masih adanya suatu proses administrasi yang diharuskan, seperti
pembelian tanah yang masih harus diselesaikan proses jual beli dan sertifikat kepemilikan
di instansi berwenang, maka asset tetap tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti
bahwa penguasaan atas asset tetap tersebut telah berpindah, misalnya telah terjadi
pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas pemilik sebelumnya.
Contoh : Pemda A di Bandung membeli generator listrik dari PT Listrikindo di
Surabaya. Harga mesin diketahui sebesar Rp. 1.200.000.000.- Pada 31 Desember 2007
generator tersebut masih dalam perjalanan. Apabila syarat penyerahan hak kepemilikan
dengan prinsip FOB-destination, maka mesin tersebut belum diakui sebagai asset tetap
oleh Pemda A; jika syarat penyerahan kepemilikan adalah FOB-shipping point, maka asset
tersebut sudah menjadi milik Pemda A, walaupun barangnya belum sampai ke Pemda A
(masih dalam perjalanan).
F. Pengukuran Aset Tetap
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan.Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada
nilai wajar pada saat perolehan.
1. Penilaian Awal Aset Tetap
Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan
dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya
perolehan.Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah
sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu asset pada saat perolehan
atau kontruksi sampai dengan asset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap
untuk digunakan. Sedangkan nilai wajar adalah nilai tukar asset atau penyelesaian
antar pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
Contoh : Pemda A menerima hibah dari PT Developerindo tanah seluas 100000
m2. Harga tanah secara wajar belum diketahui, maka tanah tersebut dinilai dengan
prinsip sebagai berikut :
1) Nilai perolehan, yaitu nilai beli dan biaya-biaya lain yang relevan yang
dikeluarkan oleh developer.
2) Berdasarkan nilai jual objek pajak (NJOP) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) setempat apabila harga jual
taksiran lebih kecil dari NJOP.
3) Berdasarkan nilai jual taksiran apabila NJOP lebih kecil dari nilai jual taksiran.
Nilai taksiran adalah nilai yang diperkirakan oleh developer atau appraisal.
Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap
yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun.Untuk
periode selanjutnya setelah tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu
entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila biaya perolehan tidak ada.
2. Komponen Biaya
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga beli atau konstruksinya,
termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam
membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk
penggunaan yang dimaksudkan. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung adalah biaya persiapan tempat, biaya pengiriman awal dan biaya simpan dan
bongkar muat, biaya pemasangan, biaya professional seperti arsitek dan insiyur, serta
biaya konstruksi.
3. Biaya atas Tanah
Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan.Biaya perolehan mencakup
harga pembelian atau baiaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka
memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya
yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai.Nilai tanah juga meliputi nilai
bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut
dimaksudkan untuk dimusnahkan.
Contoh : Pemda A membeli tanah dan bangunan pabrik yang masih wajar, namun
bangunan tersebut tidak layak baik dari segi arsitektur, maupun desain dan tata
ruangnya sehingga bangunan tersebut akan dibongkar. Biaya yang telah disepakati
dan dibayar tunai adalah sebagai berikut :
1) Harga tanah Rp 8.000.000.000.-
2) Bangunan Rp 2.000.000.000.-
3) Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
yang ditanggung oleh Pemda Rp 2.500.000.000.
4) Sertifikat hak milik dan komisi Rp 500.000.000.-
Total pembebasan tanah dan bangunan Rp 13.000.000.000.-
5) Biaya perataan/pembongkaran dan
pembersihan bangunan Rp 2.000.000.000.-
Harga perolehan atas tanah Rp 15.000.000.000.-
6) Di atas tanah tersebut dibangun gedung perkantoran dengan nilai kontrak sebesar
Rp 20.000.000.000.- dan pada 31 Desember baru dibayar senilai 60%.
Berdasarkan contoh di atas, maka :
a. Nilai tanah adalah sebesar Rp 15.000.000.000,-
b. Nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan sebesar
60% × Rp 20.000.000.000.- sama dengan Rp 12.000.000.000.-
c. Nilai Ekuitas :
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap adalah :
Tanah Rp 15.000.000.000.-
KDP Rp12.000.000.000.
Jumlah Rp 27.000.000.000.-
4. Biaya atas Peralatan dan Mesin
Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang
telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai.
Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi,
serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan
dan mesin tersebut siap digunakan.
Contoh : Pemda membeli mesin generator listrik. Harga mesin sebesar Rp
1.500.000.000.- potongan 10%, Pajak Pertambahan Nilai 10%, Biaya Pemasangan
dan instalasi sebesar Rp 11.000.000.- termasuk PPN 10%. Nilai perolehan mesin
dihitung sebagai berikut :
a) Harga mesin Rp 1.500.000.000.-
Potongan 10% Rp 150.000.000.-
Harga beli neto Rp 1.350.000.000.-
b) Biaya lain : PPN 10% Rp 135.000.000.-
Biaya Instalasi Rp 11.000.000.-
Jumlah Rp 146.000.000.-
Harga perolehan mesin Rp 1.496.000.000.-
Sehingga nilai mesin adalah Rp 1.496.000.000.- bukan sebesar Rp 1.350.000.000.-
5. Biaya atas Gedung dan Bangunan
Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini
antara lain meliputi harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya
pengurusan IMB, notaris, dan pajak.
6. Biaya atas Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai.Biaya ini
meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan
sampai jalan, irigasi, dan jaringan tersebut siap pakai.
Misalnya, Pemda A membebaskan lahan untuk jalan senilai Rp 20.000.000.000.-
Pembangunan jalan menelan biaya sebanyak Rp 12.000.000.000.- dan pemangunan
irigasi & jaringan senilai Rp 5.000.000.000.- Pemangunan tersebut per 31 Desember
telah selesai seluruhnya. Maka biaya untuk jalan, irigasi, dan jaringan adalah sebesar
Rp 17.000.000.000.- bukan Rp 37.000.000.000.-, karena nilai sebesar Rp 20 milyar
adalah nilai aset tetap berupa tanah. Tanah untuk jalan tidak masuk dalam akun
“Jalan, Irigasi, dan Jaringan”.
7. Biaya atas Aset Tetap Lainnya
Biaya perolehan aset tetaplainnya menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap dipakai
8. Biaya atas Aset yang Dibangun
Biaya perolehan suatu aset yang dibangun dengan cara swakelola ditentukan
menggunakan prinsip yang sama seperti aset yang dibeli.
9. Biaya Administrasi dan Biaya Umum Lainnya
Biaya Administrasi dan Biaya Umum Lainnya bukan merupakan suatu komponen
biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatrubusikan secara langsung
pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya.Demikian pula
biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi serupa tidak merupakan bagian
biaya suatu aset kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke kondisi
kerjanya; dan setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.
10. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau melewati satu
periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan
dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai
dan siap dipakai. Pernyataan PSAP No 8 mengenai kontruksi dalam pengerjaan
mengatur secara rinci mengenai perlakuan asset dalam penyelesaian, termasuk rincian
biaya kontruksi asset tetap baik yang dikerjakan secara swakelola atau yang
dikerjakan oleh kontraktor.
11. Perolehan secara Gabungan
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
Misalnya, Pemda A memenangkan lelang tanah, bangunan, kendaraan dan mesin,
jalan-irigasi, dan jaringan dari PT Fasilindo Wisata senilai Rp 100.000.000.000.-
Hasil appraisal nilai asset tersebut adalah sebagai berikut :
1) Tanah Rp 80.000.000.000.-
2) Bangunan Rp 50.000.000.000.-
3) Kendaraan dan mesin (Peralatan dan Mesin) Rp 40.000.000.000.-
4) Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp 30.000.000.000.
Jumlah nilai appraisal Rp 200.000.000.000.-
Berdasarkan nilai appraisal harga perolehan sebesar Rp 100.000.000.000.- di atas
dialokasikan ke masing-masing pos/akun aktiva tetap, yaitu sebagai berikut :
- Permanen 20 Tahun 5%
2 Peralatan dan Mesin 4 Tahun 25 %
3 Jalan, Irigasi dan Jaringan 4 Tahun 25 %
Pemda A memperlakukan aset tetap tidak mempunyai nilai residu (nilai
sisa); dan asset tetap disusutkan berbasis bulan. Selama 2007 pemda A
melakukan transaksi pengadaan asset tetap sebagai berikut :
Jumlah 833.333.333
Jumlah 2.000.000.000
b. Metode saldo menurun ganda (double declining balance method). Metode ini
dapat dilakukan dengan cara tarif metode garis lurus dikalikan dua, namun dasar
penyusutannya adalah nilai buku, yaitu harga perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan. Berdasarkan contoh di atas, maka nilai penyusutan untuk
2007 adalah sebagai berikut :
No Jenis Aset Perhitungan Nilai Penyusutan
Jumlah 1.666.666.666
Untuk 200 aset tetap tersebut disusutkan dengan nilai sebagai berikut :
No Jenis Aset Perhitungan Nilai
Penyusutan
1 Gedung dan Bangunan 10% × (Rp 20.000.000.000 – Rp 1.933.333.333
- Permanen 666.666.666)