Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PBAK

FAKTOR –FAKTOR PENYEBAB KORUPSI YANG DI APLIKASIKAN DALAM


KASUS

NAMA : MAYA UMUL HAMIDAH

NIM : P07124120023

PROGRAM STUDI : DIII- KEBIDANAN

SEMESTER : DUA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
PROGRAM STUDI D-III JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
1. Buatlah 5 contoh perilaku mahasiswa yang dapat menumbuhkan perilaku
korupsi setelah menjadi petugas kesehatan.

a. Memberikan Amplop untuk Dosen agar Lulus Ujian Skripsi.


Tindakan memberikan uang imbalan atau amplop kepada dosen saat
menjelang ujian skripsi, atau biasa disebut dengan memberikan uang partisipasi
yang dianggap wajar oleh beberapa mahasiswa dan hal itu di lakukan secara
tersembunyi oleh oknum dosen di beberapa kampus di indonesia.Padahal hal
tersebut dapat merusak moral bangsa indonesia apabila terus di biarkan dan tidak
di tindak tegas oleh pihak yang berwenang di karenakan kegiatan tersebut
merupakan perilaku yang bisa menumbuhkan sifat korupsi di indonesia.Misalkan,
mahasiswa di kampus sudah terbiasa menyuap/menyogok mungkin jika sudah
menjadi petugas kesehatan pasti tindakan menyuap seperti itu bisa terulang
kembali dengan motif untuk menaikan jabatan.

b. Tidur saat jam pelajaran.


Sebagian besar siswa ataupun mahasiswa jaman sekarang pasti banyak yang tidur
saat jam pelajaran dimulai, dikarenakan saat malam hari pasti mereka bermain HP
sampai larut malam,sehingga otak sudah tidak konsentrasi di pagi hari kerena
kekurangan suplai oksigen.Akibatnya mahasiswa tidak paham dengan yang di
terangkan dosen, lalu ketika akan ulangan biasanya membeli jawaban dari
temannya/di sogok,hal tersebut jika tidak dirubah pasti saat menjadi seorang
petugas kesehatan hal yang sama akan di lakukan yaitu tidur saat shirfnya
sehingga pasien yang sedang kritis sedang menunggu dan tidak kunjung di layani
hingga akhirnya tak tertolong karena petugasnya telah banyak melakukan korupsi
waktunya.

c. Meminjam uang teman dan lupa mengembalikan.


Peristiwa ini memang kelihatannya sepele dan biasa terjadi di kalangan
mahasiswa. Di sisi lain yang meminjamkan uang kadang malu atau sungkan untuk
menagihnya dan hanya di omongin di belakang. Sebenarnya contoh kebiasaan ini
sangat tidak baik apabila dilakukan juga saat mahasiswa tersebut sudah menjadi
petugas kesehatan apalagi dia memiliki jabatan yang tinggi dan seenaknya
meminjam uang dari lembaga kesehatan dan berjanji akan melunasi ,namun pada
akhirnya terjadi penggelapan uang yang biasa disebut korupsi.

d. Kerja sama saat mengerjakan ujian/ saling memberi contekan.


Didunia pendidikan sekarang kejujuran saat mengerjakan soal ujian sudah sangat
sulit di temui, apalagi kurang ketatnya pengawasan oleh pihak
pendidik.menjadikan suatu peluang untuk melakukan kerja sama saat ujian
dengan saling memberikan jawaban satu-sama lain. Inilah bibit-bibit perilaku
korupsi yang di rencanakan/terorganisir secara berkelompok.Perilaku ini
merupakan gambaran koruptor saat ini yang tidak punya malu bekerja sama dalam
melakukan korupsi termasuk di bidang kesehatan oleh oknum-oknum petugas
kesehatan yang tidak tanggungjawab.
e. Mengabil untung dari uang Pembelian Alkes.
Saat praktek laboratorium, biasanya kita dapat membeli alat kesehatan tertentu
agar bisa juga di buat buat belajar praktek dirumah, misalnya membeli alat suntuk
sekali pakai dan biasanya pembelian di lakukan secara bersama dalam bentuk
iuran.Namun,kadang mahasiwa yang mengumpulkan uang iuran dapat juga
mengambil keuntungan dari pembelian Alkes. Apabila hal itu biasa di lakukannya,
saat ia menjadi petugas hal yang sama dapat di lakukan, saat ia bertugas dalam
pembelian alat kesehatan untuk rumah sakit pasti mengambil untung dengan
menaikkan harga Alat kesehatan tersebut dan tidak sesuai standart yang
merugikan rumah sakit tersebut.

2. Carilah sebuah berita tentang korupsi,identifikasi faktor internal dan Eksternal sebuah
kasusu korupsi.

Geger di Akhir Tahun, Korupsi Bansos Corona Terkuak

Memasuki akhir 2020, tepatnya pada 6 Desember 2020 lalu, Komisi Pemberantas
Korupsi (KPK) yang menetapkan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara sebagai
tersangka korupsi bantuan sosial (Bansos) Corona. Setelah ditangkap KPK, Juliari
menyerahkan diri pada pukul 02.50 WIB dini hari, juga pada hari yang sama itu.

Juliari yang datang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu
dilaporkan menerima suap sebesar Rp 17 miliar dari penunjukan rekanan pengadaan
sembako Bansos sembako untuk warga Jabodetabek. Bansos itu sendiri nilainya Rp
600.000 per bulan, yang dibagikan dalam dua paket senilai Rp 300.000 per dua minggu.

Dalam konferensi pers di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan,
pada 6 Desember lalu itu, Ketua KPK Firli Bahuri menjelaskan, uang itu diduga berasal
dari kesepakatan fee penunjukan rekanan pengadaan bansos COVID-19 tersebut. Firli
mengatakan, ada 3 vendor yang ditunjuk oleh Kemensos untuk menyediakan bantuan
Corona, salah satu milik anak buah Menteri Sosial Juliari Batubara, yakni Matheus Joko
Santoso. Matheus Joko Santoso adalah PPK pengadaan Bansos Corona yang ditunjuk
langsung oleh Juliari.

Proses hukum kasus korupsi Bansos Corona itu, berbagai fakta dan juga 'kabar
burung' terus datang. Untuk fakta misalnya, pemerintah memutuskan mengalihkan
sepenuhnya Bansos sembako itu ke bantuan sosial tunai (BST) di tahun 2021. Meski
begitu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK)
Muhadjir Effendy menegaskan, keputusan itu sudah sejak lama direncanakan, sehingga
bukan disebabkan oleh kasus korupsi tersebut.

Kemudian, kasus itu juga sempat dikaitkan dengan putra sulung Presiden Joko
Widodo (Jokowi) yakni Gibran Rakabuming dan juga PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex)
terkait pengadaan tas yang digunakan untuk mengemas sembako dalam program Bansos
itu.
Faktor internal korupsi :

 Sifat tamak atau rakus manusia.

Korupsi yang dilakukan bukan karena kebutuhan primer, yaitukebutuhan pangan.


Pelakunya adalah orang yang berkecukupan,tetapi memiliki sifat tamak, rakus,
mempunyai hasrat memperkayadiri sendiri. Unsur penyebab tindak korupsi berasal
dari dalam dirisendiri yaitu sifat tamak/rakus.

Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara adalah seseorang yang memiliki sifat
tamak, padahal harta kekayaannya terhitung banyak namuntetap saja melakukan
korupsi.seperti kutipan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke
KPK pada 30 April 2020 tertulis bahwa Juliari memiliki harta sebanyak Rp 47,18
miliar..Ia melaporkan kepemilikan aset terbanyak berupa tanah dan bangunan sebesar
Rp48,11 miliar. Tanah dan bangunan itu tersebar di beberapa wilayah di
Jakarta,Badung,Bogor,hinggaSimalungun.Ia memiliki satu unit mobil land rover Rp
618 juta dengan total harta bergerak Rp 1,16 miliar. Ia memegang Rp 4,6 miliar surat
berharga dan uang tunai Rp 10,21. Sudah memiliki harta yang banyak bisa saya tetap
melakukan tindakan yang haram.

 Moral yang kurang kuat.

Orang yang moralnya kurang kuat mudah tergoda untuk melakukantindak


korupsi. Godaan bisa datang dari berbagai pengaruh disekelilingnya, seperti atasan,
rekan kerja, bawahan, atau pihak lainyang memberi kesempatan

kasus yang menjerat Juliari ini melampaui batas-batas moral kemanusiaan


karena nekat mengambil keuntungan dari masyarakat yang tengah terhimpit dampak
pandemi. Ini adalah moral yang sangat buruk,tidak memikirkan rakyat yang banyak
kehilangan pekerjaan karena covid-19, bantuan sosialnya malah di ambil untuk
kepentingan diri sendiri.

Juliari Peter Batubara sebagai seorang pejabat publik menurut etika


administrasi telah melakukan sesuatu yang buruk atau dapat dikatakan sebagai bentuk
mal-administrasi. Bentuk mal-administrasi yang dilakukan oleh Menteri Sosial, Juliari
Peter Batubara ini adalah berupa ketidakjujuran, perilaku yang buruk, konflik
kepentingan, serta melanggar peraturan perundang-undangan. Perilaku ketidakjujuran
yang dilakukan oleh Juliari dapat dilihat dari bagaimana ketidakjujuran para pihak
yang terlibat dalam bantuan sosial yang akan diberikan kepada masyarakat yang
malah setiap paket dari bantuan sosial tersebut dikenakan fee sepuluh ribu rupiah yang
kemudian dana tersebut salah satunya mengalir ke Juliari selaku Menteri Sosial.
Disini terlihat bahwa nilai dari per paket bansos bukan senilai tiga ratus ribu rupiah
yang mana berarti terjadi penyalahgunaan dana yang seharusnya diterima masyarakat
dalam bentuk paket sembako nilainya menjadi berkurang dan tidak digunakan untuk
kesejahteraan rakyat melainkan untuk memperkaya diri atau keperluan individu.
 Penghasilan yang tidak mencukupi.

Karena adanya tuntutan kebutuhan yang tidak seimbang dengan penghasilan


yang didapatkan, akhirnya pegawai dengan keserakahan akan melakukan korupsi.
Namun, Kasus korupsi yang menjerat Juliari ini, bukan di sebabkan oleh faktor
penghasilan yang yang kurang mencukupi, karena sebenarnya harta kekayaan yang di
milikinya sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

 Kebutuhan hidup yang mendesak.

Dalam rentang kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami situasi


terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk
mengambil jalan pintas, di antaranya dengan melakukan korupsi.

Kasus korupsi yang menjerat Juliari bisa saja di sebabkan karena


kebutuhannya yang mendesak ,meski asetnya 47,18 M namun ternyata beliau
memiliki hutang yang lumayan banyak yaitu mencapai 17,58 Milyar,sehingga
mendesak beliau untuk melakukan tindak korupsi agar harta kekayaan yang
sebelumnya ia miliki tidak berkurang.

 Gaya hidup yang konsumtif.

Perilaku konsumtif apabila tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai


akan mendorong seseorang untuk melakukan berbagai tindakan guna memenuhi
hajatnya, salah satunya dengan korupsi

Kasus korupsi yang menjerat Juliari bisa saja di sebabkan karena juliari
Terjebak Kemewahan,dia melalukan korupsi untuk menambah aset barang-bawang
mewah agar dapat membeli lebih banyak dari uang hasil korupsi.

 Malas atau tidak mau bekerja.

Sebagian orang ingin mendapatkan hasil dari sebuah pekerjaan tanpa keluar
keringat. Sifat semacam ini berpotensi melakukan tindakan apapun dengan cara-cara
mudah dan cepat atau jalan pintas, di antaranya melakukan korupsi.

kasus korupsi yang terjadi pada juliari ,mungkin disebabkan Juga karena ia
kurang berkerja dengan sungguh dan selalu mengandalkan penghasilan dari
korupsinya.

 Ajaran agama yang kurang diterapkan

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius, yang tentu melarang tindak
korupsi dalam bentuk apa pun. Agama apa pun melarang tindakan korupsi, juga
mengecam praktik korupsi.
Sudah jelas bahwa korupsi di indonesia itu di larang keras oleh agama
apapun, karena korupsi merupakan bagian sikap tercela yaitu mencuri dan tidak jujur
dan mendapatkan dosa.Namun, korupsi tetap saja di lakukan oleh oknum-oknum yang
tidak punya malu seperti kasus Juliari karena sudah tidak menerapkan ajaran agama
dan keimanannya sudah goyah.

 Aspek Sosial

Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris


mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan
bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi
sifat pribadinya.

Kasus korupsi yang dilakukan oleh juliari batubara di sebakan oleh dorongan
teman kerjanya, karena selain dia ada 4 orang lain yang di tetapkan sebagai tersangka
kaus penyuapan.

Faktor Eksternal

❖ Aspek Organisasi.

a. Manajemen yang kurang baik sehingga memberikan peluang untuk melakukan


korupsi.

Manajemen keuangan yang salah dan buruk menyebabkan juliari melakukan


korupsi, biasanya pihak manajemen menutupi kegiatan stafnya yang melakukan
korupsi sebagai usaha mencegah ketidaknyamanan situasi yang ditimbulkan.

b. Kultur organisasi yang kurang baik.

Bisa saja kasus korupsi yang menjerat juliari di sebabkan oleh kulur organisasi
yang kurang baik,saat beliau diangkat menjadi pejabat ada dugaan nepotisme,
dengan alasan untuk memepertahankan jabaan dan kemapanan individu maupun
keluarga bahkan juga golongan partai dengan pengikut terbanya agar kadernya
tidak hilang. Sikap ingin selalu membalas budi juga bisa berujung korupsi, ketika
disalahgunakan dengan melibatkan wewenang atau jabatan.

c. Lemahnya controlling atau pengendalian dan pengawasan.

Lemahnya pengawasan dapat dilihat dari tidak adanya skema yang serius dari
pemerintah. Pemerintah tidak membuat skema yang serius untuk mengawasi dana
bansos, penyalurannya, apakah itu bener-benar sampai ke masyarakat,
pelaporannya, audit kontrol, itu tidak pernah ada skema yang khusus
diperuntukkan dana bansos. Padahal dana bansos merupakan sektor yang paling
rawan dikorupsi dan diselewengkan sejak dulu.

d. Kurangnya transparansi pengelolaan keuangan.


Dalam penyaluran bansos untuk warga terdampak Covid-19, Kemensos tidak
transparan. Pihak terkait sudah beberapa kali berkomunikasi dengan Kemensos
supaya data-data bansos itu dibuka, dikasih akses yang luas bagi masyarakat untuk
bisa mengetahui, melakukan kroscek, dan memberikan catatan. Tapi akses itu juga
tidak ada. Masalah lain yang ditemui di lapangan terkait bansos menurut Adnan
adalah adanya benturan sumber bansos yang membuat beberapa pihak menerima
bantuanganda.

❖ Sikap masyarakat terhadap korupsi.

Masyarakat enggan menelusuri asal usul pemberian,Masyarakat menganggap


wajar kekayaan seseorang, Masyarakat tidak meyadari bahwa yang dilakukannya juga
termasuk korupsi karena kerugian yang ditimbulkan tidak secara langsung, Dampak
korupsi tidak kelihatan secara langsung sehingga masyarakat tidak merasa kerugian
dan Masyarakat memandang wajar hal-hal umum yang menyangkut kepentingan

❖ Aspek Ekonomi.

Kasus korupsi mensos juliari baru bara Ada dugaan Persaingan secara
ekonomi,antar pejabat dan tidak ingin terkalahkan dalam segi perekonomian.

Aspek Politik atau Tekanan Kelompok.

Mensos Juliari batu bara melakukan korupsi juga bisa disebabkan Tekanan
orang terdekat utk memenuhi kebutuhan dan Tekanan Politik yaitu utk mencari
kekuasaan dg segala cara..

❖ Aspek Hukum.

Tidak baiknya subtansi hukum, mudah ditemukan dalam aturan-aturan yang


diskriminatif dan tidak adil, kontradiksi dan overlapping dengan peraturan lain (baik
yang sederajad maupun yang lebih tinggi).

Jika kasus korupsi Mentri Sosial Juliari Batubara dari aspek hukum di
sebabkabkan,kurang tegasnya hukum di indonesia. Apabila kasus korupsi di hukum
mati pasti pejabat-pejabat tidak ada lagi yang berani melakukan tindak korupsi.

Anda mungkin juga menyukai