Anda di halaman 1dari 4

Diagnosa Keperawatan

Menurut (NANDA, 2015) Diagnosa keperawatan pasien dengan ileus paralitik yaitu :

1. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen


2. Syok Hipovolemik berhubungan dengan kekurangan volume cairan tubuh
3. Gangguan pola eliminasi: konstipasi berhubungan dengan disfungsi motilitas usus
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status Kesehatan.

Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan menurut Nursing Interventions Clasification ialah pada klien


dengan ileus paralitik meliputi :

Diagnosa 1: Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen

1. Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama proses keperawatan pasien


dapat mendemonstrasikan hilang dari ketidaknyamanan dan masalah nyeri klien dapat
teratasi
2. Kriteria Hasil :
 Pasien mengungkapkan penurunan ketidaknyamanan
 Menyatakan nyeri pada tingkat dapat ditoleransi
 Skala nyeri = 3 (1-10)
 Menyangkal nyeri
 Ekpresi wajah dan postur tubuh rileks
 Irama pernafasan teratur
 TTV dalam batas normal.
3. Rencana Tindakan

Intervensi Rasional
1. Identifikasi lokasi, 1. Selalu memantau perkembangan
karakteristik durasi, frekuensi, nyeri.
kualitas, intensitas nyeri. 2. Mencari tahu faktor memperberat
2. Identifikasi faktor yang dan memperingan nyeri agar
memperberat dan mempercepat proses kesembuhan.
memperingan nyeri. 3. Memberikan kondisi lingkungan
3. Kontrol lingkungan yang yang nyaman untuk
memperberat rasa nyeri. membantumeredakan nyeri.
4. Berikan Teknik 4. Salah satu cara mengurangi nyeri
nonfarmakologis. seperti TENS, hypnosis, terapi
5. Ajarkan Teknik musik, terapi pijat, akupresur,
nonfarmakologis untuk aromaterapi, imajinasi terbimbing,
mengurangi rasa nyeri. kompres hanga/dingin, terapi
6. Kolaborasi dengan dokter bermain.
dalam pemberian analgetic, 5. Agar klien atau keluarga dapat
jika perlu. melakukan secara mandiri Ketika
nyeri kambuh
6. Bekerjasama dengan dokter dalam
pemberian dosis obat dan
Tindakan dependen perawat,
dimana analgetic berfungsi untuk
memblok stimulasi nyeri.

Diagnosa II Syok Hipovolemik berhubungan dengan kekurangan volume cairan tubuh

1. Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama proses keperawatan


diharapkan syok hipovolemik tidak terjadi.
2. Kriteria Hasil :
 Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang norma, tidak ada suara nafas abnormal).
 Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan).
 Volume cairan tubuh seimbang
3. Rencana Tindakan

Intervensi Rasional
1. Kaji kebutuhan cairan pasien. 1. Mengetahui kebutuhan cairan
2. Observasi tanda-tanda vital. pasien.
3. Observasi tingkat kesadaran 2. Perubahan ang drastis pada tanda-
dan tanda-tanda syok. tanda vital merupakan indikasi
4. Observasi bising usus pasien kekurangan cairan.
tiap 1-2 jam. 3. Kekurangan cairan dan eletrolit
5. Monitor intake dan output dapat mempengaruhi tingkat
secara ketat. kesadaran dan mengakibatkan
6. Pantau hasil laboratorium syok.
serum elektrolit, hematoktrit. 4. Menilai fungsi usus.
7. Kolaborasi dengan medik 5. Menilai keseimbangan cairan.
untuk pemberian suplemen 6. Untuk menilai keseimbangan
elektrolit intravena. cairan dan elektrolit.
7. Untuk meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga serta
Kerjasama antara perawat-pasien-
keluarga
 Memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit pasien.

Diagnosa III : Gangguan pola eliminasi: konstipasi berhubungan dengan


disfungsi motilitas usus
1. Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama proses keperawatan
diharapkan pola eliminasi kembali normal.
2. Kriteria Hasil :
 Pola eliminasi tindakan keperawatandiharapkan pola eliiminasi
 BU Normal : 5-35 x/menit
 Tidak ada distensi abdomen.
3. Rencana Tindakan

Intervensi Rasional
1. Kaji dan catat frekuensi, warna 1. Mengetahui ada atau tidaknya
dan konsistensi feses kelainan yang terjadi pada
2. Auskultasi bising usus eliminasi fekal.
3. Kaji adanya flatus 2. Untuk mengetahui normal atau
4. Kaji adanya distensi abdomen tidaknya pergerakan usus.
5. Berikan penjelasan kepada 3. Adanya flatus menunjukkan
pasien dan keluarga penyebab perbaikan fungsi usus.
terjadinya gangguan dalam 4. Gangguan motilitas usus dapat
BAB menyebabkan akumulasi gas
didalam lumen usus sehingga
terjadi distensi abdomen.
5. Untuk meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga serta untuk
meningkatkan kerjasama antara
perawat-pasien- dan keluarga.
6. Untuk membantu dalam
pemenuhan kebutuhan eliminasi.

Diagnosa IV : Kecemasan berhubungan dengan perubahan status Kesehatan.

1. Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan diharapkan kecemasan dapat


teratasi.
2. Kriteria Hasil :
 Pasien mengungkapkan pemahaman penyakit saat ini dan mendemonstrasikan
keterampilan koping positif.
3. Rencana Tindakan :

Intervensi Rasional
1. Observasi adanya peningkatan 1. Rasa cemas yang dirasakan pasien
kecemasan: wajah tegang, dapat terlihat dalam ekpresi wajah
gelisah. dan tingkah laku.
2. Kaji adanya rasa cemas yang 2. Untuk mengetahui tingkat
dirasakan pasien. kecemasan pasien.
3. Berikan penjelasan kepada 3. Dengan mengetahui tindakan yang
pasien dan keluarga tindakan akan dilakukan akan mengurangi
yang akan dilakukan tingkat kecemasan dan
sehubungan dengan keadaan meningkatkan kerjasama.
penyakit pasien. 4. Dengan mengungkapkan
4. Berikan kesempatan pada kecemasan akan mengurangi rasa
pasien unttuk mengungkapkan takut/cemas pasien.
rasa takut atau kecemasan 5. Lingkungan yang tenang dan
yang dirasakan. nyaman dapat mengurangi stress
5. Pertahankan lingkungan yang pasien berhadapan dengan
tenang dan tanpa stress. penyakitnya.
6. Dorong dukungan keluarga 6. Support system dapat mengurangi
dan orang terdekat untuk rasa cemas dan menguatkan pasien
memberikan support kepada dalam menerima keadaan sakitnya.
pasien.

Anda mungkin juga menyukai