Anda di halaman 1dari 32

BAB 2

REAKSI REDOKS
DAN
ELEKTROKIMIA
PETA KONSEP
Katode
Tempat terjadi
reduksi
Sel volta
Anode
Tempat terjadi
Elektrokimia oksidasi

-- Elektrode inert
Sel elektrolisis
-- Elektrode aktif

-- Cara setengah reaksi


Reaksi redoks -- Cara bilangan
oksidasi
MATERI

A. Penyetaraan Reaksi Redoks


B. Sel Volta
C. Elektrolisis
D. Korosi
A.PENYETARAAN REAKSI REDOKS
Metode bilangan oksidasi
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Tuliskan kerangka dasar reaksi, yaitu reduktor dan hasil oksidasinya serta oksidator dan hasil
reduksinya.
2. Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dengan memberi koefisien
yang sesuai (biasanya unsur selain hidrogen dan oksigen).
3. Tentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator dan jumlah pertambahan
bilangan oksidasi dari reduktor. Dalam hal ini yang dimaksud dengan ”jumlah penurunan
bilangan oksidasi” atau ”jumlah pertambahan bilangan oksidasi” adalah hasil kali antara
jumlah atom yang terlibat dengan perubahan bilangan oksidasinya.
4. Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan memberi koefisien yang
sesuai.
5. Setarakan muatan dengan menambah ion H+ (dalam suasana asam) atau ion OH- (dalam
suasana basa).
6. Setarakan atom H dengan menambahkan H2O.
A.PENYETARAAN REAKSI REDOKS
Metode setengah reaksi (ion-elektron)
Suasana Larutan Asam
1. Tulislah kerangka dasar dari setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi secara terpisah
dalam bentuk reaksi ion.
2. Masing-masing setengah reaksi disetarakan dengan urutan sebagai berikut.
a. Setarakan atom unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi (biasanya ialah unsur
selain oksigen dan hidrogen).
b. Setarakan oksigen dengan menambahkan molekul air (H2O).
c. Setarakan atom hidrogen dengan menambahkan ion H+.
d. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron.
3. Samakan jumlah elektron yang diserap pada setengah reaksi reduksi dengan jumlah elektron yang
dibebaskan pada setengah reaksi oksidasi dengan cara memberi koefisien yang sesuai, kemudian
jumlahkanlah kedua setengah reaksi tersebut.
A.PENYETARAAN REAKSI REDOKS
Metode setengah reaksi (ion-elektron)
Suasana Larutan Basa
Penyetaraan reaksi redoks dalam suasana basa dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti
dalam suasana asam, tetapi ion H+ kemudian harus dihilangkan.

Cara menghilangkan ion H+ tersebut dengan menambahkan ion OH– pada kedua ruas,
masing-masing sejumlah ion H+ yang ada.
B.SEL VOLTA
Reaksi redoks spontan
Reaksi redoks spontan adalah reaksi redoks yang berlangsung
serta-merta.
Contohnya adalah reaksi antara logam zink dengan larutan tembaga(II)
sulfat.

Sementara itu, reaksi kebalikannya tidak terjadi.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kebalikan dari reaksi spontan
adalah tidak spontan.
B.SEL VOLTA
Susunan sel volta
Logam zink dicelupkan dalam larutan yang mengandung ion Zn2+ sementara sepotong logam tembaga
dicelupkan dalam larutan ion Cu2+.
Logam zink akan larut sambil melepas dua elektron.
Elektron yang dibebaskan tidak memasuki larutan
tetapi tertinggal pada logam zink itu.
Elektron tersebut selanjutnya akan mengalir ke
logam tembaga melalui kawat penghantar.
Ion Cu2+ akan mengambil elektron dari logam
tembaga kemudian mengendap.
B.SEL VOLTA
Susunan sel volta

Sel Volta

Anode Katode
→ terjadi oksidasi → terjadi reduksi
→ bermuatan (–) → bermuatan (+)
B.SEL VOLTA
Notasi sel volta
Susunan suatu sel volta dinyatakan dengan suatu notasi singkat yang
disebut diagram sel.

a. Anode biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan katode di


sebelah kanan pada anode terjadi oksidasi Zn menjadi Zn2+.
b. Di katode terjadi reduksi ion Cu2+ menjadi Cu.
c. Dua garis sejajar (||) yang memisahkan anode dan katode menyatakan
jembatan garam, sedangkan garis tunggal menyatakan batas antarfase.
B.SEL VOLTA
Potensial elektrode standar (E⁰)
Potensial elektrode
Potensial sel yang dihasilkan oleh suatu elektrode (M) dengan
elektrode hidrogen disebut potensial elektrode dan dinyatakan
dengan lambang E.

Apabila pengukuran dilakukan pada kondisi standar, yaitu pada


suhu 25°C dengan konsentrasi ion-ion 1 M dan tekanan gas 1 atm,
disebut potensial elektrode standar dan diberi lambang E°.
B.SEL VOLTA
Potensial elektrode standar (E⁰)
Potensial elektrode
❑ Elektrode yang lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan terhadap
elektrode hidrogen mempunyai potensial elektrode bertanda positif
(diberi tanda positif), sedangkan elektrode yang lebih sukar mengalami
reduksi diberi tanda negatif.
❑ Potensial elektrode sama dengan potensial reduksi.
❑ Adapun potensial oksidasi sama nilainya dengan potensial reduksi,
tetapi tandanya berlawanan.
B.SEL VOLTA
Potensial elektrode standar (E⁰)
Potensial sel

Katode adalah elektrode yang mempunyai harga E° lebih besar (lebih


positif), sedangkan anode adalah yang mempunyai E° lebih kecil (lebih
negatif).

Kerjakan latihan dari buku Kimia SMA


kelas XII (Purba & Sunardi)
halaman 45!
B.SEL VOLTA
Potensial elektrode standar (E⁰)
Contoh Soal

Tentukanlah E° sel yang disusun dari kedua elektrode itu.


Jawab:
Potensial sel adalah selisih potensial katode dengan anode.
Katode merupakan elektrode yang potensial reduksinya lebih positif, dalam hal
ini yaitu perak.
E°sel = E°(katode) – E°(anode)
E°sel = +0,80 V – (–2,37 V)
= +3,17 volt
B.SEL VOLTA
Potensial reaksi redoks
B.SEL VOLTA
Deret keaktifan logam (deret volta)
Susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode standarnya disebut deret
elektrokimia atau deret volta.
Semakin kiri kedudukan suatu logam dalam deret volta,
logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron),
logam merupakan reduktor yang semakin kuat.
Sebaliknya, semakin kanan kedudukan logam dalam deret volta,
logam semakin kurang reaktif (semakin sukar melepas elektron),
kationnya merupakan oksidator yang semakin kuat.
B.SEL VOLTA
Sel volta komersial
Aki
Sel aki terdiri atas anode Pb (timbel = timah
hitam) dan katode PbO2 (timbel(IV) oksida).
Keduanya merupakan zat padat, yang
dicelupkan dalam larutan asam sulfat.
B.SEL VOLTA
Sel volta komersial
B.SEL VOLTA
Sel volta komersial
Baterai Kering (Sel Leclanche)
Sel Leclanche terdiri atas suatu silinder zink berisi pasta dari campuran MnO2, NH4Cl, C
dan sedikit air. Zink sebagai anode, sedangkan elektrode inert (grafit) dicelupkan di
tengah pasta sebagai katodenya.
B.SEL VOLTA
Sel volta komersial
Baterai Alkalin
Pada dasarnya sama dengan sel Leclanche tetapi bersifat basa karena menggunakan
KOH sebagai pengganti NH4Cl dalam pasta.
C.ELEKTROLISIS
Susunan sel elektrolisis

Sel elektrolisis terdiri dari sebuah


wadah, elektrode, elektrolit, dan
sumber arus searah dengan susunan
seperti gambar berikut.
C.ELEKTROLISIS
Reaksi-reaksi elektrolisis
Reaksi elektrolisis terdiri dari reaksi katode, yaitu reduksi, dan
reaksi anode, yaitu oksidasi.
a. Spesi yang mengalami reduksi di katode adalah spesi yang
potensial reduksinya paling besar.
b. Spesi yang mengalami oksidasi di anode adalah spesi yang
potensial oksidasinya paling besar.
C.ELEKTROLISIS
Reaksi-reaksi elektrolisis
Reaksi-reaksi di Katode (Reduksi)
Reaksi di katode bergantung pada jenis kation dalam larutan.
Jika kation berasal dari logam-logam aktif (logam golongan IA,
IIA, Al atau Mn), yaitu logam-logam yang potensial standar
reduksinya lebih kecil (lebih negatif daripada air), maka air yang
tereduksi.
Sebaliknya, kation selain yang disebutkan di atas akan
tereduksi.
C.ELEKTROLISIS
Reaksi-reaksi elektrolisis
Reaksi-reaksi di Anode (Oksidasi)
Jika anode tidak terbuat dari Pt, Au atau grafit, maka anode itu akan teroksidasi.

Elektrode Pt, Au, dan grafit (C) digolongkan sebagai elektrode inert (sukar bereaksi).
Jika anode terbuat dari elektrode inert, maka reaksi anode bergantung pada jenis anion dalam
larutan.
Anion sisa asam oksi seperti SO42- , NO3- , PO43- , dan F- , mempunyai potensial oksidasi lebih negatif
daripada air. Anion-anion seperti itu sukar dioksidasi sehingga air yang teroksidasi.

Jika anion lebih mudah dioksidasi daripada air, seperti Br- , dan I- , maka anion itu yang teroksidasi.
C.ELEKTROLISIS
Hukum-hukum Faraday

Hukum Faraday 1
“Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G) berbanding lurus dengan
jumlah listrik yang digunakan (Q)”.
G ≈Q
Jumlah muatan listrik (Q) sama dengan hasil kali dari kuat arus (i) dengan waktu
(t).
Q = i × t (coulomb)
Jadi, G ≈ i t
C.ELEKTROLISIS
Hukum-hukum Faraday

Hukum Faraday 2
"Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G) berbanding lurus dengan
massa ekivalen zat itu (ME)".
G ≈ ME
Penggabungan hukum Faraday I dan II menghasilkan persamaan sebagai
berikut.
G = k × i × t × ME .......... (2.5)
(k = tetapan/pembanding)
C.ELEKTROLISIS
Hukum-hukum Faraday
Faraday menemukan harga
Jadi, G = k × i × t × ME dapat dinyatakan sebagai berikut.

dengan, G = massa zat yang dibebaskan (dalam gram)


i = kuat arus (dalam ampere)
t = waktu (dalam detik)
ME = massa ekivalen
Massa ekivalen dari unsur-unsur logam sama dengan massa atom relatif (Ar) dibagi
dengan bilangan oksidasinya (biloks).
C.ELEKTROLISIS
Stoikiometri reaksi elektrolisis
Stoikiometri reaksi elektrolisis didasarkan pada anggapan bahwa arus
listrik adalah aliran elektron. Muatan listrik dari 1 mol elektron adalah
96.500 coulomb. Jumlah muatan dari 1 mol elektron ini sama dengan
tetapan Faraday (1 F).
1 F ≡ 1 mol elektron ≡ 96.500 coulomb
Hubungan kuat arus dan waktu dengan jumlah mol elektron:
C.ELEKTROLISIS
Penggunaan elektrolisis dalam industri
Dapat disebutkan tiga bidang industri yang menggunakan elektrolisis,
yaitu produksi zat, pemurnian logam, dan penyepuhan.
a. Produksi Zat
Banyak zat kimia dibuat melalui elektrolisis, misalnya logam-logam alkali,
magnesium, aluminium, fluorin, klorin, natrium hidroksida, natrium hipoklorit,
dan hidrogen peroksida.
b. Pemurnian Logam
Contoh terpenting dalam bidang ini adalah pemurnian tembaga.
c. Penyepuhan
Penyepuhan (electroplating) dimaksudkan untuk melindungi logam terhadap
korosi atau untuk memperbaiki penampilan.
D. KOROSI
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.

a. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)


mengalami reduksi.
b. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
c. Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari
besi itu yang berlaku sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

atau
D. KOROSI
Cara-cara mencegah korosi besi
1) Mengecat
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan
udara dan air.

2) Melumuri dengan oli atau gemuk


Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah
kontak besi dengan air.

3) Dibalut dengan plastik


Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan
plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
D. KOROSI
Cara-cara mencegah korosi besi
4) Tin plating (pelapisan dengan timah)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan
dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating.
5) Galvanisasi (pelapisan dengan zink)
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan
zink.
6) Cromium plating (pelapisan dengan kromium)
7) Sacrificial protection (pengorbanan anode)

Anda mungkin juga menyukai