Full
Full
SKRIPSI
Diajukan oleh:
NIM: 135214070
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FINAL PROJECT
by
YOGYAKARTA
2017
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Anodizing atau yang dikenal dengan nama pelapisan logam adalah suatu perlakuan
permukaan untuk melapisi permukaan logam dengan lapisan oksida protektif hingga
ketebalan tertentu agar terlindungi dari pengaruh destruktif lingkungan yang menyebabkan
korosi, keausan, dan meningkatkan daya tahan abrasi. Metode anodizing juga menghasilkan
tampilan logam yang lebih menarik, bertekstur, dan berwarna. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh variasi konsentrasi asam sulfat pada proses
anodizing bahan aluminium terhadap ketebalan lapisan oksida dan kekerasan pada
permukaan aluminium.
Plat aluminium diamplas secara bertahap hingga permukaan aluminium bersih dan
tidak terdapat goresan goresan yang dapat mengganggu hasil anodizing. Proses anodizing
dilakukan dengan menggunakan Trafo slide regulator arus 3 Ampere, kemudian dilakukan
proses cleaning, etching, desmut, anodizing dan rinsing pada setiap prosesnya. Proses
anodizing dilakukan menggunakan variasi konsentrasi larutan asam sulfat
10%,11%,12%,13%,14% dan 15% dengan waktu pencelupan 15 menit. Pengujian yang
dilakukan meliputi foto mikro ketebalan lapisan oksida dan kekerasan permukaan aluminium
(Vickers).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi asam sulfat pada larutan
anodiz selama proses anodizing berpengaruh terhadap ketebalan lapisan oksida dan kekerasan
permukaan aluminium. Ketebalan lapisan oksida optimum sebesar 13,2 μm terjadi pada
anodizing dengan konsentrasi larutan asam sulfat 12% dan nilai kekerasan yang paling
optimum terjadi pada konsentrasi larutan asam sulfat 12% dengan nilai kekerasan sebesar 73,
67 VHN.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Anodizing or known as metal coating is a surface treatment for coating metal surfaces
with protective oxide layers up to a certain thickness to be protected from environmental
destructive effects that cause corrosion, wear and increase abrasion resistance. The anodizing
method also produces a more attractive, texture, and colored metal look. The purpose of this
study was to find out how the effect of variation on sulfuric acid concentration on aluminum
material anodizing process of oxide layers thickness and hardness on aluminum surface.
The aluminum plate is gradually sanded up to a clean aluminum surface and no scratch
streaks can interfere with anodizing results. The anodizing process is done by using a 3
Ampere current with voltage slide regulator, then cleaning, etching, desmut, anodizing and
rinsing process in each process. The anodizing process was performed using variation on
10%, 11%, 12%, 13%, 14% and 15% sulfuric acid concentration with a dyeing time of 15
minutes. Tests carried out including a micro photograph of the thickness of the oxide layer
and the hardness of the aluminum surface (Vickers).
The results showed that the addition of sulfuric acid concentration on anodic solutions
to anodizing process has an effect on the thickness of the oxide layer and the hardness of the
aluminum surface. The optimum oxide layer thickness of 13.2 μm occurred at anodizing with
a 12% sulfuric acid solution concentration and the most optimum hardness value occurred at
a concentration of 12% sulfuric acid solution with a hardness value of 73.67 VHN.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya skripsi
yang berjudul “Pengaruh Variasi Konsentrasi 10-15% Larutan Asam Sulfat (H2SO4) Pada
Proses Anodizing Aluminium”.
Skripi ini penulis susun sebagai salah satu syarat bagi setiap mahasiswa program studi
Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk
mendapatkan Gelar Sarjana S-1 Teknik Mesin.
Selama melakukan penelitian, penulis telah menerima banyak bantuan dalam bentuk
materi maupun dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
penulis akan menyampaikan rasa terimakasih yang amat dalam kepada:
1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Budi Setyahandana, S.T., M.T., selaku Dosen pembimbing tugas akhir, terima kasih
untuk bimbingan dan saran yang sudah diberikan selama ini.
4. Doddy Purwadianto, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing akademik.
5. Sutarno dan Endah Setyaningsih, S.Th., selaku orang tua penulis.
6. Aditya Aji Priyambodo, Agung Dwi Jayanto, Handoko Restu Nugroho, Samuel Wildan
Setyawan dan Andreas Hermawan selaku adik dan teman sekelompok yang senantiasa
menemani suka dan duka.
7. Teman-teman Teknik Mesin USD Angkatan 2013 yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
8. Seluruh teman-teman Waton Seneng yang telah menemani dan memberi semangat
kepada penulis.
9. Seluruh staff pengajar dan laboran Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis
DAFTAR ISI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI .....................................................................................................vii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
2.2.Klasifikasi Anodizing................................................................................ 8
2.3.Aluminium.............................................................................................. 11
BAB III
BAB IV
BAB V
5.1.Kesimpulan ............................................................................................ 69
5.2.Saran ...................................................................................................... 69
LAMPIRAN .................................................................................................... 73
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 : Hasil pengujian dan perhitungan kekerasan lapisan oksida setelah
proses anodizing dengan variasi konsentrasi asam sulfat 10%, 11%,
12%, 13%, 14% dan 15% pada larutan anodizing ............................ 58
DAFTAR GAMBAR
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.4 : Grafik waktu pencelupan anodizing terhadap berat lapisan oksida
yang terbentuk dengan variasi konsentrasi elektrolit ....................... 20
Gambar 2.5 : Struktur pori pada lapisan hasil anodizing (a), Penampang lapisan
oksida (b) .......................................................................................... 21
Gambar 2.7 : Tegangan dan arus yang terjadi pada pembentukan lapisan oksida
anodizing .......................................................................................... 23
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.30 : Proses Cleaning Spesimen (a), Proses Rinsing (b) ....................... 49
Gambar 3.33 : Proses Anodic Oxidation (a) Proses Rinsing (b) ............................ 52
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.4: Foto mikro variasi konsentrasi larutan asam sulfat 10%. Resin (a).
Raw material (b) ............................................................................... 62
Gambar 4.5: Foto mikro variasi konsentrasi larutan asam sulfat 11%. Resin (a).
Raw material (b) ............................................................................... 63
Gambar 4.6: Foto mikro variasi konsentrasi larutan asam sulfat 12%. Resin (a).
Raw material (b) ............................................................................... 63
Gambar 4.7: Foto mikro variasi konsentrasi larutan asam sulfat 13%. Resin (a).
Raw material (b) ............................................................................... 64
Gambar 4.8: Foto mikro variasi konsentrasi larutan asam sulfat 14%. Resin (a).
Raw material (b) ............................................................................... 64
Gambar 4.9: Foto mikro variasi konsentrasi larutan asam sulfat 15%. Resin (a).
Raw material (b) ............................................................................... 65
Gambar 4.10: Grafik hubungan antara konsentrasi larutan asam sulfat dengan
ketebalan lapisan oksida (μm) setelah proses anodizing .................. 67
DAFTAR SIMBOL
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
kehidupan sehari-hari. Material ini dipergunakan dalam bidang yang luas bukan
saja dalam alat-alat rumah tangga, tetapi juga dipakai dalam konstruksi pesawat
mengingat karakteristik logam aluminium yang memiliki berat jenis cukup ringan
(2,70 gr/cm3), mudah dibentuk dan tahan terhadap korosi (Hutasoit, 2008).
kekerasan permukaan yang rendah serta warna aluminium itu bukan berarti bahwa
memiliki kekerasan yang rendah serta warna aluminium yang cenderung kusam
dan tidak menarik sehingga perlu adanya perlakuan khusus untuk mengurangi
kekurangan aluminium ini. Salah satu perlakuan yang dilakukan pada aluminium
Disamping itu, metode anodizing juga menghasilkan tampilan logam yang lebih
lapisan oksida protektif. Lapisan oksida yang sudah terbentuk melalui proses
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anodizing memiliki ketebalan yang lebih tinggi dari pembentukan lapisan oksida
secara alami, dan juga memiliki kekerasan yang lebih tinggi. Selain itu
peningkatan nilai estetika, juga dapat dilakukan dengan proses anodizing ini.
elektrolit, sehingga hasil dari lapisan oksida aluminium dapat diberi warna sesuai
yang diinginkan.
dipengaruhi beberapa faktor yaitu arus, tegangan, jenis material yang digunakan,
suhu selama proses, waktu pencelupan, jenis larutan elektrolit yang digunakan dan
konsentrasi asam sulfat pada larutan anodiz maka akan menaikkan ketebalan
lapisan oksida.
Dari hasil penelitian yang dilakukan tersebut, menunjukkan bahwa hasil dari
semua penelitian yang sudah pernah dilakukan terdapat sebuah kesamaan, yakni
jika konsentrasi asam sulfat yang digunakan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
oksida yang rendah ini disebabkan oleh dua hal, yakni jika konsentrasi asam sulfat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terbentuk akan segera dilarutkan kembali oleh asam sulfat sehingga lapisan oksida
yang terbentuk lebih tipis dan kekerasan lapisan oksida yang terbentuk akan
semakin berkurang namun pori yang terbentuk lebih padat daripada jika
Dari permasalahan yang timbul pada latar belakang maka dapat dirumuskan
fabrikasi yang lebih baik dan sesuai dengan standar yang dibutuhkan.
1. Studi Literatur
Studi literatur adalah suatu cara pengumpulan data yang diperoleh melalui
3. Metode Eksperimen
4. Metode Perakitan
perakitan alat.
Metode ini merupakan pengecekan akhir dan uji coba dari hasil analisis
Sistematika penulisan tugas akhir ini secara garis besar terdiri dari lima bab,
yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penulisan.
anodizing.
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik. Komponen yang terpenting dari
proses elektrolisis adalah elektroda dan elektrolit. Pada proses elektrolisis, katoda
merupakan kutub negatif (sebagai penghantar benda kerja) dan anoda merupakan
oleh arus listrik. Pada proses anodizing komponen yang terpenting dari proses
elektrolisis ini adalah elektroda dan elektrolit. Pada proses elektrolisis, katoda
merupakan kutub negatif (-) dan anoda merupakan kutub positif (+).
oksida yang baik terhadap logam dasarnya. Lapisan tersebut memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
3. Terintegrasi dengan baik pada logam dasarnya, dan tidak dapat mengelupas.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anodizing.
Adapun klasifikasi yang ada dalam proses anodizing adalah sebagai berikut:
1. Elektroda
dengan bagian non-logam dari sebuah rangkaian listrik, ditemukan oleh Michael
Faraday dari bahasa yunani elektron. Pada percobaan anodizing ini, bagian anoda
dan katoda menggunakan jenis logam yang sama yaitu plat aluminium. Sebuah
elektron dalam sebuah sel elektrolis ditunjukkan sebagai anoda atau katoda.
atau katoda tergantung voltase yang diberikan kedalam sel tersebut. Sebuah
elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel
Katoda Anoda
2. Elektrolit
berdasarkan kandungan ion H+. Elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan baik digolongkan kedalam elektrolit kuat, salah satunya adalah asam
klorida (HCL), asam sulfat (H2SO4), dan asam nitrat, (HNO3). Selain elektrolit
kuat ada pula golongan elektrolit lemah seperti asam cuka encer (CH 3COOH),
3. Elektrolisasi aluminium
berlaku sebagai anoda dengan dihubungkan pada kutub positif satu daya. Logam
aluminium akan berubah menjadi ion aluminium yang larut dalam larutan asam
Jumlah zat yang bereaksi pada elektroda sel elektrolis berbanding lurus
dengan jumlah arus yang melalui sel tersebut, jika jumlah arus tertentu yang
masing-masing zat. Hukum Faraday ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
𝑖.𝑡
𝑛 = 𝐹.𝑧………………………………………………………………… (2.2)
t: waktu (menit)
Mengingat, massa zat adalah perkalian massa atom (AR) dengan mol atom maka
𝑖.𝑡
𝑛. 𝐴𝑅 = 𝐹.𝑧 . 𝐴𝑅………………………………………………………………(2.3)
𝑖.𝑡.𝐴𝑅
𝑚= ……………………………………………………………………..(2.4)
𝐹.𝑧
𝑚 𝑖.𝐴𝑅
= ……………………………………………………………………….(2.5)
𝑡 𝐹.𝑧
Untuk aluminium,
𝑚 𝑖.26,98
= 96485.3……………………………………………………………………(2.6)
𝑡
𝑚
= 9,32 . 10 − 5 . 𝑖…………………………………………………………(2.7)
𝑡
t: waktu (menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.3 Aluminium
yang paling banyak digunakan setelah baja. Hal ini berarti dalam klasifikasi
dalam industri. Aluminium logam yang sangat ringan, dengan berat jenis kurang
lebih sepertiga berat jenis baja atau paduan tembaga, yaitu 2.70 gr/cm 3.
2.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Potensial elektrode
pH larutan
Gambar 2.2 Diagram porbeix aluminium
Sumber: Bubbico (2015)
Hal ini terjadi secara alami karena pengaruh reaksi energi bebas yang cukup
memiliki sifat yang lebih keras dari logam induk, dengan ketebalan antara 1-30 x
10-6 Inci sampai dengan 3 mikron. Selain dapat terbentuk secara alami, laipsan
oksida pada permukaan aluminium ini dapat juga dibentuk dengan proses
proses ini memiliki ketebalan yang jauh lebih tinggi, lapisan oksida yang
terbentuk dengan proses anodizing akan memiliki nilai kekerasan yang lebih
tinggi.
Salah satu produk aluminium yang banyak diproduksi dan digunakan dalam
proses anodizing belakangan ini adalah aluminium foil. Aluminium foil biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
adalah hampir murni aluminium, yaitu sekitar 92-99.99% Al. Produk aluminium
foil dibuat dengan proses pengecoran yang dilanjutkan dengan rolling maupun
melalui proses continuous casting. Bila pada awalnya proses anodizing lebih
banyak diarahkan pada peningkatan nilai estetika dan nilai kekerasan dari
aluminium, terutama aluminium foil yang memiliki komposisi hampir 100% Al,
bidang nano teknologi, dan pada akhirnya dapat dimanfaatkan pada industri
yang umumnya mencapai kemurnian 99,85% berat. Namun, bila dilakukan proses
kemurnian 99.0% atau diatasnya dapat dipergunakan di udara dalam jangka waktu
bertahun-tahun. Hantaran listrik Al, kira-kira 65% dari hantaran listrik tembaga,
dipergunakan untuk kabel dan dalam berbagai bentuk. Misalnya sebagai lembaran
tipis (foil). Dalam hal ini dapat dipergunakan Al dengan kemurnian 99,0%. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
0,0
1050 0,25 0,4 0,05 0,05 0,05 0,03 0,03 99,5
5
0,0
1060 0,25 0,35 0,05 0,03 0,03 0,03 0,03 99,6
5
0.95 Si + 0.05-
1100 0,05 - 0,1 - 0,15 99
Fe 0.2
0.55 Si + 0,0
1145 0,05 0,05 0,05 0,03 0,03 99,45
Fe 5
1.00 Si +
1200 0,05 0,05 - 0,1 0,05 0,15 99
Fe
0.70 Si +
1230 0,1 0,05 0,05 0,1 0,03 0,03 99,3
Fe
0,0
1350 0,1 0,4 0,05 0,01 - - 0,11 99,5
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dilakukan untuk menghasilkan lapsian oksida yang lebih tebal daripada lapisan
oksida yang terbentuk secara alami. Ketahanan terhadap korosi pada lingkungan
akan diperoleh jika proses anodisasi berhasil dilakukan dengan tepat. Secara
(AlCleaning
2O3). Etching Desmut Anodizing
1. Cleaning
digunakan 5 gr/liter.
2. Rinsing cleaning
setelah proses cleaning dengan menggunakan air RO dari bahan kimia yang
3. Etching
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
aluminium yang tidak dapat dihilangkan dengan proses sebelumnya baik itu
proses cleaning atau rinsing. Selain itu, proses ini untuk memperoleh
permukaan benda kerja yang lebih rata dan halus dengan menggunakan
4. Rinsing Etching
setelah proses Etching dengan menggunakan air RO dari bahan kimia yang
5. Desmut
dipakai adalah Campuran dari asam phospat (H₃PO₄) 75% ditambah asam
6. Rinsing Desmut
setelah proses Desmut dengan menggunakan air RO dari bahan kimia yang
7. Anodizing
17
atau benda kerja dipasang pada anoda (+) dan sebagai katoda (-) dapat
Logam aluminium atau benda kerja pada larutan elektrolit anodic oxidation
………………………………………..............(2.8)
Atom atom yang terdapat pada aluminium akan teroksidasi menjadi ion-ion
yang larut larutan asam sulfat (H2SO4). Hal ini membuat permukaan logam
(2.9)
8. Rinsing Anodizing
18
Dari proses anodisasi, lapisan oksida yang terbentuk pada permukaan logam
tahan terhadap korosi dan mampu menahan serangan atmosfer serta air
korosif.
Lapisan ini hasil proses anodisasi yang menggunakan asam phosfor dan
kekerasan yang cukup tinggi (sebanding dengan sapphire) atau paling keras
setelah intan.
4. Isolator listrik
19
6. Aplikasi dekorasi.
yang mengkilau, dimana pada aluminuim tampilan oksida yang alami sangat
diinginkan. Selain itu, lapisan oksida yang dihasilkan dapat diberi warna
dengan metode yang berbeda. Pewarnaan organik akan diserap pada lapisan
asam sulfat dan asam kromat, namun beberapa jenis asam lain seperti asam
oksalat, asam phospat, dan sulphosalicylic acid juga dapat digunakan untuk proses
lapisan, mempengaruhi kehilangan logam (metal loss) yang terjadi pada proses
pelarutan lapisan film, untuk itu konsentrasi perlu diatur dengan tepat agar
20
Gambar 2.4 Grafik waktu pencelupan anodizing terhadap berat lapisan oksida
yang terbentuk dengan variasi konsentrasi elektrolit.
Sumber: Gazapo & Gea. (2009)
Lapisan hasil anodizing memiliki struktur yang berbeda dari lapisan oksida
yang terbentuk secara alami, dimana lapisannya memiliki struktur pilar hexagonal
mekanis permukaan aluminium. Secara umum lapisan oksida hasil dari proses
3. Transparan
Lapisan oksida yang terbentuk dari proses ini akan meningkatkan katahanan
21
zat pewarna untuk menghasilkan variasi tampilan warna pada permukaan hasil
korosi karena adanya lapisan oksida protektif. Tebal dari lapisan oksida sekitar
bergantung pada jenis elektrolit yang digunakan, lapisan dasar oksida (barrier
type oxide film) dan lapisan pori oksida (porous oxide film) dapat terbentuk
yang porous atau berpori dengan bentuk strukturnya heksagonal, dengan pori yang
22
Lapisan dasar merupakan lapisan yang tipis dan padat, yang berfungsi
sebagai lapisan antara lapisan pori dan logam dasar (base metal). Lapisan tersebut
memiliki sifat yang melindungi dari korosi lebih lanjut dan tahan terhadap arus
listrik. Struktur berpori yang timbul pada lapisan oksida merupakan hasil dari
awalnya lapisan pori yang terbentuk selinder memanjang namun karena kemudian
memanjang.
dan mengamati perubahan arus pada tegangan anodisasi yang tetap atau
perubahan tegangan pada arus tetap. Proses pembentukan lapisan oksida dapat
23
layer.
2. Setelah barrier layer menebal, mulai muncul benih-benih pori dekat batas
antara oksida dan larutan. Pada tahapan ini terjadi penurunan arus pada
sistem dan akan mencapai titik minimum saat tahapan ini berhenti.
berpori. Bentuk pori pada tahapan ini tidak sempurna dan terjadi
4. Arus yang mengalir pada sistem akan terus meningkat dengan semakin
suatu saat arus yang mengalir akan konstan saat struktur berpori telah
Keterangan gambar
Gambar 2.7 Tegangan dan arus yang terjadi pada pembentukan lapisan oksida
anodizing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
luar rumah misalnya untuk pemakaian di laut, mobil, keperluan arsitektur, jendela,
25
40volt tiap mikron serta tahan suhu tinggi tanpa hangus, maka baik untuk trafo
dan keperluan alat-alat listrik lainnya. Industri otomotif dan konstruksi merupakan
Rapat arus adalah besarnya arus listrik tiap-tiap mm2 luas permukaan.
𝐽=
𝐼
……………………………………………………………………………(2.10)
𝐴
Dengan:
26
struktur mikro ketebalan lapisan oksida yang ada pada daerah permukaan
1. Benda uji dipotong menjadi dua bagian dengan menggunakan gergaji secara
2. Benda uji yang sudah dipotong kemudian dimounting dalam kotak akrilik
amplas nomor 120 sampai 1500, dilakukan secara berurutan dari yang kasar
membasahi amplas yang diputar pada mesin amplas duduk, penggunaan air
mikro.
27
97%.
• Mengeringkan spesimen.
6. Foto mikro dilakukan setelah proses etsa dengan 200 kali pembesaran.
pembacaan hasil pada pengujian kekerasan mikro vickers adalah sebagai berikut:
Piramida intan yang memiliki sudut bidang berhadapan (136 o), ditekankan
kepermukaan bagian yang akan diukur dengan pembebanan sebesar 100 gf,
beban dengan luas tapak penekan. Maka akan didapat hasil kekerasan mikro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
proses dieying tersebut. Adapun rumus perhitungan dari kekerasan mikro Vickers
1.854 .𝐹
𝑉𝐻𝑁 = ………………………………………………………...(2.11)
𝑑2
Dengan:
𝑑1+𝑑2
d2 : Panjang diagonal rata-rata (µm), dengan drata-rata = ( 2
)
dunia perindustrian. Agar kualitas fisik maupun mekanis dari aluminium semakin
baik dalam segi ketahanan dan nilai dekoratif maka diperlukan sebuah treatment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
khusus untuk meningkatkan kualitas dari aluminium, salah satu proses yang
Lapisan oksida adalah bagian dari logam aluminium yang dilapisi, namun
dan tahan terhadap korosi. Aluminium adalah logam yang paling sesuai untuk
proses anodizing. Logam non ferous lainya yang dapat digunakan untuk anodizing
Anodizing atau oksida anoda secara luas digunakan untuk tujuan protektif
logam yang akan dilapisi ditempatkan sebagai anoda didalam larutan elektrolit.
Perbedaan lain larutan elektrolit yang digunakan bersifat asam dan arus yang
digunakan searah (DC) direct current. Proses utama, dalam anodizing aluminium
memerlukan larutan asam sulfat, asam kromat atau campuran asam sulfat dan
Asam sulfat yang digunakan harus asam pekat, serta asam tersebut menjadi
Biasanya oksidasi anodik menggunakan asam sulfat (H2SO4), karena selain murah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dan mudah untuk didapatkan, dan hasil pelapisannya mempunyai sifat estetika dan
meneliti tentang pengaruh densitas arus dan konsentrasi asam sulfat terhadap
ketebalan dan kualitas pewarnaan lapisan oksida pada anodizing aluminium 6063
dengan variasi konsentrasi asam sulfat pada proses anodiz sebesar 5%, 10%, 15%,
dan 20% serta variasi arus 12-24 dengan range 4 A/ft2. Dari hasil penelitian
didapat tebal lapisan oksida aluminum anodizing dengan konsentrasi asam sulfat
pada larutan anodis pada konsentrasi 5% densitas arus yang paling optimum
adalah 20 A/ft2 yaitu sebesar 21.6 μm, pada konsentrasi 10% densitas arus yang
paling optimum adalah 16 A/ft2 yaitu sebesar 22.6 μm, pada konsentrasi 15%
densitas arus yang paling optimum adalah 16 A/ft2 yaitu sebesar 13.8 μm, pada
konsentrasi 20% densitas arus yang paling optimum adalah 20 A/ft2 yaitu sebesar
15.4 μm.
hantar larutan dan menurunkan tegangan yang dibutuhkan sehingga lapisan oksida
yang terlarut juga akan semakin besar sehingga lapisan oksida yang sudah
konsentrasi 5% elektrolit yang ada masih belum cukup banyak untuk mengalirkan
31
konsentrasi 10%.
15, 20 dan 25% Vol. asam sulfat H2SO4 dengan penambahan 6% wt. asam oksalat
pada setiap konsentrasi asam sulfat yang dilakukan Sidharta. (2014), didapatkan
hasil anodizing yang terbaik pada larutan elektrolit dengan 15% vol. H 2SO4 + 6%
wt. H2C2O4 dengan waktu proses selama 7 menit yang menghasilkan perubahan
kekerasan material dari 115 VHN menjadi 190 VHN serta ketebalan lapisan
waktu anodasi terhadap ketahanan aus dan kekerasan pada lapisan oksida
konsentrasi asam sulfat 15%, 20%, dan 25% terhadap paduan aluminium ADC12
berturut turut adalah 117, 119 dan 189 (VHN) sedangkan pada konsentrasi
elektrolit 20% pada waktu 3, 5, dan 7 berturut turut adalah 168, 106 dan 153
(VHN) dan pada konsentrasi elektrolit 25% pada waktu 3, 5, dan 7 berturut turut
adalah 168, 179 dan 166 (VHN). Dengan semakin bertambahnya tingginya
32
kekerasan dan ketahanan aus yang paling tinggi adalah pada 15% H2SO4 + 6%
H2C2O4.
konsentrasi asam sulfat pada proses anodizing terhadap ketebalan lapisan oksida
dan kekerasan pada permukaan aluminium murni memiliki suatu besaran yang
meluluhkan lapisan oksida yang telah terbentuk sedangkan pada konsentrasi yang
sehingga lapisan oksida yang terbentuk tidak terlalu tebal. Selain beberapa faktor
diatas pengaruh rapat arus, tegangan, konsentrasi elektrolit, dan jenis material
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengujian
Selesai
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Trafo Slide Regulator adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan arus
dan tegangan searah. Besarnya arus DC yang dialirkan dapat diukur dengan
digunakan Voltmeter. Pada penelitian ini menggunakan Slide Regulator yang arus
dan tegangannya dapat diatur secara manual. Besarnya arus dan tegangan DC
yang dialirkan sesuaikan dengan kondisi operasi yang dibutuhkan agar proses
anodizing dapat berlangsung dengan baik. Jenis Trafo Slide Regulator dapat
2. Kabel Penghubung
anodizing, kabel penghubung arus terdiri dari 2 bagian, yaitu kabel penghubung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
arus positif sebagai anoda dan kabel penghubung arus negatif sebagai katoda.
Kabel penghubung arus proses anodizing dapat ditunjukkan pada Gambar 3.3.
3. Bak Plastik
Bak plastik yang digunakan adalah berfungsi sebagai tempat larutan bahan
kimia yang digunakan dalam proses cleaning, etching, desmut dan anodizing. dan
volume 6550 ml berjulmah 6 buah dan yang kecil dengan volume 1900 ml
36
4. Thermometer
Alat ini digunakan untuk mengukur suhu ruangan bak plastik larutan
elektrolit pada proses desmut dan anodizing selama berlangsungnya proses. Pada
termometer ini mempunyai ukuran -10°C – 110°C. Yang ditunjukan pada Gambar
3.5.
elektrolit pada proses cleaning, etching, desmut dan anodizing. Gelas ukur yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu berkapasitas 1000 ml, dan dapat ditunjukan
37
6. Stopwatch
7. Timbangan Digital
Timbangan digital digunakan untuk menimbang berat bahan kimia soda api
(NaOH) dan bahan pewarna yang akan digunakan dalam proses anodizing.
Timbangan digital yang digunakan yaitu merk SCOUT PRO, model SP 602,
38
Alat uji foto mikro berfungsi untuk mengetahui struktur mikro ketebalan
lapisan oksida pada aluminium setelah proses anodizing. Jenis alat uji ini adalah
mikro setelah proses anodizing dan dieying. Jenis alat uji ini adalah merk
Vokasi, Universitas Gadjah Mada Adapun alat tersebut dapat ditunjukan pada
Gambar 3.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
yang berada pada larutan anodizing. Alat ini berbahan dasar stainless
b. Tang
40
anoda pada proses anodizing agar posisi spesimen tetap konstan dan
d. Penjepit Buaya
pada proses anodizing agar posisi kabel penghubung tetap konstan dan
3.14.
e. Sarung tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kimia pada setiap proses. Dan dapat ditunjukan pada Gambar 3.15.
f. Mistar Baja
g. Amplas
SIKERS seri P1000, P2000, dan merk SLG seri C5000. Ditunjukan pada
Gambar 3.17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
h. Alat tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat data yang diperoleh selama proses
i. Kamera
pada saat proses berlangsung. Dan dapat ditunjukan pada Gambar 3.19.
43
j. Gerenda Tangan
Gambar 3.20.
Fungsi dari cairan asam sulfat (H2SO4) ini adalah sebagai larutan elektrolit
oksida. Asam sulfat yang digunakan adalah asam sulfat teknis dengan konsentrasi
proses anodic oxidation adalah bahan kimia supliyer dari MULTI KIMIA, dapat
44
desmut dan phosphoric acid yang digunakan pada proses desmut ini adalah
phosphoric acid teknis, produk dari PT. BRATACO. Gambar Phosporic Acid
Larutan bahan ini sebagai larutan desmut dan sealing, pada proses sealing
ini dilakukan setelah proses pewarnaan anodic oxidation selesai. Proses sealing
aluminium dan menahan pewarna agar tetap berada dalam pori-pori. Larutan asam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
cuka yang digunakan dengan konsentrasi (50 gr/liter) air RO (Reverse Osmosis).
Dan bahan ini adalah produk dari PT. BRATACO, seperti yang ditunjukan pada
Gambar 3.23.
4. Larutan Desmut
pada larutan desmutt adalah campuran dari larutan phosphoric acid (H₃PO₄) 75%
ditambah asam sulfat (H₂SO₄) 15% dan ditambah asam cuka (CH3CO2H) 10%.
46
Fungsi dari soda api (NaOH) ini digunakan sebagai larutan etching, bahan
ini berbentuk padat dengan konsentrasi (100 gr/liter) air RO (Reverse Osmosis).
Bahan ini adalah produk dari PT. BRATACO, seperti yang ditunjukan pada
Gambar 3.25.
Detergen murni atau nama lainnya adalah natrium karbonat (Na 2CO3) yang
berbentuk serbuk putih, dengan konsentrasi (10 gr/liter) air RO (Reverse
Osmosis). Detergen murni digunakan sebagai cairan cleaning, sebagai penghilang
minyak dan kotoran yang menempel pada permukaan aluminium, serta
meningkatkan daya bersih. Bahan ini adalah produk dari PT. BRATACO. Dapat
ditunjukkan pada Gambar 3.26.
47
7. Spesimen
Spesimen yang dipakai pada penelitian ini adalah logam plat aluminium
dengan dimensi panjang 50 mm, lebar 30 mm, tebal 3 mm. Adapun spesimen
Plat aluminium penghantar ini dipakai sebagai katoda (-) pada proses anodic
oxidation. Dimensi dari plat aluminium penghantar yaitu panjang 130 mm, lebar
130 mm, tebal 2,8 mm. Seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.28.
48
diantaranya adalah:
1. Proses Pengamplasan
yaitu menggunakan amplas logam seri P1000, P2000, dan C5000. Proses ini
dirinsing dalam bak air. Seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.29.
2. Proses Cleaning
pembuatan detergen yang berfungsi untuk meningkatkan daya bersih pada proses
pencucian, konsentrasi yang digunakan pada proses ini (10 gr/liter) air , dengan
menggunakan suhu larutan cleaning ± 30°C. Fungsi dari proses ini untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
selain itu juga membersihkan dari lemak dari pori-pori tangan telanjang dan debu
yang menempel pada permukaan spesimen. Proses ini sangat penting sekali dalam
hasil anodizing yang tidak optimum. Setelah proses cleaning selesai kemudian
spesimen dirinsing dalam bak air. Hal ini dapat ditunjukkan pada Gambar 3.30.
3. Proses Etching
baik itu proses cleaning dan rinsing. Selain itu, proses ini untuk memperoleh
permukaan benda kerja yang lebih rata dan halus. Pada proses etching
menggunakan media soda api (NaOH) dengan konsentrasi (100 gr/liter) air,
melewati tahap proses cleaning dan rinsing dicelupkan kedalam larutan ecthing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
selama ± 1 menit. Setelah proses etching selesai spesimen dirinsing dalam bak air.
4. Proses Desmut
Proses Desmut adalah suatu proses untuk menghilangkan smut pada aluminium.
Istilah smut sendiri adalah lapisan tipis yang berwarna abu-abu yang berasal dari
bahan-bahan paduan pembentuk logam aluminium yang tidak dapat larut dalam
larutan etching. Selain itu juga berfungsi untuk pengkilapan (Bright deep) pada
larutan desmut dengan komposisi phosporic acid (H3PO4) 75% dan asam sulfat
(H2SO4) 15% serta asam cuka (CH3CO2H) 10%, dengan menggunakan suhu
desmut kemudian spesimen dirinsing dalam bak air. Proses ini ditunjukkan pada
Gambar 3.32.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Selanjutnya pada proses ini spesimen dicelupkan kedalam bak plastik yang
berisi larutan asam sulfat (H2SO4) yang sudah dicampur dengan air, dengan
variasi konsentrasi larutan sebesar 100 ml asam sulfat (H2SO4) dan 900 ml air,
110 ml asam sulfat (H2SO4) dan 890 ml air, 120 ml asam sulfat (H2SO4) dan 880
ml air, 130 ml asam sulfat (H2SO4) dan 870 ml air, 140 ml asam sulfat (H2SO4)
dan 860 ml, 150 ml asam sulfat (H2SO4) dan 850 ml air, dan menggunakan suhu
larutan anodic oxidation ± 27-42°C. Pada proses anodic oxidation benda kerja
sebagai anoda (+) dan aluminium penghantar sebagi katoda (-). Sebelum
digunakan. Arus yang dipakai pada proses ini yaitu sebesar 3 A, Selanjutnya arus
listrik pada power supply diatur setelah spesimen dicelupkan kedalam larutan
dengan arus 3 Ampere. Waktu proses pencelupan selama 15 menit. Setelah proses
anodic oxidation selesai selanjutnya dirinsing dalam bak air. Proses anodic
52
struktur mikro ketebalan lapisan oksida yang ada pada daerah permukaan
7. Benda uji dipotong menjadi dua bagian dengan menggunakan gergaji secara
8. Benda uji yang sudah dipotong kemudian dimounting dalam kotak akrilik
53
amplas nomor 120 sampai 1500, dilakukan secara berurutan dari yang kasar
membasahi amplas yang diputar pada mesin amplas duduk, penggunaan air
mikro.
sebanyak 97%.
54
• Mengeringkan spesimen.
12. Foto mikro dilakukan setelah proses etsa dengan 200 kali pembesaran.
pembacaan hasil pada pengujian kekerasan mikro vickers adalah sebagai berikut:
kepermukaan bagian yang akan diukur dengan pembebanan sebesar 100 gf,
beban dengan luas tapak penekan. Maka akan didapat hasil kekerasan mikro
Adapun rumus perhitungan dari kekerasan mikro Vickers yaitu sebagai berikut:
1.854 .𝐹
𝑉𝐻𝑁 = ………………………………………………………...(3.1)
𝑑2
Dengan:
𝑑1+𝑑2
d2 : Panjang diagonal rata-rata (µm), dengan drata-rata = ( )
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
Gambar 4.1.
a. b. c. c. d.
. ….
..
e. f.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Diketahui P = 50mm
L = 30mm
I = 3 Ampere
= 50 x 30 mm
= 1500mm2
3
Rapat arus = 1500
= 0,002 A/mm2
= 2x10−3 A/mm2
Vickers dengan pembebanan 100 gf. Hasil dari pengujian tersebut kemudian
1,854 𝑥 𝑃
Kekerasan vickers rata-rata = (𝑑2 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Diketahui:
P = 100
P = 0,1 kgf
60+61
d rata-rata = = 60,5 · 10−3 = 0,0605 mm
2
1,854 𝑥 𝑃
Kekerasan vickers rata-rata = (𝑑 2 )
1,854 𝑥 0,1
Kekerasan vickers rata-rata =
0,06052
sebelum dan sesudah anodizing dengan variasi konsentrasi asam sulfat larutan
anodiz pada proses anodizing tersaji pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
59
Tabel 4.2 Hasil pengujian dan perhitungan kekerasan lapisan oksida setelah proses
anodizing dengan variasi konsentrasi asam sulfat 10%, 11%,12%,13%,14% dan
15% pada larutan anodizing.
Posisi
d1 d2 drata-rata Kekerasan kekerasan rata-
No Titik Variasi
(μm) (μm) (μm) (VHN) rata (VHN)
Uji
52 52 52 68
1 Acak 10% 52,5 53 52,75 66,62 66,26
55 52,5 53,75 64,17
55,5 55,5 55,5 60,18
2 Acak 11% 50 50 50 74,16 64,84
55,5 55,5 55,5 60,18
50 50 50 74,16
3 Acak 12% 50 51 50,5 72,69 73,67
50 50 50 74,16
51,25 54,5 52,87 66,5
4 Acak 13% 55 56,5 55,75 59,75 64,93
53 51 52 68,56
55 53,5 54,25 63,11
5 Acak 14% 54 52,5 53,25 65,50 65,12
53 52,5 52,75 66,75
52,5 52,5 52,5 67,26
6 Acak 15% 51,5 50,5 51 71,28 68,43
53 52,5 52,75 66,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
100
90
80
Nilai Kekerasan ( VHN )
70
60
50
40
30
20
10
0
10% 11% 12% 13% 14% 15%
aluminium yang telah dianodizing dengan variasi konsentrasi asam sulfat. Dari
konsentrasi larutan asam sulfat 12% yaitu 73,67 VHN dan nilai kekerasan
terendah berada pada konsentrasi larutan asam sulfat 11% yaitu 64,84 VHN.
elektrolit yang diberikan pada proses anodizing memiliki suatu besaran yang
optimum, dimana pada proses anodizing nilai kekerasan maksimum terjadi pada
konsentrasi 12% dan bila telah melewati batas maksimum akan menyebabkan
nilai kekerasan yang terbentuk justru semakin berkurang. Secara umum hasil
61
larutan asam sulfat yang digunakan dalam proses anodizing, mempengaruhi nilai
lapisan yang terbentuk pada penambahan konsentrasi asam sulfat, karena semakin
tebal lapisan yang dihasilkan mempunyai struktur poros yang tinggi, sehingga
anodizing dengan variasi konsentrasi larutan asam sulfat yang telah dilakukan
pembesaran 200 kali, dimana ada 20 strip dan setiap strip mempunyai nilai 5,5
μm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
110µm
b
Gambar 4.4 Foto mikro variasi konsentrasi larutan asam sulfat 10%.
Resin (a). Raw material (b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
110µm
Gambar 4.5 Foto mikro variasi konsentrasi larutan asam sulfat 11%.
Resin (a). Raw material (b).
110µm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 4.6 Foto mikro variasi konsentrasi larutan asam sulfat 12%.
Resin (a). Raw material (b).
b
110µm
Gambar 4.7 Foto mikro variasi konsentrasi larutan asam sulfat 13%.
Resin (a). Raw material (b).
b 110µm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 4.8 Foto mikro variasi konsentrasi larutan asam sulfat 14%.
Resin (a). Raw material (b).
b 110µm
Gambar 4.9 Foto mikro variasi konsentrasi larutan asam sulfat 14%.
Resin (a). Raw material (b).
dihasilkan setelah proses anodizing pada konsentrasi larutan asam sulfat 10% kuat
dihasilkan setelah proses anodizing pada konsentrasi larutan asam sulfat 11% kuat
66
dihasilkan setelah proses anodizing pada konsentrasi larutan asam sulfat 12% kuat
dihasilkan setelah proses anodizing pada konsentrasi larutan asam sulfat 13% kuat
dihasilkan setelah proses anodizing pada konsentrasi larutan asam sulfat 14% kuat
dihasilkan setelah proses anodizing pada konsentrasi larutan asam sulfat 11% kuat
Kemudian dari semua hasil pengujian foto mikro ketebalan lapisan oksida
67
20
18
Ketebalan lapisan oksida (µm)
16
14
12
10
8
6
4
2
0
10% 11% 12% 13% 14% 15%
Spesimen
Gambar 4.10 Grafik hubungan antara konsentrasi larutan asam sulfat dengan
ketebalan lapisan oksida (μm) setelah proses anodizing.
permukaan aluminium. Ini karena pada variasi konsentrasi asam sulfat 10%, 11%,
12%, 13%, 14% dan 15% setelah proses anodizing menghasilkan ketebalan
lapisan oksida pada permukaan aluminium sebesar 12,65 μm, 11,5 μm, 13,2 μm,
11 μm, 9,9 μm, dan 9,35 μm secara berurutan. Perbedaan ketebalan lapisan ini
disebabkan oleh daya hantar larutan elektrolit yang berbeda karena perbedaan
komposisi larutan asam sulfat, pada komposisi larutan asam sulfat dengan
konsentrasi 10% daya hantar larutan elektrolit tidak terlalu tinggi sehingga dengan
aluminium belum begitu maksimal. Sedangkan pada larutan asam sulfat dengan
konsentrasi 11% daya hantar larutan elektrolit sudah optimum karena pada
68
cepat dan tingkat pelarutan lapisan oksida tidak terlalu tinggi sehingga lapisan
yang terbentuk menjadi lebih tebal. Namun pada komposisi larutan asam sulfat
dengan konsentrasi 15% daya hantar larutan elektrolit sudah sangat tinggi
yang terlalu tinggi justru akan meningkatkan kecepatan pemakanan logam induk
dan melarutkan kembali lapisan oksida terluar sehingga lapisan oksida yang
elektrolit yang diberikan pada proses anodizing memiliki suatu besaran yang
optimum, dimana pada proses anodizing ketebalan lapisan oksida yang terbentuk
maksimum pada konsentrasi 12% dan bila telah melewati batas maksimum
reaksi oksidasi yang terjadi sehingga lapisan oksida yang sudah terbentuk akan
lebih cepat meluluh dan menyebabkan penipisan lapisan oksida yang sudah
terbentuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian, analisis dan pembahasan data yang telah dilakukan pada
pengaruh variasi konsentrasi larutan asam sulfat pada proses anodizing, maka didapat
dengan konsentrasi larutan asam sulfat 12%. Pada konsentrasi larutan asam
sulfat 10%, 11%, 13%, 14 % dan 15% secara berturut turut menghasilkan
tingkat ketebalan sebesar 12,65 μm, 11,5 μm, 11 μm, 9,9 μm dan 9,35 μm.
2. Nilai kekerasan yang paling optimum terjadi pada konsentrasi larutan asam
sulfat 12% dengan nilai kekerasan sebesar 73,67 VHN. Pada konsentrasi
larutan asam sulfat 10%, 11%, 13%, 14 % dan 15% secara berturut turut
menghasilkan nilai kekerasan sebesar 66,26 VHN, 64,84 VHN, 64,93 VHN,
5.2 Saran
anodizing, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
1. Penggunaan bahan kimia harus dilakukan secara benar, baik dalam hal
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Pastikan arus listrik dan waktu pencelupan dalam kondisi sesuai persyaratan
DAFAR PUSTAKA
Haryono, 2013, Pengaruh variasi suhu dan waktu proses anodizing pada bahan
alumunium, Politeknik Pratama Mulia Surakarta.
Santhiarsa, N.N., 2009, Pengaruh Kuat Arus Listrik dan Waktu Proses Hard
Anodizing pada Aluminium terhadap Kekerasan dan Ketebalan
Lapisan.jurnal Ilmiah, Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana.
BPPT. 1998. Teknik Pelapisan Logam Secara Listrik. Program Penerapan IPTEK
di Daerah: Jakarta.
Taufik, T., 2011, Anodizing pada Logam Aluminium dan Paduanya, Makalah.
Program Studi Magister Rekayasa Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan Institut Teknologi Bandung.
Santhiarsa, N.N, 2010, Pengaruh Kuat Arus Listrik dan Waktu Proses Anodizing
pada Aluminium tehadap Kecerahan dan Ketebalan Lapisan, Jurnal Ilmiah.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Sulistijono, 2006, Pengaruh Densitas Arus dan Konsentrasi Asam Sulfat terhadap
Ketebalan lapisan Oksida pada Anodizing Aluminium. Jurusan Teknik
Material FTI-ITS