Anda di halaman 1dari 8

Nama : Friska Permata Sari

NPM : 2006481291

Program Studi : Fisioterapi

CLINICAL ASSESSMENT FISIOTERAPI REGIO CERVICAL


1. Observation
Observasi terhadap pasien seperti apakah yang pasien bisa lakukan, mengamati
mobilitasnya apakah mobile atau hipermobile, kemudian kemampuan transfernya. 
2. History Taking
Pemeriksaan klinis didahului dengan anamnesis pasien. Anamnesis memberikan
informasi penting tentang kemungkinan etiologi penyakit. Hal ini  adalah bagian
terpenting dari penilaian klinis, di mana informasi berikut diperoleh tentang pasien
seperti usia, jenis kelamin, ras, pekerjaan, riwayat keluhan sekarang, riwayat
medis masa lalu (termasuk perawatan obat di masa lalu dan/atau saat ini), riwayat
penyakit keluarga, dan riwayat penyakit lain-lain. 
 Keluhan utama 
Informasi yang diperoleh dari anamnesis tentang keluhan utama ex: pasien
mengeluh nyeri leher saat menengok. 
 Riwayat penyakit sekarang 
Riwayat penyakit sekarang meliputi riwayat trauma maupun perjalanan
penyakit dan riwayat pengobatan dari pasien, Riwayat ini merupakan gejala
awal dari nyeri yang berlangsung beberapa hari.Informasi yang diperoleh dari
anamnesis tentang riwayat penyakit sekarang seperti :lima bulan yang lalu
pasien mengeluh nyeri pada leher saat menengok. Nyeri akan bertambah berat
saat pasien menengok ke kanan. Nyeri akan berkurang saat pasien beristiahat.
Lalu pasien memeriksakan keluhannya ke Fisioterapi.
 Riwayat penyakit dahulu 
Riwayat penyakit dahulu perlu diketahui kerena mungkin ada kaitannya dengan
penyakit yang diderita pasien.sekarang.
 Riwayat penyakit penyerta 
Riwayat penyakit penyerta berisi tentang berbagai macam penyakit yang
diderita pasien .
 Riwayat pribadi dan keluarga 
Riwayat pribadi dan keluarga berisi tentang aktivitas sehari-hari pasien, hobi,
keluarga dan lain- lain. Informasi yang diperoleh yaitu Pasien seorang PNS
berumur 56 tahun, sebelumnya pasien dan keluarga belum pernah mengalami
panyakit serupa.
3. Movement Test
a. Active Movement
1) Fleksi:
- Pasien dalam posisi nyaman, dalam posisi duduk.
- Jelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Instruksikan kepada pasien untuk menunduk (menghadap ke bawah)
atau membawa dagu nya menempel ke dada (diberikan contoh
gerakannya terlebih dahulu supaya pasien lebih paham).
- Kemudian tanyakan kepada pasien apakah terdapat rasa nyeri atau
tidak.
2) Ekstensi:
- Pasien dalam posisi nyaman, dalam posisi duduk.
- Jelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Instruksikan kepada pasien untuk menghadap ke atas (diberikan contoh
gerakannya terlebih dahulu supaya pasien lebih paham).
- Kemudian tanyakan kepada pasien apakah terdapat rasa nyeri atau
tidak.
3) Lateral Fleksi:
- Pasien dalam posisi nyaman, dalam posisi duduk.
- Jelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Instruksikan kepada pasien untuk memiringkan kepala ke samping
kanan atau kiri atau membawa telinga ke arah bahu (diberikan contoh
gerakannya terlebih dahulu supaya pasien lebih paham).
- Kemudian tanyakan kepada pasien apakah terdapat rasa nyeri atau
tidak.
4) Rotasi:
- Pasien dalam posisi nyaman, dalam posisi duduk.
- Jelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Instruksikan kepada pasien untuk menengok kepala ke samping kanan
dan kiri (diberikan contoh gerakannya terlebih dahulu supaya pasien
lebih paham).
- Kemudian tanyakan kepada pasien apakah terdapat rasa nyeri atau
tidak.

Hasil Pemeriksaan

Gerakan ROM Nyeri Mampu / Tidak


Cervical
Fleksi Full ROM Tidak ada nyeri Mampu
Ekstensi Full ROM Tidak ada nyeri Mampu
Lateral Fleksi Full ROM Tidak ada nyeri Mampu
Rotasi Full ROM Tidak ada nyeri Mampu
b. Passive Movement
Pasien dalam keadaan rileks dan semua gerakan dilakukan oleh terapis.
Dengan menggerakkan pasien secara pasif dapat menentukan hypo atau hyper
mobility. Perlu diperhatikan bagaimana end feel dari gerakan, nyeri, serta
ROM yang dapat di capai secara passive.
1) Fleksi:
- Pasien dalam posisi nyaman dan rileks, dalam posisi terlentang.
- Jelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Fisioterapis memberikan memberikan handling pada kepala bagian
belakang pasien, , pastikan agar kepala benar benar tercover.
- Kemudian, bawa kepala pasien ke arah dada atau seperti menunduk
(menghadap ke bawah) .
- Kemudian tanyakan kepada pasien apakah terdapat rasa nyeri atau
tidak.
2) Ekstensi:
- Pasien dalam posisi nyaman dan rileks, dalam posisi terlentang.
- Jelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Fisioterapis memberikan memberikan handling pada kepala bagian
belakang pasien, , pastikan agar kepala benar benar tercover.
- Kemudian, bawa kepala pasien ke arah bawah atau seperti mendangak
(menghadap ke atas) .
- Kemudian tanyakan kepada pasien apakah terdapat rasa nyeri atau
tidak.
3) Lateral Fleksi:
- Pasien dalam posisi nyaman dan rileks, dalam posisi terlentang.
- Jelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Fisioterapis memberikan memberikan handling pada kepala bagian
belakang pasien, pastikan agar kepala benar benar tercover.
- Kemudian, bawa kepala pasien kearah samping kanan dan kiri atau
membawa telinga ke arah bahu.
- Kemudian tanyakan kepada pasien apakah terdapat rasa nyeri atau
tidak.
4) Rotasi:
- Pasien dalam posisi nyaman dan rileks, dalam posisi terlentang.
- Jelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Fisioterapis memberikan memberikan handling pada kepala bagian
belakang pasien, pastikan agar kepala benar benar tercover.
- Kemudian, bawa kepala pasien seperti menghadap kanan dan kira.
- Kemudian tanyakan kepada pasien apakah terdapat rasa nyeri atau
tidak.
Hasil pemeriksaan

Gerakan ROM Nyeri End Feel


Cervical
Fleksi Full ROM Tidak ada nyeri Elastic end feel
Ekstensi Full ROM Tidak ada nyeri Hard end feel
Lateral Fleksi Full ROM Tidak ada nyeri Elastic
Rotasi Full ROM Tidak ada nyeri Elastic

c. Active Ressisted Movement


Pemeriksaan gerak yang dilakukan secara aktif oleh pasien semntara
fisioterapis memberikn tahanan dan pasien melawan tahanan
tersebut.Berkaitan dengan pengukuran kekuatan otot.Manual Mascle Testing
(MMT) merupakan suatu instrument untuk mengukur kekuatan dan fungsi
otot. Berikut prosedurnya pada region cervical:
1) Fleksi:
- Pasien dalam posisi nyaman, dalam posisi duduk.
- Jelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Fisioterapis memberikan tahanan pada daerah dahi pasien.
- Kemudian, instruksikan kepada pasien untuk menunduk (menghadap
ke bawah) atau membawa dagu nya menempel ke dada (diberikan
contoh gerakannya terlebih dahulu supaya pasien lebih paham), 
fisioterapis masih memberikan tahanan kemudian pasien melawan
tahanan tersebut.
- Kemudian tanyakan kepada pasien apakah terdapat rasa nyeri atau
tidak.
2) Ekstensi:
- Pasien dalam posisi nyaman, dalam posisi duduk.
- Jelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Fisioterapis memberikan tahanan pada daerah kepala bagian belakang
pasien.
- Kemudian, instruksikan kepada pasien untuk menghadap ke atas
(diberikan contoh gerakannya terlebih dahulu supaya pasien lebih
paham),  fisioterapis masih memberikan tahanan kemudian pasien
melawan tahanan tersebut.
- Kemudian tanyakan kepada pasien apakah terdapat rasa nyeri atau
tidak.
3) Lateral Fleksi:
- Pasien dalam posisi nyaman, dalam posisi duduk.
- Jelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Fisioterapis memberikan tahanan pada daerah kepala bagian samping
(kanan atau kiri) dekat telinga tepatnya pasien.
- Kemudian, instruksikan kepada pasien untuk memiringkan kepala ke
samping kanan atau kiri atau membawa telinga ke arah bahu (diberikan
contoh gerakannya terlebih dahulu supaya pasien lebih paham), 
fisioterapis masih memberikan tahanan kemudian pasien melawan
tahanan tersebut.
- Kemudian tanyakan kepada pasien apakah terdapat rasa nyeri atau
tidak.
4) Rotasi:
- Pasien dalam posisi nyaman, dalam posisi duduk.
- Jelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Fisioterapis memberikan tahanan pada daerah wajah bagian samping
dekat pipi lebih tepatnya.
- Kemudian, instruksikan kepada pasien untuk menengok kepala ke
samping kanan dan kiri (diberikan contoh gerakannya terlebih dahulu
supaya pasien lebih paham),  fisioterapis masih memberikan tahanan
kemudian pasien melawan tahanan tersebut.
- Kemudian tanyakan kepada pasien apakah terdapat rasa nyeri atau
tidak.
d. Joint Play
Joint play merupakan suatu istilah untung menggambarkan apa yang terjadi di
dalam sendi ketika dilakukan gerakan translasi. Gerakan yang terjadi pada
persendian tubuh manusia dapat terjadi pada permukaan sendi
(arthrokinematik) dan pada tulang (osteokinematik).
1) Fleksi, saat melakukan gerakan fleksi maka akan terjadi tilting kedepan,
posterior glilde dari occipital condylus yang cembung terhadap facet atlas
yang cekung, atlas bergeser anterior, dens dan occiput menjauh dengan bagian
arkus atlas. Pada facet gerakan sliding kanan dan kiri terhadap superior sendi
facet yang berbatasan dengan inferior vertebra, permukaan sendi facet berada
pada 45ᵒ bidang transversal. Permukaan inferior sendi facet vertebra bagian
atas menghadap ke depan dan ke bawah sedangkan bagian superior sendi facet
dari vertebra bagian bawah menghadap ke belakang dan ke atas. Oleh karena
itu saat gerakan fleksi terjadi gerakan slide ke depan atas dari permukaan
inferior sendi facet bagian atas terhadap superior sendi facet bagian bawah.
2) Ekstensi, saat gerakan ekstensi terjadi backward tilt dari kepala, anterior glide
dari occypital condylus yang cembung terhadap facet atlas yang cekung. Pada
saat ekstensi terjadi gerakan slide ke belakang dan bawah dari inferior sendi
facet bagian atas terhadap superior sendi facet bagian bawah.
3) Lateral fleksi, saat lateral fleksi kiri maka terjadi lateral tilt ke kiri dari kepala
dan menyebabkan kontralateral glide dari occyput, terjadi rotasi kekanan
karena tergantung pada permukaan sendi axis anteromedial, glide ke kanan
dari occipital condylus relative anterior glide condylus kiri dan relative
posterior glide condylus kanan, occipital alar ligament memendek, dengan sisi
kiri terulur, tekanan pada alar ligament
akanmenarikdensdanmenyebabkanrotasikekiribagiaxis,kemudianprocessusspi
nosusaxis berpindah ke sebelah kanan menciptakan rotasi yang relative ke
kanan dari sendi atlanto-axial, begitu pula dengan sebaliknya.
4) Pada rotasi, inferior sendi facet bagian bawah pada sisi lateral fleksi,
sedangkan sisi berlawanan inferior sendi facet bagian atas slide ke arah atas
dan depan terhadap superior sendi facet bagian bawah.
e. Neurologic Test
Pada pemeriksaan saraf dermatome dan myotome sangat
diperlukan.Pemeriksaan saraf pada manusia yang terjadi lesi atau kelumpuhan,
maka penggunaan dermatome dan myotome sangat membantu dalam distribusi
area lesi di tubuh manusia.Pada umumnya ahli neurologi menggunakan peta
tubuh myotome dermatome untuk mendeteksi area mana yang lesi dan
seberapa parah kasus lesi itu.Pengertian Dermatome adalah gambar area di
kulit yang disarafi oleh spinal cord (persarafan tulang belakang
manusia).Myotome adalah sekumpulan otot yang diinervasi oleh spinal cord
(syaraf di tulang belakang manusia).Dermatom sangat bermanfaat dalam
bidang neurologi untuk menemukan tempat kerusakan saraf saraf
spinalis.Karena kesakitan terbatas dermatom adalah gejala bukan penyebab
dari masalah yang mendasari, operasi tidak boleh sekalipun ditentukan oleh
rasa sakit.Sakit di daerah dermatom mengindikasikan kekurangan oksigen ke
saraf seperti yang terjadi dalam peradangan di suatu tempat di sepanjang jalur
saraf. 
1) Myotome test
Miotom diuji dengan kontraksi isometrik yang ditahan dengan sendi pada
atau di dekat posisi istirahat. Kontraksi harus berlangsung setidaknya 5
detik, karena kelemahan miotom biasanya membutuhkan waktu untuk
berkembang..
- C1-C2 myotome (fleksi leher). Kepala pasien harus sedikit tertekuk
(mengangguk). Pemeriksa memberikan tekanan pada dahi pasien
sambil menstabilkan batang tubuh pasien dengan tangan di antara
skapula. Pemeriksaan harus memastikan leher pasien tidak memanjang
saat ditekan dahi..
- C3 miotom dan saraf kranial XI (fleksi sisi leher). Pemeriksaan
menempatkan satu tangan di atas telinga pasien dan menerapkan gaya
fleksi samping ke kepala sambil menstabilkan batang tubuh pasien
dengan tangan lainnya di bahu yang berlawanan. Fleksi sisi kanan dan
kiri harus diuji..
- C4 myotome dan saraf kranial XI (elevasi bahu). Pemeriksaan meminta
pasien untuk mengangkat bahu sekitar setengah dari ketinggian penuh.
Pemeriksaan menerapkan gaya ke bawah pada kedua bahu pasien
sementara pasien mencoba untuk menahan mereka di posisi.
Pemeriksaan harus memastikan pasien tidak "mengikat" lengan ke paha
jika pengujian dilakukan dengan pasien duduk..
- C5 myotome (abduksi bahu). Pemeriksaan meminta pasien untuk
mengangkat lengan sekitar 75° sampai 80° pada bidang skapula dengan
siku tertekuk hingga 90° dan lengan bawah pronasi atau dalam posisi
netral. Pemeriksaan menerapkan gaya ke bawah pada poros humerus
sementara pasien mencoba untuk menahan lengan pada posisinya.
Untuk mencegah rotasi, pemeriksaan menempatkan lengan bawahnya
di atas lengan bawah pasien sambil memberikan tekanan pada
humerus..
- C6 dan C7 (fleksi dan ekstensi siku). Pemeriksaan meminta pasien
untuk meletakkan lengan di samping dengan siku tertekuk hingga 90°
dan lengan bawah dalam posisi netral. Pemeriksaan menerapkan gaya
isometrik ke bawah ke lengan bawah untuk menguji fleksor siku (C6
myotome) dan gaya isometrik ke atas untuk menguji ekstensor siku (C7
myotome). Untuk pengujian gerakan pergelangan tangan (ekstensi,
fleksi, dan deviasi ulnaris), pasien memiliki lengan di samping, siku
pada 90°, lengan bawah pronasi, dan pergelangan tangan, tangan, dan
jari dalam posisi netral. Pemeriksaan menerapkan gaya ke bawah ke
tangan untuk menguji ekstensi pergelangan tangan (C6 myotome)dan
gaya ke atas untuk menguji fleksi pergelangan tangan (C7 myotome) ..
- C8 myotome (ekstensi ibu jari). Pasien menjulurkan ibu jari tepat di
bawah ROM penuh. Pemeriksaan menerapkan gaya isometrik untuk
membawa ibu jari ke dalam fleksi. Gaya lateral (deviasi radial) untuk
menguji deviasi ulnaris juga dapat dilakukan untuk menguji miotom
C8. Fisioterapis menstabilkan lengan bawah pasien dengan satu tangan
dan menerapkan gaya deviasi radial ke sisi tangan..
2) Dermatome Test
Pemeriksaan menguji area sensasi utuh (misalnya, pipi) untuk memberikan
pasien titik referensi untuk sensasi normal. Pemeriksaan menginstruksikan
pasien untuk membandingkan sensasi pada pipi (atau area sensasi normal)
dengan area yang diuji. Pemeriksaan kemudian menggunakan tekanan
tangan yang sangat ringan untuk menguji sensasi pasien secara sistematis.
Untuk melakukan "pemindaian sensorik", pemeriksaan menjalankan tangan
santai di atas kepala pasien (samping dan belakang); turun di atas bahu,
dada bagian atas dan punggung; dan ke bawah lengan, pastikan untuk
menutupi semua aspek lengan.

Dermatome and Myotome vertebra cervical

Vertebra Dermatome Myotome


(sensory) (motoric)
C2 Setidaknya satu cm lateralke tonjolan oksipital di Fleksi neck
pangkal tengkorak
C3 Di fossa supraklavikula, di garis midclavicular Lateral fleksi
neck
C4 Di atas sendi acromioclavicula Shoulder
elevation
C5 Area di atas bahu Shoulder
abduction
C6 Ibu jari Fleksion elbow
C7 Jari telunjuk dan jari tengah Ekstension
elbow
C8 Jari manis dan jari kelingking Extension thumb

f. Special Test
1) Test Kompresi
- Tujuan: untuk memprovokasi gejala pada akar saraf cervical.
- Posisi : pasien duduk dikursi, fisioterapis berdiri dibelakang pasien.
- Gerakan : fisioterapis meletakkan tangan diatas kepala pasien dengan
penekanan kearah bawah secara berhati-hati.
- Interpretasi : test positif jika terjadi nyeri radiculair di sepanjang
dermatome dari akar saraf yang dipengaruhi.
2) Test Spurling
- Tujuan: untuk mengetahui terjadinya nyeri atau parasthesia pada
shoulder atau upper limb dikarenakan adanya iritasi pada akar saraf
yang terjadi di cervical spine, melokalisir nyeri leher akibat adanya
suggest dari facet di bagian posterior.
- Posisi : pasien duduk di kursi, fisioterapis berdiri di belakang pasien.
- Gerakan : fisioterapis meletakkan tangan di atas kepala pasien lalu
lakukan penekanan kearah bawah, penekanan dilakukan pada posisi
kepala lateral fleksi.
- Interpretasi : tes positif bila ditemukan rasa nyeri menjalar pada

Anda mungkin juga menyukai