Jurnal Hynobreastfeeding
Jurnal Hynobreastfeeding
1
Fitriani Ningsih, 2Rizki Muji Lestari
1) Diploma Tiga Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Palangka Raya
Provinsi Kalimantan Tengan
E-mail: feghanz@gmail.com
ABSTRAK
Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi ASI adalah kondisi fisik dan
psikologi ibu nifas. Rendahnya kepercayaan diri ibu akan keberhasilan menyusui dapat
menurunkan produksi ASI Ibu. Berkaitan dengan per-masalahan tersebut di atas sangat
perlu dipecahkan dan diselesaikan, salah satunya dengan memberikan intervensi kombinasi
antara pijat oksitosin dan Hypno breastfeeding. Hypnobreast-feeding merupakan salah satu
persiapan ibu dari segi pikiran (mind) meliputi ketenangan pikiran. Tujuan penelitian ini
untuk melihat efektivitas pemberian tindakan pijat oksitosin dan Hypno breastfeeding
terhadap Optimalisasi Produksi ASI Pada Ibu Nifas. Desain penelitian ini menggunakan
desain penelitian Eksperimen semu (Quasy Experiment) dengan rancangan Posttest Only
Design with Nonequivalent Groups, menggunakan sampel 30 responden ibu nifas yang ada
di ruang Nifas RSUD dr. Doris Sylvanus Kota Palangka Raya. Kelompok ini dibagi menjadi
15 responden sebagai kelompok intervensi dan 15 responden sebagai kelompok kontrol.
Pada penelitian ini menggunakan uji statistik Chi-Square. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan nilai p = 0,020 dengan ketentuan nilai p < 0.05, maka P value > a sehingga
dapat disimpulkan bahwa kombinasi antara pijat oksitosin dan Hypno breastfeeding sangat
efektif untuk optimalisasi produksi ASI pada ibu Nifas. Dan dari hasil uji statistik didapatkan
nilai OR 7,4 (CI 1,226-45,005) artinya kombinasi antara pijat oksitosin dan Hypno
breastfeeding berpeluang 7,4 kali untuk mengoptimalisasi produksi ASI.
ABSTRACT
One of the factors that influence the smooth production of breast milk is the physical and
psychological condition of the puerperal mother. Mother's milk. In connection with the
problems mentioned above, it is very necessary to be solved and resolved, one of them by
providing interventions between oxytocin massage and Hypno breastfeeding. Hypno
breastfeeding is one of the preparation of the mother in terms of mind.The purpose of this
study was to look at the workings of oxytocin and Hypno breastfeeding therapy on the
Optimization of Breast Milk Production in Postpartum Mothers.The design of this study used
a quasi-experimental research design (Rapid Experiment) with a design only Posttest
Design with Quarter Groups, using a sample of 30 postpartum mothers respondents in the
postpartum hospital dr.Doris Sylvanus Palangkaraya City. This group was divided into 15
Based on the results of the study obtained P value = 0.020 with the provisions of the value of
p <0.05, then the P value> which can be concluded that the combination of oxytocin
massage and Hypno breastfeeding is very effective for optimizing breast milk production in
postpartum mothers. And from the statistical test results obtained an OR value of 7.4 (CI
1.222-45.005) meaning that the combination of oxytocin massage and Hypno breastfeeding
has a 7.4 chance to optimize milk production.
dan psikologi ibu nifas. Rendahnya menenangkan ibu, sehingga ASI otomatis
kepercayaan diri ibu akan keberhasilan keluar [6].
menyusui dapat menurunkan produksi ASI Metode
Ibu [5]. Berkaitan dengan permasalahan Penelitian ini dilakukan dengan
tersebut di atas sangat perlu dipecahkan dan menggunakan desain penelitian Eksperimen
diselesaikan, salah satunya dengan semu (Quasy Experiment) dengan rancangan
memberikan intervensi kombinasi antara pijat Posttest Only Design with Nonequivalent
oksitosin dan Hypno breastfeeding. Groups, menggunakan sampel 30 responden
Hypno breastfeeding merupakan salah ibu nifas yang ada di ruang Nifas RSUD. Dr.
satu persiapan ibu dari segi pikiran (mind) Doris Sylvanus Palangka Raya yang terbagi
meliputi ketenangan pikiran, sehingga ibu menjadi 15 responden sebagai kelompok
percaya diri bahwa dirinya mampu intervensi dan 15 responden sebagai
memproduksi ASI sedangkan pijat oksitosin kelompok kontrol. Pada penelitian ini sebagai
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi variable independent adalah intervensi
ketidaklancaran produksi ASI. Pemijatan ini kombinasi pijat oksitosin dan Hypno
dilakukan pada sepanjang tulang belakang breastfeeding, sedangkan sebagai variabel
(vertebrae) sampai tulang costae kelima- dependent adalah produksi ASI pada ibu
keenam yang tujuannya untuk merangsang nifas. Pada penelitian ini menggunakan uji
hormon prolaktin dan oksitosin setelah statistik Chi-Square dengan menggunakan
melahirkan. Pijatan ini juga berfungsi untuk komputerisasi
meningkatkan hormon oksitosin yang dapat
Variabel F %
Umur ibu
20 - 35 tahun 23 76,7
< 20 tahun dan > 35 tahun 7 23,3
Total 30 100
Paritas
≥2 21 70,0
<2 9 30,0
Total 30 100
Dukungan keluarga
Mendukung 17 56,7
Tidak mendukung 13 43,3
Total 30 100
Motivasi
Tinggi 21 70,0
Rendah 9 30,0
Total 30 100
2. Analisis Bivariat
Tabel 2. Hubungan umur dan paritas terhadap Produksi ASI Ibu di ruang Nifas RSUD. Dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya tahun 2019
Frekuensi
pemberian 18,6
ASI (1,879-
≥ 8 kali 16 94,1 1 5,9 17 100
185,39
< 8 kali 6 26,1 7 73,9 23 100 0,00 9)
9
Total 22 73,3 8 26,7 30 100
Dukungan
keluarga
6,4
Mendukung 15 88,2 2 11,8 17 100 0,04
9 (1,026 -
Tidak 7 53,8 6 46,2 13 100 40,261)
mendukung
Total 22 73,3 8 26,7 30 100
Motivasi
Tinggi 18 85,7 3 14,3 21 100 7,5
0,03
(1,246-
Rendah 4 44,4 5 55.6 9 100 2
45,153)
Total 22 73,3 8 26,7 30 100
Berdasarkan tabel di atas hasil uji Hasil uji statistik hubungan antara
statistik hubungan antara umur dengan paritas dengan produksi ASI diperoleh P value
produksi ASI diperoleh P value = 0,007 artinya = 0,032 artinya ada hubungan yang signifikan
ada hubungan yang signifikan antara umur ibu antara paritas dengan produksi ASI. Hasil
nifas dengan produksi ASI. Hasil analisis analisis diperoleh pula nilai OR = 7,5 yang
diperoleh pula nilai OR = 16,7 yang berarti berarti bahwa ibu nifas yang memiliki paritas ≥
bahwa ibu nifas yang berumur 20 – 35 tahun 2 mempunyai peluang sebesar 7,5 kali untuk
mempunyai peluang sebesar 16,7 kali untuk memproduksi ASI dalam kategori cukup
memproduksi ASI dalam kategori cukup dibandingkan ibu nifas yang memiliki paritas <
dibandingkan ibu nifas yang berumur < 20 dan 2.
> 35 tahun.
Hasil uji statistik hubungan antara Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan
frekuensi pemberian ASI dengan produksi ASI jumlah sampel 30 responden untuk produksi
diperoleh p value = 0,009 artinya ada ASI pada kelompok intervensi dan kelompok
hubungan yang signifikan antara frekuensi kontrol didapatkan nilai p = 0,000 dan 0,000
pemberian ASI dengan produksi ASI. Hasil dengan ketentuan nilai p > 0.05, maka dapat
analisis diperoleh pula nilai OR = 18,6 yang disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi
berarti bahwa ibu nifas yang memiliki frekuensi normal. Selanjutnya setelah diketahui bahwa
pemberian ASI ≥ 8 kali mempunyai peluang hasil data penelitian tidak berdistribusi normal,
sebesar 18,6 kali untuk memproduksi ASI maka uji statistik yang digunakan adalah uji
dalam kategori cukup dibandingkan ibu nifas Non parametrik yaitu uji Chi-Square karena
yang memiliki frekuensi pemberian ASI < 8 data berupa data kategorik atau nominal.
kali. Adapun hasil dari uji statistik tersebut adalah
Hasil uji statistik hubungan antara sebagai berikut:
dukungan keluarga dengan produksi ASI
Tabel 4. Efektifitas Kombinasi Pijat
diperoleh p value = 0,049 artinya ada Oksitosin Dan Hypno breastfeeding
hubungan yang signifikan antara dukungan Terhadap Optimalisasi Produksi Asi Pada
Ibu Nifas Di Nifas RSUD. Dr. Doris Sylvanus
keluarga dengan produksi ASI. Hasil analisis Palangka Raya tahun 2019
diperoleh pula nilai OR = 6,4 yang berarti Produksi P Value OR
bahwa ibu nifas yang mendapatkan dukungan ASI/Kelompok (95%CI)
Dari tabel
Kelompok diatas dapat dilihat bahwa
intervensi hasil uji
7,4 (1,226-
keluarga mempunyai peluang sebesar 6,4 kali 0,020
Kelompok
statistikkontrol
didapatkan nilai p = 0,020 45,005)
dengan
untuk memproduksi ASI dalam kategori cukup ketentuan nilai p < 0.05, maka P value > a
dibandingkan ibu nifas yang tidak sehingga dapat disimpulkan bahwa kombinasi
mendapatkan dukungan keluarga. antara pijat oksitosin dan Hypno breastfeeding
Hasil uji statistik hubungan antara sangat efektif untuk optimalisasi produksi ASI
motivasi dengan produksi ASI diperoleh p pada ibu Nifas. Dan dari hasil uji statistik
value = 0,032 artinya ada hubungan yang didapatkan nilai OR 7,4 (CI 1,226-45,005)
signifikan antara motivasi dengan produksi artinya kombinasi antara pijat oksitosin dan
ASI. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = Hypno breastfeeding berpeluang 7,4 kali untuk
7,5 yang berarti bahwa ibu nifas yang memiliki mengoptimalisasi produksi ASI.
motivasi tinggi mempunyai peluang sebesar
7,5 kali untuk memproduksi ASI dalam Pembahasan
kategori cukup dibandingkan ibu nifas yang 1. Hubungan umur dengan produksi ASI
memiliki motivasi rendah. Berdasarkan hasil penelitian antara umur
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas dengan produksi ASI diperoleh P value = 0,007
Produksi Shapiro-Wilk
ASI/
Kelompok Statistic df Sig.
Intervensi 0,499 15 0,000
Kontrol
JURNAL 0,643
SURYA MEDIKA 15 1 2019
0,000
Volume 5 No. 179
EFEKTIFITAS KOMBINASI PIJAT OKSITOSIN DAN HYPNO BREASTFEEDING TERHADAP OPTIMALISASI
PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS
artinya ada hubungan yang signifikan antara menyusui bayinya. Ibu yang berumur kurang
umur ibu nifas dengan produksi ASI. Hasil dari 20 tahun masih belum matang dan belum
analisis diperoleh pula nilai OR = 16,7 yang siap secara jasmani dan sosial dalam
berarti bahwa ibu nifas yang berumur 20 – 35 menghadapi kehamilan, persalinan serta
tahun mempunyai peluang sebesar 16,7 kali dalam membina bayi yang dilahirkan. Pada ibu
untuk memproduksi ASI dalam kategori cukup dengan usia 35 tahun ke atas dimana
dibandingkan ibu nifas yang berumur < 20 dan reproduksi hormon relative berkurang,
> 35 tahun. Umur atau usia ibu berpengaruh mengakibatkan proses laktasi menurun,
terhadap produksi ASI. Ibu yang umur nya sedangkan pada usia (12-19 tahun) harus
lebih muda banyak memproduksi ASI dikaji pula secara teliti karena perkembangan
dibandingkan dengan ibu yang sudah tua [7]. fisik, psikologis, maupun sosialnya belum siap
Bahwa ibu yang lebih muda atau umurnya sehingga dapat mengganggu keseimbangan
kurang dari 35 tahun lebih banyak psikologi dan dapat mempengaruhi dalam
memproduksi ASI dari pada ibu yang lebih tua. produksi ASI [8].
Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal Hasil penelitian ini sesuai dengan
bahwa usia aman untuk kehamilan, persalinan penelitian refensi [9] yang menyatakan bahwa
dan menyusui adalah 20-35 tahun. Oleh sebab sebanyak 4 responden (8,0%) mengalami
itu, yang sesuai dengan masa reproduksi onset laktasi lambat pada umur ibu tidak
sangat baik dan sangat mendukung dalam berisiko yaitu umur 20-30 tahun dan sebanyak
proses pembentukkan dan produksi ASI, 19 responden (38,0%) yang mengalami onset
sedangkan umur yang kurang dari 20 tahun laktasi cepat. Umur ibu merupakan merupakan
dianggapmasih belum matang secara fisik, salah satu faktor resiko yang berhubungan
mental dan psikologi dalam menghadapi dengan kualitas kehamilan atau berkaitan
kehamilan, persalinan serta pemberian ASI. dengan kesiapan ibu dalam reproduksi.
Umur lebih dari 35 tahun dianggap berbahaya, Namun, secara kesehatan reproduktif
sebab baik alat reproduksi maupun fisik ibu seseorang akan mampu bereproduksi sehat
sudah jauh berkurang dan menurun, selain itu (dalam hal ini hamil, bersalin, nifas) adalah
bisa terjadi komplikasi bawaan pada bayi,, pada usia 20 tahun sampai dengan 35 tahun
komplikasi selama persalinan dan juga dapat [10].
mengakibatkan kesulitan pada kehamilan, 2. Hubungan paritas dengan produksi ASI
persalian dan nifas. Umur ibu sangat Berdasarkan hasil penelitian antara
menetukan kesehatan maternal karena paritas dengan produksi ASI diperoleh P value
berkaitan dengan kondisi kehamilan, = 0,032 artinya ada hubungan yang signifikan
persalinan dan nifas serta cara mengasuh juga antara paritas dengan produksi ASI. Hasil
analisis diperoleh pula nilai OR = 7,5 yang analisis diperoleh pula nilai OR = 18,6 yang
berarti bahwa ibu nifas yang memiliki paritas ≥ berarti bahwa ibu nifas yang memiliki frekuensi
2 mempunyai peluang sebesar 7,5 kali untuk pemberian ASI ≥ 8 kali mempunyai peluang
memproduksi ASI dalam kategori cukup sebesar 18,6 kali untuk memproduksi ASI
dibandingkan ibu nifas yang memiliki paritas < dalam kategori cukup dibandingkan ibu nifas
2. Ibu yang melahirkan anak ke dua san yang memiliki frekuensi pemberian ASI < 8
seterusnya produksi ASI lebih banyak kali. Semakin sering bayi menyusui, maka
dibandingkan dengan kelahiran anak pertama produksi dan pengeluaran ASI akan semakin
[7]. Paritas adalah jumlah janin dengan berat banyak. Akan tetapi, frekuensi menyusui pada
badan lebih dari atau sama dengan 500 gram bayi prematur dan cukup bulan berbeda.
yang pernah dilahirkan hidup maupun mati. Menyusui bayi paling sedikit 8 kali per hari
Seorang ibu dengan hanya karena tidak tahu pada periode awal setelah melahirkan.
cara-cara yang sebenarnya dan apabila ibu Frekuensi penyusunan berkaitan dengan
mendengar ada pengalaman menyusui yang kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar
kurang baik yang dialami orang lain, hal ini payudara [13].
memungkin ibu ragu untuk memberikan ASI Hal ini sejalan dengan penelitian referensi
pada bayinya [11]. Menurut penelitian referensi [14] menunjukkan bahwa terdapat korelasi
[12] paritas dalam menyusui adalah antara frekuensi ibu menyusui dengan
pengalaman pemberian ASI Eksklusif, kelancaran ASI dengan nilai P Value= 0,000.
menyusui pada anak sebelumnya, kebiasaan Bayi sebaiknya disusui setiapkali atau kapan
menyusui dalam keluarga, serta pengetahuan saja bayi membutuhkan, dengan durasi pada
tentang manfaat ASI berpengaruh terhadap tiap payudara ±10 menit secara bergantian.
keputusan ibu untuk menyusui atau tidak. Apabila bayi tergolong bayi yang mudah
Dukungan dokter, bidan atau petugas tertidur, ibu harus lebih aktif untuk
kesehatan lainnya, juga kerabat dekat sangat membangunkannya dengan mengganti posisi
dibutuhkan terutama untuk ibu yang pertama menyusui atau bahkan dengan menggelitik
kali hamil. kakinya selama disusui agar bayi tetap terjaga.
3. Hubungan frekuensi pemberian ASI Bila bayi belum kenyang setelah disusui,
dengan produksi ASI kosongkan satu payudara dan dapat diberikan
Berdasarkan hasil penelitian antara payudara lainnya [7]. Selain itu, penelitian
frekuensi pemberian ASI dengan produksi ASI referensi [15] juga menyatakan bahwa
diperoleh p value = 0,009 artinya ada frekuensi menyusui berhubungan dengan
hubungan yang signifikan antara frekuensi kelancaran produksi ASI ibu dengan nilai P
pemberian ASI dengan produksi ASI. Hasil Value =0,019. Pemberian ASI yang lebih
sering akan meningkatkan isapan anak pada pengeluaran ASI (milk let down reflex) yang
payudara ibu, hal ini akan merangsang otot sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau
polos yang terdapat dalam buah dada untuk perasaan ibu. Dukungan suami atau keluarga
berkontraksi yang kemudian merangsang merupakan salah satu faktor penting dalam
susunan syaraf di sekitarnya dan meneruskan memicu refleks oksitosin sehingga produksi
rangsangan ini ke otak. Otak akan ASI meningkat. Hal ini sejalan dengan
memerintahkan kelenjar hypofisis bagian penelitian referensi [16] yang menyatakan
belakang untuk mengeluarkan pituirin lebih bahwa dukungan keluarga sangat
banyak, sehingga akan mempengaruhi mempengaruhi produksi ASI dengan nila P
kuatnya kontraksi otot-otot polos buah dada Value 0,000. Dukungan keluarga adalah
dan uterus. Kontraksi otot-otot polos pada dukungan untuk memotivasi ibu memberikan
buah dada berguna untuk pembentukan air ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan,
susu ibu memberikan dukungan psikologis kepada ibu
4. Hubungan dukungan keluarga dengan dan mempersiapkan nutrisi yang seimbang
produksi ASI kepada ibu. Dukungan dari keluarga
Berdasarkan hasil penelitian antara mempunyai peran yang sangat besar dalam
dukungan keluarga dengan produksi ASI meyakinkan ibu untuk berperilaku menyusui.
diperoleh p value = 0,049 artinya ada 5. Hubungan motivasi dengan produksi
hubungan yang signifikan antara dukungan ASI
keluarga dengan produksi ASI. Hasil analisis Berdasarkan hasil penelitian antara
diperoleh pula nilai OR = 6,4 yang berarti motivasi dengan produksi ASI diperoleh p
bahwa ibu nifas yang mendapatkan dukungan value = 0,032 artinya ada hubungan yang
keluarga mempunyai peluang sebesar 6,4 kali signifikan antara motivasi dengan produksi
untuk memproduksi ASI dalam kategori cukup ASI. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR =
dibandingkan ibu nifas yang tidak 7,5 yang berarti bahwa ibu nifas yang memiliki
mendapatkan dukungan keluarga. motivasi tinggi mempunyai peluang sebesar
Menyusui memerlukan kondisi emosional 7,5 kali untuk memproduksi ASI dalam
yang stabil, mengingat faktor psikologis ibu kategori cukup dibandingkan ibu nifas yang
sangat memengaruhi produksi ASI. Dari memiliki motivasi rendah.
semua dukungan bagi ibu menyusui dukungan Keberhasilan menyusui didukung oleh
suami dan keluarga paling berarti bagi ibu. persiapan psikologis yang dipersiapkan sejak
Suami dapat berperan aktif dalam masa kehamilan. Keinginan dan motvasi yang
keberhasilan ASI eksklusif karena suami akan kuat untuk menyusui bayinya akan mendorong
turut menentukan kelancaran refleks ibu untuk selalu berusaha menyusui bayinya
dalam kondisi apapun. Dengan motivasi yang Hypno breastfeeding berpeluang 7,4 kali untuk
kuat. Seorang ibu tidak akan mudah menyerah mengoptimalisasi produksi ASI.
meskipun ada masalah dalam proses Salah satu keluhan yang sering dialami
menyusui bayinya. Dengan demikian maka ibu ibu nifas minggu pertama adalah produksi ASI
akan selalu menyusui bayinya sehingga yang kurang dan ini salah satu faktor
rangsangan pada puting akan mempengaruhi penyebab kegagalan ASI eksklusif. Produksi
let down refleks sehingga aliran ASI menjadi ASI dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama
lancar [6]. Hal ini sejalan dengan penelitian faktor psikologi dan fisiologi (hormonal), yang
referensi [17] yang menyatakan bahwa ada memengaruhi sintesis dan sekresi, serta
hubungan antara motivasi terhadap produksi pengeluaran air susu. Peningkatan produksi
ASI dengan nilai P Value 0,01. Motivasi ASI salah satunya dapat dilakukan dengan
seorang ibu sangat menentukan di dalam Hypno breastfeeding dan pijat oksitosin.
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Hypno breastfeeding adalah teknik relaksasi
Motivasi yang berarti dorongan dari dalam diri untuk membantu kelancaran proses menyusui.
manusia untuk bertindak atau berperilaku. Caranya memasukkan kalimat-kalimat afirmasi
Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata yang positif yang membantu proses menyusui
kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan di saat ibu dalam keadaan rileks atau sangat
adalah suatu potensi dalam diri manusia yang berkonsentrasi pada suatu hal. Definisi
perlu ditanggapi atau direspon. Tanggapan hynosis sendiri adalah suatu kondisi nirsadar
terhadap kebutuhan tersebut diwujudkan yang terjadi secara alami, dimana seseorang
dalam bentuk tindakan untuk pemenuhan mampu menghayati pikiran dan sugesti
kebutuhan tersebut, dan hasilnya adalah orang tertentu untuk mencapai perubahan psikologis,
bersangkutan merasa atau menjadi puas [18]. fisik maupun spiritual yang diinginkan.
6. Efektifitas Kombinasi Pijat Oksitosin Hypnosis sendiri terjadi otomatis kapanpun
Dan Hypno breastfeeding Terhadap seseorang dalam keadaan rileks yang dalam
Optimalisasi Produksi Asi atau berkonsentrasi penuh. Sedangkan pijat
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan oksitosin merupakan stimulasi yang dapat
nilai p = 0,020 dengan ketentuan nilai p < 0.05, diberikan untuk merangsang pengeluaran ASI.
sehingga dapat disimpulkan bahwa kombinasi Sebagaimana ditulis dalam referensi [19]
antara pijat oksitosin dan Hypno breastfeeding bahwa perawatan pijat oksitosin berulang bisa
sangat efektif untuk optimalisasi produksi ASI meningkatkan produksi hormon oksitosin.
pada ibu Nifas. Dan dari hasil uji statistik Melalui pijatan pada tulang belakang,ibu akan
didapatkan nilai OR 7,4 (CI 1,226-45,005) merasa tenang, rileks, mengurangirasa nyeri,
artinya kombinasi antara pijat oksitosin dan merileksasi ketegangan dan menghilangkan
stress, sehingga dengan begitu hormon subconscious mind. Dalam penelitian ini, tahap
oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar. rileksasi dicapai melalui tehnik relaksasi otot,
Pijat oksitosin dilakukan dengan pemijatan relaksasi nafas dan relaksasi pikiran. Semua
tulang belakang sampai tulang costae ke 5-6 tehnik relaksasi didapatkan dengan mengikuti
melebar ke scapula yang akan mempercepat instruksi terapis/penghipnotis yang suaranya
kerja syaraf parasimpatis untuk telah terekam dengan iringan alunan musik
menyampaikan perintah ke otak sehingga yang lembut sehingga ibu akan merasa lebih
pengeluaran hormon oksitosin meningkat [20]. rileks.
Hasil penelitian ini pun sejalan dengan Selain itu, pijat ositosin merupakan cara
penelitian referensi [21] yang menyatakan lain untuk meningkatkam produksi ASI, hal ini
bahwa Hypno breastfeeding dapat sejalan dengan penelitian referensi [22] yang
meningkatkan produksi ASI dengan nilai P menyatakan bahwa pijat oksitosin sangat
value 0,000, pada kelompok yang diberikan berhubungan erat dengan produksi ASI (P
intervensi nilai mean sebelum diberikan Hypno Value 0,001). Pijat oksitoksin bermanfaat
breastfeeding sebesar 210 cc dan nilai mean dalam mempengaruhi hipofise untuk
sesudah diberikan Hypno breastfeeding mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin,
sebesar 255 cc. Hal ini munenunjukkan bahwa hormon prolaktin mempengaruhi jumlah
terdapat peningkatan produksi ASI pada ibu produksi ASI dan hormon oksitosin
nifas setelah diberikan Hypno breastfeeding. mempengaruhi pengeluaran ASI. Penelitian
Pelaksanaan Hypno breastfeeding dengan referensi [23] juga menyatakan bahwa
mendengarkan suara secara berulangkali oleh terdapat hubungan signifikan antara pijat
ibu sehingga tertanam kuat dalam pikiran oksitosin dengan kelancaran produksi ASI
bawah sadar ibu dan setiap saat selalu dengan nilai P Value 0,003. Pemijatan
membangkitkan motivasi dan kepercayaan diri oksitosin dapat dilakukan dengan cara pijat ibu
ibu untuk menyusui. Tingkat kepercayaan diri pada bagian tengkuk dan punggunguntuk
menyusui ibu yang tinggi akan membentuk memberikan rasa nyaman sehingga dapat
pola pemberian ASI eksklusif sehingga membantu dalam pengeluaran ASI. Pijat
meskipun ketika terkendala ibu bekerja, ibu oksitosin juga berfungsi untuk mengeluarkan
akan berupaya untuk memberikan ASI dengan endorfin merupakan senyawa yang
sering menyusui bayi saat bersama bayi dan menenangkan. Dalam keadaan tenang seperti
melakukan pemerahan ASI saat ibu bekerja. inilah ibu nifas yang sedang menyusui mampu
Hypno breastfeeding akan membuat membuat mempertahankan produksi ASI yang
seseorang dalam kondisi trance atau mencukupi bagi bayinya.
membawa alam pikiran dari conscious mind ke