Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Mengidentifikkasi Landasan/Asas Pengembangan Kurikulum”

Dosen pengampu : Raja Muhammad Kadri, S.IQ., S.Pd.,M.Pd

DISUSUN

Nama: Adib Suhairi


Nim : 602191010001
Nama : Muh Mujahidin
Nim : 602191010028

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI

TA. 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunianya saya
dapat menyelesaikan makalah tentang ‘’Landasan Pengembangan Kurikulum’’ ini dengan baik
meskipun banyak kekurangannya. Dan juga saya berterimakasih kepada dosen mata kuliah
Kurikulum dan Pembelajaran yang telah memberikan tugas kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Landasan Pengembangan Kurikulum. Dan juga saya menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saya berharap kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat,
yang bersifat membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.

                                                                Tembilahan, 07 Oktober 2021


Penulis

                               

1
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...................................................................................................…………..1
DAFTAR ISI..................................................................................................................…………..2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakan………………………………………………………………………..…………..3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................…………..3
C. Tujuan........................................................................................................................…………..3
BAB II PEMBAHASAN 
A. Pengertian landasan pengembangan kurikulum..........................................................…………..4
B. Macam-macam landasan pengembangan kurikulum..................................................…………..5
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum.............................................................................…………13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................…………15
B. Saran...........................................................................................................................…………15
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam
seluruh kegiatan pendidikan, menentukan proses dan hasil pendidikan. Mengingat pentingnya
peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, dalam
penyusunan kurikulum tidak dapat dikerjakan sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan
landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
mendalam. Jika landasan pendidikan, khususnya kurikulum yang lemah , yang akan ambruk adalah
manusia
Adapun beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum, meliputi landasan
filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, dan landasan perkembangan ilmu dan
teknologi. Selain itu, makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kurikulum
dan Pembelajaran Biologi maka kami menyusun makalah ini. Dan ditambah lagi dengan fenomena
pergantian kurikulum pendidikan beberapa tahun kebelakang.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum ?
2.      Macam-macam landasan dan Prinsip-Prinsip pengembangan kurikulum ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengembangan kurikulum.
2.      Untuk mengetahui macam-macam landasan Prinsip-Prinsip pengembangan kurikulum.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Landasan Pengembangan Kurikulum


Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem
pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai
sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang
pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. Karena begitu pentingnya fungsi dan peran
kurikulum, maka setiap pengembangan kurikulum pada jejang manapun harus didasarkan pada
asas-asas tertentu.1
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan
bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Namun demikian,
persoalan mengembangkan isi dan bahan pelajaran serta bagaimana cara belajar siswa bukanlah
suatu proses yang sederhana, sebab menentukan isi atau muatan kurikulum harus berangkat dari
visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai; sedangkan menentukan tujuan erat kaitannya dengan
persoalan sistem nilai dan kebutuhan masyarakat. Persoalan inilah yang kemudian membawa kita
pada persoalan menentukan hal-hal yang mendasar dalam proses pengembangan kurikulum yang
kemudian kita namakan asas-asas atau landasan pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum merupakan kegiatan yang sangat kompleks, yang memerlukan
dasar-dasar pertimbangan bagi pengambilan keputusan yang mendalam dan mendasar. Seperti
halnya dalam menentukan tujuan pendidikan yang harus dicapai oleh suatu sekolah, harus
ditindaklanjuti dengan pengambilan keputusan yang cermat dalam menentukan mata pelajaran serta
konten atau bahan ajar yang yang harus dimasukan dalam kurikulum. Dan perlu pula ditetapkan
rekomendasi dalam memilih kegiatan pembelajaran dan pengalaman belajar yang dapat menunjang
pencapai tujuan-tujuan umum dan tujuan-tujuan khusus pendidikan dan pembelajaran. Untuk itu,
maka pentingnya ditetapkan landasan-landasan pendidikan yang mendasari pengembangan
kurikulum. Dengan adanya landasan yang jelas, yang kemudian dipahami dengan baik oleh para
pengembang kurikulum, maka

diharapkan akan terjadi sinkronisasi antara apa yang diharapkan , direncanakan dengan apa yang
secara nyata dilaksanakan disekolah maupun dikelas.
Fungsi asas atau landasan pengembangan kurikulum adalah seperti fondasi sebuah bangunan. Apa
yang akan terjadi seandainya sebuah gedung yang menjulang tinggi berdiri diatas fondasi yang
rapuh? Ya, tentu saja bangunan itu tidak akan tahan lama. Oleh sebab itu, sebelum sebuah gedung

1
Hidayat, Sholeh. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. h. 47

4
dibangun, terlebih dahulu disusun fondasi yang kokoh. Semakin kokoh fondasi sebuah gedung,
maka akan semakin kokoh pula gedung tersebut.2
Pengembangan kurikulum merupakan kegiatan yang sangat kompleks, yang memerlukan
dasar-dasar pertimbangan bagi pengambilan keputusan yang mendalam dan mendasar. Seperti
halnya dalam menentukan tujuan pendidikan yang harus dicapai oleh suatu sekolah, harus
ditindaklanjuti dengan pengambilan keputusan yang cermat dalam menentukan mata pelajaran serta
konten atau bahan ajar yang harus dimasukan dalam kurikulum. Dan perlu pula ditetapkan
rekomendasi dalam memilih kegiatan pembelajaran dan pengalaman belajar yang dapat
menunjang.

B.     Macam-Macam Landasan Pengembangan Kurikulum


1.      Landasan Filosofis
Pendidikan merupakan sebuah interaksi antara pendidik dan peserta didik. Di dalam interaksi
tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta proses bagaimana interaksi berlangsung. Apa yang
menjadi tujuan pendidikan, siapa yang pendidik dan peserta didik, apa isi pendidikan dan
bagaimana proses interkasi tersebut merupakan pernyataan yang membutuhkan jawaban yang
mendasar, yang esensial yaitu jawaban-jawaban filosofis. Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti
cinta atau kebijakan (love of wisdom). Orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang
mengerti dan bijak, harus tahu atau berpengetahuan. 3
Pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses berpikir, yaitu berpikir secara sistemattis,
logis, dan mendalam. Pemikiran demikian dalam filsafat sering kali disebut sebagi pemikiran
radikal, atau berpikir sampai ke akar-akarnya. Secara. akademik, filsafat berarti upaya untuk
menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis dan komprehensif tentang alam

semesta dan kedudukan manusia di dalamnya. Berfilsafat berarti menangkap sinopsis peristiwa-
peristiwa yang simpang siur dalam pengalaman manusia. Suatu cabang ilmu pengetahuan mengkaji
satu bidang pengetahuan manusia, daerah cakupannya terbatas. Filsafat mencakup keseluruhan
pengetahuan manusia, berusah melihat segala yang ada ini sebagai satu kesatuan yang menyeluruh
dan mencoba mengetahui kedudukan manusia di dalamnya.
Jadi, landasan filosofis sangat penting dalam pengembangan kurikulum dalam mendapatkan
sebuah konsep atau rancangan yang dipikirkan secara sistematis, logis, dan mendalam sehingga
mampu menuangkan konsep yang lebih baik. Filsafat juga memberikan landasan-landasan dasar
bagi ilmu. Keduanya dapat memberikan bahan bagi manusia untuk membantu memecahkan
berbagai masalaha dalam kehidupannya.

2
Ibid, h. 49
3
http://yuniuptt.blogspot.com/2018/07/makalah-landasan-pengembangan-kurikulum.html

5
Ada tiga cabang besar filsafat, yaitu metafisika (yang membahas segala yang ada di alam
ini), episteminologi (yang membahas kebenaran) dan aksiologi (yang membahas nilai.
a.      Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atas hakikat
fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya.
b.      Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis
pengetahuan.
c.       Sosiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya.

Filsafat membahas segala permasalahan yang dihadapi oleh manusia termasuk masalah-
masalah pendidikan ini ynag disebut filsafat pendidikan . walaupun dilihat sepintas, filsafat
pendidikan ini hanya merupakan aplikasi dari pemikiran-pemikiran filosogis untuk memecahkan
masalah-masalah pendidikan tetapi antara keduanya yaitu antara filsafat dan filsafat pendidikan
terdapat hubungan yang sangat erat. Menurut donald burter, filsafat memberikan arah
danmetodologi terhadap praktik pendidikan, sedangkan praktik pendidikan memberikan bahan-
bahan bagi pertimbangan-pertimbangan filosofis. Bahkan menurut john dewey filsafat dan filsafat
pendidikan adalah sama, sebagaimana juga pendidikan menurut Dewey sama dengan kehidupan. 4

2.      Landasan psikologis
Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar-individu manusia, yaitu antar peserta didik
dengan pendidik dan juga antar peserta didik dengan orang-orang yang lainnya. Manusia berbeda
dengan makhluk lainnya, karena kondisi psikologisnya. Berkat kemampuan-kemampuan psikologis
yang lebih tinggi dan kompleks inilah sesungguhnya mausia menjadi lebih maju, lebih banyak
memiliki kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kondisi psikologis merupakan karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang
dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam interaksi dengan lingkungannya, prilaku tersebut
merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak,
prilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.5
Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena peerbedaan tahap perkembangannya, latar
belakang sosial-budaya, juga karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya.
Kondisi pun berbeda pula bergantung pada konteks, peranan, dan status individu diantar individu-

4
Lely, Halimah. (2010). Pengembangan Kurikulum. Bandung : RIZQI Press. h. 67
5
Ibid, h. 69-70

6
individu yang lainnya. Interaksi yang tercipta dalam situasi pendidikan harus sesuai dengan kondisi
psikologis para peserta didik maupun kondisi pendidiknya.
Peseta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama
yang sesungguhnya dari para pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik secara
optimal. Karakteristik perilaku individu pada tahap-tahap perkembangan, serta pola-pola
perkembangan individu menjadi kajian psikologi perkembangan
Perkembangan atau kemajuan-kemajuan yang dialami anak sebagian besar terjadi karena
usaha belajar, baik berlangsung melaui proses peniruan, pengingatan, pembiasaan, pemahaman,
penerapan, maupun pemecahana

masalah. Pendidik atau guru melakukan berbagai upaya, dan menciptakan berbagi kegiatan dengan
dukungan berbagai alat bantu pengajaran agar anak-anak belajar. Cara belajar mengajar yang mana
membutuhkan studi sistematik dan mendalam. Studi demikian merupakan bidang pengkajian dari
psikologi belajar.
Jadi, minimal ada dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu
psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat diperlukan, baik di dalam
merumuskan tujuan, memilih, dan menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan metode
pembelajaran serta teknik-teknik penilaian.
a.      Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa
pertemuan spermatozoid dengan sel telur sampai dewasa.
1)      Metode dalam psikologi perkembangan
Pengetahuan tentang perkembangan individu diperoleh meleui studi yang bersifat
longitudinal, cross sectional, psikoanalitik, sosiologik atu studi kasus. Studi longitudinal
menghimpun informasi tentang perkembangan individu melalui pengamatan dan pengkajian
perkembangan sepanjang masa perkembangan, dari saat lahir sampai dengan dewasa. Metode cross
sectional yang dilakukan oleh Arnold Gessel dengan cara mempelajari beribu-ribu anak dari
berbagai tingkatan usia, mencatat ciri-ciri fisik dan mental, pola-pola perkembangan dan
kemampuan, serta prilaku mereka.
Studi psikoanalitik dilakukan oleh Sigmund freud. Studi ini lebih banyak diarahkan
mempelajari perkembangan anak pada masa-masa sebelumnya, terutama pada masa kanak-kanak.
Karena dapat mengganggu perkembangan pada masa selanjutnya. Metode sosiologik digunakan
oleh Robert Havighurst. Ia mempelajari perkembangan anak dari tuntutan tugas-tugas yang harus
dihadapi dan dilakukan dalam masyarakat. Ada seperangkat tugas-tugas perkembangan yang harus
dikuasai individu dalam setiap tahap perkembangan. Sedangkan metode

7
lainnya ialah studi kasus. Dengan mempelajari kasus-kasus tertentu, para ahli psikologi
perkembangan menarik beberapa kesimpulan tentang pola-pola perkembangan anak.
2)      Teori Perkembangan
Dikenal ada tiga teori atau pendekatan tentang pendekatan perkembangan individu , yaitu
pendekatan pentahapan (stage approach) atau perkembangan individu berjalan melalui tahap-tahap
perkembangan. Kedua, pendekatan diferensial (diferential approach) melihat bahwa individu
memiliki persamaan dan perbedaan yang dibedakan atas jenis kelamin, ras, agama, status sosial
ekonomi dan sebagainya. Pengelompokan individu ada kalanya juga didasarkan atas kesamaan
karakteristiknya. Ketiga, pendekatan isaftif ( Isaftif approach) berusaha melihat karakteristik
individu yang memiliki sifat sifat individual yang hanya dimiliki oleh seorang individu dan tidak
dimiliki oleh individu lainnya.
b.      Psikologi Belajar
Pengembangan kurikulum tidak akan terlepas dari teori belajar sebab, pada dasarnya
kurikulum disusun untuk membelajarkan siswa. Banyak teori yang membahas tentang belajar
sebagai proses perubahan tingkah laku namun demikian setiap teori itu berpangkal dari pandangan
tentang hakikat manusia.
Menurut aliran belajar kognitif-wholistik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan sosial
antara kesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan
antara stimulus dan respon. Dengan demikian bahwa proses belajar sangat tergantung pada adanya
rangsangan yang muncul dari luar diri atau faktor lingkungan. Menurut aliran behavioristik belajar,
pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra dengan
kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon. 6
Dengan demikian menurut aliran behavioristik proses belajar sangat bergantung pada adanya
rangsangan atau stimulus yang muncul dari luar diriatau yang kita kenal dengan faktor lingkungan.
Proses belajar dapat dipelajari dari kegiatan yang dapat dilihat. Pada penilaian kognitif belajar
adalah kegiatan mental yang ada dalam diri setiap individu, kegiatan mental itu memang tidak
dapat dilihat secara nyata akan tetapi menurut aliran ini, justru sesuatu yang ada dalam diri itulah
yang menggerakan seseorang mencapai perubahan tingkah laku.

3.      Landasan Organisasi
Kurikulum merupakan rencana untuk kepentingan peserta didik, maka dari itu bahan atau isi
pelajaran harus dituangkan dalam organisasi tertentu agar tujuan pendidikan dapat tercapai
(Nasution, 1995) organisasi atau desain kurikulum berkaitan erat dengan tujuan pendidikan yang
ingin dicapai.
Jenis-jenis organisasi kurikulum yang dimaksud sebagaimana dikemukakan berikut ini:
a.      Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran
6
Sanjaya, Wina. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group. h. 91-93

8
Organisasi kurikulum jenis ini merupakan organisasi kurikulum yang paling tua, tetapi higga
kini masih menduduki tempat yang paling dominan. Organisasi kurikulum yang subject centered
ini memanfaatkan berbagai disiplin ilmu yang telah disusun secara logis sistematis oleh para ahli
dan ilmuan dalam cabang ilmu masing-masing. Kurikulum ini bertujuan agar peserta didik
mengenal hasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan sejak berabad-
abad, agar mereka tak perlu mencari dan menemukan kembali apa yang telah diperoleh generasi-
genarasi terdahulu.
Kurikulum berdasarkan subjek atau mata pelajaran ini sangat populer dan mempunyai
kedudukan yang kokoh sekalipun mengalami kritik-kritik yang tajam. Kurikulum ini bertahan terus
sebab mempunyai ciri-ciri yang tidak dimiliki oleh kurikulum bentuk lain. Kurikulum ini memang
banyak mempunyai keuntungan, antara lain sebagai berikut :
1)      Memberikan pengetahuan berupa hasil pengalaman generasi lampau yang dapat digunakan untk
menafsirkan pengalaman seseorang.

2)      Mempunyai organisasi yang mudah sturkturnya, mudah diubah, diperluas atau dipersempit,
mudah disesuaikan dengan perkembangan baru dalam ilmu pengetahuan.
3)      Mudah dievaluasi bila perlu dengan menggunakan tes objektif yang dapat dinilai secara otomatis
dengan komputer sehingga memudahkan penilaian ujian atau tes secara massal.
4)      Telah diterima baik dan mudah dipahami oleh guru, orang tua, dan peserta didik.
5)      Mengandung logika tersendiri menurut disiplin masing-masing memberikan pengetahuan secara
sistematis dan karena itu memberikan metode yang logis dan efektif untuk menguasi bahan
pelajaran.

Selain memiliki keuntugan, organisasi kurikulum ini memiliki berbagai kelemahan, yang
antara lain dikemukakan berikut ini:
1)      Terdapat kesenjangan antara pengalaman peserta didk dan pengalaman umat manusia yang
tersusun logis sistematis sehingga timbul bahaya verbalisme.
2)      Sering pengetahuan yang logis-sistematis itu tidak fungsional dalam menghadapi masalah-
masalah masyarakat dan tidak sesuai dengan minat, kebutuhan serta masalah-masalah peserta didik
dalam hidupnya.
3)      Kurikulum ini memberikan pengetahuan lepas-lepas, sering berupa fakta dan informasi yang
perlu dihafal.

b.      Kurikulum Gabungan
Pada dasarnya merupakan modifikasi dari kurikulum mata pelajaran yang terpisah-pisah.
Agar pengetahuan peserta didik tidak lepas maka diusahakan hubungan diantara dua mata pelajaran

9
atau lebih yang dapat dipandang sebagai kelompok yang pada hakikatnya mempunyai hubungan
yang erat. Dalam menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lain dengan memelihara
identitas mata pelajaran, ada pula yang menyatupadukan mata pelajaran dengan menghilangkan
identitas mata pelajaran sehingga menjadi bidang studi tertentu.(Nasution,1995).

1) Macam macam cara berkorelasi:


Antara dua matapelajaran diadakan hubungan secara insidental,yakni kalau kebetulan ada
kaitannya dengan mata pelajaran lain.
2)      Hubungan yang lebih erat terdapat apabila suatu pokok atau masalah tertentu diperbincangkan
dalam berbagai mata pelajaran.
3)      Beberapa mata pelajaran disatukan, difusikan dengan menghilangkan batas masing masing.
4)      Kurikulum terpadu (integrated curriculum)
Ciri-ciri bentuk organisasi kurikulum terpadu (integrated curriculum) diantaranya adalah sebagai
berikut:
a)      Berdasarkan filsafat pendidikan demokratis.
b)      Berdasarkan psikologis belajar Gestalt.
c)      Berdasarkan landasan sosiologis dan sosio-kultural.
d)     Berdasarkan kebutuhan perkembangan peserta didik.
e)      Ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada.
f)       Sistem pencapaiannya dengan menggunakan sistem pengajaran unit atau tematik.
g)      Peran guru sama aktifnya dengan peran peserta didik. 7

4.      Landasan Sosiologi
Salah satu fungsi sekolah erat hubungannya dengan kebutuhan masyarakat. Sekolah sejak
mulanya didirikan oleh masyarakat untuk kepentingan masyarakat demi kelanjutan hidup,
perkembangan, dan kebahagiaan masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat mendirikan sekolah
untuk kepentingan masyarakat agar hidup terus dan senantiasa meningkatan mutu kehidupannya.
Faktor itulah yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum, disini juga harus
dijaga keseimbangan antara kepentingan peserta didik sebagai individu dengan kepentingan peserta
didik sebagai anggota masyarakat, dan ini dapat dicapai apabila dicegah kurikulum yang semata-
mata bersifat sosiety-centered.
Kurikulum sekolah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan harus senantiasa relevan
dengan situasi dan kondisi masyarakat masa kini. Bahkan tuntutan dan kemungkinan yang bakal
terjadi pada masayarakat genenrasi yang

7
Ibid, h.95

10
mendatang idealnya telah dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum, karena masyarakat
senantiasa tumbuh dan berkembang berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum, dalam konteks ini pengembang
kurikulum 2004, pada dasarnya sebagai upaya perubahan dalam menanggapi berbagai
perkembangan dalam masyarakat, baik masyarakat dunia maupun masyarakat lokal yang saat ini
berhadapan dengan perubahan yang begitu cepat (Muhamad, 2004).
Pada dasarnya, kurikulum harus mampu mengembangkan manusia sehingga mereka
memiliki karakteristik dan sifat-sifat yang diperlukan baik oleh dirinya sebgai suatu pribadi
maupun oleh masyarakat, bangsa, dan negara. Konsekuensinya, kurikulum dikembangan
berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat landasan sosial dan budaya merupakan salah satu
landasan yang seharusnya menjadi kepedulian utama dalam proses pengembangan kurikulum.

5.      Landasan Ilmu Dan Teknologi


Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni termasuk salah satu landasan
pengembangan kurikulum. Bahkan termasuk landasan yang tidak kalah pentingnya dengan
landasan-landasan yang lainnya. Alasannya, pesatnya perkembangan iptek, secara otomatis akan
mempengaruhi pola pikir masyarakat berkembang dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini sangat
berpengaruh besar terutama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mengadakan inovasi-inovasi
dalam berbagai aspeknya, diantaranya fasilitas pendidikan, personal pendidikan, pengelolanya,
standar mutunya, termasuk dalam kurikulumnya.
Pendidikan melalui pengembangan kurikulum, harus mampu mengantisipasi dampak global
yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan dimana iptek sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan masyarakat. Oleh karena itu, menuntut penyempurnaan-penyempurnaan
kurikulum secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan kemajuan ipteks. Penyempurnaan
kurikulum dengan pertimbangan kemajuan ipteks tentunya meliputi seluruh komponen kurikulum,
baik dalam menentukan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan evaluasinya. Yang tidak kalah
pentingnya, penyempurnaan kurikulumtersebut tidak hanya dalam dimensi dokumen tetapi harus
ditindaklanjuti dalam implementasinya.

6.      Landasan Historis
Landasan historis berkaitan dengan formula program-program sekolah pada waktu lampau
yang masih hidup sampai sekarang atau yang pengaruhnya masih berat pada kurikulum saat ini
(Johnson, 1968). Kurikulum yang dikembangkan saat ini harus mempertimbangkan apa yang telah
dilakukan dan apa yang telah dicapai melalui kurikulum sebelumnya. Begitu pula selanjutnya,
perlu mempertimbangkan kurikulum yang ada sekarang waktu mengembangkan kurikulum di masa
depan. Umumnya, pengembangan kurikulum yang dalam proses perbaikan, tentu tidak akan mulai
dari nol tapi berdasarkan hasil evaluasi kurikulum sebelumnya. Dengan demikian hasil evaluasi

11
terhadap komponen-komponen kurikulum sebelumnya menjadi dasar pertimbangan yang berharga
dan pengaruh terhadap upaya-upaya perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang akan datang. 8

7.      Landasan Yuridis
Landasan yuridis atau landasan hukum pengembangan kurikulum pada umumnya adalah
Undang-Undang dan Peraturan-peraturan Pemerintah yang saat ini sedang berlangsung. Berikut ini
dikemukakan beberapa Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang melandasi kurikulum di
Indonesia :
a.       Undang-Undang Dasar tahun 1945 dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945 tercantum tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Pasal 31 UUD NRI tahun 1945 menyatakan
bahwa setiap (1) setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; (2) pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur dalam Undang-Undang; (3)
setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; (4)
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikannasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam rangka mencerdasakna kehidupan bangsa yang
diatur dalam undang-undang.
b.      Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pada
Bab II pasal 2 menyatakan bahwa “pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD NKRI
1945 Pasal 3 menyatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan pengetahuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman.
c.       Undang-Undang RI No. 23 tahun 2000 tentang perlindungan anak, pada ketentuan umum,
didkemukakan bahwa (1) anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan; (2) perlindungan anak segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, berpartisifasi secara optimal sesuai
dengan harakat martabat kemanusiaan, serat mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
d.      Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, menyatakan bahwa guru dan dosen
mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangun nasional dalam
bidang pendidikan. Dalam Pasal 20 dikemukakan bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berkewajiban : (a) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu serta menilai evaluasi hasil pembelajaran; (b) meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan potensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Teknologi, dan seni; (c) bertindak objektif dan tidak
8
Sukmadinata, Nana. (2008). Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. h. 44-46

12
diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu,
atau latar belakaang keluarga dan status ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; (d)
menjunjung tinggi Peraturan Perundang-Undangan, hukum, dan kode etik guru serta nilai-nilai
agama dan etika; (e) memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
e.       Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan. Bab II Pasal 2 dikemukakan bahwa(1) lingkungan standar pendidikan meliputi: (a)
standar isi; (b) standar proses; (c) standar kompetensi lulusan; (d) standar pendidik dan tenaga
kependidikan; (e) standar sarana dan prasarana; (f) standar pengelolaan; (g) standar pembiayaan;
(h) standar penilaian pendidikan. Pasal 3 mengemukakan bahwa standar nasional pendidikan
berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaaan, dan pengawasan pendidikan. Dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Pasal 4 satndar nasional pendidikan
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

C.Prinsip Pengembangan Kurikulum


Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum meliputi:

     Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan


Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan sehingga perumusan
komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan
ini bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan
pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survey mengenai persepsi
orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey tentang pandangan para ahli dalam
bidang-bidang tertentu, survey tentang manpower, pengalaman-pengalaman negara lain dalam
masalah yang sama, dan penelitian. 9

     Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan


Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu perlunya penjabaran
tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana, isi bahan
pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, dan unit-unit kurikulum harus
disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.  

     Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengajar


Pemilihan proses belajar mengajar hendaknya mempertimbangkan beberapa hal, yaitu apakah
metode yang digunakan cocok, apakah dengan metode tersebut mampu memberikan kegiatan yang
bervariasi untuk melayani perbedaan individual siswa, apakah metode tersebut juga memberikan
urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah penggunaan metode tersebut dapat mencapai

9
http://srihendrawati.blogspot.com/2012/04/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum.html

13
tujuan kognitif, afektif dan psikomotor, apakah metode tersebut lebih menaktifkan siswa, apakah
metode tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru, apakah metode tersebut dapat
menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan rumah sekaligus mendorong penggunaan
sumber belajar di rumah dan di masyarakat, serta perlunya kegiatan belajar yang
menekankan learning by doing, bukan hanya learning by seeing and knowing.

     Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran


Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran
yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media apa yang
dibutuhkan, bila belum ada apa penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat,
bagaimana pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana pengorganisasiannya dalam
keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman bahwa hasil terbaik akan diperoleh dengan
menggunakan multi media

     Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan penilaian meliputi kegiatan
penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa prosedur mulai dari perumusan tujuan umum,
menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat diamati, menghubungkan dengan bahan
pelajaran dan menuliskan butir-butir tes. Selain itu, terdapat bebarapa hal yang perlu juga dicermati
dalam perencanaan penilaian yang meliputi bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa
yang akan dites, berapa lama waktu pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau objective,
berapa banyak butir tes yang perlu disusun, dan apakah tes diadministrasikan guru atau murid.
Dalam kegiatan pengolahan haisl penilaian juga perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu
norma apa yang digunakan dalam pengolahan hasil tes, apakah digunakan
formula guessing bagaimana pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar apa yang
digunakan, serta untuk apa hasil tse digunakan

14
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem
pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai
sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang
pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. Pengembangan kurikulum pada hakikatnya
adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta
bagaimana cara mempelajarinya.
Namun demikian, persoalan mengembangkan isi dan bahan pelajaran serta bagaimana cara
belajar siswa bukanlah suatu proses yang sederhana, sebab menentukan isi atau muatan kurikulum
harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai; sedangkan menentukan tujuan erat
kaitannya dengan persoalan sistem nilai dan kebutuhan masyarakat. Macam-macam landasan
pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis, landasan psikologis, landasan organisasi,
landasan sosialisasi, landasan ilmu dan pengetahuan, landasan teori, dan landasan yuridis.

B.     Saran
Demikian makalah ini dalam mata kuliah Kurikulum Pembelajaran yang diampu oleh Bapak
Sumianto, M.Pd yang tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Saya  sadar bahwa makalah ini
merupakan proses dalam menempuh pembelajaran, untuk itu saya mengharapkan kritik serta saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Harapan pemakalah semoga makalah ini dapat
dijadikan suatu ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Sholeh. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


Lely, Halimah. (2010). Pengembangan Kurikulum. Bandung : RIZQI Press.
Sanjaya, Wina. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group.
Sukmadinata, Nana. (2008). Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
http://srihendrawati.blogspot.com/2012/04/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum.html
http://yuniuptt.blogspot.com/2018/07/makalah-landasan-pengembangan-kurikulum.html

16

Anda mungkin juga menyukai