VESIKOLITIASIS
Disusun Oleh :
2020
A. KONSEP DASAR TEORI
1. Definisi
vesika urinaria atau kandung kemih oleh batu penyakit ini juga disebut
diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis tinggi yang berlebihan. Batu
Suddarth, 2011)
2. Etiologi
vesika urinaria
mengarah keganasan
Hal-hal yang disebutkan di atas dapat menimbulkan retensi urin,
(Vesikolitiasis) adalah :
a. Hiperkalsiuria
b. Hipositraturia
c. Hiperurikosuria
berlebih.
i. Batu Struvit
1) 75 % kalsium.
atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang dapat
mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual
yang luar biasa di daerah antara rusuk dan tulang punggung) pada
menurut adalah:
1) Hematuri.
3) Demam.
5) Mual.
6) Muntah.
7) Nyeri abdomen.
8) Disuria.
9) Menggigil.
4. Patofisiologi
hidronefrosis.
mineral dari batu bervariasi, kira-kira 3/2 bagian dari batu adalah
rendah dan juga peningkatan bahan organik akibat ISK atau urine
a. Teori matriks
terbentuknya batu.
meliputi pemeriksaan:
a. Urinalisa
asam urat.
penderita dengan batu, bila terjadi infeksi maka sel darah putih
akan meningkat.
b. Darah
c. Radiologis
kencing.
kemih.
j. Pielogram retrograd. USG (Ultra Sono Grafi). Untuk mengetahui sejauh mana
intravena atau pielografi retrograde. Uji kimia darah dengan urine dalam
medikasi serta adanya riwayat batu ginjal, ureter, dan kandung kemih
dalam keluarga di dapatkan untuk mengidentifikasi faktor yang
6. Penatalaksanaan
a. Mengatasi Simtom
pasang kateter.
b. Pengambilan Batu
melebihi 6 mm.
arterior.
pada akhir miksi, hematuria dan miksi yang tiba-tiba berhenti serta dalam ke
bawah. Bila batu di atas ukuran ini dapat ditangani dengan gelombang kejut atau
sistolitotomi melalui sayatan prannenstiel. Setelah batu itu pecah menjadi bagian
yang terkecil seperti pasir, sisa batu tersebut dikeluarkan secara spontan.
d. Ureteroskopi
(kalium sitrat 20 mEq tiap malam hari, minum jeruk nipis atau
baru.
4) Pemberian obat
1) Identitas Klien
2) Data Medik
Dikirim oleh siapa dan diagnosa medik saat masuk maupun saat
pengkajian.
3) Keluhan Utama
b. Pemeriksaan Fisik
tanda-tanda vital.
2) Kepala
Apakah klien terdapat nyeri kepala, bagaimana bentuknya, apakah
rambut klien.
3) Muka
4) Mata
5) Telinga
6) Hidung
7) Mulut Faring
Mulut dan Faring, apakah tampak kering dan pucat, gigi masih
otot lidah apakah masih baik, pada tonsil dan palatum masih utuh
atau tidak.
8) Leher
Bentuk leher simetis atau tidak, apakah terdapat kaku kuduk,
9) Dada
10) Abdomen
konsistensinya.
12) Ekstermintas
refleknya.
2. Diagnosa Keperawatan
anestesi
muntah
drainase luka.
Rencana Asuhan Keperawatan
3 Gangguan a nyaman :Klien merasa nyaman, dengan kriteria1. Kaji tanda vital klien
nyeri berhubungan denganhasil : 2. Catat lokasi dan lamanya intensitas nyeri.
penekanan saraf tepi akibat Klien tidak gelisah 3. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
insisi . Skala nyeri 1-2 4. Ciptakan lingkungan yang nyaman.
5. Kolaborasi pemberian analgesik (Narkotik), anti spasmodik
Tanda vital normal.
dan kortikosteroid.
4 Nutrisi kurang dariKebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan1. Kaji tanda vital klien
kebutuhan berhubungankriteria hasil : 2. Kaji kebutuhan nutrisi klien
Klien habis satu porsi dari rumah
dengan mual dan muntah. sakit 3. Timbang berat badan klien setiap hari
Tidak mengeluh lemas 4. Kaji turgor klien
5. Awasi input dan output klien
Membran mukosa lembab
6. Cacat insiden muntah dan catat karakteristik dan frekuensi
Tanda vital normal.
muntah
cairan dan elektrolitelektrolit, dengan kriteria hasil : 2. Monitor urin meliputi warna hemates sesuai indikasi
berhubungan dengan Tanda-tanda vital normal 3. Pertahankan pencatatan komulatif jumlah dan tipe
6 Resiko tinggi infeksiTidak terjadi infeksi, dengan kriteria hasil:1. Kaji lokasi dan luas luka
berhubungan dengan insisi Limfosit dalam batas normal 2. Pantau jika terdapat tanda infeksi (rubor, dolor,
3.
luka operasi Tanda vital normal kolor, tumor dan perubahan fungsi)
Tidak ditemukan tanda infeksi. Pantau tanda vital klien
4. Kolaborasi pemberian antibiotik.
Brunner and Suddarth’s . 2011. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. (Edisi
6. Jakarta: EGC
Jakarta.