Anda di halaman 1dari 5

NAMA ; ROMI NURHIDAYAT

KELAS ; 2A

NIM ; 361922401001

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki


hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau
melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.

2. Karena kita masih menyaksikan sejumlah persoalan tentang kelemahan praktik


demokrasi kita. Beberapa permasalahan tersebut yang sempat muncul di berbagai
media jejaring sosial adalah ;

(1) Buruknya kinerja lembaga perwakilan dan partai politik

(2) Krisis partisipasi politik rakyat

(3) Munculnya penguasa di dalam demokrasi

(4) Demokrasi saat ini membuang kedaulatan rakyat.

adanya krisis partisipasi politik rakyat disebabkan karena tidak adanya peluang untuk
berpartisipasi atau karena terbatasnya kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik.
Secara lebih spesifik penyebab rendahnya partisipasi politik tersebut adalah:

(a) Pendidikan yang rendah menyebabkan rakyat kurang aktif dalam


melaksanakan partisipasi politik;

(b) Tingkat ekonomi rakyat yang rendah

(c) Partisipasi politik rakyat


2. Sumber Nilai yang Berasal dari Demokrasi Desa

1. paham kedaulatan rakyat sebenarnya sudah tumbuh sejak lama di Nusantara. Di


alam Minangkabau, misalnya pada abad XIV sampai XV kekuasaan raja dibatasi oleh
ketundukannya pada keadilan dan kepatutan. Ada istilah yang cukup tekenal pada
masa itu bahwa “Rakyat ber-raja pada Penghulu, Penghulu ber-raja pada Mufakat,
dan Mufakat ber-raja pada alur dan patut”. Dengan demikian, raja sejati di dalam
kultur Minangkabau ada pada alur (logika) dan patut (keadilan). Alur dan patutlah
yang menjadi pemutus terakhir sehingga keputusan seorang raja akan ditolak apabila
bertentangan dengan akal sehat dan prinsip-prinsip keadilan (Malaka, 2005).

2. tradisi demokrasi asli Nusantara tetap bertahan sekalipun di bawah kekuasaan


feodalisme raja-raja Nusantara karena di banyak tempat di Nusantara, tanah sebagai
faktor produksi yang penting tidaklah dikuasai oleh raja, melainkan dimiliki bersama
oleh masyarakat desa.

Sumber Nilai yang Berasal dari Islam

Nilai demokratis yang berasal dari Islam bersumber dari akar teologisnya. Inti
dari keyakinan Islam adalah pengakuan pada Ketuhanan Yang Maha Esa (Tauhid,
Monoteisme). Dalam keyakinan ini, hanya Tuhanlah satu-satunya wujud yang pasti.

Nilai demokratis yang berasal dari Islam bersumber dari akar teologisnya. Inti
dari keyakinan Islam adalah pengakuan pada Ketuhanan Yang Maha Esa (Tauhid,
Monoteisme). Dalam keyakinan ini, hanya Tuhanlah satu-satunya wujud yang pasti.
Semua selain Tuhan, bersifat nisbi belaka.

Sumber Nilai yang Berasal dari Barat

Perkembangan sejarah demokrasi Indonesia sampai massa Orde Baru dapat


dibagi dalam empat massa, yaitu:

a) Massa Republik Indonesia I (1945-1959) massa Demokrasi Konstitusional

b) Massa Republik Indonesia II (1959-1965) massa Demokrasi Terpimpin

c) Massa Republik Indonesia III (1965-1998) massa Demokrasi Pancasila

d) Massa Republik Indonesia IV (1998-sekarang) massa Reformasi


4. Sejarah Indonesia pernah mengalami dinamika ketatanegaraan seiring dengan
berubahnya konstitusi yang dimulai sejak berlakunya UUD 1945 (I), Konstitusi RIS
1949, UUDS 1950, kembali ke UUD 1945 (II) dan akhirnya kita telah berhasil
mengamandemen UUD sebanyak empat kali.

• Majelis Permusyawaratan Rakyat

Sebelum dilakukan Amendemen/perubahan, MPR merupakan lembaga tertinggi


negara. Setelah Amendemen MPR menjadi sistem yang horizontal fundamental
dengan prinsip checks and balances (saling mengawasi dan mengimbangi) antar
lembaga negara.

• Dewan Perwakilan Rakyat

Setelah Amendemen perubahan yang terjadi pada DPR adalah penambahan


ketentuan mengenai pemilihan anggota DPR. Dua ketentuan lainnya, yakni susunan
dan masa sidang DPP tetap tidak berubah. Fungsi DPR ada tiga, yaitu:

a. Fungsi legislasif (membentuk undang-undang).

b. Fungsi anggaran (menyusun & menetapkan APBN bersama presiden).

c. Fungsi pengawasan (pengawasan pelaksanaan UUD) DPR mempunyai hak


interpelasi (meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah),
hak angket (penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah, dan hak menyatakan
pendapat (menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah).

• Dewan Perwakilan Daerah

Sistem perwakilan di Indonesia merupakan sistem yang khas. Sebab di samping


terdapat DPR sebagai lembaga perwakilan berdasarkan aspirasi rakyat, juga ada DPD
sebagai lembaga penampung aspirasi daerah. Demikianlah dinamika yang terjadi
dengan lembaga permusyawaratan dan perwakilan di negara kita yang secara
langsung mempengaruhi kehidupan demokrasi. Dinamika ini tentu saja kita harapkan
akan mendatangkan kemaslahatan kepada semakin sehat dan dinamisnya Demokrasi
Pancasila yang tengah melakukan konsolidasi menuju demokrasi yang matang.
5. Hakikat Pancasila sebagai Ideologi Negara

Hakikat pancasila sebagai ideologi Negara memiliki 3 dimensi sebagai


berikut;

a. Dimensi realitas; mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung


dalam dirinya bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakatnya. Hal
ini mengandung arti bahwa nilai-nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai kehidupan
bangsa Indonesia sekaligus juga berarti bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijabarkan
dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kaitannya dengan kehidupan
bermasyarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan negara.

b. Dimensi idealitas; mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai
dasar Pancasila mengandung adanya tujuan yang dicapai sehingga menimbulkan
harapan dan optimisme serta mampu menggugah motivasi untuk mewujudkan cita-
cita.

c. Dimensi fleksibilitas; mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang


masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai
dasar yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi
bersifat terbuka karena bersifat demokratis dan mengandung dinamika internal yang
mengundang dan merangsang warga negara yang meyakininya untuk
mengembangkan pemikiran baru, tanpa khawatir kehilangan hakikat dirinya (Alfian,
1991: 192 – 195).

Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara

Beberapa peran konkret Pancasila sebagai ideologi meliputi hal-hal sebagai


berikut:

a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku warga
negara harus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba yang
merebak di kalangan generasi muda menunjukkan bahwa preskripsi moral ideologis
belum disadari kehadirannya.

Oleh karena itu, diperlukan norma-norma penuntun yang lebih jelas, baik
dalam bentuk persuasif, imbauan maupun penjabaran nilai-nilai Pancasila ke dalam
produk hukum yang memberikan rambu yang jelas dan hukuman yang setimpal bagi
pelanggarnya.
b. Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
silasila Pancasila. Contohnya, kasus terorisme yang terjadi dalam bentuk pemaksaan
kehendak melalui kekerasan. Hal ini bertentangan nilai toleransi berkeyakinan, hak-
hak asasi manusia, dan semangat persatuan.

6. Berikut ini studi kasus mengenai Demokrasi Pancasila di Indonesia:

a) Berdasarkan ideologinya, demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang berdasar


Pancasila. Demokrasi pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuatan
tertinggi ada pada rakyat yang dalam pelaksanaannya dijiwa oleh nila-nilai Pancasila.

b) Demokrasi Indonesia adalah demokrasi konstitusional, selain karena dirumuskan


nilai dan normanya dalam UUD 1945.

c) Praktik demokrasi Pancasila berjalan sesuai dengan dinamika perkembangan


kehidupan kenegaraan Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila secara ideal
telah dirumuskan, sedang dalam tatana empirik mengalami pasang surut.

d) Sebagai pilihan akan pola kehidupan bernegara, sistem demokrasi dianggap


penting dan bisa diterima banyak negara sebagai jalan mencapai tujuan hidup
bernegara yakni kesejakteraan dan keadilan

Anda mungkin juga menyukai