Akl 1
Akl 1
Transaksi yang dicatat seperti biasa dan tidak ada perlakuan khusus yang
diperlukan. Sebagai tambahan, baik kantor pusat maupun cabang harus mencatat transaksi
yang terjadi diantara mereka pada siistem akuntansinya masing-masing. Walaupn kantor
pusat dan masing-masing cabang menegelola pembukuan secara terpisah, seluruh
pencacatan akan digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga laporan keuangan
ekternal menyajikan perusahaan sebagai entitas ekonomi tunggal.
AKUN-AKUN ANTARPERUSAHAAN
Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang juga dicatat seperti biasa kecuali
bahwa mereka turut mencatat akun antarperusahaan. Akun-akun ini merupakan akun
resiprokal antara kantor pusat dengan kantor cabang. Akun antarperusahaan di
pembukuan kantor pusat disebut investasi dicabang, sementara akun resiprokal di
pembukuan cabang dinamakan kantor pusat. Ketika perusahaan memiliki lebih dari satu
cabang, dibuat akun investasi terpisah untuk setiap cabang.
Saldo investasi di cabang mmenunjukkan besaran investasi kantor pusat di cabang
tertentu melalui kontribusi kas dan transfer ke cabang. Prosedur akuntansi yang
diterapkan kantor pusat untuk investasi di cabang dengan yang diterapkan oleh
perusahaan induk atas investasinya di anak perusahaan dengan menggunakan metode
ekuitas. Akun resiprokal kantor pusat dipembukuan cabang menunjukkan jumlah modla
kantor pusat di cabang, dan saldo tersebut disajikan di bagian ekuitas pemilik pada
laporan keuangan cabang terpisah yang ditujukan kepada pihak internal.
PENDIRIAN CABANG
Ketika suatu perusahaan mendirikan sebuah cabang, transfer aset ke cabang
dicatat oleh kantor pusat pada akun investasi di cabang. Hal yang sama, cabang mencatat
transfer tersebut di akun kantor pusat. Sebagai ilustrasi, PT Jaya yang berlokasi di Jakarta,
mendirikan sebuah cabang di Medan, Sumatra Utara. Kantor pusat mentransfer ke cabang
berupa kas Rp20.000.000, peralatan kantor baru senilai Rp 5.000.000, dan peralatan toko
baru senilai Rp30.000.000. Kantor pusat mencatat transaksi tersebut dengan ayat jurnal
sebagai berikut.
H(1) Investasi di cabang Medan 55.000.000
Kas 20.000.000
Peralatan Kantor 5.000.000
Peralatan Toko 30.000.000
(Transfer aset ke cabang Medan)
Cabang Medan PT Jaya mencatat pentrasferan sejumlah aset dari kantor pusat dengan
ayat jurnal berikut.
Perhatikan bahwa setelah kantor pusat dan cabang mencatat transfer aset, akun investasi
di cabang buku kantor pusat dan kantor pusat pada buku cabang memiliki saldo resiprokal
Rp55.000.000. Neraca terpisah yang dibuat oleh kantor cabang Medan sesaat setelah
ditransfer adalah sebagai berikut.
Cabang Medan PT Jaya
Neraca
Aset: Kewajiban:
Kas Rp20.000.000
Peralatan kantor 5.000.000
Peralatan Toko 30.000.000 Kantor Pusat Rp55.000.000
Total Rp55.000.000 Total Rp55.000.000
Saat menerima laporan cabang Medan, kantor pusat mencatat ayat jurnal sebagai berikut.
H(4) Investasi di Cabang Medan 63.000.000
Laba Cabang Medan 63.000.000
(Mencatat laba cabang medan)
Ayat jurnal diatas menunjukkan hubungan resiprokal antara akun Investasi di
Cabang Medan dan akun kantor pusat. Saat laporan keuangan disusun untuk perusahaan
secara keseluruhan, akun investasi di cabang Medan, akun kantor pusat, dan akun laba
canag Medan seluruhnya harus di eliminasi.
sumber Referensi : Baker. Richard E., Dkk, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif
Indonesia) Advanced Financial Accounting. 2010. Buku 2, Salempa Empat.